Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
I.Karena Tuhan memerintahkannya.
Tuhan menghendaki setiap orang kristen untuk melayani Dia sesuai dengan karunia yang telah diberikan kepadanya oleh Tuhan.
Bahwa Tuhan memberikan kepada setiap orang Kristen karunia-karunia yang berbeda-beda terlihat dari 1Kor 12:7-11 - "(7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya.".
Dan bahwa Tuhan menghendaki setiap orang Kristen melayani sesuai karunia-karunia yang ada padanya terlihat dari:
Ro 12:6-8 - "(7) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. (7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; (8) jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita."
1Pet 4:10 - "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.".
Jadi tidak setiap orang kristen harus berkhotbah, menjadi guru sekolah minggu, dsb. Tetapi Pemberitaan Injil merupakan pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap / semua orang kristen. Caranya boleh berbeda-beda sesuai karunia masing-masing, misalnya ada yang memberitakan Injil melalui khotbah, ada yang secara pribadi, ada yang melalui pemberian traktat, ada yang melalui tulisan, dan sekarang dengan adanya internet, kita bisa memberitakan Injil melalui email, web / blog, facebook dan sebagainya. Tetapi setiap orang Kristen harus memberitakan Injil! Ini terlihat dari perintah Tuhan Yesus sendiri, seperti dalam:
Mat 28:19 - "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,".
Kis 1:8 - "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.'".
Ini juga terlihat dari teladan jemaat abad pertama, seperti yang digambarkan dalam text di bawah ini.
Kis 8:1,4 - "(1) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. ... (4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.".
Perhatikan bahwa mereka yang tersebar itu bukan rasul-rasul, tetapi jemaat biasa. Tetapi mereka memberitakan Injil!
Karena Pemberitaan Injil merupakan perintah Tuhan bagi kita, maka kalau kita tidak memberitakan Injil, kita berdosa (dosa pasif).
Perhatikan juga ayat-ayat di bawah ini:
Hak 5:23 - "'Kutukilah kota Meros!' firman Malaikat TUHAN, 'kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan'".
Perhatikan bahwa kota Meros dikutuk oleh Tuhan bukan karena mereka menyembah berhala, atau berzinah, dsb, tetapi karena pada waktu perang, mereka hanya berdiam diri, padahal seharusnya mereka ikut berperang. Demikian juga kalau dalam perang rohani melawan setan, saudara tidak mau ikut berjuang melalui Pemberitaan Injil, maka saudara menghadapi resiko yang sama dengan penduduk kota Meros.
Yer 48:10 - "Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedangNya dari penumpahan darah!".
Saya tidak mengerti mengapa Kitab Suci Indonesia menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi itu dengan menggunakan 'Nya' (dimulai dengan huruf besar), dan bukannya 'nya'. Kata 'nya' itu jelas bukan menunjuk kepada Tuhan tetapi kepada orang yang dikutuk itu.
Jadi, ayat ini mirip dengan ayat di atas tentang penduduk kota Meros itu. Pada saat mereka seharusnya berperang menggunakan pedang mereka, mereka tidak mau melakukannya, dan karena itulah maka mereka dikutuk
Yeh 3:18 - "Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu."
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak kita injili itu akan binasa, tetapi Tuhan akan menuntut darah orang itu dari diri kita.
Mat 12:30 - "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
Dalam kekristenan tidak ada sikap netral. Atau saudara adalah 'sahabat Tuhan', atau saudara adalah 'lawan Tuhan'; atau saudara 'mengumpulkan bersama Tuhan' (melalui pemberitaan Injil), atau saudara dianggap sebagai 'pencerai-berai / pengacau gereja'! Jadi, siapapun orang Kristen yang tidak memberitakan Injil, ia adalah 'pencerai-berai / pengacau gereja'!
II.Karena Tuhan mau memakai kita sebagai alatNya, dan itu merupakan kehormatan bagi kita.
Tuhan bisa memberitakan Injil sendiri; ini terlihat dalam kasus pertobatan Saulus / Paulus.
Kis 9:3-6 - "(3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: 'Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?' (5) Jawab Saulus: 'Siapakah Engkau, Tuhan?' KataNya: 'Akulah Yesus yang kauaniaya itu. (6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.'".
Dia juga bisa memberitakan Injil melalui malaikat; ini terjadi pada Natal yang pertama.
Luk 2:8-14 - "(8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: 'Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.' (13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: (14) 'Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.'".
Tetapi Ia tetap mau memakai kita yang berdosa sebagai alatNya untuk memberitakan Injil. Ini tidak boleh kita anggap sebagai suatu beban yang memberatkan, tetapi sebagai suatu kehormatan. Dalam hal ini rasul Paulus berulangkali memberikan kepada kita teladan yang baik seperti itu. Perhatikan beberapa ayat di bawah ini:
1Tim 1:12-13 - "(12) Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku - (13) aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.".
Perhatikan komentar-komentar dari penafsir-penafsir ini tentang text ini:Matthew Henry: "A call to the ministry is a great favour, for which those who are so called ought to give thanks to Jesus Christ." (= Panggilan ke dalam pelayanan merupakan suatu kemurahan yang besar, untuk mana mereka yang dipanggil seperti itu seharusnya bersyukur kepada Yesus Kristus.).Barnes' Notes: "If there is anything for which a good man will be thankful, and should be thankful, it is that he has been so directed by the Spirit and providence of God as to be put into the ministry. It is indeed a work of toil, and of self-denial, and demanding many sacrifices of personal ease and comfort. It requires a man to give up his splendid prospects of worldly distinction, and of wealth and ease. It is often identified with want, and poverty, and neglect, and persecution. But it is an office so honorable, so excellent, so noble, and ennobling; it is attended with so many precious comforts here, and is so useful to the world, and it has such promises of blessedness and happiness in the world to come, that no matter what a man is required to give up in order to become a minister of the gospel, he should be thankful to Christ for putting him into the office." (= Jika ada sesuatu apapun untuk mana seseorang yang baik / saleh akan bersyukur, dan seharusnya bersyukur, itu adalah bahwa ia telah diarahkan sedemikian rupa oleh Roh dan providensia Allah sehingga diletakkan ke dalam pelayanan. Itu memang merupakan suatu pekerjaan yang berat, dan penyangkalan diri, dan menuntut banyak pengorbanan ketenteraman dan kesenangan pribadi. Itu menuntut seseorang untuk menyerahkan prospeknya yang bagus tentang kehormatan duniawi, dan tentang kekayaan dan kesenangan. Itu sering disamakan / digabungkan dengan kekurangan, dan kemiskinan, dan pengabaian, dan penganiayaan. Tetapi itu adalah suatu jabatan / tugas yang begitu terhormat, begitu bagus, begitu mulia, dan memuliakan; itu disertai dengan begitu banyak penghiburan yang berharga di sini, dan begitu bermanfaat bagi dunia, dan itu mempunyai janji-janji berkat dan kebahagiaan dalam dunia yang akan datang, sehingga tak peduli apa yang dituntut untuk diserahkan dari seseorang untuk menjadi seorang pelayan injil, ia harus bersyukur kepada Kristus untuk meletakkannya dalam jabatan / tugas itu.).
Ro 1:5 - "Dengan perantaraanNya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada namaNya.".Ada penafsir-penafsir yang menterjemahkan 'grace and apostleship' (= kasih karunia dan kerasulan), tetapi William Hendriksen lebih setuju dengan terjemahan 'grace of apostleship' (= kasih karunia dari / tentang kerasulan).
Jadi, jabatan / pelayanan sebagai rasul itu oleh Paulus dianggap sebagai kasih karunia!
Ro 15:15-17 - "(15) Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, (16) yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepadaNya, yang disucikan oleh Roh Kudus. (17) Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah."Jadi, bagi Paulus, panggilan pelayanannya / panggilan pelayanan pemberitaan Injil yang diberikan kepadanya, merupakan suatu kasih karunia. Bandingkan dengan kebanyakan orang Kristen yang menganggap pelayanannya sebagai beban yang memberatkan, sehingga semakin cepat 'pensiun' semakin baik.
Gal 1:15-16 - "(15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya, (16) berkenan menyatakan AnakNya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;".Lagi-lagi panggilan Tuhan untuk memberitakan Injil di kalangan orang-orang non Yahudi oleh Paulus dianggap sebagai kasih karunia Allah!
Illustrasi: ada seorang penyanyi New Zealand yang diminta menyanyi dalam pesta pernikahan Pangeran Charles - Lady Di (Diana). Pada waktu diminta, ia tidak mempersoalkan besarnya honor yang harus ia terima, atau betapa repotnya melakukan hal itu. Ia merasakan hal itu bukan sebagai suatu beban, tetapi sebagai suatu kehormatan.
Penerapan: kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, maka saudara juga dipanggil oleh Tuhan untuk memberitakan Injil. Apakah saudara menganggapnya sebagai suatu beban, atau sebagai sesuatu yang menakutkan, atau sebagai kasih karunia?
III.Yesus dan rasul-rasul juga memberitakan Injil.
Tuhan Yesus sendiri juga memberitakan Injil, dan bahkan Ia mengatakan bahwa Ia datang untuk memberitakan Injil.
Mark 1:38 - "JawabNya: 'Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.'".
Kristus adalah teladan kita. Ini terlihat dari:
Yoh 13:15 - "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.".
Fil 2:5-8 - "(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.".
Dalam persoalan menjadikan Yesus sebagai teladan, ada 2 hal penting yang harus diperhatikan:
1) Saudara harus menerima Dia sebagai Juruselamat lebih dahulu, dan barulah saudara boleh / bisa menjadikan Dia sebagai teladan dalam kehidupan saudara. Jangan menjadikan Yesus sebagai teladan kalau saudara belum menerima Dia sebagai Juruselamat saudara. Mengapa? Karena:
a) Saudara tidak mungkin bisa melakukan hal itu.
Untuk bisa meneladani tindakan Yesus, kita membutuhkan pertolongan dari Roh Kudus. Sedangkan kalau saudara belum percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat saudara, saudara belum mempunyai Roh Kudus.
b) Andaikatapun saudara bisa meneladani Dia, itu tidak ada gunanya. Dosa-dosa saudara tidak ditebus, dan karena itu dosa-dosa itu tetap akan membawa saudara ke neraka untuk selama-lamanya!
2) Tidak semua yang Yesus lakukan harus kita teladani.
Misalnya: Ia tidak menikah, Ia berpuasa 40 hari, Ia mati untuk dosa-dosa kita, dan sebagainya. Hal-hal ini tidak perlu / tidak bisa kita teladani. Jadi, kita harus melihat pada seluruh Kitab Suci untuk melihat apakah sesuatu yang Yesus lakukan itu harus kita teladani atau tidak.
Dalam persoalan memberitakan Injil, karena adanya perintahNya untuk memberitakan Injil, maka jelas harus disimpulkan bahwa itu merupakan tindakan Yesus yang harus kita teladani. Karena itu, rasul-rasul, yang adalah pengikutNya, meniru teladanNya, dengan juga memberitakan Injil, sekalipun dimusuhi / dianiaya. Ini terlihat dalam seluruh Kitab Kisah Para Rasul. Kalau kita adalah pengikut Kristus, maka kitapun harus meniru teladanNya dalam memberitakan Injil.
IV.Karena hidup ini adalah perang (Ef 6:12 2Tim 2:3-4).
Ef 6:12 - "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.".
2Tim 2:3-4 - "(3) Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. (4) Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.".
Konsep saudara tentang hidup ini merupakan sesuatu yang penting. Kalau konsep saudara tentang hidup adalah: 'karena hidup hanya satu kali, maka saya harus menikmatinya', maka mungkin saudara tidak akan pernah memberitakan Injil. Tetapi ingat bahwa konsep hidup dalam Kitab Suci adalah: hidup merupakan peperangan rohani. Karena hidup ini adalah peperangan rohani melawan setan, maka kita tidak boleh hidup santai!
Dalam peperangan, pertahanan adalah sesuatu yang sangat penting. Menyerang tanpa mempedulikan pertahanan, merupakan sesuatu yang sangat berbahaya dalam peperangan. Tetapi sebaliknya, kita tidak mungkin bisa menang kalau kita hanya bertahan. Jadi, kedua-duanya harus kita lakukan. Kita harus memperhatikan pertahanan kita, misalnya dengan banyak belajar Firman Tuhan, dengan banyak berdoa, dengan menjauhi pencobaan, dan sebagainya. Tetapi kita juga harus menyerang, dan Pemberitaan Injil adalah penyerangan dalam perang melawan setan ini, karena melalui Pemberitaan Injil kita mengusahakan supaya anak-anak setan / musuh-musuh Tuhan bisa menjadi anak-anak Tuhan. Karena itu, jangan heran kalau setan paling tidak senang dengan orang Kristen yang memberitakan Injil, dan paling banyak menyerang orang-orang seperti itu!
Apakah ini harus membuat kita takut? Tidak, karena:
Dalam Ro 8:31 Paulus berkata: "Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?".
Dalam Amanat AgungNya, Yesus bukan hanya memberikan perintah untuk memberitakan Injil, tetapi juga janji penyertaanNya kepada orang-orang kristen yang memberitakan Injil.
Mat 28:19-20 - "(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.'"
V.Supaya Injil bisa tersebar dengan cepat.
Dalam Kitab Kisah Para Rasul, jumlah jemaat bertumbuh dengan pesat (Kis 1:26 2:41,47 4:4 5:14 6:7). Tetapi kelihatannya pada jaman sekarang tidak. Mengapa? Karena pada abad pertama, semua jemaat ikut memberitakan Injil. Tetapi keadaan berubah! Pada sekitar tahun 1970-an seorang misionaris mengatakan bahwa statistik menunjukkan bahwa hanya 0,5 % (setengah persen) orang kristen yang memberitakan Injil!
Ada seorang pendeta yang pernah memberikan ilustrasi sebagai berikut untuk menekankan pentingnya setiap orang kristen untuk memberitakan Injil. Ia membandingkan dua keadaan:
Keadaan I adalah dimana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang adalah seorang penginjil yang hebat, yang setiap hari bisa membawa 1000 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi orang-orang yang sudah bertobat itu tidak ada yang memberitakan Injil.
Keadaan II adalah dimana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang setiap tahun hanya bisa membawa 1 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi setiap jiwa yang bertobat juga memberitakan Injil dan setiap tahun masing-masing orang mendapat 1 jiwa.
Maka kita akan mendapatkan tabel sebagai berikut:
Tahun 1000 / hari 1 / tahun
---------------------------------------------------------
1 365.000 2 = 21
2 730.000 4 = 22
3 1.095.000 8 = 23
.
.
.
32 11.680.000 232 = 4,3 milyar.
33 12.045.000 233 = 8,6 milyar.
Saudara bisa melihat bahwa dalam keadaan I, dalam 33 tahun, baru sekitar 12 juta orang yang menjadi kristen. Ini belum mencakup seluruh penduduk Jawa Timur. Tetapi dalam keadaan II, dalam 33 tahun, ada 8,6 milyar orang kristen. Ini sudah lebih dari penduduk dunia saat ini!
Jadi, kalau saudara selalu membiarkan Pendeta / Penginjil saja yang memberitakan Injil, paling-paling pertumbuhan gereja / kekristenan akan menyerupai keadaan I, bahkan lebih buruk dari keadaan I. Mengapa? Karena perlu diingat, bahwa tidak ada pendeta / penginjil yang bisa mempertobatkan 1000 orang setiap hari! Bahkan Petrus, yang berhasil mempertobatkan 3.000 orang dalam satu hari (Kis 2:41), tidak setiap hari berhasil mempertobatkan 1.000 orang. Semua ini menyebabkan pertumbuhan gereja / kekristenan akan sangat lambat, atau, lebih buruk lagi, bisa menyebabkan kemunduran! Tetapi kalau setiap orang kristen mau memberitakan Injil, kita akan seperti keadaan II. Pertumbuhan gereja / kekristenan akan cepat sekali!
Perlu juga diketahui bahwa kalau Injil tidak tersebar dengan cepat, maka ada alternatifnya, yaitu: ajaran sesatlah yang akan tersebar!
Seorang yang bernama Daniel Webster berkata sebagai berikut:
"If religious books are not widely circulated among the masses in this country, I do not know what is going to become of us as a nation. If truth be not diffused, error will be; if God and His Word are not known and received, the devil and his works will gain the ascendancy; if the evangelical volume does not reach every hamlet, the pages of a corrupt and licentious literature will; if the power of the Gospel is not felt throughout the length and breadth of the land, anarchy and misrule, degradation and misery, corruption and darkness, will reign without mitigation or end." (= Jika buku-buku agama / rohani tidak beredar secara luas di antara rakyat dalam negara ini, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita sebagai bangsa. Kalau kebenaran tidak disebarkan, maka kesalahanlah yang akan tersebar; kalau Allah dan FirmanNya tidak diketahui / dikenal dan diterima, setan dan pekerjaannya akan mendapatkan kekuasaan / pengaruh; kalau buku-buku injili tidak mencapai setiap desa, halaman-halaman yang jahat dan literatur yang tidak bermoral akan mencapainya; kalau kuasa Injil tidak dirasakan diseluruh lebar dan panjang negara ini, maka anarkhi dan pemerintahan yang salah, keburukan dan kesengsaraan, korupsi / kejahatan / kecurangan dan kegelapan, akan memerintah tanpa pengurangan atau akhir.).
Seorang yang bernama Edmund Burke berkata: "All that is necessary for the triumph of evil is that good men do nothing." (= Semua yang dibutuhkan supaya kejahatan menang adalah bahwa orang-orang yang baik tidak melakukan apa-apa.) - 'Streams in the Desert', vol 2, June 13.
Sekarang mari kita membandingkan kesuaman penginjilan dalam kalangan Kristen dengan keaktifan penginjilan yang luar biasa dalam kalangan sekte Saksi Yehuwa! Seorang penatua Saksi Yehuwa yang berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa pada saat ini dalam dunia ada sekitar 6 juta Saksi (ini tidak termasuk pengunjung biasa dalam kebaktian; yang disebut 'Saksi' adalah orang-orang yang sudah aktif memberitakan Injil dari rumah ke rumah). Dan pertambahan setiap tahun adalah sebanyak kira-kira 360.000 orang. Pertambahan 6 % setahun ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Seorang penulis internet mengatakan bahwa puncak tertinggi dari pertumbuhan Saksi Yehuwa terjadi pada tahun 1974, yaitu mencapai 13,5 %! Kalau saudara bertanya: 'Mengapa mereka bisa bertumbuh begitu pesat?', maka salah satu jawabnya adalah, karena Saksi Yehuwa tidak membedakan antara Pendeta / pengkhotbah / penatua dengan orang awam. Semua Saksi-Saksi Yehuwa didorong dan dilatih untuk memberitakan 'Injil'. Dan dalam buku 'Bagaimana Menghadapi Saksi Yehuwa', hal 23, dikatakan bahwa 65 % anggota-anggota Saksi Yehuwa aktif memberitakan 'Injil' (bandingkan ini dengan orang kristen di Indonesia yang, menurut statistik di atas, hanya 0,5 % saja yang memberitakan Injil). Pemberitaan Injil memang merupakan pelayanan yang paling ditekankan, atau ditekankan secara luar biasa, dalam Saksi Yehuwa. Dahulu pada saat mereka dilarang di Indonesia, mereka tetap memberitakan 'Injil' dengan rajin dan berani, apalagi sekarang, setelah mereka disahkan / diijinkan.
Encyclopedia Britannica 2000: "During the year, nearly five million Witnesses spent over one billion hours spreading Bible knowledge to their neighbours. This educational work was at the heart of the 80% growth in the number of the Witnesses during the past decade." [= Dalam sepanjang tahun (maksudnya tahun 1994), hampir 5 juta Saksi-Saksi menghabiskan lebih dari satu milyar jam untuk menyebarkan pengetahuan Alkitab kepada tetangga-tetangga mereka (ini berarti setiap orang menghabiskan lebih dari 200 jam / tahun). Pekerjaan pendidikan ini merupakan inti / pokok dari 80 % pertumbuhan dalam jumlah dari Saksi-Saksi sepanjang 10 tahun yang lalu.].
Seorang penatua Saksi Yehuwa mengatakan bahwa:
Pada saat ini (tahun 2002) ada 6 juta Saksi Yehuwa di seluruh dunia, sedangkan jemaat dalam kebaktian / pertemuan mereka ada 26 atau 36 juta (ia tidak tahu persis), tetapi saya kira ia salah, karena menurut internet hanya sekitar 16 juta. Yang disebut 'Saksi' adalah orang-orang yang sudah aktif memberitakan Injil. Jadi yang memberitakan Injil 'hanya' 37,5 %. Ini memang jauh lebih rendah dari bilangan 65 % di atas, tetapi ini sudah sangat tinggi dibandingkan dengan persentase yang memberitakan Injil dalam kalangan orang kristen. Saya mendengar bahwa 15 % dari jemaat Gereja dari D. James Kennedy di Florida (yang memulai program penginjilan Evangelism Explosion), aktif memberitakan Injil. Ini mungkin yang tertinggi di dunia dalam kalangan gereja-gereja Kristen, tetapi ini masih kalah jauh dibandingkan dengan Saksi Yehuwa.
Ia sendiri menghabiskan 24 jam / bulan untuk memberitakan Injil dari rumah ke rumah.
Dari internet saya mendapatkan statistik Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia untuk tahun 2001 sebagai berikut:
Jumlah pengunjung biasa dalam kebaktian 36.158 orang, sedangkan jumlah Saksi-Saksi Yehuwa 16.136 orang; itu berarti presentase yang memberitakan Injil adalah 44,6 %.
Jumlah penginjilan yang mereka lakukan dalam tahun 2001 itu adalah 2.895.595 jam, yang berarti mendekati 180 jam per orang per tahun.
Tentang banyaknya jam penginjilan Saksi-Saksi Yehuwa di dunia, statistik tahun 2001 mengatakan bahwa 6.117.666 Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan Injil sebanyak 1.169.082.225 jam, dan itu berarti rata-rata setiap Saksi Yehuwa memberitakan Injil lebih dari 190 jam per tahun.
Sebetulnya kalau kita mengingat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa itu sesat dan tidak mempunyai keyakinan keselamatan, sedangkan orang kristen mempunyai keyakinan keselamatan, tetapi Saksi-Saksi Yehuwa jauh lebih rajin dan berani dalam 'memberitakan Injil', maka kita seharusnya merasa malu!
Saya berharap bahwa kata-kata ini bisa mendorong setiap orang kristen, terlebih lagi setiap hamba Tuhan, untuk lebih giat dalam memberitakan Injil / Firman Tuhan.
VI.Supaya manusia berdosa mendapat jalan untuk bebas dari hukuman Allah.
Kitab Suci berkata bahwa:
1) Semua manusia berdosa.
Ro 3:10-12,23 - "(10) seperti ada tertulis: 'Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,".
2) Karena itu, semua orang akan dihukum.
Ro 6:23 - "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.".
Wah 21:8 - "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.'".
3) Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dengan perbuatan baiknya / ketaatannya.
Gal 2:16,21 - "(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: 'tidak ada seorangpun yang dibenarkan' oleh karena melakukan hukum Taurat. ... (21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.".
Ketaatan terhadap hukum Taurat sama dengan ketaatan terhadap Firman Tuhan, dan ayat di atas mengatakan bahwa hal itu tidak bisa membenarkan siapapun.
4) Kristus sudah mati menebus dosa kita sehingga dalam Kristus ada pengampunan / pembebasan dari hukuman Allah.
Yoh 3:16 - "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.".
Kis 10:43 - "Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya.'".
Kis 13:38-39 - "(38) Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.".
Ro 8:1 - "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.".
5) Tetapi orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Kristus tidak bisa percaya kepadaNya, dan karenanya tidak bisa diselamatkan.
Banyak orang Kristen yang yakin bahwa orang yang sudah mendengar Injil, tetapi tetap tidak percaya kepada Kristus, pasti masuk neraka. Tetapi banyak orang Kristen yang bingung dan bertanya-tanya tentang nasib dari orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil sampai mati. Saya berpendapat bahwa orang yang tidak pernah mendengar tentang Yesus juga akan binasa / masuk neraka! Kalau orang yang tidak pernah mendengar Injil bisa masuk surga, maka untuk apa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil? Bahwa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid Yesus, jelas menunjukkan bahwa orang yang tidak pernah mendengar Injil juga pasti tidak bisa selamat.
Pandangan ini didukung oleh beberapa bagian Alkitab yang lain seperti:
a) Ro 2:12a - "Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat.".
Dalam jaman Perjanjian Lama, orang di luar Israel / Yahudi yang tidak pernah mempunyai hukum Taurat, dikatakan 'binasa tanpa hukum Taurat'. Artinya mereka tidak akan dihakimi berdasarkan hukum Taurat, tetapi mereka tetap binasa / masuk neraka, karena mereka tetap mempunyai dosa. Mereka dihakimi berdasarkan hati nurani mereka, dan sudah pasti tidak ada orang yang bisa hidup 100 % sesuai dengan hati nuraninya!
Analoginya, dalam jaman Perjanjian Baru, orang yang tidak pernah mendengar Injil, akan 'binasa tanpa Injil'! Mereka memang tidak akan dihakimi berdasarkan Injil, tetapi mereka tetap mempunyai dosa, dan mereka harus dihukum karena itu.
b) Ro 10:13-14 - "(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?".
Teks ini membentuk suatu rantai. Orang yang berseru kepada nama Tuhan akan selamat, tetapi ia tidak akan bisa berseru kepada nama Tuhan kalau ia tidak percaya kepada Tuhan. Dan ia tidak akan bisa percaya kepada Tuhan kalau ia tidak pernah mendengar tentang Dia. Dan ia tidak akan bisa mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepadaNya.
Kalau kita membalik urutannya dari belakang, maka kita akan mendapatkan sebagai berikut: kalau tidak ada orang yang memberitakan Injil kepadanya, maka ia tidak bisa mendengar tentang Dia, sehingga tidak percaya kepadaNya, sehingga tidak bisa berseru kepadaNya, sehingga tidak bisa diselamatkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang tidak diinjili / tidak pernah mendengar tentang Yesus, pasti tidak selamat. Fakta Kitab Suci inilah yang mendasari pengutusan misionaris ke tempat-tempat yang belum pernah dijangkau Injil.
c) Yeh 3:18 - "Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.".
Perhatikan bahwa ayat ini mengatakan bahwa orang jahat yang tidak diperingati / diinjili itu, akan mati dalam kesalahannya!
Jadi merupakan tugas kita untuk memberitakan Injil kepada mereka supaya mereka bisa mendengar Injil, lalu percaya dan diselamatkan dari murka Allah.
Jadi, Pemberitaan Injil sebetulnya merupakan tindakan kasih kita kepada orang yang belum diselamatkan. Ada banyak orang kristen yang melakukan tindakan kasih hanya dengan menolong secara jasmani. Memang orang yang ditolong akan senang karena ditolong secara jasmani, tetapi pada waktu mereka mati, mereka tetap harus pergi ke neraka selama-lamanya untuk membayar sendiri dosa-dosanya karena mereka tidak mempunyai Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa. Apa gunanya tindakan kasih yang seperti itu? Tindakan kasih yang terbesar yang bisa saudara lakukan kepada orang yang belum percaya adalah Pemberitaan Injil! Tetapi anehnya, atau lucunya, Pemberitaan Injil sering membuat orang yang diinjili justru menjadi marah kepada kita. Di sini kita melihat secara jelas peranan dari setan dalam diri orang-orang itu.
Ada orang yang berkata bahwa untuk memenangkan jiwa seseorang kita tidak perlu memberitakan Injil kepadanya, tetapi cukup menunjukkan hidup yang saleh, penuh dengan kasih dsb. Terhadap pandangan seperti ini, yang merupakan pandangan dari banyak orang-orang Liberal, saya menjawab bahwa sekalipun hidup saleh itu penting, tetapi itu tidak bisa menggantikan Pemberitaan Injil! Teks di bawah ini jelas menunjukkan bahwa tanpa firman / Injil tidak mungkin seseorang bisa percaya.
Ro10:13-14,17 - "(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? ... (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.".
Tetapi mungkin mereka bisa menjawab dengan 1Pet 3:1-2 yang berbunyi sebagai berikut: "(1) Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, (2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu.".
Apakah ayat ini berarti bahwa kita bisa memenangkan jiwa hanya dengan kesalehan, tanpa pemberitaan Injil? Calvin menjawab pertanyaan ini dengan komentarnya tentang 1Pet 3:1-2 itu yang berbunyi sebagai berikut: "But it may seem strange that Peter should say, that a husband might be gained to the Lord without a word; for why is it said, that 'faith cometh by hearing?' Rom. 10:17. To this I reply, that Peter's words are not to be so understood as though a holy life alone could lead the unbelieving to Christ, but that it softens and pacifies their minds, so that they might have less dislike to religion; for as bad examples create offences, so good ones afford no small help. Then Peter shews that wives by a holy and pious life could do so much as to prepare their husbands, without speaking to them on religion, to embrace the faith of Christ." (= Tetapi kelihatannya aneh bahwa Petrus berkata bahwa seorang suami bisa dimenangkan bagi Tuhan tanpa perkataan; karena mengapa dikatakan bahwa 'iman timbul dari pendengaran?' Ro 10:17. Terhadap pertanyaan ini saya menjawab bahwa kata-kata Petrus tidak boleh dimengerti seakan-akan suatu kehidupan yang kudus saja bisa membimbing orang yang tidak percaya kepada Kristus, tetapi bahwa itu melunakkan dan menenangkan pikiran mereka, sehingga mereka bisa berkurang dalam ketidak-senangannya terhadap agama; karena sebagaimana teladan yang jelek menciptakan batu sandungan, begitu juga teladan yang baik memberikan pertolongan yang tidak kecil. Maka Petrus menunjukkan bahwa istri-istri, oleh kehidupan yang kudus dan saleh, bisa melakukan begitu banyak untuk mempersiapkan suami-suami mereka, tanpa berbicara kepada mereka tentang agama, untuk memeluk iman Kristus.) - hal 95-96.
Jadi jelaslah bahwa Petrus hanya memaksudkan bahwa hidup saleh itu hanya bisa mempersiapkan seseorang untuk bisa menerima Kristus, tetapi selanjutnya masih perlu disertai dengan pemberitaan Injil supaya mereka bisa percaya.
VII.Karena Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.
Banyak orang berkata bahwa ada banyak jalan ke surga, dan Yesus hanya merupakan salah satu jalan ke surga. Seandainya hal ini benar, maka jelas bahwa kita tidak perlu memberitakan Injil. Tetapi Alkitab tidak mengajar demikian. Alkitab menyatakan secara sangat jelas bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan (bukan salah satu jalan) ke surga. Perhatikan ayat-ayat ini:
Yoh 14:6 - "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.".
Kis 4:12 - "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.'"
1Yoh 5:11-12 - "(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.".
Karena itu, kita harus memberitakan Injil.
Catatan: karena pentingnya kepercayaan terhadap Kristus sebagai satu-satunya jalan ke surga, dalam persoalan keselamatan dan penginjilan, dan karena banyaknya serangan terhadap doktrin ini dari kalangan gereja-gereja yang liberal, maka hal ini akan saya bahas secara khusus dalam bab / pelajaran yang berikut.
VIII.Karena Injil bisa memperbaiki kehidupan manusia.
Pendidikan (termasuk pendidikan sex), hukuman penjara, dsb, hanya bisa mengubah seseorang dari luar, dan bahkan seringkali sama sekali tidak mengubah manusia.
Misalnya:
Sekalipun pendidikan seks di Amerika sangat hebat, tetapi kebejatan moral / free sex makin menjadi-jadi.
Orang-orang yang keluar dari penjara sering kali justru menjadi lebih jahat, atau lebih lihai dalam kejahatan.
Tetapi Pemberitaan Injil, kalau itu diterima, akan menyebabkan seseorang berubah.
2Kor 5:17 - "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."
Berbeda dengan perubahan yang dihasilkan oleh pendidikan, penjara dsb, perubahan yang terjadi karena seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, akan mengubah orang itu dari dalam. Mengapa? Karena orang yang percaya kepada Kristus pasti menerima Roh Kudus, dan Roh Kudus di dalam diri orang itu akan menghasilkan buah Roh (Gal 5:22-23), yang akan menguduskan kehidupan orang itu.
Contoh:
Saulus / Paulus.
Gal 1:20-23 - "(20) Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. (21) Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. (22) Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. (23) Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
Zakheus.
Luk 19:1-10 - "(1) Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. (2) Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. (3) Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. (4) Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. (5) Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: 'Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.' (6) Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. (7) Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: 'Ia menumpang di rumah orang berdosa.' (8) Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: 'Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.' (9) Kata Yesus kepadanya: 'Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. (10) Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.'".
IX.Karena rasa takut untuk PI datang dari setan.
Ada rasa takut yang datang dari Tuhan (misalnya: takut berbuat dosa), tetapi ada juga rasa takut yang datang dari setan (misalnya: takut melayani, takut memberitakan Injil). Kalau kita menuruti rasa takut yang datang dari setan itu, berarti kita tunduk kepada setan. Dari pada 'tidak memberitakan Injil' karena menuruti rasa takut kepada setan, lebih baik kita merasa takut kalau kita tidak memberitakan Injil, karena Tuhan memerintahkan pemberitaan Injil! Tetapi tentu yang terbaik adalah memberitakan Injil, bukan karena takut kepada Tuhan, tetapi karena kasih kepada Tuhan dan sesama manusia. Kasih memang merupakan dasar ketaatan yang sejati.
Yoh 14:15 - "'Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu.".
X.Karena akan datang waktunya dimana kita tidak lagi bisa memberitakan Injil.
Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
Yoh 9:4 - "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.".
2Tim 4:2-5 - "(2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. (5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!".
Saat inipun sudah banyak orang yang hanya senang mendengar khotbah yang penuh dengan lelucon, kesaksian, dongeng dsb. Pada hakekatnya mereka bukan menyenangi Firman Tuhan tetapi lelucon, kesaksian, dongeng, dsb. Jadi boleh dikatakan bahwa nubuat dalam 2Tim 4:2-5 itu sudah menjadi kenyataan pada saat ini. Tetapi bagaimanapun juga, sekarang masih ada orang-orang yang mau mendengar Injil / Firman Tuhan. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini sebelum 'malam' tiba (Yoh 9:4). Saat itu kita sudah sama sekali tidak bisa memberitakan Injil. Saat itu bisa terjadi pada saat Kristus datang kedua kalinya atau pada saat kita mati, atau menjelang akhir jaman dimana manusia menjadi begitu bejatnya sehingga sama sekali tidak mau mendengar Injil lagi.
Penutup.
Sebagai penutup bagian ini, mari kita membaca 3 buah ayat Kitab Suci:
Yer 20:9 - "Tetapi apabila aku berpikir: 'Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi namaNya', maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup."
Kis 4:20 - "Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.'"
1Kor 9:16 - "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.".
-o0o-
Turun Ke Dalam Neraka/Kerajaan Maut
Posted: 26 Jul 2014 06:34 AM PDT
Oleh : Pdt. Budi Asali
TURUN KE DALAM
NERAKA / KERAJAAN MAUT
Dalam bahasa Ibrani digunakan kata SHEOL, dan dalam bahasa Yunani digunakan kata HADES, yang dalam Kitab Suci Indonesia biasanya diterjemahkan 'dunia orang mati' atau 'alam maut'. Kata SHEOL / HADES tidak selalu mempunyai arti yang sama.
1) Kadang-kadang SHEOL / HADES tidak menunjuk pada suatu tempat tertentu, tetapi dipakai dalam arti yang abstrak untuk menunjuk pada 'keadaan kematian / the state of death' atau 'keadaan terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh'.
Misalnya: Hos 13:14 - "Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? MataKu tertutup bagi belas kasihan".
2) Kalau menunjuk pada tempat, maka SHEOL / HADES mempunyai 2 kemungkinan arti:
a) Kuburan.
Kej 37:35 - "Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: 'Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!' Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya".
Tidak mungkin mengartikan kata 'dunia orang mati' ini di sini sebagai neraka, karena itu akan berarti bahwa Yakub dan Yusuf, yang adalah orang-orang beriman, masuk neraka. Jadi, harus diartikan sebagai 'kuburan'.
Yunus 2:2 - "katanya: 'Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku".
Yunus saat itu memang bukan ada di dalam kuburan, tetapi di dalam perut ikan. Ia mengatakan demikian, karena pada saat ia ada di dalam perut ikan, ia merasa seperti berada di dalam kuburan.
b)Neraka.
Maz 9:18 - "Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah".
Ayat ini menunjukkan suatu ancaman bagi orang-orang tak beriman / jahat. Kalau kata-kata 'dunia orang mati' dalam ayat-ayat ini diartikan 'kuburan' atau 'tempat netral kemana semua orang akan pergi setelah mati', maka ayat-ayat itu akan kehilangan ancamannya. Jadi, dalam ayat-ayat seperti itu, kata 'dunia orang mati' harus diartikan sebagai 'neraka'.
Amsal 15:24 - "Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah".
Kata 'atas' dalam ayat ini jelas menunjuk pada 'surga', dan karena kata-kata 'dunia orang mati di bawah' merupakan kontrasnya, maka kata-kata itu harus diartikan sebagai 'neraka'.
Luk 16:23 - "(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita".
Kata-kata 'alam maut' dalam ay 23 diterjemahkan dari kata Yunani HADES. Perhatikan bagaimana Kitab Suci menggambarkan HADES di sini. Hades bukan hanya digambarkan sebagai tempat yang ada nyala apinya, tetapi juga sebagai tempat penyiksaan, dimana orang kaya itu sangat menderita. Tidak bisa tidak, ini pasti menunjuk pada neraka!
Kata-kata 'turun ke dalam neraka / Kerajaan Maut' ini mempunyai penafsiran yang berbeda-beda:
1)Berdasarkan arti dari kata HADES di atas, dimana HADES bisa menunjuk pada 'keadaan kematian' atau 'kuburan', maka ada orang yang beranggapan bahwa 'turun ke HADES' berarti 'turun ke dalam keadaan kematian' atau 'turun ke kuburan'.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
Penafsiran ini tak cocok dengan konteks dari 12 Pengakuan Iman Rasuli. Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli itu sudah dikatakan bahwa Kristus 'menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan'. Kalau kalimat selanjutnya yaitu 'turun ke neraka' diartikan 'turun ke dalam keadaan kematian' atau 'turun ke kuburan', maka ini merupakan suatu pengulangan yang tidak perlu. Lebih dari itu, kalimat yang tadinya sudah jelas, sekarang diulangi secara kabur / tidak jelas.
2) Ada juga yang beranggapan bahwa Kristus benar-benar turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka untuk menebus dosa kita.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
a) Antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan dan roh / jiwaNya ada di surga.
Luk 23:43,46 - "(43) Kata Yesus kepadanya: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.' ... (46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: 'Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.' Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya".
Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh dari manusia Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka tersebut.
b) Sesaat sebelum kematianNya, Yesus berkata 'Sudah selesai' (Yoh 19:30). Ini menunjukkan bahwa penderitaanNya untuk menanggung hukuman dosa umat manusia sudah selesai, sehingga tidak ada lagi penderitaan yang harus Ia alami untuk menebus dosa kita.
3) Roma Katolik.
Sesudah mati, Kristus pergi ke LIMBUS PATRUM (= tempat penantian dimana orang-orang suci jaman Perjanjian Lama menantikan kebangkitan Kristus), menyampaikan Injil kepada mereka dan lalu membawa mereka ke surga.
Dasar Kitab Suci yang dipakai adalah:
a) Maz 107:16 - "sebab dipecahkanNya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkanNya palang-palang pintu besi".
b) Zakh 9:11 - "Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjianKu dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair".
Keberatan terhadap ajaran ini:
1. Ayat-ayat itu ditafsirkan out of context (= keluar dari konteksnya). Bacalah seluruh konteks dari ayat-ayat itu dan saudara akan melihat bahwa baik Maz 107:16 maupun Zakh 9:11 menunjuk pada pembebasan / pertolongan yang Allah lakukan terhadap orang-orang yang tadinya mengalami penderitaan sebagai hukuman dosa mereka. Orang-orang itu masih hidup, bukannya orang-orang yang sudah mati! Jadi, ayat-ayat ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Kristus turun ke neraka / Hades / Limbus Patrum.
Maz 107:10-16 - "(10) Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam sengsara dan besi. (11) Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah, dan menista nasihat Yang Mahatinggi, (12) maka ditundukkanNya hati mereka ke dalam kesusahan, mereka tergelincir, dan tidak ada yang menolong. (13) Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkanNyalah mereka dari kecemasan mereka, (14) dibawaNya mereka keluar dari dalam gelap dan kelam, dan diputuskanNya belenggu-belenggu mereka. (15) Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setiaNya, karena perbuatan-perbuatanNya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, (16) sebab dipecahkanNya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkanNya palang-palang pintu besi".
Zakh 9:11-12 - "(11) Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjianKu dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair. (12) Kembalilah ke kota bentengmu, hai orang tahanan yang penuh harapan! Pada hari ini juga Aku memberitahukan: Aku akan memberi ganti kepadamu dua kali lipat!".
2. Orang suci jaman Perjanjian Lama itu adalah orang percaya; lalu mengapa mesti diinjili lagi?
3. Pandangan ini bertentangan dengan 2Raja 2:11 yang menyatakan bahwa Elia, yang jelas termasuk salah satu orang suci Perjanjian Lama, naik ke surga, bukan pergi ke Limbus Patrum.
2Raja 2:11 - "Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai".
4. Apa perlunya Kristus pergi ke sana? Kalau hanya untuk membebaskan mereka, Kristus tidak perlu pergi ke sana. Ia bisa memberikan perintah dari surga, dan mereka akan bebas.
4) Lutheran.
'Turun ke HADES' merupakan tahap pertama dari pemuliaan Kristus. Kristus turun ke HADES untuk menyelesaikan kemenanganNya atas setan dan untuk menyampaikan hukuman mereka.
Keberatan terhadap ajaran ini:
a)Tidak ada dasar Kitab Suci yang mendukung pandangan ini.
b)Tahap pertama kemenangan / pemuliaan Kristus baru terjadi pada waktu Ia bangkit. Agak sukar membayangkan dan menerima bahwa kata 'turun' bisa menunjuk pada 'pemuliaan Kristus'.
5) The church of England.
Tubuh Kristus ada di kuburan, tetapi roh / jiwaNya pergi ke HADES, atau, lebih khusus lagi, ke Firdaus, tempat penantian dari roh orang-orang benar dan memberi penjelasan tentang kebenaran.
Keberatan terhadap ajaran ini:
Tidak ada dasar Kitab Sucinya.
Orang benar yang sudah mati tak perlu diajar lagi.
Firdaus bukanlah tempat penantian orang benar, tetapi Firdaus jelas adalah surga. Hal ini bisa terlihat dari:
1. Perbandingan Luk 23:43 dengan Luk 23:46.
Luk 23:43,46 - "(43) Kata Yesus kepadanya: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.' ... (46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: 'Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.' Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya".
Kalau 'Firdaus' dalam ay 43 bukan surga, maka kata-kata Yesus kepada penjahat (ay 43) dan kepada Bapa (ay 46), akan bertentangan.
2. Perbandingan 2Kor 12:2 dengan 2Kor 12:4.
2Kor 12:2,4 - "(2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. ... (4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia".
Paulus menceritakan satu cerita, bukan dua cerita. Mula-mula ia mengatakan bahwa orang itu (orang itu adalah dirinya sendiri) diangkat ke surga, lalu ia mengatakan orang itu diangkat ke Firdaus. Kalau Firdaus bukan surga, maka kata-kata Paulus dalam ay 2 akan bertentangan dengan kata-katanya dalam ay 4.
3. Membandingkan Wah 2:7 dengan Wah 22:2,14,19.
Wah 2:7 - "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah".
Jadi, dalam Wah 2:7 dikatakan bahwa dalam taman Firdaus itu terdapat pohon kehidupan. Sekarang bandingkan dengan:
Wah 22:2 - "Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa".
Wah 22:14 - "Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu".
Wah 22:19 - "Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini".
Konteks dari ketiga ayat ini membicarakan tentang surga, dan karena itu terlihat bahwa pohon kehidupan itu ada di surga. Kesimpulannya lagi-lagi adalah bahwa Firdaus adalah surga!
6) Calvin.
Kata-kata 'turun ke neraka' menunjuk pada penderitaan rohani yang dialami oleh Kristus. Calvin berkata bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Kristus yang terlihat oleh manusia (yaitu menderita, disalibkan, mati, dikuburkan), dan setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu melanjutkan dengan menunjukkan penderitaan Kristus secara rohani, yang tidak terlihat oleh manusia. Ini terjadi pada saat Ia berteriak: 'ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?' atau 'AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?'(Mat 27:46).
Dengan demikian jelas bahwa Calvin tidak mempercayai bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Kristus betul-betul turun ke neraka atau HADES atau tempat manapun. Antara kematian dan kebangkitanNya, roh / jiwa dari manusia Yesus pergi ke surga (sesuai dengan kata-kataNya dalam Luk 23:43,46), sedangkan tubuh manusia Yesus ada di kuburan.
7) Ada juga orang Reformed yang menganggap bahwa 'turun ke neraka / Kerajaan Maut' berarti bahwa Yesus ada dalam kuasa maut sampai hari yang ke 3.
Westminster Confession of Faith, chapter VIII, 4 berbunyi sebagai berikut:
"... was crucified, and died, was buried, and remained under the power of death, yet saw no corruption. On the third day He arose from the dead ..." (= ... disalibkan, dan mati, dan dikuburkan, dan tetap ada di bawah kuasa kematian, tetapi tidak menjadi rusak / busuk. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati ...).
Sama seperti penafsiran Calvin, pandangan yang inipun tidak mempercayai bahwa Yesus betul-betul turun ke neraka / HADES.
Catatan: Ada keberatan terhadap ajaran yang mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak turun kemana-mana tetapi naik ke surga, karena setelah kebangkitanNya, dalam Yoh 20:17 Yesus berkata kepada Maria: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa". Ini dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus tidak pergi ke surga.
Jawaban terhadap keberatan ini:
a) Yoh 20:17 ini tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan Luk 23:43,46 yang jelas menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus naik ke surga.
b) Adalah sesuatu yang tidak masuk akal kalau Yesus melarang Maria memegang (dalam arti menyentuh) Dia, karena dalam Mat 28:9 dan Yoh 20:27 (kedua ayat ini juga terjadi setelah kebangkitan Yesus), Ia mengijinkan diriNya untuk dipegang.
Mat 28:9 - "Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: 'Salam bagimu.' Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya".
Yoh 20:27 - "Kemudian Ia berkata kepada Tomas: 'Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.'".
Karena itu, kata 'memegang' dalam Yoh 20:17 seharusnya diartikan 'memegang erat-erat / menahan / nggandoli'. Bandingkan dengan terjemahan NASB yang mengatakan "Stop clinging to Me" (= Berhentilah berpegang teguh kepadaKu), dan juga terjemahan NIV yang mengatakan "Do not hold on to Me" (= Jangan berpegang erat-erat kepadaKu).
c) Selanjutnya, kata-kata 'Aku belum pergi kepada Bapa' dalam Yoh 20:17a itu, tidak menunjuk pada saat antara kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi menunjuk pada hari kenaikanNya ke surga. Ini terlihat dengan jelas karena dalam Yoh 20:17b yang berbunyi 'sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu'; kata 'pergi' ini jelas menunjuk pada kenaikanNya ke surga.
Jadi kesimpulannya, arti dari Yoh 20:17 adalah: jangan nggandoli / menahan Aku, karena Aku harus pergi kepada Bapa / naik ke surga. Rupa-rupanya Yesus tahu akan isi hati Maria yang begitu mengasihi Dia, sehingga ingin menahan Dia terus menerus dan tidak mau berpisah lagi dengan Yesus. Karena itulah Ia lalu mengucapkan Yoh 20:17 ini.
Dengan demikian jelaslah bahwa Yoh 20:17 ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak naik ke surga.
Masih Kurangkah Penderitaan Kristus?
Posted: 25 Jul 2014 04:42 AM PDT
Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
MASIH KURANGKAH PENDERITAAN KRISTUS?
KOLOSE 1:19-29
"Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat..."
I Salib mendamaikan kita dengan Allah.
1)Kita (orang yang belum percaya) membutuhkan pendamaian dengan Allah. Mengapa? Karena:
a) Kita hidup jauh dari Allah (ay 21 bdk. Ef 2:12b - 'tanpa Allah').
b) Kita memusuhi Allah dalam hati dan pikiran kita (ay 21).
1.'dalam hati dan pikiran' (ay 21). Ini salah.
NASB: in mind (= dalam pikiran).
NIV: in your mind (= dalam pikiranmu).
2. Memusuhi Allah dalam pikiran ini tidak mesti diartikan bahwa dalam pikirannya manusia itu betul-betul membenci Allah dan menganggap Allah sebagai musuhnya. Tetapi maksudnya adalah bahwa kita selalu menginginkan hal-hal yang tidak disenangi oleh Allah (bdk. Ro 8:7-8).
Calvin: "We all, however, stand in need of Christ as our peace-maker, because we are the slaves of sin, and where sin is, there is enmity between God and men" (= Bagaimanapun kita semua membutuhkan Kristus sebagai pendamai kita, karena kita adalah hamba dosa, dan dimana dosa ada, di situ ada permusuhan antara Allah dengan manusia).
c) 'Memusuhi Allah dalam pikiran' akhirnya terwujud melalui 'perbuatanmu yang jahat' (ay 21).
Memang kalau pikiran kita tidak benar, maka lambat atau cepat kehidupan kita (kata-kata maupun tindakan) juga akan tidak benar.
Karena semua ini, maka murka Allah ada di atas kita (Ef 2:3 Yoh 3:36), dan kita membutuhkan pendamaian. Ini perlu disadari oleh semua manusia, yang belum percaya kepada Kristus!
2) Pendamaian oleh Kristus.
Ay 20: 'oleh Dialah Ia mendamaikan segala sesuatu dengan diriNya ... sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus'.
Bdk. Ro 3:25 - "Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pen-damaian karena iman, dalam darahNya".
Calvin: "such is the determination of God - not to communicate himself, or his gifts to men, otherwise than by his Son. 'Christ is all things to us: apart from him we have nothing. ... we cannot be joined to God otherwise than through him" (= begitulah ketetapan / penentuan Allah - tidak memberikan diriNya sendiri, atau karunia-karuniaNya kepada manusia kecuali melalui AnakNya. 'Kristus adalah segala-galanya bagi kita: terpisah dari Dia kita tidak mempunyai apa-apa. ... kita tidak bisa disatukan / digabungkan dengan Allah kecuali melalui Dia).
Pendamaian manusia dengan Allah hanya dimungkinkan melalui Kristus karena Kristus sudah mati di salib, mencurahkan darahNya untuk mene-bus dosa kita. Ini yang seharusnya direnungkan / dikenang dalam mera-yakan Jum'at Agung! Kita harus merenungkan salib Kristus sedemikian rupa sampai kita betul-betul merasakan kasih Allah kepada kita, dan juga sampai kita membalas mengasihi Allah.
William Barclay: "The Cross is the proof that there is no length to which the love of God will refuse to go in order to win men's hearts; and a love like that demands an answering love. If the Cross will not waken love in men's hearts, nothing will" (= Salib adalah bukti bahwa tidak ada jarak yang tidak mau ditempuh oleh kasih Allah untuk memenangkan hati manusia; dan kasih seperti itu menuntut kasih balasan. Jika salib tidak membangunkan / menghidupkan kasih dalam hati manusia, maka tidak ada apapun yang akan membangunkan / menghidupkannya).
3) Siapa yang diperdamaikan dengan Allah?
Ay 20 mengatakan 'segala sesuatu' dan bahkan menambahi dengan kata-kata 'baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga'.
Macam-macam tafsiran:
a) Malaikat juga punya dosa. Dasar Kitab Suci: Ayub 4:18 15:15.
Calvin mengatakan bahwa sekalipun malaikat tidak mempunyai dosa tetapi kesucian mereka kotor dibandingkan dengan kebenaran / kesucian Allah, sehingga mereka juga perlu pendamai.
Keberatan: malaikat hanya mempunyai 2 kemungkinan:
Jatuh dalam dosa ini. Ini menjadi setan dan para pengikutnya, dan yang ini jelas tidak ditebus (Ibr 2:14-17).
Tetap suci. Yang ini tidak membutuhkan penebusan / pendamaian.
b) Origen, yang menurut Hendriksen adalah Universalist yang pertama, berpendapat bahwa ini menunjukkan bahwa Iblis dan malaikat-malaikatnya juga ditebus, sehingga nanti pada akhirnya mereka juga diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Kristus.
c) Theodoret dan Erasmus: malaikat-malaikat itu bukan diperdamaikan dengan Allah, tetapi dengan manusia. Tetapi ini bertentangan dengan kata-kata 'dengan diriNya' dalam ay 20. Hebatnya Barclay menganggap ini sebagai 'the most interesting suggestion' (= usul yang paling menarik).
d) 'Yang ada di sorga' menunjuk kepada semua orang pilihan / percaya yang sudah mati, sedangkan 'yang ada di bumi' menunjuk kepada semua orang pilihan / percaya yang masih hidup.
Sebagai tambahan, bandingkan ini dengan ay 23: 'dikabarkan di seluruh alam di bawah langit'. Ini salah terjemahan.
NIV: 'has been proclaimed to every creature under heaven' (= telah dikabarkan kepada setiap makhluk ciptaan di bawah langit).
NASB/Lit: 'was proclaimed in all creation under heaven' (= telah dikabarkan dalam semua ciptaan di bawah langit).
Ini tidak ditafsirkan bahwa Paulus memberitakan Injil kepada setan, binatang, atau batu / pohon, tetapi diartikan bahwa Paulus memberitakan Injil kepada 'semua manusia'! Jadi ay 20 juga tidak perlu mencakup malaikat, setan atau binatang.
Tetapi mengapa untuk ay 20 kita tidak menafsirkan 'semua orang' tetapi 'semua orang pilihan'? Karena:
Ay 20 tidak menyebut yang di neraka. Jadi memang ada orang yang tidak diperdamaikan dengan Allah.
Jika 'segala sesuatu' dalam ay 20 ini 'semua orang', maka ini menjurus pada Universalisme, karena ay 20 ini mengatakan 'memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya'.
Calvin: "Should any one, on the pretext of the universality of the expression, move a question in reference to devils, whether Christ be their peace-maker also? I answer, No, not even of the wicked men: though I confess that there is a difference, inasmuch as the benefit of redemption is offered to the latter, but not to the former" (= Jika ada orang, dengan dalih keuniversalan pernyataan ini, menanyakan pertanyaan berkenaan dengan setan, apakah Kristus juga adalah pendamai mereka? Saya menjawab, Tidak, bahkan Kristus bukanlah pendamai orang-orang jahat: sekalipun saya mengakui bahwa ada perbedaan, karena keuntungan penebusan ditawarkan kepada orang-orang jahat, tetapi tidak kepada setan).
Catatan: yang dimaksud dengan 'wicked men' (= orang-orang jahat), jelas adalah orang jahat yang tidak percaya, atau 'reprobate' (= orang yang ditentukan untuk binasa).
Lalu bagaimana kita bisa tahu kita orang pilihan atau bukan? Kalau saudara bisa percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka saudara adalah orang pilihan. Kalau saudara bukan orang pilihan, paling banter saudara hanya bisa menjadi orang kristen KTP.
II) Apa yang harus dilakukan setelah damai dengan Allah?
1) Pengudusan (ay 22).
Tujuan dari perdamaian itu adalah kekudusan (bdk. Ef 2:10).
Beberapa penafsir mengatakan bahwa 'tak bercela dan tak bercacat di hadapan Allah' ini menunjuk pada keadaan orang percaya pada akhir jaman. Memang sekalipun dalam hidup ini kita berjuang menguduskan diri, kita tetap tidak bisa menjadi 'tak bercela dan tak bercacat di hadapan Allah' pada akhir jaman. Kita tetap membutuhkan penghapusan dosa melalui darah Kristus. Tetapi itu tidak berarti bahwa kita lalu boleh mengabaikan pengudusan itu! Kristus mati untuk dosa kita bukan supaya kita bisa terus hidup di dalam dosa! Bdk. 2Kor 5:15.
2) Bertekun dalam iman (ay 23).
a) Kata-kata 'sebab itu' di awal ay 23 merupakan terjemahan yang salah.
NIV/NASB: 'if' (= jika).
Jadi 'tak bercela dan tak bercacat di hadapan Allah' dalam ay 22, hanya bisa terjadi kalau kita bertekun dalam iman.
William Hendriksen: "Divine preservation always presupposes human perseverance. Perseverance proves faith's genuine character, and is therefore indispensable to salvation" (= Pemeliharaan ilahi selalu mensya-ratkan ketekunan manusia. Ketekunan membuktikan sifat asli dari iman, dan karena itu mutlak dibutuhkan).
b) Hal-hal yang bisa menggeser kita dari iman / pengharapan Injil adalah:
Ajaran sesat. Ini yang dipersoalkan oleh Paulus di Kolose ini.
Problem / kesukaran / penderitaan. Ingat akan tanah golongan ke 2 (Mat 13:5-6,20-21).
Daya tarik duniawi (uang, sex, kekuasaan, kesenangan). Ingat tanah golongan 3 (Mat 13:7,22).
c) Hal-hal yang perlu dilakukan supaya bisa bertekun dalam iman, adalah:
Belajar Firman Tuhan.
Berdoa.
3) Melayani Injil (ay 23b,25-28).
Ay 23: 'pelayannya' dimana kata 'nya' jelas menunjuk pada 'Injil'.
William Hendriksen: "A minister of the Gospel is one who knows the gospel, has been saved by the Christ of the gospel, and with joy of heart proclaims the gospel to others. Thus he serves the cause of the gospel" (= Seorang pelayan Injil adalah seorang yang mengetahui Injil, telah diselamatkan oleh Kristus dari Injil, dan dengan sukacita dari hati memberitakan Injil kepada orang-orang lain. Jadi ia melayani gerakan Injil).
Pada hari Jum'at Agung ini renungkan seberapa aktifnya saudara dalam memberitakan Injil? Sudah cukup aktifkah? Atau sebaliknya kurang aktif? Atau sudah berkurang keaktifannya, dalam arti dulu aktif sekarang tidak?
Kristus mati bukan hanya untuk saudara, tetapi untuk semua orang pilihan, dan banyak dari orang pilihan yang belum mendengar Injil dan karenanya belum diselamatkan. Kita memang tidak bisa tahu yang mana dari orang-orang yang belum percaya itu yang adalah orang pilihan dan yang mana yang bukan, dan karena itu kita harus memberitakan Injil kepada semua orang.
4) Menderita untuk jemaat / gereja (ay 24).
a) Ay 24: 'aku boleh menderita'.
NASB: 'in my sufferings' (= dalam penderitaan-penderitaanku). Ini bentuk jamak.
Kelihatannya pada saat menulis surat Kolose ini Paulus ada dalam penjara (bdk. 4:10,18). Ini jelas merupakan penderitaan yang hebat. Tetapi hebatnya, ia bersukacita karena hal itu (ay 24a)!
b) 'aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam daging-ku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu jemaat' (ay 24b).
Roma Katolik menafsirkan bahwa ay 24b ini menunjukkan bahwa penebusan Kristus tidak sempurna, perlu ditambahi dengan penderitaan dari para martir. Dan memang dalam ajaran Roma Katolik ada hal-hal yang sejalan dengan ketidaksempurnaan penebusan Kristus, seperti:
Api pencucian.
Perbuatan baik manusia punya andil dalam keselamatan.
Tetapi ay 24b ini tidak mungkin diartikan bahwa penebusan Kristus tidak sempurna, karena:
a. Itu bertentangan dengan ajaran Kitab Suci yang ditunjukkan oleh ayat-ayat seperti Yoh 19:30 dan Ibr 10:11-14.
b. Dalam surat Kolose Paulus justru menyerang ajaran sesat yang menekankan ketidak-cukupan penebusan Kristus, dan Paulus menekankan kecukupan penebusan Kristus. Jadi tidak mungkin dalam Kol 1:24 Paulus justru berbicara sebaliknya, dan dengan demikian menentang kata-katanya sendiri.
Herbert M. Carson (Tyndale): "Furthermore, he is dealing here at Colossae with a false teaching which denies the sufficiency of the work of Christ, and insists that it must be supplemented by asceticism and other human endeavours. Paul has replied in his opening chapter with an uncompromising stress on the preeminence of Christ, and the completeness of the redemption which He has accomplished. Is it then likely that he would cast this position to the winds and introduce a view which envisaged the perfecting of an incomplete atonement?" (= Selanjutnya, di sini di Kolose ia sedang menangani ajaran sesat yang menyangkal kecukupan pekerjaan Kristus, dan mendesak bahwa itu harus ditambahi dengan pertapaan dan usaha-usaha manusia yang lain. Paulus telah menjawab dalam pasal pembukaannya dengan penekanan yang tidak berkompromi pada penonjolan Kristus, dan kelengkapan / kesempurnaan dari penebusan yang telah Ia selesaikan. Lalu mungkinkah sekarang ia membuang pandangannya dan mengajukan suatu pandangan yang menggambarkan penyempurnaan dari suatu penebusan yang tidak lengkap?) - 'The Epistles of Paul to the Colossians and Philemon', hal 50.
Catatan: bagian yang saya garis bawahi itu mungkin menunjuk kepada ayat-ayat seperti Kol 1:13-14,20-22 - "(13) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang kekasih; (14) di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. ... (20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. (21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, (22) sekarang diperdamaikanNya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematianNya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya".
Bandingkan juga dengan Kol 2:8-23 - "(8) Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. (9) Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan, (10) dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. (11) Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, (12) karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. (13) Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, (14) dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib: (15) Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas mereka. (16) Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; (17) semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus. (18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. (20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: (21) jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; (22) semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. (23) Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi".
c. Kata Yunani yang diterjemahkan 'penderitaan' tak pernah digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menunjuk kepada penderitaan Kristus dalam menebus dosa manusia.
Herbert M. Carson (Tyndale): "The very word used here for suffering, thlipsis, is nowhere used in the New Testament to describe the atoning death of Christ, and, as Lightfoot points out, it 'certainly would not suggest a sacrificial act'" (= Kata yang digunakan di sini untuk penderitaan, THLIPSIS, tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan kematian Kristus untuk menebus dosa, dan, seperti ditunjukkan oleh Lightfoot, itu 'pasti tidak menunjukkan suatu tindakan pengorbanan') - 'The Epistles of Paul to the Colossians and Philemon', hal 50-51.
d. Dalam ay 25 Paulus menyebut dirinya 'pelayan jemaat'. Jika dalam ay 24 ia memang mengajarkan bahwa penderitaan yang ia alami itu adalah untuk penebusan dosa, seharusnya ia mengaku diri sebagai 'pengantara' atau 'penebus'.
Lalu, apa artinya ay 24b ini?
(1) Ini adalah penderitaan dalam pembangunan tubuh Kristus, dan dalam hal ini Kristus memberikan tempat untuk penderitaan lebih lanjut bagi para pengikutNya.
William Barclay: "He thinks of the sufferings through which he is passing as completing the sufferings of Jesus Christ himself. Jesus died to save his Church; but the Church must be upbuilt and extended; it must be kept strong and pure and true; therefore, anyone who serves the Church by widening her borders, establishing her faith, saving her from errors, is doing the work of Christ. And if such service involves suffering and sacrifice, that affliction is filling up and sharing the very suffering of Christ" (= Ia berpikir tentang penderitaan yang ia lalui sebagai melengkapi penderitaan Yesus Kristus sendiri. Yesus mati untuk menyelamatkan GerejaNya; tetapi Gereja harus dibangun dan diperluas; itu harus dijaga agar tetap kuat dan murni dan benar; karena itu, setiap orang yang melayani Gereja dengan memperluas batasan-batasannya, meneguhkan imannya, menyelamatkannya dari kesalahan, sedang melakukan pekerjaan Kristus. Dan jika pelayanan seperti itu mencakup penderitaan dan pengorbanan, penderitaan itu memenuhkan dan mengambil bagian dalam penderitaan Kristus).
James Fergusson (Geneva): "As the personal sufferings of Christ were for the church's redemption, and to satisfy the Father's justice for the sins of the elect, Acts 20:28, which he did completely, John 19:30; so the suffering of the saints are also for the church's good, though not for her redemption or expiation of sin, neither in its guilt nor punishment, 1John 1:7; yet to edify the church by their example, James 5:10, to comfort her under sufferings, 2Cor. 1:6, and to confirm that truth for which they do suffer, Phil. 2:17" (= Seperti penderitaan pribadi Kristus adalah untuk penebusan gereja, dan untuk memuaskan keadilan Bapa terhadap dosa-dosa orang pilihan, Kis 20:28, yang Ia lakukan secara lengkap, Yoh 19:30; begitulah penderitaan dari orang-orang kudus juga untuk kebaikan gereja, sekalipun bukan untuk penebusannya atau penebusan / pembayaran dosa, tidak dalam kesalahannya ataupun hukumannya, 1Yoh 1:7; tetapi untuk mendidik gereja oleh teladan mereka, Yak 5:10, untuk menghibur gereja dalam penderitaan, 2Kor 1:6, dan untuk meneguhkan kebenaran untuk mana mereka menderita, Fil 2:17).
(2) Karena adanya kesatuan antara Kristus dan para pengikutNya, maka pada waktu pengikutNya menderita, Kristus juga menderita dalam dia.
James Fergusson (Geneva): "The sufferings of Paul, and of any other saints, are the sufferings of Christ, and the filling up of his sufferings; not as if Christ's personal sufferings for the redemption of sinners were imperfect, and so to be supplied by the sufferings of others, (see Heb. 10:14) but such is that sympathy betwixt Christ and believers, Acts 9:4, and so strict is that union among them, whereby he and they do but make up one mystical Christ, 1Cor. 12:12, that in those respects the sufferings of the saints are his sufferings, to wit, the sufferings of mystical Christ, which are not perfect nor filled up, until every member of his body endure their own allotted portion and share" (= Penderitaan dari Paulus, dan dari orang kudus yang lain, adalah penderitaan Kristus, dan memenuhkan / melengkapi penderitaanNya; bukan seakan-akan penderitaan pribadi Kristus untuk penebusan orang berdosa adalah tidak sempurna, dan karena itu harus disuplai oleh penderitaan orang-orang lain, (lihat Ibr 10:14) tetapi begitulah simpati antara Kristus dan orang-orang percaya, Kis 9:4, dan begitu ketat persatuan antara mereka, dengan mana Ia dan mereka membentuk satu Kristus yang mistik, 1Kor 12:12, bahwa dalam hal itu penderitaan orang-orang kudus adalah penderitaanNya, yaitu, penderitaan dari Kristus mistik, yang tidak sempurna atau penuh, sampai setiap anggota tubuhNya menanggung bagian mereka).
Pulpit Commentary keberatan dengan pandangan ini dengan alasan sebagai berikut: "this view identifies Pauls' sufferings with his Master's while he expressly distinguishes them" (= pandangan ini mengidentikkan penderitaan Paulus dengan penderitaan TuanNya sementara ia secara jelas membedakan mereka).
(3) Ini ditinjau dari sudut musuh-musuh Kristus.
William Hendriksen: "... although Christ by means of the affliction which he endured rendered complete satisfaction to God, so that Paul is able to glory in nothing but the cross (Gal. 6:14), the enemies of Christ were not satisfied! They hated Jesus with insatiable hatred, and wanted to add to his afflictions. But since he is no longer physically present on earth, their arrows, which are meant especially for him, strike his followers. It is in that sense that all true believers are in his stead supplying what, as the enemies see it, is lacking in the afflictions which Jesus endured. Christ's afflictions overflow toward us" [= ... sekalipun Kristus melalui penderitaan yang Ia tanggung memberikan pemuasan lengkap / penuh kepada Allah, sehingga Paulus bisa bermegah hanya dalam salib (Gal 6:14), musuh-musuh Kristus tidak dipuaskan! Mereka membenci Yesus dengan kebencian yang tidak terpuaskan, dan ingin menambah penderitaanNya. Tetapi karena Ia tidak lagi hadir secara jasmani di bumi ini, panah-panah mereka, yang sebetulnya dimaksudkan secara khusus untuk Dia, menyerang pengikut-pengikutNya. Adalah dalam arti ini dimana semua orang yang sungguh-sungguh percaya ada di tempatNya menyuplai apa, sebagaimana musuh-musuh itu melihatnya, yang kurang dalam penderitaan yang telah Yesus tanggung. Penderitaan Kristus meluap / melimpah kepada kita].
Bdk. Kis 9:4-5 2Kor 1:5 Gal 6:17 Fil 3:10 Wah 12:13 ('perempuan' = gereja).
Kesimpulan / penutup:
Untuk saudara yang belum yakin akan keselamatan / perdamaian dengan Allah, cepatlah datang kepada Kristus dan menerimaNya sebagai Juruselamat pribadi saudara. Untuk saudara yang sudah diperdamaikan dengan Allah, berjuanglah dalam pengudusan, bertekunlah dalam iman, aktiflah pemberitaan Injil, dan juga maulah dalam menderita bagi gereja! Kiranya Tuhan memberkati saudara.
-AMIN-
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship
To stop receiving these emails, you may unsubscribe now.
Email delivery powered by Google
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610
I.Karena Tuhan memerintahkannya.
Tuhan menghendaki setiap orang kristen untuk melayani Dia sesuai dengan karunia yang telah diberikan kepadanya oleh Tuhan.
Bahwa Tuhan memberikan kepada setiap orang Kristen karunia-karunia yang berbeda-beda terlihat dari 1Kor 12:7-11 - "(7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya.".
Dan bahwa Tuhan menghendaki setiap orang Kristen melayani sesuai karunia-karunia yang ada padanya terlihat dari:
Ro 12:6-8 - "(7) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. (7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; (8) jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita."
1Pet 4:10 - "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.".
Jadi tidak setiap orang kristen harus berkhotbah, menjadi guru sekolah minggu, dsb. Tetapi Pemberitaan Injil merupakan pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap / semua orang kristen. Caranya boleh berbeda-beda sesuai karunia masing-masing, misalnya ada yang memberitakan Injil melalui khotbah, ada yang secara pribadi, ada yang melalui pemberian traktat, ada yang melalui tulisan, dan sekarang dengan adanya internet, kita bisa memberitakan Injil melalui email, web / blog, facebook dan sebagainya. Tetapi setiap orang Kristen harus memberitakan Injil! Ini terlihat dari perintah Tuhan Yesus sendiri, seperti dalam:
Mat 28:19 - "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,".
Kis 1:8 - "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.'".
Ini juga terlihat dari teladan jemaat abad pertama, seperti yang digambarkan dalam text di bawah ini.
Kis 8:1,4 - "(1) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. ... (4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.".
Perhatikan bahwa mereka yang tersebar itu bukan rasul-rasul, tetapi jemaat biasa. Tetapi mereka memberitakan Injil!
Karena Pemberitaan Injil merupakan perintah Tuhan bagi kita, maka kalau kita tidak memberitakan Injil, kita berdosa (dosa pasif).
Perhatikan juga ayat-ayat di bawah ini:
Hak 5:23 - "'Kutukilah kota Meros!' firman Malaikat TUHAN, 'kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan'".
Perhatikan bahwa kota Meros dikutuk oleh Tuhan bukan karena mereka menyembah berhala, atau berzinah, dsb, tetapi karena pada waktu perang, mereka hanya berdiam diri, padahal seharusnya mereka ikut berperang. Demikian juga kalau dalam perang rohani melawan setan, saudara tidak mau ikut berjuang melalui Pemberitaan Injil, maka saudara menghadapi resiko yang sama dengan penduduk kota Meros.
Yer 48:10 - "Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedangNya dari penumpahan darah!".
Saya tidak mengerti mengapa Kitab Suci Indonesia menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi itu dengan menggunakan 'Nya' (dimulai dengan huruf besar), dan bukannya 'nya'. Kata 'nya' itu jelas bukan menunjuk kepada Tuhan tetapi kepada orang yang dikutuk itu.
Jadi, ayat ini mirip dengan ayat di atas tentang penduduk kota Meros itu. Pada saat mereka seharusnya berperang menggunakan pedang mereka, mereka tidak mau melakukannya, dan karena itulah maka mereka dikutuk
Yeh 3:18 - "Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu."
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak kita injili itu akan binasa, tetapi Tuhan akan menuntut darah orang itu dari diri kita.
Mat 12:30 - "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
Dalam kekristenan tidak ada sikap netral. Atau saudara adalah 'sahabat Tuhan', atau saudara adalah 'lawan Tuhan'; atau saudara 'mengumpulkan bersama Tuhan' (melalui pemberitaan Injil), atau saudara dianggap sebagai 'pencerai-berai / pengacau gereja'! Jadi, siapapun orang Kristen yang tidak memberitakan Injil, ia adalah 'pencerai-berai / pengacau gereja'!
II.Karena Tuhan mau memakai kita sebagai alatNya, dan itu merupakan kehormatan bagi kita.
Tuhan bisa memberitakan Injil sendiri; ini terlihat dalam kasus pertobatan Saulus / Paulus.
Kis 9:3-6 - "(3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: 'Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?' (5) Jawab Saulus: 'Siapakah Engkau, Tuhan?' KataNya: 'Akulah Yesus yang kauaniaya itu. (6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.'".
Dia juga bisa memberitakan Injil melalui malaikat; ini terjadi pada Natal yang pertama.
Luk 2:8-14 - "(8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: 'Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.' (13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: (14) 'Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.'".
Tetapi Ia tetap mau memakai kita yang berdosa sebagai alatNya untuk memberitakan Injil. Ini tidak boleh kita anggap sebagai suatu beban yang memberatkan, tetapi sebagai suatu kehormatan. Dalam hal ini rasul Paulus berulangkali memberikan kepada kita teladan yang baik seperti itu. Perhatikan beberapa ayat di bawah ini:
1Tim 1:12-13 - "(12) Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku - (13) aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.".
Perhatikan komentar-komentar dari penafsir-penafsir ini tentang text ini:Matthew Henry: "A call to the ministry is a great favour, for which those who are so called ought to give thanks to Jesus Christ." (= Panggilan ke dalam pelayanan merupakan suatu kemurahan yang besar, untuk mana mereka yang dipanggil seperti itu seharusnya bersyukur kepada Yesus Kristus.).Barnes' Notes: "If there is anything for which a good man will be thankful, and should be thankful, it is that he has been so directed by the Spirit and providence of God as to be put into the ministry. It is indeed a work of toil, and of self-denial, and demanding many sacrifices of personal ease and comfort. It requires a man to give up his splendid prospects of worldly distinction, and of wealth and ease. It is often identified with want, and poverty, and neglect, and persecution. But it is an office so honorable, so excellent, so noble, and ennobling; it is attended with so many precious comforts here, and is so useful to the world, and it has such promises of blessedness and happiness in the world to come, that no matter what a man is required to give up in order to become a minister of the gospel, he should be thankful to Christ for putting him into the office." (= Jika ada sesuatu apapun untuk mana seseorang yang baik / saleh akan bersyukur, dan seharusnya bersyukur, itu adalah bahwa ia telah diarahkan sedemikian rupa oleh Roh dan providensia Allah sehingga diletakkan ke dalam pelayanan. Itu memang merupakan suatu pekerjaan yang berat, dan penyangkalan diri, dan menuntut banyak pengorbanan ketenteraman dan kesenangan pribadi. Itu menuntut seseorang untuk menyerahkan prospeknya yang bagus tentang kehormatan duniawi, dan tentang kekayaan dan kesenangan. Itu sering disamakan / digabungkan dengan kekurangan, dan kemiskinan, dan pengabaian, dan penganiayaan. Tetapi itu adalah suatu jabatan / tugas yang begitu terhormat, begitu bagus, begitu mulia, dan memuliakan; itu disertai dengan begitu banyak penghiburan yang berharga di sini, dan begitu bermanfaat bagi dunia, dan itu mempunyai janji-janji berkat dan kebahagiaan dalam dunia yang akan datang, sehingga tak peduli apa yang dituntut untuk diserahkan dari seseorang untuk menjadi seorang pelayan injil, ia harus bersyukur kepada Kristus untuk meletakkannya dalam jabatan / tugas itu.).
Ro 1:5 - "Dengan perantaraanNya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada namaNya.".Ada penafsir-penafsir yang menterjemahkan 'grace and apostleship' (= kasih karunia dan kerasulan), tetapi William Hendriksen lebih setuju dengan terjemahan 'grace of apostleship' (= kasih karunia dari / tentang kerasulan).
Jadi, jabatan / pelayanan sebagai rasul itu oleh Paulus dianggap sebagai kasih karunia!
Ro 15:15-17 - "(15) Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, (16) yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepadaNya, yang disucikan oleh Roh Kudus. (17) Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah."Jadi, bagi Paulus, panggilan pelayanannya / panggilan pelayanan pemberitaan Injil yang diberikan kepadanya, merupakan suatu kasih karunia. Bandingkan dengan kebanyakan orang Kristen yang menganggap pelayanannya sebagai beban yang memberatkan, sehingga semakin cepat 'pensiun' semakin baik.
Gal 1:15-16 - "(15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya, (16) berkenan menyatakan AnakNya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;".Lagi-lagi panggilan Tuhan untuk memberitakan Injil di kalangan orang-orang non Yahudi oleh Paulus dianggap sebagai kasih karunia Allah!
Illustrasi: ada seorang penyanyi New Zealand yang diminta menyanyi dalam pesta pernikahan Pangeran Charles - Lady Di (Diana). Pada waktu diminta, ia tidak mempersoalkan besarnya honor yang harus ia terima, atau betapa repotnya melakukan hal itu. Ia merasakan hal itu bukan sebagai suatu beban, tetapi sebagai suatu kehormatan.
Penerapan: kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, maka saudara juga dipanggil oleh Tuhan untuk memberitakan Injil. Apakah saudara menganggapnya sebagai suatu beban, atau sebagai sesuatu yang menakutkan, atau sebagai kasih karunia?
III.Yesus dan rasul-rasul juga memberitakan Injil.
Tuhan Yesus sendiri juga memberitakan Injil, dan bahkan Ia mengatakan bahwa Ia datang untuk memberitakan Injil.
Mark 1:38 - "JawabNya: 'Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.'".
Kristus adalah teladan kita. Ini terlihat dari:
Yoh 13:15 - "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.".
Fil 2:5-8 - "(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.".
Dalam persoalan menjadikan Yesus sebagai teladan, ada 2 hal penting yang harus diperhatikan:
1) Saudara harus menerima Dia sebagai Juruselamat lebih dahulu, dan barulah saudara boleh / bisa menjadikan Dia sebagai teladan dalam kehidupan saudara. Jangan menjadikan Yesus sebagai teladan kalau saudara belum menerima Dia sebagai Juruselamat saudara. Mengapa? Karena:
a) Saudara tidak mungkin bisa melakukan hal itu.
Untuk bisa meneladani tindakan Yesus, kita membutuhkan pertolongan dari Roh Kudus. Sedangkan kalau saudara belum percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat saudara, saudara belum mempunyai Roh Kudus.
b) Andaikatapun saudara bisa meneladani Dia, itu tidak ada gunanya. Dosa-dosa saudara tidak ditebus, dan karena itu dosa-dosa itu tetap akan membawa saudara ke neraka untuk selama-lamanya!
2) Tidak semua yang Yesus lakukan harus kita teladani.
Misalnya: Ia tidak menikah, Ia berpuasa 40 hari, Ia mati untuk dosa-dosa kita, dan sebagainya. Hal-hal ini tidak perlu / tidak bisa kita teladani. Jadi, kita harus melihat pada seluruh Kitab Suci untuk melihat apakah sesuatu yang Yesus lakukan itu harus kita teladani atau tidak.
Dalam persoalan memberitakan Injil, karena adanya perintahNya untuk memberitakan Injil, maka jelas harus disimpulkan bahwa itu merupakan tindakan Yesus yang harus kita teladani. Karena itu, rasul-rasul, yang adalah pengikutNya, meniru teladanNya, dengan juga memberitakan Injil, sekalipun dimusuhi / dianiaya. Ini terlihat dalam seluruh Kitab Kisah Para Rasul. Kalau kita adalah pengikut Kristus, maka kitapun harus meniru teladanNya dalam memberitakan Injil.
IV.Karena hidup ini adalah perang (Ef 6:12 2Tim 2:3-4).
Ef 6:12 - "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.".
2Tim 2:3-4 - "(3) Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. (4) Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.".
Konsep saudara tentang hidup ini merupakan sesuatu yang penting. Kalau konsep saudara tentang hidup adalah: 'karena hidup hanya satu kali, maka saya harus menikmatinya', maka mungkin saudara tidak akan pernah memberitakan Injil. Tetapi ingat bahwa konsep hidup dalam Kitab Suci adalah: hidup merupakan peperangan rohani. Karena hidup ini adalah peperangan rohani melawan setan, maka kita tidak boleh hidup santai!
Dalam peperangan, pertahanan adalah sesuatu yang sangat penting. Menyerang tanpa mempedulikan pertahanan, merupakan sesuatu yang sangat berbahaya dalam peperangan. Tetapi sebaliknya, kita tidak mungkin bisa menang kalau kita hanya bertahan. Jadi, kedua-duanya harus kita lakukan. Kita harus memperhatikan pertahanan kita, misalnya dengan banyak belajar Firman Tuhan, dengan banyak berdoa, dengan menjauhi pencobaan, dan sebagainya. Tetapi kita juga harus menyerang, dan Pemberitaan Injil adalah penyerangan dalam perang melawan setan ini, karena melalui Pemberitaan Injil kita mengusahakan supaya anak-anak setan / musuh-musuh Tuhan bisa menjadi anak-anak Tuhan. Karena itu, jangan heran kalau setan paling tidak senang dengan orang Kristen yang memberitakan Injil, dan paling banyak menyerang orang-orang seperti itu!
Apakah ini harus membuat kita takut? Tidak, karena:
Dalam Ro 8:31 Paulus berkata: "Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?".
Dalam Amanat AgungNya, Yesus bukan hanya memberikan perintah untuk memberitakan Injil, tetapi juga janji penyertaanNya kepada orang-orang kristen yang memberitakan Injil.
Mat 28:19-20 - "(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.'"
V.Supaya Injil bisa tersebar dengan cepat.
Dalam Kitab Kisah Para Rasul, jumlah jemaat bertumbuh dengan pesat (Kis 1:26 2:41,47 4:4 5:14 6:7). Tetapi kelihatannya pada jaman sekarang tidak. Mengapa? Karena pada abad pertama, semua jemaat ikut memberitakan Injil. Tetapi keadaan berubah! Pada sekitar tahun 1970-an seorang misionaris mengatakan bahwa statistik menunjukkan bahwa hanya 0,5 % (setengah persen) orang kristen yang memberitakan Injil!
Ada seorang pendeta yang pernah memberikan ilustrasi sebagai berikut untuk menekankan pentingnya setiap orang kristen untuk memberitakan Injil. Ia membandingkan dua keadaan:
Keadaan I adalah dimana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang adalah seorang penginjil yang hebat, yang setiap hari bisa membawa 1000 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi orang-orang yang sudah bertobat itu tidak ada yang memberitakan Injil.
Keadaan II adalah dimana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang setiap tahun hanya bisa membawa 1 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi setiap jiwa yang bertobat juga memberitakan Injil dan setiap tahun masing-masing orang mendapat 1 jiwa.
Maka kita akan mendapatkan tabel sebagai berikut:
Tahun 1000 / hari 1 / tahun
---------------------------------------------------------
1 365.000 2 = 21
2 730.000 4 = 22
3 1.095.000 8 = 23
.
.
.
32 11.680.000 232 = 4,3 milyar.
33 12.045.000 233 = 8,6 milyar.
Saudara bisa melihat bahwa dalam keadaan I, dalam 33 tahun, baru sekitar 12 juta orang yang menjadi kristen. Ini belum mencakup seluruh penduduk Jawa Timur. Tetapi dalam keadaan II, dalam 33 tahun, ada 8,6 milyar orang kristen. Ini sudah lebih dari penduduk dunia saat ini!
Jadi, kalau saudara selalu membiarkan Pendeta / Penginjil saja yang memberitakan Injil, paling-paling pertumbuhan gereja / kekristenan akan menyerupai keadaan I, bahkan lebih buruk dari keadaan I. Mengapa? Karena perlu diingat, bahwa tidak ada pendeta / penginjil yang bisa mempertobatkan 1000 orang setiap hari! Bahkan Petrus, yang berhasil mempertobatkan 3.000 orang dalam satu hari (Kis 2:41), tidak setiap hari berhasil mempertobatkan 1.000 orang. Semua ini menyebabkan pertumbuhan gereja / kekristenan akan sangat lambat, atau, lebih buruk lagi, bisa menyebabkan kemunduran! Tetapi kalau setiap orang kristen mau memberitakan Injil, kita akan seperti keadaan II. Pertumbuhan gereja / kekristenan akan cepat sekali!
Perlu juga diketahui bahwa kalau Injil tidak tersebar dengan cepat, maka ada alternatifnya, yaitu: ajaran sesatlah yang akan tersebar!
Seorang yang bernama Daniel Webster berkata sebagai berikut:
"If religious books are not widely circulated among the masses in this country, I do not know what is going to become of us as a nation. If truth be not diffused, error will be; if God and His Word are not known and received, the devil and his works will gain the ascendancy; if the evangelical volume does not reach every hamlet, the pages of a corrupt and licentious literature will; if the power of the Gospel is not felt throughout the length and breadth of the land, anarchy and misrule, degradation and misery, corruption and darkness, will reign without mitigation or end." (= Jika buku-buku agama / rohani tidak beredar secara luas di antara rakyat dalam negara ini, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita sebagai bangsa. Kalau kebenaran tidak disebarkan, maka kesalahanlah yang akan tersebar; kalau Allah dan FirmanNya tidak diketahui / dikenal dan diterima, setan dan pekerjaannya akan mendapatkan kekuasaan / pengaruh; kalau buku-buku injili tidak mencapai setiap desa, halaman-halaman yang jahat dan literatur yang tidak bermoral akan mencapainya; kalau kuasa Injil tidak dirasakan diseluruh lebar dan panjang negara ini, maka anarkhi dan pemerintahan yang salah, keburukan dan kesengsaraan, korupsi / kejahatan / kecurangan dan kegelapan, akan memerintah tanpa pengurangan atau akhir.).
Seorang yang bernama Edmund Burke berkata: "All that is necessary for the triumph of evil is that good men do nothing." (= Semua yang dibutuhkan supaya kejahatan menang adalah bahwa orang-orang yang baik tidak melakukan apa-apa.) - 'Streams in the Desert', vol 2, June 13.
Sekarang mari kita membandingkan kesuaman penginjilan dalam kalangan Kristen dengan keaktifan penginjilan yang luar biasa dalam kalangan sekte Saksi Yehuwa! Seorang penatua Saksi Yehuwa yang berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa pada saat ini dalam dunia ada sekitar 6 juta Saksi (ini tidak termasuk pengunjung biasa dalam kebaktian; yang disebut 'Saksi' adalah orang-orang yang sudah aktif memberitakan Injil dari rumah ke rumah). Dan pertambahan setiap tahun adalah sebanyak kira-kira 360.000 orang. Pertambahan 6 % setahun ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Seorang penulis internet mengatakan bahwa puncak tertinggi dari pertumbuhan Saksi Yehuwa terjadi pada tahun 1974, yaitu mencapai 13,5 %! Kalau saudara bertanya: 'Mengapa mereka bisa bertumbuh begitu pesat?', maka salah satu jawabnya adalah, karena Saksi Yehuwa tidak membedakan antara Pendeta / pengkhotbah / penatua dengan orang awam. Semua Saksi-Saksi Yehuwa didorong dan dilatih untuk memberitakan 'Injil'. Dan dalam buku 'Bagaimana Menghadapi Saksi Yehuwa', hal 23, dikatakan bahwa 65 % anggota-anggota Saksi Yehuwa aktif memberitakan 'Injil' (bandingkan ini dengan orang kristen di Indonesia yang, menurut statistik di atas, hanya 0,5 % saja yang memberitakan Injil). Pemberitaan Injil memang merupakan pelayanan yang paling ditekankan, atau ditekankan secara luar biasa, dalam Saksi Yehuwa. Dahulu pada saat mereka dilarang di Indonesia, mereka tetap memberitakan 'Injil' dengan rajin dan berani, apalagi sekarang, setelah mereka disahkan / diijinkan.
Encyclopedia Britannica 2000: "During the year, nearly five million Witnesses spent over one billion hours spreading Bible knowledge to their neighbours. This educational work was at the heart of the 80% growth in the number of the Witnesses during the past decade." [= Dalam sepanjang tahun (maksudnya tahun 1994), hampir 5 juta Saksi-Saksi menghabiskan lebih dari satu milyar jam untuk menyebarkan pengetahuan Alkitab kepada tetangga-tetangga mereka (ini berarti setiap orang menghabiskan lebih dari 200 jam / tahun). Pekerjaan pendidikan ini merupakan inti / pokok dari 80 % pertumbuhan dalam jumlah dari Saksi-Saksi sepanjang 10 tahun yang lalu.].
Seorang penatua Saksi Yehuwa mengatakan bahwa:
Pada saat ini (tahun 2002) ada 6 juta Saksi Yehuwa di seluruh dunia, sedangkan jemaat dalam kebaktian / pertemuan mereka ada 26 atau 36 juta (ia tidak tahu persis), tetapi saya kira ia salah, karena menurut internet hanya sekitar 16 juta. Yang disebut 'Saksi' adalah orang-orang yang sudah aktif memberitakan Injil. Jadi yang memberitakan Injil 'hanya' 37,5 %. Ini memang jauh lebih rendah dari bilangan 65 % di atas, tetapi ini sudah sangat tinggi dibandingkan dengan persentase yang memberitakan Injil dalam kalangan orang kristen. Saya mendengar bahwa 15 % dari jemaat Gereja dari D. James Kennedy di Florida (yang memulai program penginjilan Evangelism Explosion), aktif memberitakan Injil. Ini mungkin yang tertinggi di dunia dalam kalangan gereja-gereja Kristen, tetapi ini masih kalah jauh dibandingkan dengan Saksi Yehuwa.
Ia sendiri menghabiskan 24 jam / bulan untuk memberitakan Injil dari rumah ke rumah.
Dari internet saya mendapatkan statistik Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia untuk tahun 2001 sebagai berikut:
Jumlah pengunjung biasa dalam kebaktian 36.158 orang, sedangkan jumlah Saksi-Saksi Yehuwa 16.136 orang; itu berarti presentase yang memberitakan Injil adalah 44,6 %.
Jumlah penginjilan yang mereka lakukan dalam tahun 2001 itu adalah 2.895.595 jam, yang berarti mendekati 180 jam per orang per tahun.
Tentang banyaknya jam penginjilan Saksi-Saksi Yehuwa di dunia, statistik tahun 2001 mengatakan bahwa 6.117.666 Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan Injil sebanyak 1.169.082.225 jam, dan itu berarti rata-rata setiap Saksi Yehuwa memberitakan Injil lebih dari 190 jam per tahun.
Sebetulnya kalau kita mengingat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa itu sesat dan tidak mempunyai keyakinan keselamatan, sedangkan orang kristen mempunyai keyakinan keselamatan, tetapi Saksi-Saksi Yehuwa jauh lebih rajin dan berani dalam 'memberitakan Injil', maka kita seharusnya merasa malu!
Saya berharap bahwa kata-kata ini bisa mendorong setiap orang kristen, terlebih lagi setiap hamba Tuhan, untuk lebih giat dalam memberitakan Injil / Firman Tuhan.
VI.Supaya manusia berdosa mendapat jalan untuk bebas dari hukuman Allah.
Kitab Suci berkata bahwa:
1) Semua manusia berdosa.
Ro 3:10-12,23 - "(10) seperti ada tertulis: 'Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,".
2) Karena itu, semua orang akan dihukum.
Ro 6:23 - "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.".
Wah 21:8 - "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.'".
3) Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dengan perbuatan baiknya / ketaatannya.
Gal 2:16,21 - "(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: 'tidak ada seorangpun yang dibenarkan' oleh karena melakukan hukum Taurat. ... (21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.".
Ketaatan terhadap hukum Taurat sama dengan ketaatan terhadap Firman Tuhan, dan ayat di atas mengatakan bahwa hal itu tidak bisa membenarkan siapapun.
4) Kristus sudah mati menebus dosa kita sehingga dalam Kristus ada pengampunan / pembebasan dari hukuman Allah.
Yoh 3:16 - "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.".
Kis 10:43 - "Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya.'".
Kis 13:38-39 - "(38) Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.".
Ro 8:1 - "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.".
5) Tetapi orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Kristus tidak bisa percaya kepadaNya, dan karenanya tidak bisa diselamatkan.
Banyak orang Kristen yang yakin bahwa orang yang sudah mendengar Injil, tetapi tetap tidak percaya kepada Kristus, pasti masuk neraka. Tetapi banyak orang Kristen yang bingung dan bertanya-tanya tentang nasib dari orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil sampai mati. Saya berpendapat bahwa orang yang tidak pernah mendengar tentang Yesus juga akan binasa / masuk neraka! Kalau orang yang tidak pernah mendengar Injil bisa masuk surga, maka untuk apa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil? Bahwa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid Yesus, jelas menunjukkan bahwa orang yang tidak pernah mendengar Injil juga pasti tidak bisa selamat.
Pandangan ini didukung oleh beberapa bagian Alkitab yang lain seperti:
a) Ro 2:12a - "Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat.".
Dalam jaman Perjanjian Lama, orang di luar Israel / Yahudi yang tidak pernah mempunyai hukum Taurat, dikatakan 'binasa tanpa hukum Taurat'. Artinya mereka tidak akan dihakimi berdasarkan hukum Taurat, tetapi mereka tetap binasa / masuk neraka, karena mereka tetap mempunyai dosa. Mereka dihakimi berdasarkan hati nurani mereka, dan sudah pasti tidak ada orang yang bisa hidup 100 % sesuai dengan hati nuraninya!
Analoginya, dalam jaman Perjanjian Baru, orang yang tidak pernah mendengar Injil, akan 'binasa tanpa Injil'! Mereka memang tidak akan dihakimi berdasarkan Injil, tetapi mereka tetap mempunyai dosa, dan mereka harus dihukum karena itu.
b) Ro 10:13-14 - "(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?".
Teks ini membentuk suatu rantai. Orang yang berseru kepada nama Tuhan akan selamat, tetapi ia tidak akan bisa berseru kepada nama Tuhan kalau ia tidak percaya kepada Tuhan. Dan ia tidak akan bisa percaya kepada Tuhan kalau ia tidak pernah mendengar tentang Dia. Dan ia tidak akan bisa mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepadaNya.
Kalau kita membalik urutannya dari belakang, maka kita akan mendapatkan sebagai berikut: kalau tidak ada orang yang memberitakan Injil kepadanya, maka ia tidak bisa mendengar tentang Dia, sehingga tidak percaya kepadaNya, sehingga tidak bisa berseru kepadaNya, sehingga tidak bisa diselamatkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang tidak diinjili / tidak pernah mendengar tentang Yesus, pasti tidak selamat. Fakta Kitab Suci inilah yang mendasari pengutusan misionaris ke tempat-tempat yang belum pernah dijangkau Injil.
c) Yeh 3:18 - "Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.".
Perhatikan bahwa ayat ini mengatakan bahwa orang jahat yang tidak diperingati / diinjili itu, akan mati dalam kesalahannya!
Jadi merupakan tugas kita untuk memberitakan Injil kepada mereka supaya mereka bisa mendengar Injil, lalu percaya dan diselamatkan dari murka Allah.
Jadi, Pemberitaan Injil sebetulnya merupakan tindakan kasih kita kepada orang yang belum diselamatkan. Ada banyak orang kristen yang melakukan tindakan kasih hanya dengan menolong secara jasmani. Memang orang yang ditolong akan senang karena ditolong secara jasmani, tetapi pada waktu mereka mati, mereka tetap harus pergi ke neraka selama-lamanya untuk membayar sendiri dosa-dosanya karena mereka tidak mempunyai Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa. Apa gunanya tindakan kasih yang seperti itu? Tindakan kasih yang terbesar yang bisa saudara lakukan kepada orang yang belum percaya adalah Pemberitaan Injil! Tetapi anehnya, atau lucunya, Pemberitaan Injil sering membuat orang yang diinjili justru menjadi marah kepada kita. Di sini kita melihat secara jelas peranan dari setan dalam diri orang-orang itu.
Ada orang yang berkata bahwa untuk memenangkan jiwa seseorang kita tidak perlu memberitakan Injil kepadanya, tetapi cukup menunjukkan hidup yang saleh, penuh dengan kasih dsb. Terhadap pandangan seperti ini, yang merupakan pandangan dari banyak orang-orang Liberal, saya menjawab bahwa sekalipun hidup saleh itu penting, tetapi itu tidak bisa menggantikan Pemberitaan Injil! Teks di bawah ini jelas menunjukkan bahwa tanpa firman / Injil tidak mungkin seseorang bisa percaya.
Ro10:13-14,17 - "(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? ... (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.".
Tetapi mungkin mereka bisa menjawab dengan 1Pet 3:1-2 yang berbunyi sebagai berikut: "(1) Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, (2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu.".
Apakah ayat ini berarti bahwa kita bisa memenangkan jiwa hanya dengan kesalehan, tanpa pemberitaan Injil? Calvin menjawab pertanyaan ini dengan komentarnya tentang 1Pet 3:1-2 itu yang berbunyi sebagai berikut: "But it may seem strange that Peter should say, that a husband might be gained to the Lord without a word; for why is it said, that 'faith cometh by hearing?' Rom. 10:17. To this I reply, that Peter's words are not to be so understood as though a holy life alone could lead the unbelieving to Christ, but that it softens and pacifies their minds, so that they might have less dislike to religion; for as bad examples create offences, so good ones afford no small help. Then Peter shews that wives by a holy and pious life could do so much as to prepare their husbands, without speaking to them on religion, to embrace the faith of Christ." (= Tetapi kelihatannya aneh bahwa Petrus berkata bahwa seorang suami bisa dimenangkan bagi Tuhan tanpa perkataan; karena mengapa dikatakan bahwa 'iman timbul dari pendengaran?' Ro 10:17. Terhadap pertanyaan ini saya menjawab bahwa kata-kata Petrus tidak boleh dimengerti seakan-akan suatu kehidupan yang kudus saja bisa membimbing orang yang tidak percaya kepada Kristus, tetapi bahwa itu melunakkan dan menenangkan pikiran mereka, sehingga mereka bisa berkurang dalam ketidak-senangannya terhadap agama; karena sebagaimana teladan yang jelek menciptakan batu sandungan, begitu juga teladan yang baik memberikan pertolongan yang tidak kecil. Maka Petrus menunjukkan bahwa istri-istri, oleh kehidupan yang kudus dan saleh, bisa melakukan begitu banyak untuk mempersiapkan suami-suami mereka, tanpa berbicara kepada mereka tentang agama, untuk memeluk iman Kristus.) - hal 95-96.
Jadi jelaslah bahwa Petrus hanya memaksudkan bahwa hidup saleh itu hanya bisa mempersiapkan seseorang untuk bisa menerima Kristus, tetapi selanjutnya masih perlu disertai dengan pemberitaan Injil supaya mereka bisa percaya.
VII.Karena Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.
Banyak orang berkata bahwa ada banyak jalan ke surga, dan Yesus hanya merupakan salah satu jalan ke surga. Seandainya hal ini benar, maka jelas bahwa kita tidak perlu memberitakan Injil. Tetapi Alkitab tidak mengajar demikian. Alkitab menyatakan secara sangat jelas bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan (bukan salah satu jalan) ke surga. Perhatikan ayat-ayat ini:
Yoh 14:6 - "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.".
Kis 4:12 - "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.'"
1Yoh 5:11-12 - "(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.".
Karena itu, kita harus memberitakan Injil.
Catatan: karena pentingnya kepercayaan terhadap Kristus sebagai satu-satunya jalan ke surga, dalam persoalan keselamatan dan penginjilan, dan karena banyaknya serangan terhadap doktrin ini dari kalangan gereja-gereja yang liberal, maka hal ini akan saya bahas secara khusus dalam bab / pelajaran yang berikut.
VIII.Karena Injil bisa memperbaiki kehidupan manusia.
Pendidikan (termasuk pendidikan sex), hukuman penjara, dsb, hanya bisa mengubah seseorang dari luar, dan bahkan seringkali sama sekali tidak mengubah manusia.
Misalnya:
Sekalipun pendidikan seks di Amerika sangat hebat, tetapi kebejatan moral / free sex makin menjadi-jadi.
Orang-orang yang keluar dari penjara sering kali justru menjadi lebih jahat, atau lebih lihai dalam kejahatan.
Tetapi Pemberitaan Injil, kalau itu diterima, akan menyebabkan seseorang berubah.
2Kor 5:17 - "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."
Berbeda dengan perubahan yang dihasilkan oleh pendidikan, penjara dsb, perubahan yang terjadi karena seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, akan mengubah orang itu dari dalam. Mengapa? Karena orang yang percaya kepada Kristus pasti menerima Roh Kudus, dan Roh Kudus di dalam diri orang itu akan menghasilkan buah Roh (Gal 5:22-23), yang akan menguduskan kehidupan orang itu.
Contoh:
Saulus / Paulus.
Gal 1:20-23 - "(20) Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. (21) Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. (22) Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. (23) Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
Zakheus.
Luk 19:1-10 - "(1) Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. (2) Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. (3) Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. (4) Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. (5) Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: 'Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.' (6) Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. (7) Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: 'Ia menumpang di rumah orang berdosa.' (8) Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: 'Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.' (9) Kata Yesus kepadanya: 'Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. (10) Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.'".
IX.Karena rasa takut untuk PI datang dari setan.
Ada rasa takut yang datang dari Tuhan (misalnya: takut berbuat dosa), tetapi ada juga rasa takut yang datang dari setan (misalnya: takut melayani, takut memberitakan Injil). Kalau kita menuruti rasa takut yang datang dari setan itu, berarti kita tunduk kepada setan. Dari pada 'tidak memberitakan Injil' karena menuruti rasa takut kepada setan, lebih baik kita merasa takut kalau kita tidak memberitakan Injil, karena Tuhan memerintahkan pemberitaan Injil! Tetapi tentu yang terbaik adalah memberitakan Injil, bukan karena takut kepada Tuhan, tetapi karena kasih kepada Tuhan dan sesama manusia. Kasih memang merupakan dasar ketaatan yang sejati.
Yoh 14:15 - "'Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu.".
X.Karena akan datang waktunya dimana kita tidak lagi bisa memberitakan Injil.
Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
Yoh 9:4 - "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.".
2Tim 4:2-5 - "(2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. (5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!".
Saat inipun sudah banyak orang yang hanya senang mendengar khotbah yang penuh dengan lelucon, kesaksian, dongeng dsb. Pada hakekatnya mereka bukan menyenangi Firman Tuhan tetapi lelucon, kesaksian, dongeng, dsb. Jadi boleh dikatakan bahwa nubuat dalam 2Tim 4:2-5 itu sudah menjadi kenyataan pada saat ini. Tetapi bagaimanapun juga, sekarang masih ada orang-orang yang mau mendengar Injil / Firman Tuhan. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini sebelum 'malam' tiba (Yoh 9:4). Saat itu kita sudah sama sekali tidak bisa memberitakan Injil. Saat itu bisa terjadi pada saat Kristus datang kedua kalinya atau pada saat kita mati, atau menjelang akhir jaman dimana manusia menjadi begitu bejatnya sehingga sama sekali tidak mau mendengar Injil lagi.
Penutup.
Sebagai penutup bagian ini, mari kita membaca 3 buah ayat Kitab Suci:
Yer 20:9 - "Tetapi apabila aku berpikir: 'Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi namaNya', maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup."
Kis 4:20 - "Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.'"
1Kor 9:16 - "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.".
-o0o-
Turun Ke Dalam Neraka/Kerajaan Maut
Posted: 26 Jul 2014 06:34 AM PDT
Oleh : Pdt. Budi Asali
TURUN KE DALAM
NERAKA / KERAJAAN MAUT
Dalam bahasa Ibrani digunakan kata SHEOL, dan dalam bahasa Yunani digunakan kata HADES, yang dalam Kitab Suci Indonesia biasanya diterjemahkan 'dunia orang mati' atau 'alam maut'. Kata SHEOL / HADES tidak selalu mempunyai arti yang sama.
1) Kadang-kadang SHEOL / HADES tidak menunjuk pada suatu tempat tertentu, tetapi dipakai dalam arti yang abstrak untuk menunjuk pada 'keadaan kematian / the state of death' atau 'keadaan terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh'.
Misalnya: Hos 13:14 - "Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? MataKu tertutup bagi belas kasihan".
2) Kalau menunjuk pada tempat, maka SHEOL / HADES mempunyai 2 kemungkinan arti:
a) Kuburan.
Kej 37:35 - "Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: 'Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!' Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya".
Tidak mungkin mengartikan kata 'dunia orang mati' ini di sini sebagai neraka, karena itu akan berarti bahwa Yakub dan Yusuf, yang adalah orang-orang beriman, masuk neraka. Jadi, harus diartikan sebagai 'kuburan'.
Yunus 2:2 - "katanya: 'Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku".
Yunus saat itu memang bukan ada di dalam kuburan, tetapi di dalam perut ikan. Ia mengatakan demikian, karena pada saat ia ada di dalam perut ikan, ia merasa seperti berada di dalam kuburan.
b)Neraka.
Maz 9:18 - "Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah".
Ayat ini menunjukkan suatu ancaman bagi orang-orang tak beriman / jahat. Kalau kata-kata 'dunia orang mati' dalam ayat-ayat ini diartikan 'kuburan' atau 'tempat netral kemana semua orang akan pergi setelah mati', maka ayat-ayat itu akan kehilangan ancamannya. Jadi, dalam ayat-ayat seperti itu, kata 'dunia orang mati' harus diartikan sebagai 'neraka'.
Amsal 15:24 - "Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah".
Kata 'atas' dalam ayat ini jelas menunjuk pada 'surga', dan karena kata-kata 'dunia orang mati di bawah' merupakan kontrasnya, maka kata-kata itu harus diartikan sebagai 'neraka'.
Luk 16:23 - "(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita".
Kata-kata 'alam maut' dalam ay 23 diterjemahkan dari kata Yunani HADES. Perhatikan bagaimana Kitab Suci menggambarkan HADES di sini. Hades bukan hanya digambarkan sebagai tempat yang ada nyala apinya, tetapi juga sebagai tempat penyiksaan, dimana orang kaya itu sangat menderita. Tidak bisa tidak, ini pasti menunjuk pada neraka!
Kata-kata 'turun ke dalam neraka / Kerajaan Maut' ini mempunyai penafsiran yang berbeda-beda:
1)Berdasarkan arti dari kata HADES di atas, dimana HADES bisa menunjuk pada 'keadaan kematian' atau 'kuburan', maka ada orang yang beranggapan bahwa 'turun ke HADES' berarti 'turun ke dalam keadaan kematian' atau 'turun ke kuburan'.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
Penafsiran ini tak cocok dengan konteks dari 12 Pengakuan Iman Rasuli. Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli itu sudah dikatakan bahwa Kristus 'menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan'. Kalau kalimat selanjutnya yaitu 'turun ke neraka' diartikan 'turun ke dalam keadaan kematian' atau 'turun ke kuburan', maka ini merupakan suatu pengulangan yang tidak perlu. Lebih dari itu, kalimat yang tadinya sudah jelas, sekarang diulangi secara kabur / tidak jelas.
2) Ada juga yang beranggapan bahwa Kristus benar-benar turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka untuk menebus dosa kita.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
a) Antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan dan roh / jiwaNya ada di surga.
Luk 23:43,46 - "(43) Kata Yesus kepadanya: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.' ... (46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: 'Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.' Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya".
Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh dari manusia Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka tersebut.
b) Sesaat sebelum kematianNya, Yesus berkata 'Sudah selesai' (Yoh 19:30). Ini menunjukkan bahwa penderitaanNya untuk menanggung hukuman dosa umat manusia sudah selesai, sehingga tidak ada lagi penderitaan yang harus Ia alami untuk menebus dosa kita.
3) Roma Katolik.
Sesudah mati, Kristus pergi ke LIMBUS PATRUM (= tempat penantian dimana orang-orang suci jaman Perjanjian Lama menantikan kebangkitan Kristus), menyampaikan Injil kepada mereka dan lalu membawa mereka ke surga.
Dasar Kitab Suci yang dipakai adalah:
a) Maz 107:16 - "sebab dipecahkanNya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkanNya palang-palang pintu besi".
b) Zakh 9:11 - "Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjianKu dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair".
Keberatan terhadap ajaran ini:
1. Ayat-ayat itu ditafsirkan out of context (= keluar dari konteksnya). Bacalah seluruh konteks dari ayat-ayat itu dan saudara akan melihat bahwa baik Maz 107:16 maupun Zakh 9:11 menunjuk pada pembebasan / pertolongan yang Allah lakukan terhadap orang-orang yang tadinya mengalami penderitaan sebagai hukuman dosa mereka. Orang-orang itu masih hidup, bukannya orang-orang yang sudah mati! Jadi, ayat-ayat ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Kristus turun ke neraka / Hades / Limbus Patrum.
Maz 107:10-16 - "(10) Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam sengsara dan besi. (11) Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah, dan menista nasihat Yang Mahatinggi, (12) maka ditundukkanNya hati mereka ke dalam kesusahan, mereka tergelincir, dan tidak ada yang menolong. (13) Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkanNyalah mereka dari kecemasan mereka, (14) dibawaNya mereka keluar dari dalam gelap dan kelam, dan diputuskanNya belenggu-belenggu mereka. (15) Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setiaNya, karena perbuatan-perbuatanNya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, (16) sebab dipecahkanNya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkanNya palang-palang pintu besi".
Zakh 9:11-12 - "(11) Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjianKu dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair. (12) Kembalilah ke kota bentengmu, hai orang tahanan yang penuh harapan! Pada hari ini juga Aku memberitahukan: Aku akan memberi ganti kepadamu dua kali lipat!".
2. Orang suci jaman Perjanjian Lama itu adalah orang percaya; lalu mengapa mesti diinjili lagi?
3. Pandangan ini bertentangan dengan 2Raja 2:11 yang menyatakan bahwa Elia, yang jelas termasuk salah satu orang suci Perjanjian Lama, naik ke surga, bukan pergi ke Limbus Patrum.
2Raja 2:11 - "Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai".
4. Apa perlunya Kristus pergi ke sana? Kalau hanya untuk membebaskan mereka, Kristus tidak perlu pergi ke sana. Ia bisa memberikan perintah dari surga, dan mereka akan bebas.
4) Lutheran.
'Turun ke HADES' merupakan tahap pertama dari pemuliaan Kristus. Kristus turun ke HADES untuk menyelesaikan kemenanganNya atas setan dan untuk menyampaikan hukuman mereka.
Keberatan terhadap ajaran ini:
a)Tidak ada dasar Kitab Suci yang mendukung pandangan ini.
b)Tahap pertama kemenangan / pemuliaan Kristus baru terjadi pada waktu Ia bangkit. Agak sukar membayangkan dan menerima bahwa kata 'turun' bisa menunjuk pada 'pemuliaan Kristus'.
5) The church of England.
Tubuh Kristus ada di kuburan, tetapi roh / jiwaNya pergi ke HADES, atau, lebih khusus lagi, ke Firdaus, tempat penantian dari roh orang-orang benar dan memberi penjelasan tentang kebenaran.
Keberatan terhadap ajaran ini:
Tidak ada dasar Kitab Sucinya.
Orang benar yang sudah mati tak perlu diajar lagi.
Firdaus bukanlah tempat penantian orang benar, tetapi Firdaus jelas adalah surga. Hal ini bisa terlihat dari:
1. Perbandingan Luk 23:43 dengan Luk 23:46.
Luk 23:43,46 - "(43) Kata Yesus kepadanya: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.' ... (46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: 'Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.' Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya".
Kalau 'Firdaus' dalam ay 43 bukan surga, maka kata-kata Yesus kepada penjahat (ay 43) dan kepada Bapa (ay 46), akan bertentangan.
2. Perbandingan 2Kor 12:2 dengan 2Kor 12:4.
2Kor 12:2,4 - "(2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. ... (4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia".
Paulus menceritakan satu cerita, bukan dua cerita. Mula-mula ia mengatakan bahwa orang itu (orang itu adalah dirinya sendiri) diangkat ke surga, lalu ia mengatakan orang itu diangkat ke Firdaus. Kalau Firdaus bukan surga, maka kata-kata Paulus dalam ay 2 akan bertentangan dengan kata-katanya dalam ay 4.
3. Membandingkan Wah 2:7 dengan Wah 22:2,14,19.
Wah 2:7 - "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah".
Jadi, dalam Wah 2:7 dikatakan bahwa dalam taman Firdaus itu terdapat pohon kehidupan. Sekarang bandingkan dengan:
Wah 22:2 - "Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa".
Wah 22:14 - "Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu".
Wah 22:19 - "Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini".
Konteks dari ketiga ayat ini membicarakan tentang surga, dan karena itu terlihat bahwa pohon kehidupan itu ada di surga. Kesimpulannya lagi-lagi adalah bahwa Firdaus adalah surga!
6) Calvin.
Kata-kata 'turun ke neraka' menunjuk pada penderitaan rohani yang dialami oleh Kristus. Calvin berkata bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Kristus yang terlihat oleh manusia (yaitu menderita, disalibkan, mati, dikuburkan), dan setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu melanjutkan dengan menunjukkan penderitaan Kristus secara rohani, yang tidak terlihat oleh manusia. Ini terjadi pada saat Ia berteriak: 'ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?' atau 'AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?'(Mat 27:46).
Dengan demikian jelas bahwa Calvin tidak mempercayai bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Kristus betul-betul turun ke neraka atau HADES atau tempat manapun. Antara kematian dan kebangkitanNya, roh / jiwa dari manusia Yesus pergi ke surga (sesuai dengan kata-kataNya dalam Luk 23:43,46), sedangkan tubuh manusia Yesus ada di kuburan.
7) Ada juga orang Reformed yang menganggap bahwa 'turun ke neraka / Kerajaan Maut' berarti bahwa Yesus ada dalam kuasa maut sampai hari yang ke 3.
Westminster Confession of Faith, chapter VIII, 4 berbunyi sebagai berikut:
"... was crucified, and died, was buried, and remained under the power of death, yet saw no corruption. On the third day He arose from the dead ..." (= ... disalibkan, dan mati, dan dikuburkan, dan tetap ada di bawah kuasa kematian, tetapi tidak menjadi rusak / busuk. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati ...).
Sama seperti penafsiran Calvin, pandangan yang inipun tidak mempercayai bahwa Yesus betul-betul turun ke neraka / HADES.
Catatan: Ada keberatan terhadap ajaran yang mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak turun kemana-mana tetapi naik ke surga, karena setelah kebangkitanNya, dalam Yoh 20:17 Yesus berkata kepada Maria: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa". Ini dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus tidak pergi ke surga.
Jawaban terhadap keberatan ini:
a) Yoh 20:17 ini tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan Luk 23:43,46 yang jelas menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus naik ke surga.
b) Adalah sesuatu yang tidak masuk akal kalau Yesus melarang Maria memegang (dalam arti menyentuh) Dia, karena dalam Mat 28:9 dan Yoh 20:27 (kedua ayat ini juga terjadi setelah kebangkitan Yesus), Ia mengijinkan diriNya untuk dipegang.
Mat 28:9 - "Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: 'Salam bagimu.' Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya".
Yoh 20:27 - "Kemudian Ia berkata kepada Tomas: 'Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.'".
Karena itu, kata 'memegang' dalam Yoh 20:17 seharusnya diartikan 'memegang erat-erat / menahan / nggandoli'. Bandingkan dengan terjemahan NASB yang mengatakan "Stop clinging to Me" (= Berhentilah berpegang teguh kepadaKu), dan juga terjemahan NIV yang mengatakan "Do not hold on to Me" (= Jangan berpegang erat-erat kepadaKu).
c) Selanjutnya, kata-kata 'Aku belum pergi kepada Bapa' dalam Yoh 20:17a itu, tidak menunjuk pada saat antara kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi menunjuk pada hari kenaikanNya ke surga. Ini terlihat dengan jelas karena dalam Yoh 20:17b yang berbunyi 'sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu'; kata 'pergi' ini jelas menunjuk pada kenaikanNya ke surga.
Jadi kesimpulannya, arti dari Yoh 20:17 adalah: jangan nggandoli / menahan Aku, karena Aku harus pergi kepada Bapa / naik ke surga. Rupa-rupanya Yesus tahu akan isi hati Maria yang begitu mengasihi Dia, sehingga ingin menahan Dia terus menerus dan tidak mau berpisah lagi dengan Yesus. Karena itulah Ia lalu mengucapkan Yoh 20:17 ini.
Dengan demikian jelaslah bahwa Yoh 20:17 ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak naik ke surga.
Masih Kurangkah Penderitaan Kristus?
Posted: 25 Jul 2014 04:42 AM PDT
Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
MASIH KURANGKAH PENDERITAAN KRISTUS?
KOLOSE 1:19-29
"Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat..."
I Salib mendamaikan kita dengan Allah.
1)Kita (orang yang belum percaya) membutuhkan pendamaian dengan Allah. Mengapa? Karena:
a) Kita hidup jauh dari Allah (ay 21 bdk. Ef 2:12b - 'tanpa Allah').
b) Kita memusuhi Allah dalam hati dan pikiran kita (ay 21).
1.'dalam hati dan pikiran' (ay 21). Ini salah.
NASB: in mind (= dalam pikiran).
NIV: in your mind (= dalam pikiranmu).
2. Memusuhi Allah dalam pikiran ini tidak mesti diartikan bahwa dalam pikirannya manusia itu betul-betul membenci Allah dan menganggap Allah sebagai musuhnya. Tetapi maksudnya adalah bahwa kita selalu menginginkan hal-hal yang tidak disenangi oleh Allah (bdk. Ro 8:7-8).
Calvin: "We all, however, stand in need of Christ as our peace-maker, because we are the slaves of sin, and where sin is, there is enmity between God and men" (= Bagaimanapun kita semua membutuhkan Kristus sebagai pendamai kita, karena kita adalah hamba dosa, dan dimana dosa ada, di situ ada permusuhan antara Allah dengan manusia).
c) 'Memusuhi Allah dalam pikiran' akhirnya terwujud melalui 'perbuatanmu yang jahat' (ay 21).
Memang kalau pikiran kita tidak benar, maka lambat atau cepat kehidupan kita (kata-kata maupun tindakan) juga akan tidak benar.
Karena semua ini, maka murka Allah ada di atas kita (Ef 2:3 Yoh 3:36), dan kita membutuhkan pendamaian. Ini perlu disadari oleh semua manusia, yang belum percaya kepada Kristus!
2) Pendamaian oleh Kristus.
Ay 20: 'oleh Dialah Ia mendamaikan segala sesuatu dengan diriNya ... sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus'.
Bdk. Ro 3:25 - "Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pen-damaian karena iman, dalam darahNya".
Calvin: "such is the determination of God - not to communicate himself, or his gifts to men, otherwise than by his Son. 'Christ is all things to us: apart from him we have nothing. ... we cannot be joined to God otherwise than through him" (= begitulah ketetapan / penentuan Allah - tidak memberikan diriNya sendiri, atau karunia-karuniaNya kepada manusia kecuali melalui AnakNya. 'Kristus adalah segala-galanya bagi kita: terpisah dari Dia kita tidak mempunyai apa-apa. ... kita tidak bisa disatukan / digabungkan dengan Allah kecuali melalui Dia).
Pendamaian manusia dengan Allah hanya dimungkinkan melalui Kristus karena Kristus sudah mati di salib, mencurahkan darahNya untuk mene-bus dosa kita. Ini yang seharusnya direnungkan / dikenang dalam mera-yakan Jum'at Agung! Kita harus merenungkan salib Kristus sedemikian rupa sampai kita betul-betul merasakan kasih Allah kepada kita, dan juga sampai kita membalas mengasihi Allah.
William Barclay: "The Cross is the proof that there is no length to which the love of God will refuse to go in order to win men's hearts; and a love like that demands an answering love. If the Cross will not waken love in men's hearts, nothing will" (= Salib adalah bukti bahwa tidak ada jarak yang tidak mau ditempuh oleh kasih Allah untuk memenangkan hati manusia; dan kasih seperti itu menuntut kasih balasan. Jika salib tidak membangunkan / menghidupkan kasih dalam hati manusia, maka tidak ada apapun yang akan membangunkan / menghidupkannya).
3) Siapa yang diperdamaikan dengan Allah?
Ay 20 mengatakan 'segala sesuatu' dan bahkan menambahi dengan kata-kata 'baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga'.
Macam-macam tafsiran:
a) Malaikat juga punya dosa. Dasar Kitab Suci: Ayub 4:18 15:15.
Calvin mengatakan bahwa sekalipun malaikat tidak mempunyai dosa tetapi kesucian mereka kotor dibandingkan dengan kebenaran / kesucian Allah, sehingga mereka juga perlu pendamai.
Keberatan: malaikat hanya mempunyai 2 kemungkinan:
Jatuh dalam dosa ini. Ini menjadi setan dan para pengikutnya, dan yang ini jelas tidak ditebus (Ibr 2:14-17).
Tetap suci. Yang ini tidak membutuhkan penebusan / pendamaian.
b) Origen, yang menurut Hendriksen adalah Universalist yang pertama, berpendapat bahwa ini menunjukkan bahwa Iblis dan malaikat-malaikatnya juga ditebus, sehingga nanti pada akhirnya mereka juga diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Kristus.
c) Theodoret dan Erasmus: malaikat-malaikat itu bukan diperdamaikan dengan Allah, tetapi dengan manusia. Tetapi ini bertentangan dengan kata-kata 'dengan diriNya' dalam ay 20. Hebatnya Barclay menganggap ini sebagai 'the most interesting suggestion' (= usul yang paling menarik).
d) 'Yang ada di sorga' menunjuk kepada semua orang pilihan / percaya yang sudah mati, sedangkan 'yang ada di bumi' menunjuk kepada semua orang pilihan / percaya yang masih hidup.
Sebagai tambahan, bandingkan ini dengan ay 23: 'dikabarkan di seluruh alam di bawah langit'. Ini salah terjemahan.
NIV: 'has been proclaimed to every creature under heaven' (= telah dikabarkan kepada setiap makhluk ciptaan di bawah langit).
NASB/Lit: 'was proclaimed in all creation under heaven' (= telah dikabarkan dalam semua ciptaan di bawah langit).
Ini tidak ditafsirkan bahwa Paulus memberitakan Injil kepada setan, binatang, atau batu / pohon, tetapi diartikan bahwa Paulus memberitakan Injil kepada 'semua manusia'! Jadi ay 20 juga tidak perlu mencakup malaikat, setan atau binatang.
Tetapi mengapa untuk ay 20 kita tidak menafsirkan 'semua orang' tetapi 'semua orang pilihan'? Karena:
Ay 20 tidak menyebut yang di neraka. Jadi memang ada orang yang tidak diperdamaikan dengan Allah.
Jika 'segala sesuatu' dalam ay 20 ini 'semua orang', maka ini menjurus pada Universalisme, karena ay 20 ini mengatakan 'memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya'.
Calvin: "Should any one, on the pretext of the universality of the expression, move a question in reference to devils, whether Christ be their peace-maker also? I answer, No, not even of the wicked men: though I confess that there is a difference, inasmuch as the benefit of redemption is offered to the latter, but not to the former" (= Jika ada orang, dengan dalih keuniversalan pernyataan ini, menanyakan pertanyaan berkenaan dengan setan, apakah Kristus juga adalah pendamai mereka? Saya menjawab, Tidak, bahkan Kristus bukanlah pendamai orang-orang jahat: sekalipun saya mengakui bahwa ada perbedaan, karena keuntungan penebusan ditawarkan kepada orang-orang jahat, tetapi tidak kepada setan).
Catatan: yang dimaksud dengan 'wicked men' (= orang-orang jahat), jelas adalah orang jahat yang tidak percaya, atau 'reprobate' (= orang yang ditentukan untuk binasa).
Lalu bagaimana kita bisa tahu kita orang pilihan atau bukan? Kalau saudara bisa percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka saudara adalah orang pilihan. Kalau saudara bukan orang pilihan, paling banter saudara hanya bisa menjadi orang kristen KTP.
II) Apa yang harus dilakukan setelah damai dengan Allah?
1) Pengudusan (ay 22).
Tujuan dari perdamaian itu adalah kekudusan (bdk. Ef 2:10).
Beberapa penafsir mengatakan bahwa 'tak bercela dan tak bercacat di hadapan Allah' ini menunjuk pada keadaan orang percaya pada akhir jaman. Memang sekalipun dalam hidup ini kita berjuang menguduskan diri, kita tetap tidak bisa menjadi 'tak bercela dan tak bercacat di hadapan Allah' pada akhir jaman. Kita tetap membutuhkan penghapusan dosa melalui darah Kristus. Tetapi itu tidak berarti bahwa kita lalu boleh mengabaikan pengudusan itu! Kristus mati untuk dosa kita bukan supaya kita bisa terus hidup di dalam dosa! Bdk. 2Kor 5:15.
2) Bertekun dalam iman (ay 23).
a) Kata-kata 'sebab itu' di awal ay 23 merupakan terjemahan yang salah.
NIV/NASB: 'if' (= jika).
Jadi 'tak bercela dan tak bercacat di hadapan Allah' dalam ay 22, hanya bisa terjadi kalau kita bertekun dalam iman.
William Hendriksen: "Divine preservation always presupposes human perseverance. Perseverance proves faith's genuine character, and is therefore indispensable to salvation" (= Pemeliharaan ilahi selalu mensya-ratkan ketekunan manusia. Ketekunan membuktikan sifat asli dari iman, dan karena itu mutlak dibutuhkan).
b) Hal-hal yang bisa menggeser kita dari iman / pengharapan Injil adalah:
Ajaran sesat. Ini yang dipersoalkan oleh Paulus di Kolose ini.
Problem / kesukaran / penderitaan. Ingat akan tanah golongan ke 2 (Mat 13:5-6,20-21).
Daya tarik duniawi (uang, sex, kekuasaan, kesenangan). Ingat tanah golongan 3 (Mat 13:7,22).
c) Hal-hal yang perlu dilakukan supaya bisa bertekun dalam iman, adalah:
Belajar Firman Tuhan.
Berdoa.
3) Melayani Injil (ay 23b,25-28).
Ay 23: 'pelayannya' dimana kata 'nya' jelas menunjuk pada 'Injil'.
William Hendriksen: "A minister of the Gospel is one who knows the gospel, has been saved by the Christ of the gospel, and with joy of heart proclaims the gospel to others. Thus he serves the cause of the gospel" (= Seorang pelayan Injil adalah seorang yang mengetahui Injil, telah diselamatkan oleh Kristus dari Injil, dan dengan sukacita dari hati memberitakan Injil kepada orang-orang lain. Jadi ia melayani gerakan Injil).
Pada hari Jum'at Agung ini renungkan seberapa aktifnya saudara dalam memberitakan Injil? Sudah cukup aktifkah? Atau sebaliknya kurang aktif? Atau sudah berkurang keaktifannya, dalam arti dulu aktif sekarang tidak?
Kristus mati bukan hanya untuk saudara, tetapi untuk semua orang pilihan, dan banyak dari orang pilihan yang belum mendengar Injil dan karenanya belum diselamatkan. Kita memang tidak bisa tahu yang mana dari orang-orang yang belum percaya itu yang adalah orang pilihan dan yang mana yang bukan, dan karena itu kita harus memberitakan Injil kepada semua orang.
4) Menderita untuk jemaat / gereja (ay 24).
a) Ay 24: 'aku boleh menderita'.
NASB: 'in my sufferings' (= dalam penderitaan-penderitaanku). Ini bentuk jamak.
Kelihatannya pada saat menulis surat Kolose ini Paulus ada dalam penjara (bdk. 4:10,18). Ini jelas merupakan penderitaan yang hebat. Tetapi hebatnya, ia bersukacita karena hal itu (ay 24a)!
b) 'aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam daging-ku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu jemaat' (ay 24b).
Roma Katolik menafsirkan bahwa ay 24b ini menunjukkan bahwa penebusan Kristus tidak sempurna, perlu ditambahi dengan penderitaan dari para martir. Dan memang dalam ajaran Roma Katolik ada hal-hal yang sejalan dengan ketidaksempurnaan penebusan Kristus, seperti:
Api pencucian.
Perbuatan baik manusia punya andil dalam keselamatan.
Tetapi ay 24b ini tidak mungkin diartikan bahwa penebusan Kristus tidak sempurna, karena:
a. Itu bertentangan dengan ajaran Kitab Suci yang ditunjukkan oleh ayat-ayat seperti Yoh 19:30 dan Ibr 10:11-14.
b. Dalam surat Kolose Paulus justru menyerang ajaran sesat yang menekankan ketidak-cukupan penebusan Kristus, dan Paulus menekankan kecukupan penebusan Kristus. Jadi tidak mungkin dalam Kol 1:24 Paulus justru berbicara sebaliknya, dan dengan demikian menentang kata-katanya sendiri.
Herbert M. Carson (Tyndale): "Furthermore, he is dealing here at Colossae with a false teaching which denies the sufficiency of the work of Christ, and insists that it must be supplemented by asceticism and other human endeavours. Paul has replied in his opening chapter with an uncompromising stress on the preeminence of Christ, and the completeness of the redemption which He has accomplished. Is it then likely that he would cast this position to the winds and introduce a view which envisaged the perfecting of an incomplete atonement?" (= Selanjutnya, di sini di Kolose ia sedang menangani ajaran sesat yang menyangkal kecukupan pekerjaan Kristus, dan mendesak bahwa itu harus ditambahi dengan pertapaan dan usaha-usaha manusia yang lain. Paulus telah menjawab dalam pasal pembukaannya dengan penekanan yang tidak berkompromi pada penonjolan Kristus, dan kelengkapan / kesempurnaan dari penebusan yang telah Ia selesaikan. Lalu mungkinkah sekarang ia membuang pandangannya dan mengajukan suatu pandangan yang menggambarkan penyempurnaan dari suatu penebusan yang tidak lengkap?) - 'The Epistles of Paul to the Colossians and Philemon', hal 50.
Catatan: bagian yang saya garis bawahi itu mungkin menunjuk kepada ayat-ayat seperti Kol 1:13-14,20-22 - "(13) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang kekasih; (14) di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. ... (20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. (21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, (22) sekarang diperdamaikanNya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematianNya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya".
Bandingkan juga dengan Kol 2:8-23 - "(8) Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. (9) Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan, (10) dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. (11) Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, (12) karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. (13) Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, (14) dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib: (15) Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas mereka. (16) Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; (17) semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus. (18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. (20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: (21) jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; (22) semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. (23) Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi".
c. Kata Yunani yang diterjemahkan 'penderitaan' tak pernah digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menunjuk kepada penderitaan Kristus dalam menebus dosa manusia.
Herbert M. Carson (Tyndale): "The very word used here for suffering, thlipsis, is nowhere used in the New Testament to describe the atoning death of Christ, and, as Lightfoot points out, it 'certainly would not suggest a sacrificial act'" (= Kata yang digunakan di sini untuk penderitaan, THLIPSIS, tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan kematian Kristus untuk menebus dosa, dan, seperti ditunjukkan oleh Lightfoot, itu 'pasti tidak menunjukkan suatu tindakan pengorbanan') - 'The Epistles of Paul to the Colossians and Philemon', hal 50-51.
d. Dalam ay 25 Paulus menyebut dirinya 'pelayan jemaat'. Jika dalam ay 24 ia memang mengajarkan bahwa penderitaan yang ia alami itu adalah untuk penebusan dosa, seharusnya ia mengaku diri sebagai 'pengantara' atau 'penebus'.
Lalu, apa artinya ay 24b ini?
(1) Ini adalah penderitaan dalam pembangunan tubuh Kristus, dan dalam hal ini Kristus memberikan tempat untuk penderitaan lebih lanjut bagi para pengikutNya.
William Barclay: "He thinks of the sufferings through which he is passing as completing the sufferings of Jesus Christ himself. Jesus died to save his Church; but the Church must be upbuilt and extended; it must be kept strong and pure and true; therefore, anyone who serves the Church by widening her borders, establishing her faith, saving her from errors, is doing the work of Christ. And if such service involves suffering and sacrifice, that affliction is filling up and sharing the very suffering of Christ" (= Ia berpikir tentang penderitaan yang ia lalui sebagai melengkapi penderitaan Yesus Kristus sendiri. Yesus mati untuk menyelamatkan GerejaNya; tetapi Gereja harus dibangun dan diperluas; itu harus dijaga agar tetap kuat dan murni dan benar; karena itu, setiap orang yang melayani Gereja dengan memperluas batasan-batasannya, meneguhkan imannya, menyelamatkannya dari kesalahan, sedang melakukan pekerjaan Kristus. Dan jika pelayanan seperti itu mencakup penderitaan dan pengorbanan, penderitaan itu memenuhkan dan mengambil bagian dalam penderitaan Kristus).
James Fergusson (Geneva): "As the personal sufferings of Christ were for the church's redemption, and to satisfy the Father's justice for the sins of the elect, Acts 20:28, which he did completely, John 19:30; so the suffering of the saints are also for the church's good, though not for her redemption or expiation of sin, neither in its guilt nor punishment, 1John 1:7; yet to edify the church by their example, James 5:10, to comfort her under sufferings, 2Cor. 1:6, and to confirm that truth for which they do suffer, Phil. 2:17" (= Seperti penderitaan pribadi Kristus adalah untuk penebusan gereja, dan untuk memuaskan keadilan Bapa terhadap dosa-dosa orang pilihan, Kis 20:28, yang Ia lakukan secara lengkap, Yoh 19:30; begitulah penderitaan dari orang-orang kudus juga untuk kebaikan gereja, sekalipun bukan untuk penebusannya atau penebusan / pembayaran dosa, tidak dalam kesalahannya ataupun hukumannya, 1Yoh 1:7; tetapi untuk mendidik gereja oleh teladan mereka, Yak 5:10, untuk menghibur gereja dalam penderitaan, 2Kor 1:6, dan untuk meneguhkan kebenaran untuk mana mereka menderita, Fil 2:17).
(2) Karena adanya kesatuan antara Kristus dan para pengikutNya, maka pada waktu pengikutNya menderita, Kristus juga menderita dalam dia.
James Fergusson (Geneva): "The sufferings of Paul, and of any other saints, are the sufferings of Christ, and the filling up of his sufferings; not as if Christ's personal sufferings for the redemption of sinners were imperfect, and so to be supplied by the sufferings of others, (see Heb. 10:14) but such is that sympathy betwixt Christ and believers, Acts 9:4, and so strict is that union among them, whereby he and they do but make up one mystical Christ, 1Cor. 12:12, that in those respects the sufferings of the saints are his sufferings, to wit, the sufferings of mystical Christ, which are not perfect nor filled up, until every member of his body endure their own allotted portion and share" (= Penderitaan dari Paulus, dan dari orang kudus yang lain, adalah penderitaan Kristus, dan memenuhkan / melengkapi penderitaanNya; bukan seakan-akan penderitaan pribadi Kristus untuk penebusan orang berdosa adalah tidak sempurna, dan karena itu harus disuplai oleh penderitaan orang-orang lain, (lihat Ibr 10:14) tetapi begitulah simpati antara Kristus dan orang-orang percaya, Kis 9:4, dan begitu ketat persatuan antara mereka, dengan mana Ia dan mereka membentuk satu Kristus yang mistik, 1Kor 12:12, bahwa dalam hal itu penderitaan orang-orang kudus adalah penderitaanNya, yaitu, penderitaan dari Kristus mistik, yang tidak sempurna atau penuh, sampai setiap anggota tubuhNya menanggung bagian mereka).
Pulpit Commentary keberatan dengan pandangan ini dengan alasan sebagai berikut: "this view identifies Pauls' sufferings with his Master's while he expressly distinguishes them" (= pandangan ini mengidentikkan penderitaan Paulus dengan penderitaan TuanNya sementara ia secara jelas membedakan mereka).
(3) Ini ditinjau dari sudut musuh-musuh Kristus.
William Hendriksen: "... although Christ by means of the affliction which he endured rendered complete satisfaction to God, so that Paul is able to glory in nothing but the cross (Gal. 6:14), the enemies of Christ were not satisfied! They hated Jesus with insatiable hatred, and wanted to add to his afflictions. But since he is no longer physically present on earth, their arrows, which are meant especially for him, strike his followers. It is in that sense that all true believers are in his stead supplying what, as the enemies see it, is lacking in the afflictions which Jesus endured. Christ's afflictions overflow toward us" [= ... sekalipun Kristus melalui penderitaan yang Ia tanggung memberikan pemuasan lengkap / penuh kepada Allah, sehingga Paulus bisa bermegah hanya dalam salib (Gal 6:14), musuh-musuh Kristus tidak dipuaskan! Mereka membenci Yesus dengan kebencian yang tidak terpuaskan, dan ingin menambah penderitaanNya. Tetapi karena Ia tidak lagi hadir secara jasmani di bumi ini, panah-panah mereka, yang sebetulnya dimaksudkan secara khusus untuk Dia, menyerang pengikut-pengikutNya. Adalah dalam arti ini dimana semua orang yang sungguh-sungguh percaya ada di tempatNya menyuplai apa, sebagaimana musuh-musuh itu melihatnya, yang kurang dalam penderitaan yang telah Yesus tanggung. Penderitaan Kristus meluap / melimpah kepada kita].
Bdk. Kis 9:4-5 2Kor 1:5 Gal 6:17 Fil 3:10 Wah 12:13 ('perempuan' = gereja).
Kesimpulan / penutup:
Untuk saudara yang belum yakin akan keselamatan / perdamaian dengan Allah, cepatlah datang kepada Kristus dan menerimaNya sebagai Juruselamat pribadi saudara. Untuk saudara yang sudah diperdamaikan dengan Allah, berjuanglah dalam pengudusan, bertekunlah dalam iman, aktiflah pemberitaan Injil, dan juga maulah dalam menderita bagi gereja! Kiranya Tuhan memberkati saudara.
-AMIN-
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship
To stop receiving these emails, you may unsubscribe now.
Email delivery powered by Google
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610
0 comments:
Post a Comment