Sekalipun kini peradaban manusia telah mengalami berbagai kemajuan-kemajuan, pun tak mengurungkan dunia kita ini masih dipenuhi dengan sebuah hasrat untuk damai dan sebuah takut akan perang. Ketika orang-orang mengamati berbagai konflik-konflik dan rumor-rumor perang ( seperti konflik Syria, rumor perang Korsel-Korut, atau China terhadap sejumlah negara di Asia Timur dan Asia Tenggara terkait klaim Negara China yang menyentuh kedaulatan Vietnam dan Filipina di Laut Cina Selatan- editor Anchor), kemurungan dan keputusasaan kerap menggulung mereka seperti kegelapan yang pekat. Apalagi kalau kita menengok titik-titik panas di Timur Tengah.
 |
A Chinese ship launches a missile during a military exercise in the South China Sea on 29 July 2010 Both China and the US have increased naval drills in the Asian region Vietnam has said it will hold live-fire exercises in the South China Sea amid escalating tensions with China over disputed waters. credit: ibn.tv |
Damai telah dikejar selama berabad-abad untuk dimiliki. Meskipun memang telah dicapai kemajuan dalam upaya-upaya untuk mewujudkan damai antara Israel dan Syria dan rakyat Palestina, tak seorang pun akan terkejut jika perang pecah esok.
Gerakan-gerakan damai dan negosiasi-negosiasi damai dilangsungkan di seluruh dunia. Negara-negara yang lebih kuat yakin bahwa damai harus dinegosiasikan dari sebuah posisi kekuasaan; kelompok-kelompok radikal percaya bahwa teror akan memaksa isu ini. Tetapi kita masih menyisakan sebuah dunia yang lebih berbahaya dan lebih menakutkan daripada sebelumnya. Dan kita tinggal terhenyak andai siapapun juga benar-benar tertarik dengan damai dan kebenaran dan keadilan bagi semua, atau cuma mengamankan kepentingan-kepentingannya sendiri?
Problemnya adalah masih pada hadirnya kejahatan. Kejahatan membuat saudara melawan saudara, dan bangsa bangkit melawan bangsa. Pada puncaknya, kemuraman dan keputusasaan dunia terkait dengan kegelapan rohani.
Alkitab menghibur dan mengingatkan semua kita yang telah menjadi percaya kepada Kristus untuk tidak putus asa seolah tiada harapan. Kita memiliki pewahyuan dari Tuhan kita bahwa tidak hanya mengumumkan kedaulatan-Nya memerintah tetapi juga memetakan perjalanan peristiwa-peristiwa dunia. Salah satu pewahyuan yang paling signifikan ditemukan dalam Yesaya 9.
Terhadap latar belakang nubuat perang dan pembinasaan, kegelapan dan kemuraman ( bab 8), Yesaya telah menyampaikan nubuat mengenai Mesias—raja mulia yang akan datang.
"Mesias" adalah sebuah istilah Ibrani yang berarti "dia yang diurapi," yakni, raja yang diurapi. Dalam sebuah pengertian, setiap raja yang telah diurapi di Yerusalem adalah seorang keturunan Daud akan disebut seorang "mashiah" ( diucapkan mah-she-ack), seorang messiah. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Mesiah itu. Kata Perjanjian Baru "Kristus" adalah translasi Yunani dari kata Ibrani "Mesiah." Nubuat Mesianik ini, kemudian, menggenggam pengharapan akan damai dan kebenaran melalui pemerintahan Yesus sang Mesiah.
Teks ini dapat dibagi menjadi dua bagian: Terbitnya era Mesianik ( ayat 1-6) dan Pemerintahan Mesias yang Adil ( ayat 7-8). Meskipun keseluruhan nas ini menyajikan informasi yang berguna untuk pesan ini, ayat-ayat yang fokus pada natur Mesias adalah kritikal, karena pada ayat-ayat tersebut terletak pengharapan kita untuk damai yang kekal. Sehingga perhatian kita yang paling utama akan diberikan pada makna-makna nama sang Anak, memperlihatkan bagaimana deskripsi-deskripsi ini pas secara sempurna dengan natur Tuhan kita Yesus Kristus.
I.Damai Akan Datang Dengan Terbitnya Era Mesianik ( 9:1-5)
Yesaya mendeklarasikan bahwa sangat berbeda dengan eranya yang perang, muram, dan putus asa, ada sedang datang sebuah era ketika damai akan memerintah secara universal. Itu akan dimulai dengan datangnya sang Mesias, raja masa datang yang telah dijanjikan. Sehingga kita menyebutnya periode Abad Mesianik. Nabi Yesaya disini memperlihatkan bagaimana abad ini digulirkan.
 |
Perang di Syria yang masih menggila Credit :foreignpolicy |
A.Perubahan Dalam Situasi-Situasi Akan Mengakhiri Keputusaasaan ( ayat 1,2)
Nas ini mulai dengan pengumuman perubahan: "Tetapi tidak untuk selamanya negeri itu mengalami kesesakan. Daerah yang didiami suku-suku Zebulon dan Naftali pernah dianggap rendah oleh TUHAN. Tetapi di masa yang akan datang, Ia akan memberi kehormatan kepada seluruh wilayah dari Laut Tengah ke timur sampai seberang Sungai Yordan, bahkan sampai Galilea yang didiami orang asing. "
Mengapa? Itu tempat dimana Mesiah akan pertama kali tampil—Galilea tempat orang-orang asing –bukan Yahudi [rujukan untuk "orang asing" dapat dijelaskan dengan mengetahui kebijakan Asyria yang membawa banyak orang dari negeri-negeri yang berlainan. Galilea sejak dulu selalu merupakan area kosmopolitan karena terletak di rute-rute perdagangan, tetapi berbagai perang telah membuat Galilea dipenuhi orang-orang asing. Pada masa Yesus, Galilea memiliki reputasi demikian diamana orang-orang Yahudi yang yang sangat saleh dan benar berperan sangat kecil dalam hal itu.], sebuah tempat yang dipandang rendah untuk waktu yang panjang, kurang suci dibandingkan dengan Yudea.
Penjelasan peninggian Yudea ditemukan dalam ayat2. "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." Bahasanya puitis: kegelapan menggambarkan kejahatan, kemuraman, keputusasaan dan kejahatan, dan terang menggambarkan kemakmuran, damai dan sukacita [gambaran ini bersifat hypocastasis/ substitusi. Alkitab suka menggunakan "malam" dan "kegelapan" untuk menggambarkan kejahatan dan pembinasaan dan keputusasaan, dan terang atau siang untuk menggambarkan kebenaran, sukacita dan pengharapan. Itu adalah gambar alami untuk mengeksprersikan terbitnya sebuah hari baru—sebuah permulaan baru setelah kesusahan.].
Bahasa semacam ini digunakan di bagian lain terkait era Mesianik—Maleakhi berkata bahwa "bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya" (4:2). Sehingga peduduk di utara yang telah menderita sedemikian berat memiliki prospek/pengharapan akan sebuah permulaan baru yang mengagumkan.
Kita harus memperhatikan sambil lalu bahwa kata kerja-kata kerjanya dalam bentuk lampau—dia menuliskannya seolah itu telah terjadi. Itu adalah bahasa profetik. Nabi adalah seorang 'pelihat" atau visioner. Dia telah menerima pewahyuan dan telah merekam apa yang telah dia lihat. Sejauh yang telah dia perhatikan, jika itu memang telah diperlihatkan kepada dia dari Allah, peristiwa itu sama dengan atau dapat dikatakan telah terjadi. Itu telah pasti, bahkan walau itu belum berlangsung dalam sejarah.Sehingga "terang" akan menyinari bangsa yang berjalan dalam "kegelapan," (ayat 2).
Penggenapan awal nubuat ini terlampau jelas untuk diragukan. Matius mengutip teks ini (Lihat Matius 4:16)dalam rangkaian dengan permulaan pelayanan Yesus di Galilea. Dia adalah terang sejati dunia yang menerangi setiap orang [ ini adalah sebuah metafora dimana Yesus diperbandingkan dengan sebuah terang. Gagasan menyinari setiap orang membawa banyak konotasi; pada jantung ungkapan, ini pastilah gagasan tentang menginsafkan dosa, karena Perjanjian Baru menggunakan kegelapan untuk menunjukan kejahatan, dan terang untuk kebenaran].Dia membawa masuk ke sebuah dunia yang gelap pekat, anugerah dan kebenaran, dan sebuah janji damai yang pasti. Ketika Dia mulai melayani di Galilea dengan pengajaran-pengajaran dan mujizat-mujizat-Nya, Dia telah mendemonstrasikan bahwa Dia memang benar-benar Mesias ini.
Proklamasi-Nya akan kerajaan melalui keselamatan adalah apa yang menyudahi keputusasaan, bagi orang-orang percaya pada Dia tidaklah terhilang dalam kemuraman dan keputusasaan, karena mereka tahu bahwa apa yang telah Dia janjikan akan terwujud pada kedatangan-Nya yang kedua [ Yesaya, seperti nabi-nabi lain, hanya mengatakan apa yang Mesiah akan lakukan, bukan kapan dia akan melakukannya. Mereka memang tidak mengetahui dua hal yang akan terjadi, satu hal tentang hal mati, dan satu hal lagi terkait memerintah. Tetapi tidak dapat ada hal memerintah kecuali keselamatan ditegakan pertama-tama].
B. Sang Mesiah Membawa Sukacita dan Kemakmuran (ayat 3)
Si nabi kini beralih mengulas TUHAN secara langsung. Kata-katanya menjelaskan apa maknanya bahwa terang akan melenyapkan kegelapan—sukacita dan makmur. Si nabi tidak memberi petunjuk apapun terkait seberapa segera hal ini akan terjadi [memang benar, transisi dari bab 8 ke bab 9 dibaca sebagai sebuah kontinuitas langsung, tetapi itu mencakup lebih dari 700 tahun. Kronologi yang pasti tidak mungkin dalam membaca nas-nas profetik. Sang "terang" muncul di Galilea sekitar 2.000 tahun, tetapi kulminasi dari kata-kata profetik ini masih menanti.]. Tetapi kita memiliki pewahyuan penuh mengenai Allah tahu bahwa Yesus membuat jelas bahwa dia adalah sang Mesiah,dan era damai dan keadilan masih merupakan hal di masa depan.
Suka cita digambarkan disini luar biasa. Ini adalah jenis suka cita yang datang saat menuai/panen, atau saat membagi barang rampasan hasil perang. Menuai adalah sebuah saat suka cita yang terjadi secara teratur pada Israel; setelah saat yang lama berjerih lelah di ladang-ladang,mereka akan berkumpul untuk makan dan minum dan merayakan. Alkitab kerap menggunakan analogi menuai untuk menggambarkan kedatangan TUHAN ( lihat Matius 3:12 karena panen dan menampi adalah imajiner). Itu adalah sebuah perayaan pengucapan syukur untuk penyelesaian panen.
Membagi barang jarahan, adalah penggambaran lain disini, ini agak lebih pedih karena peperangan akan membawa pada kesudahan era ini. Gambaran ini tentang kemenangan-kemenangan setelah peperangan berakhir, membagikan barang rampasan. Hal semacam ini akan menjadi sebuah perayaan kemenangan yang paling mencemaskan/mendebarkan yang akan mengantarkan pada sebuah era damai.
C. Suka Cita Datang Melalui Penghentian Perang ( ayat 4,5)
Gambaran suka cita saat pembagian barang rampasan membawa secara langsung kedalam penjelasan: si nabi telah melihat lebih dulu waktu ketika TUHAN akan menghancurkan intimidasi musuh-musuh. Yesaya menarik analogi dengan saat kemenangan Israel atas orang Midian melalui Gideon oleh kuasa TUHAN [Kiasan pada Midian bertautan dengan nas di Hakim-Hakim. Implikasi utamanya adalah, bahwa Allah akan menyudahi penindasan; tetapi ada juga pandangan bahwa Mesiah akan datang seperti tokoh Gideon]. Sehingga akan terjadi lagi.  |
1967 and 6 days war |
Tetapi kemenangan ini akan menjadi kemenangan yang lebih besar. Ayat 5 berkata bahwa setiap pelaku perang akan habis terbakar [ kalimat yang digunakan disini bersifat synecdoche; hal –hal yang disebutkan mewakili jenis-jenis elemen atau bagian yang lebih besar dalam perang].Ini tidak akan ada peredaan dalam tindakan, tidak ada perjanjian damai sesaat. Perang akan berakhir. Di tempat lain, Yesaya telah berkata "mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak" (Yesaya 2:4)," yakni, persenjataan-persenjataan militer tidak akan dibutuhkan dalam sebuah damai abadi.
Bagaimana dapat hal-hal ini, mengacu pada situasi dunia yang kita kenal kini?Jawaban atas pertanyaan ini ditemukan dalam bagian kedua dari nubuat yang menggambarkan natur Mesias yang akan mewujudkan pemerintahan damai dan adil. Jika damai semacam ini datang, seseorang harus memiliki kemampuan untuk memproduksi dan menghasilkannya.
II Damai Akhirnya Akan Datang Dengan Pemerintahan Mesiah Yang Adil ( 9:6-7)
Yesaya kini beralih memperkenalkan Dia yang akan menransformasi kemuraman dan keputusasaan perang menjadi suka cita dan damai pada sebuah masa keadilan-Mesiah.
A. Tuhan Akan Menyebabkan Kedatangan Sang Mesiah (Yesaya 9: 6A)
Bagian pertama nubuat sangat akrab bagi orang-orang Kristen: "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya."
Yesaya sangat jitu disini, sebagaimana sekarang kita tahu. Seorang anak akan dilahirkan kedalam keluarga Daud, dan bahwa ada sebuah kelahiran di Betlehem yang tidak perlu dipertanyakan; tetapi Mesias juga akan menjadi Anak sebagaimana telah dikemukakan, dan bahwa Yesus tidak memperoleh eksistensinya (maksudnya Yesus itu bukan baru ada dalam keberadaan saat di Betlehem. Dia ada sejak kekekalan) di Bethlehem adalah jelas dari Alkitab.
Mengacu pada Kovenan Davidik (2 Samuel 7:14), istilah "anak" adalah gelar untuk raja [ bahasanya bersifat metafora, baik dalam Samuel dan dalam Mazmur 2]. Raja akan menjadi seperti seorang anak, seorang anak laki-laki yang diadopsi, untuk Allah, mewarisi kerajaan [ Tentu saja ini metafora "anak" kala diaplikasi pada Yesus juga membawa bersamanya makna bahwa Dia turut berbagi natur Allah—kekal dan ilahi]. Sama benarnya dengan penglihatan Daniel dimana ekspresi " Anak Manusia" digunakan ( 7:9-14). Penglihatan Daniel memperlihatkan raja mulia dalam hadirat Yang Maha Kuasa, Yang Lanjut Usianya ( maksudnya secara simbolik menunjukan Yesus telah ada sejak kekekalan, sebuah gelar bagi sang Anak- editor Anchor), bahwa Dia akan diberikan kerajaan damai. Yesaya mengumumkan bahwa anak yang akan dilhairkan tersebut akan menjadi Anak sebagaimana yang telah dinyatakan. Ide ini kemudian telah diklarifikasi oleh Paulus : "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya …" (Galatia 4:4).
Perjanjian Baru membawa kesaksian bahwa Yesus ini adalah Anak yang telah datang ke dunia. Faktanya, Yesus sendiri mulai membuktikan asal-usulnya di Surga, bukan di Bethlehem.
Ketika Dia hendak membangkitkan Lazarus dari kematian, dia telah berdoa dan telah memasukan kata-kata ini dalam doa-Nya : " Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku" ( Yohanes 11:42).
Dengan ini Dia memaksudkan bahwa Dia dari atas (surga), dan mereka dari bawah (dunia). Atau dalam berdebat dengan pemimpin-pemimpin agama, Yesus bertanya bagaimana Daud dapat memanggil keturunannya "Tuan"-nya, secara jelas memperlihatkan bawa "Anak Daud," sang Mesiah, adalah lebih besar daripada Daud ( Markus 12:35,36, menimbang Mazmur 110).
Dan tentu saja, kepada perempuan di sumur, Yesus secara jelas telah menyingkapkan diri-Nya : dia berkata, "Ketika Mesias datang, Dia akan menyatakan semua hal kepada kita." Yesus berkata," Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau" (Yohanes 4:25,26).
Jelas. Kemudian, bahwa Yesus telah mengklaim menjadi Mesias, sang Kristus, anak yang telah lahir kedalam kaum Daud, Anak yang telah diberikan oleh Allah untuk menjadi Raja yang telah lama ditunggu-tunggu.
 |
French soldiers arrive at Bangui airport in the Central African Republic, Friday, March 22, 2013. France is sending 1,000 troops to the Central African Republic under an expected U.N.-backed mission to keep growing chaos at bay, boosting the French military presence in Africa for the second time this year. (AP Photo/Elise Foucaud, ECPAD, File) credit: epoch times |
Kedatangan Pertama Yesus telah menegakan identitas-Nya; akan tetapi, kedatangan yang pertama tidak memulai pemerintahan-Nya, karena Dia belum menyudahi/mengakhiri semua musuh-musuh.
Nubuat yang berbunyi "lambang pemerintahan ada di atas bahunya" (Yesaya 9:5) akan menjadi kenyataan seutuhnya pada kedatangan-Nya yang kedua—sebuah aspek nubuat-nibuat Mesianik bahwa nabi-nabi tersebut tidak melihat (lihat 1 Petrus 1:10,11). Rujukan pada bahu berangkali sebuah rujukan pada pengenaan sebuah lencana jabatan pada pundak - lihat Yesaya 22:22.
[penggambaran dalam Yesaya 22:22kemudian dapat menjadi gaya bahasa metonymy atau menggantikan satu kata atau frasa dengan yang lain dimana penggantinya memiliki keterhubungan yang dekat, misal "mahkota" untuk "anggota keluarga kerajaan" atau gaya bahasa hypocatastasis -gaya bahasa yang menyatakan sebuah kemiripan, representasi atau perbandingan - lebih kuat daripada simile ( majas pertautan/persamaan, membandingkan 2 hal yang secara hakiki berbeda, namun dianggap mengandung segi yang serupa, dinyatakan secara eksplisit-menggunakan "seperti"- contoh : mukanya merah seperti kepeting rebus- dan metafora. Kamu seperti seekor binatang- ini adalah simile, kalau "kamu adalah binatang" ,ini adalah metafora. Namun ketika hanya dikatakan , "Binatang!" maka ini adalah hypocatastasis-: penggambaran ini –Yesaya 22:22- dapat menjadi metonymy jika dia benar-benar akan menggunakan lencana, dan hypocatastasis jika tidak. Yang terakhir berangkali pandangan yang lebih baik, karena pemerintahan Mesias nampaknya tidak semuanya terjebak secara literal dalam monarki dunia. Yesaya mengatakan bahwa raja memiliki kunci Daud di pundaknya.].
Akan tiba sebuah waktu ketika Anak ini akan memerintah sebagai raja.
Kita dapat berkata bahwa Yesus sekarang memerintah di atas-surga, dan hal ini secara pasti benar. Tetapi Yesaya menyajikan penglihatan sebuah masa damai dan keadilan universal dalam dunia ini. Ini belum terjadi. Ibrani 1 menyatakan bahwa peninggian ini akan lengkap ketika Bapa membawa kembali anak sulung-Nya kedalam dunia. Sehingga Yesaya tidak tahu kapan semua hal ini akan terwujud; hanya tahu bahwa semuanya akan terjadi karena Firman TUHAN telah mendeklarasikannya.
B. Mesias Akan Menjadi Seorang Raja Ajaib ( 6b)
Natur sang Mesias sekarang digambarkan dalam pendaftaran nama-nama takhtanya. Harus diperhatikan bahwa ini bukanlah nama-nama dalam pengertian bahwa kita memiliki nama-nama. Semua ini adalah deskripsi-deskripsi karakter. Nama-nama tersebut dimaksudkan untuk memberikan natur atau signifikansi pribadi yang dinamai tersebut. Kita menggunakan kata "nama" terkadang dalam cara ini. Kita dapat berkata, "Dia membuat sebuah nama bagi dirinya sendiri," yakni, sebuah reputasi. Nama-nama dalam bagian ini menggambarkan natur sang raja mulia.
Terlebih lagi, pada masa purba raja-raja Timur Dekat dahulu memiliki kebiasaan mengambil nama-nama takhta ketika mereka menduduki takhta tersebut. Mereka mengambil gelar-gelar dan telah menambahkan dan telah menambahkan julukan-julukan bagi nama-nama mereka. Biasanya julukan-julukan yang mereka pilih terlampau besar atau hebat bagi manusia-manusia fana. Sebagai contoh, Kerajaan Tengah Mesir, para penguasanya mengambil lima gelar ketika dimahkotai—setiap nama menunjuk pada sejumlah dewa, negeri, sejumlah ambisi yang ingin mereka capai bagi pemerintahan mereka. Seorang raja yang telah dimahkotai mendengarkan imam yang berkata. "Biarlah nama-nama hebat dewa yang baik dan gelar-gelarnya menjadikan mereka [dewa] : merujuk pada : Banteng Perkasa, Dia Yang Mampu Merencanakan, Dipenuhi Dengan Kebenaran, Anak "dewa" yang kepadanya kehidupan diberikan." Sehingga dalam julukan-julukan para raja akan dipuji secara sangat megah sebagai tempat bersemayamnya keperkasaan, hikmat, keajaiban-keajaiban, kebenaran, dan seluruh kehidupan. Semua hal ini, dipastikan, agak ambisius.
Ada bukti akan gelar-gelar semacam ini di Israel, khususnya dalam kasus-kasus dimana Allah memberikan nama-nama pada raja-raja baru. Mazmur 2, Mazmur pemahkotaan, mengatakan, "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini" (Mazmur 2:7). Sehingga pada hari itu, raja telah menaiki takhta,dia telah dideklarasikan menjadi Anak, yakni, Raja yang telah diurapi Allah. Demikian juga dalam 2 Samuel 23:1 ,kita menemukan sebuah pertambahan cepat nama-nama bagi Daud : "Daud, anak/bin Isai, orang yang telah ditinggikan oleh Yang Maha Tinggi, orang yang telah diurapi oleh Allah Yakub, pemazmur Israel." Dan kemudian kita melihat TUHAN mengutus nabi-nabi untuk menamai kembali raja-raja, seperti menyebut Salomo, Yedija-yang dikasihi Allah ( 2 Samuel 12:25).
Tetapi tidak ada yang dapat dibandingkan dengan tipe nama-nama yang ditemukan dalam Yesaya 9. Hanya nama-nama ini dapat dibandingkan dengan gelar-gelar kehormatan para raja Mesir. Semua itu adalah nama-nama yang megah dan ambisius bagi takhta. Setiap nama memiliki sebuah gelar permanen dan kemudian sebuah elemen penjelasan yang bermacam-macam. Demikian juga dalam Yesaya : Penasehat, Allah, Bapa, dan Raja Damai adalah gelar-gelar permanen; ajaib, perkasa, kekal dan damai adalah elemen-elemen penjelasan yang dapat diganti atau merupakan variabel.
Tetapi Yesaya sedang meneguhkan bahwa dia yang akan datang tidak cuma akan memiliki gelar-gelar hebat, tetapi akan dalam kenyataannya mewujud apa yang diklaim gelar-gelar itu. Apa yang sejak lama telah menjadi sebuah harapan, sebuah mimpi liar, atau monarki-monarki selama berabad-abad dambakan akan secara pasti menjadi sebuah realita pada suatu hari. Dengan seorang raja seperti ini, damai dijamin.
Tidak ada harapan dalam sejumlah raja Mesir pagan yang yang telah membuat klaim-klaim hebat; satu-satunya harapan adalah dalam Firman TUHAN yang telah dijanjikan Immanuel- tinggal beserta kita [ sehingga mungkin ada sebuah elemen yang bersifat polemik disini karena orang-orang Israel tidak akan membuat perjanjian-perjanjian dengan Mesir untuk keamanan. Sang nabi berangkali merujuk atau mengiaskan pada gelar-gelar Mesir semata untuk menunjukan bahwa gelar-gelar semacam itu akan menjadi benar/kenyataan dalam kasus Immanuel]
1. Penasehat Ajaib.
Kata pertama yang digunakan untuk menggambarkan Anak biasanya telah dipisahkan dalam alkitab-alkitab bahasa Inggris untuk membentuk dua julukan. Tetapi Yesaya sendiri menggabungkan dua terminologi menjadi satu dalam Yesaya 28:29. Sehingga berangkali, terkait dengan gelar-gelar lain, satu kata berfungsi untuk mengualifikasikan kata lainnya—dia adalah seorang yang ajaib dari seorang penasehat – Dia ajaib, secara khusus sebagai seorang Penasehat.
"Ajaib" adalah sebuah kata yang secara utama menggambarkan TUHAN atau hal-hal ekstraordinari atau supernatural dalam Kitab suci; ini bermakna "ekstraordinari, melampaui, menakjubkan, ajaib." Ini tidak digunakan dalam pengertian yang remeh, sebagaimana kita kerap gunakan kata Bahasa Inggris "wonderful."
Sebagai contoh, dalam Kejadian 18 TUHAN telah mengumumkan kelahiran Ishak kepada Abraham dan Sarah yang tua. Ketika Sarah tertawa dalam hatinya, TUHAN tahu dia telah tertawa, berkata," adakah apapun juga terlampau sukar bagi TUHAN? "Sukar" adalah bahasa kita—adakah apapun juga yang terlampau menakjubkan, ajaib, ekstraordinari, bagi TUHAN? Atau lagi , Daud, sedang merenungkan secara mendalam pada pengetahuan TUHAN, menjadi menyadari bahwa TUHAN mengetahui setiap hal tentang dirinya, pikiran-pikirannya,maksud-maksudnya, bahkan kata-kata yang dia sedang upayakan untuk tuturkan, semuanya ( Mazmur 139:1-6). Dia kagum, " pengetahuan semacam itu terlampau ajaib bagiku!" atau lagi, ketika Malaikat TUHAN menampakan dirinya pada Manoah (Hakim-Hakim 13), Manoah menyelidiki, "Siapakah namamu?" jawab-Nya pada Manoah, "Mengapa engkau menanyakan namaku, lihatlah bukankah namaku Ajaib?" (Hakim-Hakim 13:18). Kemudian ketika api pada mezbah naik ke atas, Malaikat Tuhan yang namanya Ajaib itu naik ke Surga.
Untuk menggambarkan raja ini dengan kata Ibrani "ajaib" adalah melekatkan pada dirinya yang ekstraordinari, kemampuan-kemampuan supernatural. Yesus, oleh kata-katanya yang perkasa telah memperlihatkan diri-Nya menjadi Ajaib dalam pengertian ini. Dalam Yohanes 11:25 dia telah berkata, "Akulah kebangkitan dan siapapun percaya padaku akan hidup, bahkan walaupun dia mati."
Kemudian, untuk mengotentikan klaim-klaim-Nya, Yesus telah membangkitkan Lazarus dari kematian. Itu adalah tindakan dan peristiwa ekstraordinari. Itu adalah hal yang melampaui menjakjubkan. Itu adalah ajaib. Kita harus mengatakan sama dengan Nikodemus bahwa tidak ada manusia dapat melakukan hal-hal ini terlepas dari Allah. Yesus memiliki kata-kata hidup karena Dia memiliki kuasa atas hidup dan mati. Seorang Raja yang seperti apakah Dia jadinya kelak!
Kata kedua
dalam gelar ini adalah "Penasehat." Kata yang bermakna " dia yang memiliki rencana-rencana." Kata ini bermakna dia memiliki hikmat untuk memerintah. Yesaya 11:2 akan menjelaskan bahwa raja ini, Immanuel ini, memiliki Roh Penasehat, yakni, hikmatnya untuk memerintah adalah pemberian Allah (bandingkan dengan hikmat Salomo). Kata 'raja' juga seperti terminologi-terminologi terkait lainnya berkaitan dengan gagasan membuat keputusan. Raja-raja membuat keputusan-keputusan; mereka memberikan nasihat. Terkadang, raja-raja harus melibatkan diri mereka dengan para penasihat untuk membuat keputusan-keputusan yang benar. Tetapi raja ini akan menjadi seorang ajaib, secara khusus sebagai seorang penasehat. - Pengajaran-Pengajaran dan penghakiman-penghakiman Yesus telah memperlihatkan bahwa Dia adalah seorang penasehat agung. Wawasannya adalah supernatural—Dia telah mengetahui apa yang ada dalam diri orang.
- Dalam Yohanes 1:48-51 Dia secara benar telah menganalisa Natanael; Yesus telah mengatakan, "Aku telah melihat engkau selahi kamu ada dibawah pohon ara sebelum Filipus memanggilmu." Terhadap hal ini, Natanael telah menjawab," Rabi, Engkau adalah Anak Allah, Engkau adalah Raja Israel." Dia telah mengenali sang Penasehat Ajaib ketika Dia tampil.
- Demikian juga perempuan di sumur dalam Yohanes 4. Perempuan tersebut berkata, "Datang dan lihat orang itu telah mengatakan segala hal yang pernah aku lakukan. Tidakah dia ini adalah Kristus? Atau lagi, ketika orang-orang Yahudi mengutus orang-orang untuk menangkap Yesus, mereka kembali dengan tangan kosong.
- Alasan mereka? "Tidak ada yang pernah bicara seperti orang ini" (Yohanes 7:26). Kerja Tuhan kita terus berlanjut hingga hari ini, karena ketika Dia pergi meninggalkan dunia ini (kembali ke surga), Yesus telah berjanji untuk mengirimkan Penasihat lainnya ( Yohanes 14:16), Roh Kudus, yang akan terus memberikan nasihat melalui Firman-Nya, untuk menyadarkan, untuk mengajar, untuk menransformasi orang.
Apa yang telah membuat Yesus menjadi seorang penasehat ajaib? Dia telah mengetahui apa yang ada dalam diri manusia ( Yohanes 2:25). Dia memiliki pengetahuan yang ajaib yang telah dikatakan Daud. Dan itu masih berlanjut. Apakah yang ada dalam tujuh surat kepada jemaat-jemaat dalam kitab Wahyu meruapakan tema konstan-Nya? Yesus berkata," Aku tahu pekerjaan-pekerjaanmu." Itu memerlukan sangat sedikit penjelasan; itu adalah jelas segamblang-gamblangnya.
2. Allah yang Perkasa.
Tidak hanya Mesias itu adalah ajaib dalam nasihat, dia telah menjadi citra Allah yang belum pernah ada seperti dia sebelumnya. Istilah "Allah" dapat digunakan raja-raja dan hakim-hakim dalam Perjanjian Lama [ Musa dalam Keluaran 7:1 disebuat sebagai seorang allah; dalam Mazmur 82 disebuat "para allah." Sehingga terminologi ini dapat digunakan untuk para pemimpin teokratis yang berbicara bagi Allah]
Tetapi Yesaya tidak menggunakan istilah tersebut dalam cara seperti ini, selain itu adalah satu-satunya makna disini. Pada setiap kesempatan lain, Yesaya menggunakan istilah "Tuhan" ('el) yang dia maksudkan ketuhanan. Faktanya, Yesaya baru saja mengumumkan dalam bab 7 dan 8 bahwa raja ini akan dikenal sebagai ' Immanu-'el ', Tuhan berserta kita." Untuk mengatakan 'seorang raja bersama dengan kita' akan memberikan efek kecil. Tetapi mengatakan bahwa seorang raja sedang datang, yang memiliki kuasa, yang akan memperlihatkan bahwa Allah ada bersama dengan umat—itu adalah sebuah Tanda.
Ada nas lain yang menggunaka "perkasa" dan "Allah" bersama-sama untuk menggambarkan Mesias. Mazmur 45:3,6 berkata, " Ikatkan pedangmu di pinggang, hai raja perkasa,… Takhtamu, O Tuhan, selama-lamanya [ ayat ini dikutip dalam Kitab Ibrani-Perjanjian Baru sebagai yang telah digenapi dalam Yesus Kristus. Bahasa dalam Mazmur dapat dikenakan pada seorang raja manusia dalam cara umum, tetapi penulis Kitab Ibrani (Ibrani 1:8), mengambil banyak nas bersama-sama dalam ulasan mendalam, telah melihat bagaimana pada puncaknya telah diterapkan secara literal pada Kristus]. Sehingga sang Raja akan dikenal sebagai yang berkuasa penuh, Allah yang perkasa.
Julukan ini, tak peduli bagaimanapun diterjemahkan, akan terlampau besar untuk semata manusia biasa-fana. Gelar ini secara aktual membawa ideologi "divine kingship " atau "penguasa yang menjadi representasi ilahi" masuk kedalam Yerusalem dan memberlakukanya pada sejumlah raja masa mendatang.
Tetapi Yesus telah mengklaim hal semacam ini bagi diri-Nya sendiri juga. Dia telah menglaim menjadi ilahi. Menurut Yohanes 8:58, Dia telah mengidentifikasikan diri-Nya sendiri sebagai AKU ADALAH yang agung dari Perjanjian Lama, Tuhan Allah Israel yang berdaulat. Dalam Matius 24:30 dia telah mengumumkan, "Semua kuasa telah diberikan kepadaku. " AKU ADALAH —"semua kuasa." Singkatnya, Yesus adalah Allah yang Perkasa.
Para Rasul-rasul bersaksi pada hal ini. Yohanes mendeklarasikan Dia adalah Allah dalam daging, agen penciptaan ( Yohanes 1:1-3). Dan Paulus mengingatkan kita akan keilahian-Nya dan kuasa-Nya dalam Efesus 1:18-21. Apa yang mungkin terlihat bagia pendengar Yesaya menjadi sebuha gelar yang terhormat, atau sebuah deskripsi tentang dia yang akan memerintah sebagai "seorang penguasa dengan kuasa untuk bertindak, mewakili Bapa ", telah menjadi benar dan literal dalam Yesus Kristus secara historis; karena Allah yang perkasa telah datang dalam manusia.
3.Bapa yang Kekal
0 comments:
Post a Comment