Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 13 |
Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 13 Posted: 19 Apr 2014 05:32 AM PDT Oleh : Martin SimamoraTuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? Bacalah lebih dulu bagian 12 Setelah dua kali Yesus memberitahukan bahwa dia harus ke Yerusalem dan akan dibunuh di sana, maka satu kali lagi Yesus memberitahukan hal yang sama. Namun, dalam kali ini disertai dengan sebuah tindakan "pembuka" bagi pewujudannya dan sebuah perincian lebih lengkap bagaimana dia akan disembelih atau dibunuh :
Kini situasinya adalah : para murid melihat dan mengalami secara personal, bagaimana ketetapan Allah tidak hanya dinyatakan oleh Yesus sebagai sebuah firman Yesus tetapi dalam sebuah dinamika pewujudannya. Dengan kata sederhana, para murid kini telah memasuki dan hidup dalam "zona peristiwa" yang bertautan keras dengan ketetapan Allah yang sungguh keras; sebuah kehidupan baru yang akan membentuk masa depan mereka; sebuah kehidupan baru yang akan "mengepung" kehendak bebas mereka sebab bagaimanapun tak hanya mata, tetapi jiwa dan pikiran mereka akan terarah pada Yesus Kristus sebagai jantung ketetapan Allah yang telah membelenggu bola bumi beserta segenap isinya. Bahkan, penguasa dunia – si Setan pun tak kuasa telah turut menjadi Obyek ketetapan Allah. Dalam hal ini bukan pada levelnya lagi para manusia untuk meributkan porsi kehendaknya atau berpikir bahwa karya Yesus ini semata hanya menebus manusia menjadi manusia merdeka dari belenggu dosa, dan dalam kemerdekaan itu seolah manusia-manusia itu memiliki kemandirian untuk boleh memilih percaya kepada Yesus atau tidak. Seolah Allah tidak berkuasa atas orang-orang yang telah Dia pilih sendiri melalui penarikan. Bandingkanlah dengan Petrus, seorang murid yang mengalami kerasnya ketetapan Allah dan berkali-kali berupaya untuk melawan secara gigih, bahkan pada akhirnya dapat berkata :
Perhatikanlah, bahwa Petrus adalah seorang murid yang pernah melawan secara keras perihal penetapan semacam ini, bahkan kita telah melihat betapa gigihnya dia melawan namun tidak kuasa untuk membengkokkan sedikit saja perkataan Yesus. Nah...bagaimana dengan anda? Apakah anda berpikir bahwa ketika seseorang dimerdekakan dari kuasa dosa oleh Yesus, maka orang itu MASIH BELUM PASTI PERCAYA PADA YESUS? Jika ya, maka anda sedang berlawanan secara keras terhadap Yesus, dan tentu saja dengan murid-Nya, rasul Petrus. Sebab Yesus sama sekali tidak berbicara percaya kepada Yesus terkait kemampuan manusia untuk memilih percaya kepada dirinya, selain berkata "jika bukan Bapa yang menarik orang tersebut." Atau anda bersikukuh dapat membengkokkan firman Yesus bahwa anda dapat datang dan percaya kepada Yesus oleh karena Bapa menarik anda? Sekarang, kita akan melihat sebuah episode yang akan mengajarkan kepada kita bahwa KETETAPAN ALLAH adalah sebuah hal yang MENGIKAT dari pihak Allah. Ketika kita menemukan dalam kitab suci perihal "Allah Telah Menetapkan," maka didalam frasa tersebut terkandung KEDAULATAN ALLAH atas dunia beserta seluruh isinya, dan berlaku atas semua tanpa kecuali seketika telah menjadi OBYEK KEDAULATAN ALLAH. Bilamana dikatakan KETETAPAN ALLAH, maka itu pasti berbicara APA YANG DITETAPKAN UNTUK PASTI TERJADI bahkan JAUH SEBELUM SEGALA SESUATU ADA. Bukankah anda telah melihatnya pada bagian 12 ;KEMATIAN pun tak kuasa untuk melarikan diri dari KEDAULATAN ALLAH, telah menjadi OBYEK!
Kini, Yesus tak hanya mengatakan apa yang harus dan bagaimana terjadi terkait dirinya, tetapi dia telah memasuki MOMENTUM yang tak dapat DICEGAH apalagi DIALIHKAN untuk terjadi : "Sekarang kita pergi ke Yerusalem." Yesus kini SEDANG MENGGERAKAN PERJALANAN SEJARAH DUNIA UNTUK MEMASUKI SEBUAH PENETAPAN ALLAH YANG AKAN MENGIKAT DUNIA DENGAN YESUS KRISTUS SEBAGAI PENGUASA ATAS SEGALA SESUATU DAN KEHIDUPAN.
Rasul Paulus memberikan gambaran aktual apa sebenarnya yang terjadi, atas apa yang Yesus maksudkan kala berkata : "sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar"- Yohanes 12:31 melalui epistelnya berikut ini:
Bandingkanlah frasa telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia dengan perkataan Yesus : " jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah – Yohanes 12:24. Kematian Yesus menghasilkan kehidupan sebab didalam Yesus ada hidup yang memberikan kehidupan kepada orang-orang yang diterimanya(bacalah bagian 12); orang-orang percaya adalah orang-orang yang telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ada sebuah relasi yang tak terpisahkan antara orang percaya dan Yesus Kristus yang telah mati dan telah dibangkitkan. Dan terkait anda bisa percaya, sama sekali tidak ada indikasi adalah karena anda MEMILIH UNTUK PERCAYA seolah anda memiliki KAPABILITAS atau KEMAMPUAN independen untuk memilih. Yesus mengatakan bahwa jika ia mati akan menghasilkan BANYAK BUAH. Apakah buah dari kematian Yesus? Adalah orang-orang yang datang dan percaya kepada Yesus. Menjadi percaya kepada Yesus bukan oleh karena dirimu dengan demikian. Seperti itu jugalah Rasul Paulus kemudian menggambarkannya:
Ketika Yesus berfirman mengenai PEMILIHAN ALLAH atas seseorang, sehingga ia dapat datang dan percaya kepadanya, sebagaimana dikemukakannya dalam Yohanes 6:44 dan Yohanes 6:55 (bandingkan dengan Yohanes 6:39, Yohanes 6:40, Yohanes 12:32),maka ini adalah fakta paralel dengan pernyataan Yesus terkait PENGUASA DUNIA YANG DILEMPAR KELUAR : "sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar. –Yoh 5:31." Pada kesempatan selanjutnya, Yesus berkata sebagaimana dicatat Injil Yohanes 14:30 : "Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku." Apakah anda sungguh percaya kepada Yesus yang mengatakan bahwa penguasa dunia ini TELAH dilemparkan keluar dan ia TIDAK berkuasa SEDIKITPUN atas diri-Ku? Sebagaimana juga dikemukakan oleh Rasul Paulus dalam Kolose 2:13-15? Pelucutan penguasa dunia dan Pemilihan Allah adalah dua peristiwa yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, oleh sebab ALASAN TUNGGAL, yaitu YESUS KRISTUS.
Bila anda meragukan bahwa Kematian Yesus bertemali secara integral atau tak dapat dipisahkan satu sama lain dengan Pemilihan atau Penarikan Allah atas orang-orang dan tentu saja Pelucutan Penguasa Dunia, maka camkanlah dalam benak anda akan firman Yesus sendiri :
Sangat dapat dimengerti dan sangat benar ketika Petrus dalam epistelnya mengekspresikan kembali perkataan Yesus:
Bagaimana dengan anda?Apakah anda mau mengakui firman Yesus, bahwa kematiannya terkait secara integeral dengan pelucutan penguasa dunia dan pemilihan atas orang-orang untuk datang dan percaya kepada Yesus? Tentukan posisi anda berada dimana? Apakah dalam sebuah oposisi seperti halnya Petrus yang dahulu? Baiklah, sekarang kita kembali mengarahkan diri kita kepada Langkah Yesus ke Yerusalem. Ini adalah langkah yang akan menggenapi KETETAPAN ALLAH. Kali ini SEMUA MURID bersama-sama dengan Yesus masuk kedalam PEWUJUDAN KETETAPAN ALLAH yang tak diinginkan siapapun; kali ini SEMUA MURID bahkan MENDENGARKAN secara lebih detail lagi :
Sekarang Yesus mengungkapkan KETETAPAN ALLAH yang jauh lebih spesifik dibandingkan dengan 2 hal sebelumnya yang sudah saya sajikan sebelumnya ( lihat bagian pertama di sini dan bagian kedua di sini). Dan sebetulnya dalam Alkitab kita, LAI pada Matius 20:17-19 yang menjadi teks utama kita kali ini, diberi judul "Pemberitahuan Ketiga tentang Kematian Yesus." Bagian pertama dapat dibaca pada Matius 16:21 dan bagian kedua dapat dibaca pada Matius 17:22-23. Kali ini Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapi masa-masa tersulit dalam hidup mereka sebagai murid-murid-Nya. Ketetapan Allah dalam sebuah detail yang luar biasa. Semakin mendekat waktunya, Yesus semakin menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi kepada para muridnya. Sebuah KETETAPAN ALLAH yang dapat dijumpai dalam Mazmur 22 dan Yesaya 53:1-12.
Ketika sudah dekat dengan Yerusalem, untuk kali pertama dalam kebersamaan para murid-murid dengan Yesus, mereka mendapati Yesus "kelihatannya" akan mengubah haluan atau bagi para murid-murid-Nya, Yesus terlihat sedang memenuhi pengharapan mesianik yang telah lama dinanti-nantikan. Inilah yang dilakukan Yesus, kala sudah dekat dengan Yerusalem ( sebuah tempat dimana dikatakan Yesus bahwa dirinya akan dibunuh!) :
Selanjutnya, setelah itu :
Setelah Yesus menunggangi keledai betina tersebut dan mulai berjalan memasuki Yerusalem, maka inilah yang terjadi:
Ketika massa mengatakan siapa Yesus dengan mengatakan " Inilah nabi Yesus dari Nazareth di Galilea," maka berdasarkan pernyataan Yesus sendiri, kita tahu bahwa tidak ada yang mengenal siapa Yesus sebenarnya sebagaimana dikehendaki oleh Yesus dan Bapa. Kecuali yang telah diserahkan Bapa kepada Yesus :
Yesus telah memberikan indikasi kepada kita bahwa MENGENAL SIAPA YESUS SEBENARNYA sangat bergantung total pada "APAKAH ANAK BERKENAN ATAU TIDAK MENYATAKAN DIRINYA KEPADA MEREKA!" Sama sekali tidak ada hubungan dengan apakah anda mau; apakah anda mampu mengenali secara intelektual dan atau spiritual. Hanya jika Yesus berkenan untuk menyatakannya.
Ketika massa yang jumlahnya SANGAT BESAR itu berteriak "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi! Dan ini disertai dengan sebuah selebrasi penghormatan yang hanya pantas diberikan kepada seorang raja besar, dikatakan "menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan." Ini adalah sebuah bayang-bayang konflik terbesar dalam sejarah peradaban manusia yang tak lama lagi terjadi. Massa yang jumlahnya SANGAT BESAR menyambut Yesus sebagai ANAK DAUD , ini adalah sebuah PENGAKUAN TERBUKA ATAS KEBANGSAWANAN YESUS, sekaligus sebuah PENGHARAPAN BESAR PADA YESUS UNTUK BERTINDAK SEBAGAI SEORANG BANGSAWAN AGUNG KETURUNAN DAUD. Seorang Raja yang namanya dilekatkan pada kedudukan sebagai raja atas Israel! Dengan kata lain, Yesus memasuki Yerusalem sebagai seorang Raja! Tetapi, bagaimana Injil Matius menjelaskan fenomena ini:
Dan ini akan kita temukan dalam Zakaria 9:9 "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
Murid-murid Yesus pasti terpana dan mungkin akan menjadi semakin digelisahkan. BAHKAN sambutan terhadap Yesus yang menyorakkan "Hosana bagi Anak Daud," pun meluncur dari mulut anak-anak!
Jika massa yang jumlahnya SANGAT BESAR itu bersorak dengan sukacita, maka respon para AHLI-AHLI TAURAT mendengar anak-anak yang berseru "Hosana bagi Anak Daud ," adalah SANGAT JENGKEL. Nah..., apakah penjelasan Yesus atas peristiwa yang menjengkelkan para ahli Taurat tersebut? Beginilah Yesus menjelaskannya:
Bandingkan penjelasan Yesus tadi dengan teks dalam Perjanjian Lama :
Jika anda tertarik untuk mengetahui lebih serius perihal ini, bacalah sebuah penjelasan yang cukup membantu di sini .
Dan ketika sesaat lagi peristiwa kelam dimana Yesus akan dibunuh terjadi, maka Yesus mengungkapkannya kepada para muridnya:
Apa yang telah diprediksikan oleh Yesus (dan merupakan Ketetapan Allah yang HARUS terjadi) sebagaimana telah dia ungkapkan sebelumnya dalam Matius 20:17-19, akan segera terjadi.
Para murid menginginkan agar apa yang telah Yesus prediksikan, yang pasti akan terjadi, jangan berlangsung pada waktu perayaan Paskah Yahudi, agar tidak timbul keributan.
Yesus mengatakan bahwa pada hari raya Paskah atau dua hari lagi, tepat pada hari raya itulah Yesus akan disalibkan. Anak Domba Allah ( Yohanes 1:29) akan disembelih pada hari raya Paskah Yahudi!
Apa yang sukar untuk dibayangkan, adalah apa yang sebetulnya akan dihadapi oleh murid-murid-Nya, bahwa sebetulnya mereka sedang menjadi bagian KETETAPAN ALLAH yang memilukan; mereka melakukannya dengan segenap hati –dengan penuh kesungguhan dalam mempersiapkan perjamuan Paskah bagi Yesus sendiri. Dimana nanti mereka akan melakukan jamuan Paskah bersama dengan Anak Domba Allah yang akan disembelih pada hari raya Paskah.
Perhatikan bahwa sejak saat itu "ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus." Dengan kata lain, Yudas Iskariot melakukan perencanaan yang matang agar apa yang diinginkanya dan telah direncanakan dengan imam-imam dapat diwujudkan. Dalam KETETAPAN ALLAH, Yudas Iskariot telah melakukan kejahatan dalam "kemerdekaan" untuk melakukan kejahatannya hingga pada puncaknya! Dengan kata lain, tidak ada indikasi seolah Yudas Iskariot dalam melakukan kejahatan keji atas Yesus sebagai sebuah perobotan pada dirinya. Kita melihat bahwa Yudas bahkan mengambil untung dalam penghianatannya, senilai 30 perak uang dan setelahnya dia memiliki determinasi untuk melanjutkan kejahatannya. Ia mencari kesempatan baik, ini jelas sebuah kejahatan terencana secara rapi dan telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Terkait Yudas Iskariot, beginilah Yesus menjelaskan diri muridnya ini:
Dan penjelasan berikut ini, menjawab hal terkrusial terkait apakah Yudas dengan demikian bertanggungjawab atas kejahatannya. Ini kerap menjadi silang sengketa sebab "atas nama" ketetapan Allah seolah Yudas tidak lagi bertanggungjawab atas perbuatannya. Hal ini dapat terjadi sebab kala mendengarkan frasa "Allah telah menetapkan" atas sebuah peristiwa manusia, maka akan dipikirkan bahwa manusia yang ada didalam ketetapan itu telah dirobotkan seolah dia melakukannya bukan atas KEMAUAN ATAU KEINGINANNYA. Pada Yudas dan Pada Petrus kita telah melihat sebelumnya tidaklah demikian. Perhatikan penjelasan Yesus berikut ini didalam Injil-Injil:
Jelas, disini Yesus sendiri mengindikasikan secara gamblang bahwa apa yang dilakukan oleh Yudas – kejahatan yang dilakukan oleh Yudas adalah sebuah tindak kriminal yang dilakukan atas kemauan sendiri, dilakukan dalam kesadaran penuh, dilakukan bukan karena adanya unsur-unsur tekanan atau paksaan dari pihak luar terutama oleh Allah. Transaksi antara Yudas Iskariot dan Imam-Imam yang berujung pada sebuah kesepakatan memuaskan pada kedua belah pihak jelas terlihat.
Sementara itu di pihak lain sebagai mitra Yudas:
Ini adalah sebuah kejahatan terencana yang sempurna melibatkan dua pihak yang memiliki kepentingan yang bisa jadi berbeda dalam wujudnya namun memiliki kesinergian yang tak dapat dihalang-halangi selain menghasilkan permufakatan jahat. Itu sebabnya Yesus berkata :
Kemudian, harus dicamkan dalam benak kita, bahwa tidak pernah terjadi Allah menjadi tak berkecukupan dalam melaksanakan apa yang telah dikehendakinya seolah Dia membutuhkan sumber daya di luar diri-Nya sendiri ( tidakkah dia berkata bahwa dirinya Mahakuasa kepada Abraham –Kejadian 17:1; tidak ada sesuatupun yang mustahil bagi Tuhan- Yeremia 32:17; bukankah Dia adalah Allah semesta alam- Yeremia 15:16?); tidak pernah menjadi demikian sebab Dia akan selalu TUHAN dan tidak pernah sedikitpun berkurang derajat-Nya sebagai TUHAN, sehingga akan ada sebuah masa dimana Dia akan membutuhkan "pertolongan" dari ciptaan-ciptaan-Nya agar seluruh maksud dan rencananya dapat digenapi secara sempurna. Apa yang terjadi sebenarnya adalah : Allah "masuk" kedalam sejarah manusia- "peristiwa kejahatan yang dilakukan oleh seorang manusia yang bernama Yudas Iskariot (tidakkah sejak penciptaan Allah telah masuk atau melakukan intervensi atas perjalanan sejarah dunia :Kejadian 1:28 "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.). Allah memilih dalam kedaulatan-Nya untuk MENCAKUPKAN Yudas Iskariot dalam sebuah peristiwa yang telah menjadi ketetapan Allah terkait dengan Anak Domba Allah akan disembelih untuk menghapus dosa manusia; seperti halnya Yesus Kristus MEMBAWA MASUK 12 MURIDNYA KEDALAM KETETAPAN ALLAH BAHWA DIA HARUS DIBUNUH DI YERUSALEM, dengan cara MENGAJAK MEREKA TURUT SERTA PERGI KE YERUSALEM. Ketika Yesus telah mengungkapkan bahwa ada salah satu diantara keduabelas muridnya akan melakukan sebuah kejahatan yang teramat keji, lihatlah bagaimana reaksi Yudas:
Tak aneh, jika dia dapat menjawab Yesus "Bukan aku, ya Rabi?. " Menjawab "siapakah" dia, dalam Injil Yohanes 13 ayat 26,27 dan 30, kita akan menjumpai rentet lanjutan dari momentum dramatis yang terjadi di meja perjamuan Paskah, yang dipersiapkan oleh murid-muridnya sendiri bagi dirinya sendiri :
Sesudah Yesus memberikan roti yang telah dia celupkan kepada Yudas maka "ia kerasukan Iblis." Inilah sebuah lintasan sejarah manusia yang kelam didalam ketetapan Allah. Inilah sebuah ketetapan Allah yang berlangsung didalam dunia yang dikuasai dan dibelenggu oleh keinginan-keinginan dosa dimana Iblis adalah tuan atas keinginan-keinginan dosa dan manusia adalah sanderanya. Itulah sebabnya KETETAPAN ALLAH yang bagaimanapun juga tidak akan pernah meniadakan konsekuensi kejahatan.
Setelah Yudas pergi, apakah yang Yesus katakan kepada murid-muridnya? Apakah dia memberikan evaluasi moral atas diri Yudas? Tidak!
Tak hanya itu, setelah peristiwa pengkhianatan di Meja Perjamuan Paskah yang dipersiapkan bagi dirinya, Yesus kini mempersiapkan para muridnya untuk memasuki momen-momen kesendirian yang terberat dalam kehidupan mereka!
Pemberitahuan Yesus tentang kesendirian yang dialami para murid-muridnya, sebetulnya telah pernah disampaikan oleh Yesus sebelumnya, dan Petrus adalah seorang murid yang memberikan respon yang berlawanan dengan ketetapan Allah dengan berkata :
Respon Petrus terhadap jawaban Yesus : Yohanes 13:37 "Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Kita dapat katakan ini adalah salah satu dari 3 kali PETRUS berupaya MELAWAN KETETAPAN YESUS (saya sudah mengulas 2 bentuk perlawanan PETRUS terhadap KETETAPAN ALLAH pada artikel ini bagian10 dan bagian11). Pada momen ini, Petrus melawan KETETAPAN YESUS yang mengatakan "ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."
Petrus tidak menggubris sama sekali bahwa, dia sama sekali tidak dapat pergi oleh dirinya sendiri ke tempat kemana Yesus pergi sampai pada waktu yang Dia tentukan. Bahkan dia pikir, dengan nyawanya dia dapat pergi. Tidakkah ada banyak pemimpin atau pendeta atau orang Kristen yang memiliki keyakinan dan pola pemikiran seperti Petrus ini? Bahwa dia dapat pergi ke tempat di mana Yesus berada dengan PENGORBANAN DIRI SENDIRI atau DENGAN UPAYA DIRI SENDIRI? Apakah anda seperti Petrus yang berkeras MELAWAN KETETAPAN ALLAH yang semacam ini? Perhatikanlah tanggapan Yesus terhadap Petrus:
Tak hanya Yesus meragukan atau telah memvonis nilai dari kemauan Petrus untuk mengorbankan dirinya, menyangka kalau itu dilakukan, dia dapat pergi kemana Yesus akan berada dengan sendirinya; Yesus bahkan memperlihatkan bahwa Petrus justru akan menyangkali Yesus 3 kali sebelum ayam berkokok. Yesus, sebetulnya bukan hanya mengatakan sebuah "kesendirian terberat" yang akan dialami oleh murid-muridnya;Yesus bukan sekedar mempersiapkan mereka untuk menjalani kesendirian yang sama sekali tidak akan mereka sangka. Yesus juga mempersiapkan mereka untuk mengalami KETETAPAN ALLAH yang sangat keras untuk dialami oleh manusia :
SEMUA tanpa kecuali, 12 murid Yesus akan tergoncang imannya karena Aku. Bahkan, dalam hal ini, sekalipun Yesus sudah mempersiapkan mereka, tetap saja iman mereka akan tergoncang, sebab pada dasarnya tidak akan ada manusia yang akan sanggup memahami pikiran-pikiran TUHAN yang tak terselami dalam KETETAPAN-KETETAPANNYA, apalagi kala berbunyi : "Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai."
Dan kita sudah saksikan, pada bagian sebelumnya, bagaimana dalam hal ini, PETRUS sekali lagi MELAWAN KETETAPAN ALLAH ini dengan berkata "Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.- Matius 26:33" Yesus Mengajak Murid-Murid-Nya Ke Taman Getsemani Setelah mengajak ke Yerusalem, masuk kedalam KETETAPAN ALLAH. Kini Yesus membawa para muridnya SEMAKIN dalam menyelami KETETAPAN ALLAH yang sudah dikatakan sebelumnya akan MENGGONCANGKAN iman mereka semua.
Yesus pergi ke suatu tempat untuk pergi berdoa! Berangkali akan muncul dalam benak kita, jika segala sesuatu telah ditetapkan maka untuk apalagi kita berupaya seperti berdoa? Dalam hal ini, kita tidak perlu lagi berdebat dalam soal itu, sebab Yesus pun setelah begitu lebar dan dalam MENYATAKAN APA-APA YANG TELAH MENJADI KETETAPAN ALLAH pada kenyataannya tetap saja mengajak para muridnya pergi untuk berdoa!
Yesus bahkan mengajak serta Petrus dan 2 anak Zebedeus : Yohanes dan Yakobus (Markus 3:17). Ya... Yesus mengajak Petrus, murid yang berkali-kali memperlihatkan penentangan terhadap ketetapan Allah yang dinyatakan Yesus Kristus sendiri. Demikian juga Yohanes dan Yakobus, dua orang yang secara nyata cuku mudah untuk dikuasai oleh murka yang menyala-nyala, memperlihatkan ketidakmengertian atas maksud kedatangan Yesus ( Lukas 9:54-55). [Petrus, Yohanes dan Yakobus dapat dikatakan terlibat juga dalam sejumlah peristiwa istimewa : Markus 5:37, Matius 17:1] Kali ini pun ketiga orang murid ini pun yang Yesus ajak secara khusus untuk turut berdoa bersama dengan dia. Mengapa dan Apakah Yang Yesus Doakan? Dalam ketetapan Allah yang harus dia alami dan telah dia nyatakan dan bahkan telah dia jalani sejauh ini, lantas apa perlunya dia harus berdoa?
Tetapi jelas, sebagaimana Yesus sendiri telah nyatakan, bahwa kematian yang akan dia alami bukanlah kematian yang biasa. Perjamuan Paskah yang dipersiapkan oleh para muridnya telah merupakan sebuah bayang-bayang penderitaan yang segera akan terjadi secara pasti, dan yang harus dia tanggung; tidakkah dalam perjamuan Paskah, "roti penderitaan" ada disajikan (Ulangan 16:3) baginya? Tidakkah kini sang Anak Domba Allah telah teramat dekat untuk disembelih, dimana pada dirinya semua dosa akan ditimpakan kepada dia.
Allah HANYA MENYEDIAKAN YESUS sebagai Kurban yang dipersembahkan bagi Allah sendiri, tidak ada yang lain. Allah sendirilah yang meletakan kedua tangannya ke atas kepala Yesus dan menimpakan segala kesalahan orang dan segala pelanggaran, apapun juga dosa mereka. Yesus HARUS menanggung semuanya, dan Allah kemudian MELEPASKAN ATAU MEMBIARKAN YESUS MENJALANINYA SENDIRIAN. Bapa akan melepaskan Yesus sendirian untuk menanggung SEMUA dosa BANGSA/ORANG-ORANG PILIHANNYA DI SELURUH DUNIA; DISELURUH BANGSA-BANGSA! [Namun jelas dalam hal ini Yesus sendiri adalah Imam dan kurban itu sendiri dan dia menguduskan dirinya dengan darahnya sendiri bukan darah hewan, bahkan hal ini dilakukan satu kali dan untuk selama-lamanya, sebagaimana Ibrani 9:11-14, Ibrani 10:10,14 gambarkan] Sehingga dapat dipahami, mengapa Anak Domba Allah itu berkata "seperti mau mati rasanya," sebab setidak-tidaknya dia sangat tahu bahwa momen-momen penderitaan dahsyat akan dia alami : menanggung dosa banyak orang- segala dosa dan menjalaninya sendirian, seperti kambing jantan yang dilepaskan, sendirian ke padang gurun. Sebuah tempat tandus penuh kesengsaraan dan kesukaran-kesukaran yang tak terperikan dimana tiada air yang akan menghapus dahaga akibat sengat matahari menerpa dan membakar tubuhnya tanpa ampun dan tiada perteduhan untuk mengistirahatkan tubuh dan jiwanya. Bahkan ini pun tak cukup dan tidak pantas untuk menggambarkan ekspresi "seperti mau mati rasanya."
Mengapa Yesus yang memprediksikan bagaimana kematiannya harus berlangsung dan untuk apa kematiannya itu, bahkan menyatakanya sebagai KETETAPAN ALLAH dapat berkata "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku ," seolah-olah dia tidak melakukannya sepenuh hati? Yesus memberitahukan kepada kita secara terbuka, apa sebenarnya yang sedang dia alami :
Kemanusiaan Yesus Kristus, tepat sebagaimana kita, bahwa "roh memang penurut, tetapi daging lemah." Ketika Yesus berkata "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku ," maka terlihat secara nyata bahwa kemanusiaan Yesus adalah kemanusiaan yang sejati; bahwa ketakutan, kesedihan, rasa sakit dan penderitaan yang dia alami adalah nyata, senyata yang dapat kita rasakan. Kemanusiaan Yesus Kristus menginginkan agar cawan itu jika mungkin dapat berlalu. Dengan kata lain jika memungkinkan, biarlah dia tidak mengalami ini. Namun kemanusiaan Yesus Kristus tidak menjadi tuan atas Yesus Kristus; kemanusiaan Yesus Kristus tidak pernah memegang kendali diri Yesus Kristus. Sehingga dalam antisipasi penderitaan, kesengsaraan dan kematian yang akan segera menghampiri dirinya. Yesus kemudian dapat berdoa secara demikian:
Sebuah pergumulan aktual telah dialami oleh Yesus, namun kali ini Yesus MEMENANGKAN pergumulan ini sehingga dia dapat berkata "jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila aku meminumnya."
Bahkan kita melihat bahwa "KETETAPAN ALLAH," sekalipun melibatkan Yesus, tidak lantas membuat Yesus menjadi robot atau boneka Allah. Kita telah melihat bagaimana manusia Yesus dalam "kehendaknya" bergumul namun tunduk, merasakan tekanan dan derita yang tak terkirakan namun pada akhirnya dapat berkata "jadilah kehendak-Mu."
Yesus menjalani kehendak Bapa untuk meminum cawan yang harus dia minum; bahwa penderitaan dan kematian yang harus dia jalani MEMANG SELARAS DENGAN KETETAPAN ALLAH. Bahwa tidak ada yang KELIRU dengan penderitaan dan kematian diri Yesus; bahwa hal tersebut tidak akan merugikan kemuliaan Allah; bahwa keselamatan umat Allah BERGANTUNG TOTAL pada penderitaan dan kematian yang harus dia jalani! Yesus, bahkan masih berdoa untuk kali ketiga:
Setelah itu, Yesus kembali mendeklarasikan KETETAPAN ALLAH yang harus menimpa dirinya, sebagaimana yang telah berkali-kali dia kemukakan kepada para muridnya dalam berbagai kesempatan:
Yesus pun memberikan persiapan terakhir sebab momentumnya hanya tinggal beberapa langkah kaki saja :
Segera setelah Yesus, Anak Domba Allah telah secara aktual meminum cawan itu- penderitaan dan kematian kini mulai menantikan dirinya:
Ditengah-tengah kemelut mencekam itu, salah seorang murid Yesus menjadi tak kuasa melihat fakta pahit yang sedang dia saksikan: "seorang dari mereka yang menyertai Yesus... menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya," dan kita dapat mengetahui bahwa murid tersebut adalah PETRUS, sebagaimana dicatat dalam Injil Yohanes 18:10. Sebuah aksi kekerasan menyeruak dalam proses penangkapan Yesus. Dan itu dilakukan oleh pihak Yesus. Dan Yesus segera menghentikan aksi heroisme Petrus itu, dengan mengatakan hal yang teramat fundamental terkait peristiwa ini; apakah Yesus benar-benar sosok yang sama sebelumnya penuh dengan kuasa dan mujizat. Hal ini terjawab melalui perkataan Yesus yang teramat gamblang: "Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? "
Dampak bagi murid-muridnya?Tepat seperti apa yang Yesus katakan bahwa SEMUA MURID-MURIDNYA AKAN TERGONCANG IMANNYA : "semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri." Juga sebagai sebuah KETETAPAN ALLAH, yang sebelumnya telah mati-matian ditentang oleh Petrus dan semua murid-muridnya. Faktanya, kini semuanya meninggalkan dia dan melarikan diri. Yesus kini sendirian memasuki fase sengsara dan kematiannya. Bersambung ke Bagian 14 *** |
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment