Tiang Doa Keluarga |
Posted: 26 Mar 2014 02:14 AM PDT Dear Jesus, Tuhan Yesus, terima kasih buat kasih-Mu sepanjang hari terutama nafas kehidupan yang masih Engkau berikan kepada hamba, anak hamba, suami hamba, serta keluarga hamba yang sangat hamba sayangi. Bapa, tak banyak yang ingin hamba pinta namun Bapa hamba mohon jadikan hamba tiang doa yang kuat dalam kehidupan keluarga hamba sehingga walaupun cobaan dan tantangan datang dalam kehidupan keluarga hamba, hamba dan keluarga hamba boleh jalani dengan iman yang kuat dan selalu ingat akan kasih setia-Mu. Bapa, hamba juga mau berdoa buat anak terkasih hamba yang bernama Syaloom Elsaddai Firlan Lowing, anak hamba masih berusia 2 bulan Bapa, tolong jaga dan lindungi anak hamba dalam masa pertumbungannya Bapa. Tuhan, lindungi suami hamba dalam pekerjaannya berikan dia hikmat dan akal budi yang berasal dari pada Engkau agar ia bisa menjadi kepala keluarga seturut dengan kehendak-Mu Bapa. Tuhan, hamba juga mohon ampun jika beberapa hari kemarin hamba sempat membuat ibu hamba kecewa namun Tuhan sesungguhnya hamba tak punya niat buat membuat ibu hamba kecewa, Tuhan Yesus ampuni hamba yang selalu berbuat salah di hadapan-Mu. Amin. Salam Kasih, TW *** Tanggapan Admin, Tuhan Yesus akan memberikan berkat dan perlindungannya bagi hamba-Nya yang setia. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan keluarga Anda. Tuhan akan menjadikan anakmu menjadi saluran berkat dalam keluargamu. Dan jika Anda merasa telah mengecawakan ibu, segeralah meminta maaf agar damai sejahtera itu selalu mengalir dalam hati setiap keluarga. GBU Tiang Doa Keluarga is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 26 Mar 2014 01:56 AM PDT Teman-teman, aku sangat dekat dengan ibuku. Kenapa tulisan ini kumulai dengan pernyataan ini? Aku hanya tidak ingin kalian melewatkan bagian terbaik dari ceritaku mengenai cinta sejati. Beginilah aku, lahir dari keluarga yang sangat sederhana sekali, ibuku seorang yang amat protektif dalam menjagaku sehingga aku baru mulai berpacaran di usiaku yang ke -27. Aku tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat arogan dan berani. Ibuku mengatakan, tak mengapa memiliki sifat yang keras agar pria tak mudah mempermainkan kita. Aku dilimpahi kasih sayang ibu sehingga tidak memiliki kekasih pun bukanlah masalah yang besar kala itu dan hari-hariku hanya dipenuhi dengan pekerjaan, pertemanan, hobi dan kuliah. Teman-teman, ibuku meninggal di tahun 2008. Aku amat sangat tidak siap dan terguncang. Tiang doaku, tempat ternyamanku, sahabat terbaikku dipanggil oleh Tuhan. Tapi sebagai pribadi yang sedikit tertutup aku tidak menampakkan semua kesedihan itu di depan teman-teman. Tapi hal-hal yang terjadi dalam hidupku kemudianlah yang menyiratkannya. Aku bertemu pria pertama dalam hidupku. Pria yang baik, dari keluarga kristen yang taat. Seorang pria yang keras pada prinsipnya dan proses demi proses hubungan kami, aku mendapatkan banyak perubahan. Karakter kami yang sama-sama keras membuat salah satu dari kami terkadang harus mengalah demi kenyamanan bersama. Selama dua tahun kami menjalani hubungan pacaran dan menahan semua ego. Perlahan aku menjadi lebih sabar, lebih lembut dan itu sangat berbeda dengan diriku sebelumnya. Kekasihku saat itu belum memiliki pekerjaan dan kami bersama-sama berusaha mencari pekerjaan untuknya. Dia meminta aku menunggu selama dua tahun sampai akhirnya kami bisa bersatu dalam pernikahan kelak. Dia sempat bekerja tetapi tidak lama, entah karena jenuh atau bosan dia tak menghubungiku selama sebulan dan memilih menutup diri dengan berbicara sebelumnya. Aku sungguh belajar mengerti pasanganku dan ingin memberikan jalan keluar yang baik untuk dirinya. Namun karena komunikasi memburuk dan kami pun berpisah dengan tidak baik. Setahun kemudian aku memberanikan diri untuk menyapanya, dan kami memutuskan untuk bersama lagi kali ini dengan komitmen darinya bahwa setelah dia bekerja kami akan mengikuti katekisasi dan menikah. Sungguh pernyataan iman yang luar biasa ketika belum ada sebulan ia dipanggil bekerja. Namun karena tekanan dalam pekerjaan dia kembali bimbang dan akhirnya berhenti dari pekerjaan. Kekasihku bukan tipe pria yang memanjakan wanitanya, cenderung tak acuh, bersikap dingin dan selalu berjalan lebih dulu di depanku. Karena cintaku yang besar terhadapnya aku mengikutinya kemana dia pergi, menerima segala perlakuan dinginnya terhadapku. Aku berdalih mempercayai hatinya walaupun sahabat-sahabatku menyayangkan sikapku yang mau bertahan menjalaninya. Banyak hal yang menginjak hakku sebagai pasangan yang harus dihormati, aku memilih setia pada hatiku dan tanpa kusadari 'memberhalakan' dirinya. Perasaan 'dibuang' oleh orang yang kucintai ini membuatku tersungkur di hadapan Allah. Aku menangisi diriku, "Mengapa Engkau membiarkan aku memilih jalan ini?" Jalan paling dingin, merasa tidak dicintai oleh orang yang kucintai? Aku sudah mengacuhkan hal-hal utama dalam hidupku, melakukan kesalahan dengan memprioritaskan kekasihku daripada memperhatikan ayah dan adikku yang sangat membutuhkanku. Aku berdosa terhadap keluargaku, terlebih aku mengabaikan diriku, menganggap diri tidak penting dengan membiarkan hal lain yang duniawi menguasaiku hingga aku putus asa. Di saat aku menimbang untuk memutuskan apakah aku tetap bersamanya atau meninggalkannya pada hampir tahun kelima ini. Aku dalam keadaan hancur, telah banyak hal bodoh, terlalu banyak kesalahanku yang harus diriku sendiri maafkan. Hingga pada suatu hari khusus di hari Senin, aku mengambil waktu pribadi seharian, dan ketika sore tiba sebuah suara terdengar dalam hatiku dan berkata, "Sudah lama kamu mencari cinta pengganti ibumu, Nak! Lepaskanlah! Aku mencintaimu, dan cinta-Ku cukup bagimu." Aku tertegun, dan menangis. Tak pernah aku mendengar suara yang begitu jelas dalam hidupku. Beginikah aku Tuhan? Bahwa sebenarnya akupun belum move on dari rasa kehilangan akan ibuku? Jadi selama ini aku tak percaya bahwa cinta-Mu sudah sempurna? Bahwa aku tak perlu membuat diriku begitu murah di hadapan manusia lain hanya untuk mengemis cintanya? Bahwa Kau menungguku melihat diri-Mu pada hari ibuku pergi? Tetapi aku sibuk mencari cinta yang lain, cinta yang tak kokoh, lemah dan rapuh. Aku mengenal Yesus lebih dalam di hari aku memutuskan untuk meninggalkan kekasihku. Dan ketika aku bertanya mengapa semua ini diijinkan terjadi? Yesus menjawabku, "Karena tanpa melewati semua ini, kau takkan pernah tahu bahwa Akulah Allah penyembuh, pembalut luka…." Teman-teman, sekarang usiaku 31 tahun, di masa penantianku ini aku perlahan menata hidupku, berjalan bersama ayah dan adikku, mencintai berkat-berkat yang pernah kuabaikan. Di masa penantian ini, sebelum bertemu pasangan hidupku aku sudah tahu Bapa begitu mengasihiku, aku sudah dicintai, sudah sempurna, sudah bahagia. Yesuslah cinta pertama dan sejati dalam hidupku, apapun yang terjadi. artikel dikirim oleh Maria Yosephine Kamu sangat Dicintai is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 25 Mar 2014 05:00 PM PDT Seorang raja yang terkenal sangat kaya di antara kerajaan-kerajaan yang lain sedang membuat sebuah sayembara. Raja itu sangat percaya bahwa tidak akan ada seorang pun yang bisa memenangkan sayembara itu. Hadiah sayembara adalah tahtanya sebagai raja akan diberikan kepada pemenang. Sudah banyak para penasihat kerajaan yang mengingatkan bahwa keputusan itu terlalu beresiko namun raja tidak pernah mau mendengarkannya. Raja tersebut terlalu percaya diri dan melakukan hal-hal tanpa dipikirkan secara matang. Dan benar saja, akhirnya raja itu harus kehilangan tahtanya. Keputusan yang salah dapat menghancurkan masa depan. Ketika kita sedang diperhadapkan pada sebuah pilihan yang sulit, jangan pernah terburu-buru untuk mengambil keputusan. Keputusan yang telah kita ambil saat ini, tidak akan pernah diulang untuk esok hari. Dan apa yang kita putuskan saat ini, akan berdampak pada masa depan kita. Berdoalah kepada Tuhan dan libatkan Tuhan dalam setiap pilihan yang akan kita ambil. Tuhan lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Jangan sekali-kali bertindak di luar apa yang Tuhan kehendaki. Oleh sebab itu, tuntunan Tuhan sangatlah penting dalam setiap langkah hidup kita. Tuhan tidak akan membawa kita ke dalam lembah kekelaman. Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus. Amsal 15:21 Keputusan yang Salah is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 25 Mar 2014 07:29 AM PDT Saya tidak pernah mempunya cita-cita untuk dihianati. Saya pun juga tidak pernah membayangkan tentang bagaimana rasanya sakit hati. Tapi apa yang tdak pernah saya inginkan itu harus saya alami. Saya disakiti oleh seseorang yang sangat saya sayangi. Ketika kami sudah mematangkan tentang rencana pernikahan dan juga harapan-harapan mesa depan, hatiku terkoyak oleh sebuah foto mesra. Kekasihku bersama dengan sorang wanita berpelukan. Tak banyak yang bisa saya katakan saat itu. Hanya air mata yang kubiarkan mengalir deras. Hatiku hancur manakala kekasihku berkata bahwa dia memang menjalin hubungan dengan si dia. Saya sesungguhnya tidak terima dan protes kepada Tuhan. “Mengapa harus terjadi padaku?” Sakit sekali dihianati. Hari-hari kulalui dengan tetesan air mata. Tubuhku habis. Tak enak makan. Kerjaan juga berantakan. “Apa yang Tuhan mau dariku? Mengapa Kau ambil cintaku?” Penghianatan itu sungguh membuatku hilang gairah hidup. Tapi saya percaya, semua ini pasti akan berlalu. Cepat atau lambat, saya akan bertemu dengan kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan yang dari Tuhan akan aku dapatkan pada waktunya nanti. Rasanya Dihianati is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment