JANGAN PERNAH JEMU BERDOA |
Posted: 31 Oct 2015 11:00 AM PDT Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 November 2015 Baca: Lukas 18:1-8 "Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Lukas 18:8 Apakah Saudara kehilangan semangat dan tidak berselera lagi menjalani aktivitas di pagi ini? Biasanya pada waktu pagi Saudara mengatur persembahan bagi Tuhan melalui saat teduh, mengapa pagi ini tidak Saudara lakukan? Jawabnya mungkin sudah jemu. Secara umum kata jemu berarti sudah tidak suka lagi karena terlalu sering dilakukan, bosan. Mengapa jemu? Mungkin karena doa-doa Saudara belum juga dijawab Tuhan hingga sekarang. Jawaban itu menyiratkan rasa frustasi dan putus asa karena merasa bahwa saat teduh yang selama ini dilakukan sepertinya tiada hasil. Benarkah demikian? Sebagai pengikut Kristus sejati kita harus bertekun di dalam iman dan tidak pernah berhenti membangun persekutuan denganNya. Tuhan menghendaki agar kita berdoa dengan tidak jemu-jemu apa pun keadaannya. Mengapa? Karena doa adalah kekuatan kita yang dapat melindungi kita dari si jahat. Bila doa-doa Saudara belum beroleh jawaban jangan pernah menyerah dan putus asa; jangan pernah merasa jemu berdoa. Berdoalah terus-menerus sampai doa Saudara dijawab Tuhan, sebab ada tertulis: "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ayat 7). Doa yang tidak jemu-jemu adalah bukti bahwa kita punya iman. Jangan memberi celah kepada Iblis yang tidak pernah berhenti menghasut, melemahkan dan memprovokasi kita dengan hal-hal negatif. Jangan pula silau mata dengan tawaran-tawaran dunia yang menjanjikan pertolongan instan yang membuat kehidupan doa kita semakin berkurang. Belajarlah memahami bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Pemazmur menasihati, "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" (Mazmur 27:14). Dalam pembacaan firman hari ini Tuhan memberikan contoh kegigihan seorang janda yang tidak pernah jemu datang kepada hakim yang lalim agar perkaranya dibela. Janda itu tidak pernah merasa malu atau sungkan, tetapi ia punya tekad yang sangat kuat. Karena terus datang kepadanya hakim yang lalim itu pun akhirnya luluh hati dan membenarkan perkara janda itu! |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Air Hidup. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 comments:
Post a Comment