Cinta Tak Berbalas |
- Cinta Tak Berbalas
- Layakkah Aku Mencintainya?
- Tuhan Yesus Tidak Tinggalkan
- Cinta tanpa Restu
- Ketika Cintaku Dipermainkan
- Katakanlah tentang Kebenaran
Posted: 17 Mar 2014 02:57 AM PDT * Tak apa jika kau hanya hampiri sesekali Tak apa jika kau sama sekali tak ingat Kutetap di sini untuk menunggu Kutetap melihatmu Kutetap ada kapanpun kau mau Aku hanya tak ingin kehilanganmu Aku akan tetap menjagamu Kuberi semua yang kau mau Kubuka telapak tangan ini tuk menampung air matamu Aku cinta padamu Aku ingin kau kembali Aku rela mati untukmu Darahku tercurah bagimu Masihkah kau mencintai-Ku? Aku tak pernah berhenti melindungimu Aku tak pernah berhenti menyayangimu Namun kau masih saja pergi menjauh dari-Ku Cinta-Ku padamu tak pernah kau balas Tapi Aku tak bisa berhenti mencintaimu Karena kau adalah anak terkasih-Ku Aku akan setia menunggumu kembali pada-Ku * Cinta Tak Berbalas is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 16 Mar 2014 09:18 PM PDT Tuhan, di manakah Kau? Marahkah Kau padaku karena aku sudah banyak ingkar janji pada-Mu, karena aku tidak konsisten sama ucapanku pada-Mu? Ampunilah aku Tuhan, jangan buat aku merasa jauh dari-Mu, cuma Kau yang kumiliki yang memiliki bahagia kekal itu. Mohon Bapa hadirlah…hadirlah…tunjukkan langkahku kemana aku ini seterusnya. Saat ini aku mau cerita pada-Mu, kalau aku hari ini sangat hancur, terpuruk dan kecewa. Dulu aku pernah meminta pada Tuhan seorang kekasih seperti Yusuf yang takut akan Tuhan dan yang lebih dulu telah mencintai Tuhan sebelum mencintai aku. Pada bulan Desember 2011 aku dipertemukan dengan seseorang tepatnya di hari natal, perkenalan kami berawal karena penawaran antar pulang sebab malam itu sudah jam 11 malam. Saat itu adalah acara natal GMKI se-Fisip USU. Setelah perkenalan itu aku tersadar kalau dia pernah sebelumnya sudah bertemu dengan aku di bus duduk sebangku menuju kota Siantar-ku. Perkenalan itu berangsur menjadi kenyamanan untukku, saat itu aku mulai mendoakannya pada Tuhan siapakah dia sehingga aku dikenalkan padaku. Banyak kendala setelah doa itu terucap namun pada akhirnya aku memutuskan untuk mennerima dia dan kami pun resmi kekasih. Setelah pacaran aku semakin sering mendoakannya dan dia juga katanya. Berjalan sudah hubungan kami sampai sekarang. Sudah 2 tahun lebih. Dalam 2 tahun ini hubungan kami tidak berjalan semulus yang didambakan setiap perempuan. Kami seringkali bertengkar dan saling menyakiti hanya karena masalah kecil dan sepele. Tak jarang aku melayani amarahnya ketika kupingku tak kuasa menahan hujatannya padaku. Semakin lama menjalani aku semakin mendapat perlakuan yang tidak wajar, dia menghujat aku dengan kata kotor dan menghinaku abis-abisan sampai pada keluargaku yang memang keluargaku sedang “broken home”. Saat yang sama aku tak kuat menutup telingaku, dan aku ikut membalikkan semua kata-kata dia itu padanya dengan harapan dia terdiam dan sadar kalau kata-kata dia itu tak layak untuk seorang perempuan, namun suasana semakin memburuk, aku mendapat pukulan dan tundangan, secara otomatis aku juga spontan membalasnya. Bersyukur Tuhan sadarkan aku dan menyuruhku meminta maaf, dan kulangsung melakukannya, namun kata maafku tak diterima, justru setiap kali aku minta maaf duluan menjadi alat utama dia kembali menghujat aku sepuas hatinya. Kuusahakan menutup mulutku rapat-rapat dan telingaku agar aku tidak terpancing. Namun aku gagal lagi dan ujung-ujungnya aku menangis, hal yang lain lebih menyakitkan lagi ketika aku menangis adalah dia mengatakan air mataku adalah air mata buaya. Aku betul-betul murka, setelah dia hujat aku seenak hati, orang tuaku, dan kembali meragukan kepercayaan. Seperti itulah hubungan ini berjalan hingga 2 tahun, namun di sisi lainnya dia bisa bertingkah sebaik-baiknya. Terkadang dia sadar akan tindakannya dan meminta maaf padaku namun setelah itu itu berubah lagi. Dan jauh lebih menyakiti lagi, dan aku hanya bisa menangis, menangis dan menangis. Sejak saat itu aku hidup sendiri, dan itu membuat aku hancur dan hampir hilang arah hidup, kuliahku masih berjalan tapi tak tahu apakah masih bisa kujalankan. Tuhan itu memang baik, Dia selalu mencukupkan kebutuhan walau aku jauh dari orang tuaku dan tak ada mengirim uang untukku, Bapa selalu kirimkan seseorang menolong aku. Pada saat saat keadaanku demikian aku dituntut untuk kuat, walau aku merasa gak kuat, dan dia, dia yang sampai sekarang kekasihku yang ada menemaniku dan saat itu aku berubah pikiran dan membuang dendam padanya. Masalahku belum selesai dan kami kembali lagi bertengkar, dan aku merasa aku sudah jauh lebih keras, aku sudah kuat dan kuatku merugikan dia. Aku bisa melawan dia dan menghalangi setiap kali dia ingin menonjok mukaku, namun yang namanya laki-laki sangat susah mengalah dia pasti mencari jalan bagaimana supaya lawannya ditakhlukan. Saat ini aku aku memutuskan untuk menjauhi dia dulu sampai aku kemana kutak tahu, karena selalu saja ada penghambat ketika aku ingin meninggalkan dia. Aku bingung kemanakah aku ini Tuhan? Layakkah Aku Mencintainya? is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 16 Mar 2014 08:58 PM PDT Dear : Admin RENHARKIS Saya berterima kasih kepada admin karena kemarin saya sempat mengirim sebuah surat untuk Tuhan. Saya kirim tentang ketika saya harus dihadapi untuk bayar kontrak rumah saya. Di sisi lain saya harus obati papa yang sedang sakit keras. Saya sangat bersyukur pada Tuhan lewat admin yang kuatkan saya saat itu. Sedikit beri kesaksian, akhirnya Tuhan jawab segala pergumulanku saat itu. Tuhan tidak tinggalkan saya sendiri, Tuhan sayang sama saya. Saya bisa bayar kontrak rumah dan papa disembuhkan oleh bilur-bilur-Nya. Tuhan Yesus ajaib! Thanks, Yuli Tuhan Yesus Tidak Tinggalkan is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 16 Mar 2014 08:45 PM PDT Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, saya seorang gadis yang baru tumbuh dewasa waktu itu dan saya masih duduk di bangku sekolah SMA. Tuhan Yesus membentuk saya menjadi seorang gadis yang periang, suka bercerita atau lebih tepatnya bawel. Teman-teman saya tidak pernah sekalipun merasa risih dengan saya yang bawel, saya juga rajin loh. Saya sering melakukan pekerjaan rumah sehabis pulang sekolah, saya juga anak yang cukup tahu diri. Saya sering pulang sekolah jalan kaki dan tidak membeli jajanan, ini saya lakukan untuk mengumpulkan uang agar saya bisa membeli sesuatu yang saya inginkan. Hal tersebut mengakibatkan betis saya besar sekarang, itu menjadi bahan ejekan orang-orang di kantor saya, tapi tidak untuk saya, betis saya adalah cerita saya. Bahkan pernah saya membeli baju sekolah dengan membuat kerajinan tangan yang saya buat sendiri, lalu saya jual dan hasilnya untuk membeli baju sekolah. Ini saya lakukan bukan karena orang tua saya tidak mampu membelikan saya hal tersebut, tapi karena saya merasa bangga bisa melakukan hal tersebut. Bicara tentang sifat saya yang bawel, ibu saya, ibu yang melahirkan dan membesarkan saya, sangat merasa risih akan pribadi saya itu. Ibu saya sering kali marah karna sifat saya itu, dan karena keceriaan saya terkadang anggota keluarga saya mengatakan saya gila. Saya bertanya-tanya apakah itu buruk, lalu jika itu sangat buruk, mengapa hanya keluarga saya yang merasakan itu, kenapa yang lain tidak merasa risih. Bahkan teman-teman saya mengatakan, saya membuat perasaan mereka selalu lebih baik, dan saat saya bekerja mereka merasa perubahan luar biasa datang ketika saya hadir di dekat mereka dan tidak sedikit dari mereka mengatakan saya inspirasi bagi mereka. Mungkin keluarga saya, hanya ingin saya menjadi seorang wanita yang menjaga sikap, lemah lembut, serta tidak terlalu banyak bicara. Suatu hari ibu saya mengatakan ini pada saya, “Kamu bawel banget, ini yang buat mama lebih sayang kakak kamu dibandingkan kamu.” Saya diam dan pergi. Hari berganti hari, dan hal tersebut sudah saya lupakan, seiring berjalannya waktu saya tumbuh dewasa, lalu saya berkuliah sambil bekerja. Setiap hari saya bekerja dari hari Senin sampai Jumat, pulang kerja saya lanjut berkuliah, pulang kuliah sudah larut malam, jadi saya langsung tidur. Hal tersebut menyebabkan waktu saya tidak terlalu banyak untuk keluarga saya, sehingga membuat mereka tidak lagi marah akan bawelnya saya, karena saya sudah jarang bertemu hanya Sabtu dan Minggu. Layaknya anak seusia saya, saya menjalin hubungan dengan seorang pria yang saya kasihi, 4 tahun sudah kami menjalin hubungan ini. Ternyata orang tua saya tidak merestui hubungan kami, bukan karena dia tidak mengenal Tuhan Yesus, bukan karena dia Tidak mengasihi Tuhan Yesus, tapi karena dia lahir dari keluarga yang berbeda suku dengan saya. Saya hanya bertanya apa salahnya, hidup memang pilihan, tapi dia tidak pernah memilih untuk dilahirkan dari keluarga mana, saya bergumul selama bertahun-tahun, saya menangis di bawah kaki Tuhan. Keluarga kekasih saya pun sangat cinta Tuhan, mereka semua rajin beribadah, saya juga sering diajak beribadah bersama dengan mereka, tapi orang tua saya tidak mengijinkan. Sampai suatu ketika saya berdoa,”Tuhan Yesus yang baik, jika memang tidak diijinkan aku bersamanya untuk bersatu di altar-Mu, boleh kuminta untuk kirimkan dia jodoh yang lebih baik dari aku, dan jika kami boleh bersatu boleh kuminta untuk menyentuh hati keluargaku, dan jika memang harus ada yang tersakiti Tuhan, boleh kuminta, aku saja Tuhan, aku sangat ikhlas Tuhan, jangan biarkan orang tua atau kekasihku bersedih, terima kasih Tuhan untuk semuanya. Amin." Tapi akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri hubungan kami, mungkin ini yang terbaik dari semua yang baik. Tapi satu hal yang saya tahu, Tuhan Yesus di dekat saya. Tuhan Yesus hadir setiap doa-doa kami (aku dan kekasihku), dan ketika saya menangis, saya tahu Tuhan Yesus menangis bersama saya, dan saya tahu Tuhan Yesus sedang meletakkan tangan-Nya di atas kepala saya dan kekasih saya. Tuhan kumasih menunggu keajaiban-Mu dan selalu kutunggu semuanya Yesusku. Sampai sekarang saya belum menjalin hubungan dengan lelaki manapun, begitu pun dia. Inilah kisah cintaku yang masih belum terlihat akhirnya. Kalian semua mungkin bisa bantu kami dalam doa. Dan aku akan tetap mengucapkan, terima kasih untuk semuanya Tuhan, Tuhan Yesus pasti sedang merangkulku, dan sedang berbisik,”Tenang anak-Ku, tunggu waktunya.” Itu karena aku biji mata-Nya Tuhan. Tuhan Yesus punya banyak jam dan aku tidak perlu kuatir Dia lupa waktu dan mengabaikanku. Aku yakin Tuhan Yesus lebih tahu waktu yang baik dan yang tepat, aku percaya itu, karena ada pelangi sehabis hujan dan janji-Nya masih sama, dulu, sekarang dan selamanya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Pengkotbah 3: 11 Cinta tanpa Restu is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 16 Mar 2014 08:22 PM PDT Aku ingin berbagi sedikit dari kisah hidupku tentang cinta. Sekarang usiaku beranjak 20 tahun. Sejak dulu aku tidak pernah berpacaran karena Tuhan belum memberikan pria yang terbaik untukku ,tapi entah kenapa Tuhan memperkenalkanku pada seorang pria, berawal dari saat aku beranjak 12 tahun aku bertemu dengannya di dalam Rumah Tuhan. Pandangan pertama membuatku bergetar entah ada apa di dalam hatiku. Kami tidak pernah mengobrol atau menyapa satu sama lain mungkin karena aku baru bergabung di ibadah remaja, setiap minggu aku selalu melihatnya dan sepertinya pria itu yang membuatku tertarik dan menjadikanku suka padanya. Aku kagum melihatnya bermain musik untuk melayani Tuhan dan aku juga suka dengan segala penampilan yang sesuai dengan kriteriaku. Tapi sayang aku tidak bisa ungkapkan perasaanku ini pada pria itu karena bagiku percuma saja, aku berpikir kalo dia tidak akan menyukaiku. Aku hanya bisa melihatnya dari belakang, aku ingin sekali tahu tentangnya dan aku terus bawa dia di dalam doa. Saat aku beranjak 16 tahun, kami saling menyapa satu sama lain dan mengobrol walau tidak banyak itu saja sudah membuatku senang. Dia pun masih belum mengetahui kalau selama ini aku menyukainya, entah kenapa setiap kali aku dengar ia berpacaran aku sama sekali tidak terluka karena aku bawa ia dalam doa dan Tuhan menguatkan aku. Hingga saat kelulusanku di SMA, ia mengucapkan selamat padaku saat itu aku benar-benar bahagia sekali. Kisahku tak berakhir sampai di sini. Saat umurku 18 tahun aku diterima bekerja di suatu perusahaan. Dari situ aku mulai akrab dengan pria itu lewat chatting, kami saling menanyakan tentang satu sama lain itu yang membuatku semangat bekerja. Tiga bulan berlalu kami tambah akrab saat bertemu di gereja (meski aku tahu ia punya pacar). Aku terus bersabar dan meminta Tuhan untuk memberikan jalan yang terbaik untukku dan bawa aku dalam rencana-Mu Tuhan. Sampai hari itu tiba, aku mengungkapkan perasaan suka padanya yang kupendam selama bertahun-tahun. Aku bilang padanya aku tidak perlu kau menjawab apapun untukku cukup kau tahu perasaanku saja. Dengan cepat ia menjawab, "Maaf kau bukan tipe wanita yang sesuai dengan kriteriaku dan aku sudah punya pacar mungkin ia yang akan jadi tulang rusukku nanti.” Yah, Tuhan Yesus apa yang harus kuperbuat? Apa ini yang Bapa rencanakan untukku? Saat itu aku sama sekali tidak menangis, meski aku kecewa, meski aku sedih tapi Tuhan Yesus berikan aku segera Roh Penghibur sehingga aku sama sekali tidak terpuruk. Yesusku dahsyat. Berjalan seiring waktu aku menjauh darinya meski ia tetap mendekatiku, sejak kejadian itu ia selalu mendekatiku aku merasa ia mempermainkan perasaanku, sepertinya karena ia tahu aku menyukainya ia selalu menambah luka di hatiku saja setiap hari ia bertanya, “Apakah kau masih menyayangiku?” Setiap hari pun aku hanya diamkan pertanyaan itu dalam hatiku berteriak, “Tidak berperasaankah kau ketika aku benar-benar pada puncak kesakitan ketika kau bertanya seperti itu?” Selang beberapa bulan aku mendengar ia putus dengan pacarnya dan tiba-tiba saja ia menjauhiku, aku sudah tidak peduli dengan apa yang ia lakukan. Kami tidak saling menyapa dan mengobrol seperti waktu aku belum begitu mengenalnya. Saat aku berumur 19 tahun, aku berdoa di hari ulang tahunku, “Tuhan Yesus segala yang Engkau anggap baik buatku, aku akan terima dengan lapang dada. Jika pria itu diijinkan bukan menjadi pasanganku, aku terima karena ketika aku berhasil melepaskan seseorang yang Engkau anggap tidak berkenan dengan rencana-Mu aku percaya Engkau sudah sediakan aku pasangan yang sepadan dan sesuai dengan yang Tuhan rencanakan dan aku percaya yang kudapatkan nanti adalah pasangan hidup yang jauh lebih indah dan jauh lebih baik dari apa yang aku doakan.” Sampai saat ini aku tidak ingin melihatnya lagi, tidak ingin tahu tentangnya lagi. Aku tidak menyalahkannya tapi aku berterima kasih padanya dan juga aku bersyukur pada Tuhan. Jika kejadian itu tidak terjadi mungkin aku akan selalu menyimpannya dan aku tidak tahu bagaimana perasaannya padaku dan aku mungkin tidak akan merasakan belajar cara melepaskan seseoarang yang bukan dipilih Tuhan untuk menjadi pendampingku. Terakhir yang ingin kusampaikan, tetap bertahan dan yakin. Percayalah, sebab Allah itu ada bagi aku dan kalian. Dan aku percaya janji-Nya akan digenapi sebentar lagi untukku. Just trust me. I have better for you. I love You Jesus. Ketika Cintaku Dipermainkan is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 16 Mar 2014 07:56 PM PDT Hidupnya sangat berantakan. Semua sahabat pergi meninggalkan dia termasuk juga keluarganya. Kini dia sendirian, belum lagi rekan bisnisnya memutuskan hubungan kerja sama secara sepihak. Apa yang terjadi pada kehidupan pria ini? Dulu dia adalah seorang yang sangat dipuja-puja. Semua orang memandang kagum padanya. Bahkan para rekan bisnisnya sangat merasa beruntung bisa bekerja sama dengannya. Namun semuanya berubah ketika satu persatu kebohongannya mulai terbongkar. Selama ini dia hidup dalam ketidak jujuran. Dia lebih sering membual untuk dapat dipuji orang lain dan dia melakukan banyak tipu daya untuk bebas dari segala macam ancaman. Dia pun juga rela melakukan apapun agar dapat mengeruk keuntungan yang besar dalam bisnisnya. Hidup dalam ketidakjujuran memang sangat nikmat, namun kenikmatan itu tidak akan bertahan lama. Hidup seseorang bisa hancur jika dia tidak dapat menjaga lidahnya dengan baik. Lebih baik jika kita mengatakan tentang kebenaran pada waktu kita berbicara dengan orang lain, namun tidak semua tentang kebenaran itu harus diceritakan. Kita harus bisa menjadi pribadi yang bijak. Kita harus bisa menjaga lidah kita dengan sangat hati-hati. Biarkan Roh Kudus berjaga di depan bibir kita dan juga biarkan hikmat Tuhan menjamah hati dan pikiran kita. Jangan biarkan kehidupan kita berdosa karena lidah. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya. Mazmur 50:23 Katakanlah tentang Kebenaran is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment