Sunday, 1 October 2017
Matius 21:23-27 (TB) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?"
Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.
Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?
Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."
Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesus pun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Tuesday, 21 February 2017
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. (Kejadian 39:2)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Korintus 10-13
Ketika kehidupan berlangsung mulus, saya merasa sukses dan bahagia, lebih gampang bagi saya mengakui bahwa Tuhan memeluk saya. Sebaliknya, ketika kehidupan berkelok tidak seperti yang saya harapkan, masalah muncul susul-menyusul, saya jadi gampang gusar dan kehilangan damai sejahtera. Apakah Anda juga begitu?
Kisah Yusuf menolong saya mendapatkan perspektif lain tentang penyertaan Tuhan. Ketika Yusuf menerima jubah mahaindah (Kej. 37:3), penulis Kitab Kejadian tidak berkomentar bahwa Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya kepada Yusuf. Ketika Yusuf mendapatkan mimpi-mimpi yang menggairahkan hatinya (Kej. 37:5, 9), penulis juga tidak menegaskan bahwa mimpi itu berasal dari Tuhan. Namun, ketika Yusuf dikhianati saudara-saudaranya, terpisah dari ayah yang sangat menyayanginya, menjadi budak bagi orang asing di negeri yang jauh, penulis secara khusus membubuhkan, "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf" (ay. 2). Kemudian, ketika Yusuf difitnah oleh Nyonya Potifar, dan Potifar tidak membelanya, namun malah murka, dan melemparkan Yusuf ke penjara, kembali penulis secara khusus menambahkan catatan, "TUHAN menyertai Yusuf"—kali ini sebanyak dua kali (ay. 21, 23)!
Allah kita itu Imanuel: Dia senantiasa menyertai kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita, tidak pernah membiarkan kita seorang diri (Ibr. 13:5). Saya yang perlu belajar menyadari penyertaan Tuhan bukan hanya di tempat yang jernih dan terang, melainkan juga di tempat yang remang atau malah gelap gulita. —ARS
TUHAN BUKAN HANYA MENYERTAI KITA DI PADANG YANG BERUMPUT HIJAU,
MELAINKAN JUGA DI DALAM KEKELAMAN LEMBAH BAYANG-BAYANG MAUT
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria