Karunia Memberi |
Posted: 15 Mar 2014 05:00 PM PDT Ada seorang kaya yang sangat pelit dengan hartanya. Dia tidak ingin seorang pun ikut menikmati kekayaannya. Hari itu ada orang tua yang meminta sedikit uang pada si kaya namun hanya makian yang didapatinya. Tiba-tiba munculnya seorang yang sangat sederhana dan memberikan sekantung uang. “Hei, untuk apa kau memberinya uang? Biarkan dia bekerja jika ingin memiliki uang. Hidupmu saja masih kekurangan, namun kau malah memberikan uangmu padanya.” “Banyak orang yang menjadi kaya akan harta dengan bekerja, namun sangat sedikit di antara mereka yang kaya akan belas kasihan. Anda memiliki banyak uang namun ada tidak memiliki karunia untuk memberi.” Banyak orang di dunia ini yang berlomba-lomba untuk mengumpulkan harta dan menyimpannya dengan sangat baik. Ketika ada seseorang yang membutuhkan bantuan, mereka akan sangat perhitungan untuk memberi. Tidak semua orang memiliki karunia untuk memberi. Apa yang kita berikan di dunia ini, tercatat di surga. Harta tidak dapat menyelamatkan kita. Namun ketika kita memiliki kasih untuk memberi kepada sesama, maka Tuhan juga akan menggerakkan orang-orang di sekitar kita sebagai saluran berkat untuk memberkati kita. Tuhan Yesus tidak akan pernah membiarkan kita merugi. Tuhan akan mengembalikan apa yang pernah kita berikan kepada sesama, bahkan jauh lebih indah dari pada yang kita harapkan. Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Amsal 25:21 Karunia Memberi is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 15 Mar 2014 06:27 AM PDT Sehari sebelum kumembuka salah satu akun jejaring sosial yang kumiliki dan melihat Lomba Menulis Pengalaman Mencari Cinta, di jam istirahat para karyawan di tempatku bekerja, kumerangkum beberapa kata dan menjadikannya sebuah tulisan, dan tulisan itu, kuberi judul "JODOH". Sebagai manusia biasa yang terkadang merasakan kekecewaan dan mengeluh, kekecewaan itu selalu kutuangkan ke dalam tulisan. Dan tepatlah sudah kata demi kata yang terangkum itu dikarenakan pertengkaran kecil menengahiku bersama pasangan yang saat ini masih berstatus pacarku. Hehehe.. JODOH Hari mulai berjalan merangkul penantian Penat mulai menari dalam asa Sedih mulai menggorogoti rasa Dan kemudian otak mulai merangkai kata Dimana jodohku! Kapan jodoh itu datang? Berapa lama lagi waktu terulur Berapa banyak lagi hati yang menjadi tempat persinggahan Berapa panjang lagi perjalanan yang harus terjalani Seberapa sakit lagi yang harus kurasa? Waktu percepatlah gerakmu… Tawa canda sang pasangan seolah mengolok Merayu rasaku yang pekah Jodoh., kapan kau hadir menyembuhkan dunia penatku Hari terasa menertawakanku dengan segala dunia nyataku. Semua terasa hanya menjadikan harapku sebagai permainan. Dimana jodohku! Kapan jodoh itu datang? Wahai pencipta, dimana Engkau tempatkan jodohku Kutahu sabarku yang menjadi harap-Mu, Kutahu yang terbaik pula yang akan Engkau berikan Kupercaya waktu-Mu akan menjadi waktuku, Waktu dalam sebuah kebahagian abadi atas penatku yang menggoda imanku akan-Mu. (Makassar, 11 Maret 2014) Terpikirku saat itu juga, apa hal ini hanya kebetulan atau apa? "Hmm… entahlah," kataku. Dalam tulisanku kali ini, kumau berbagi pengalamanku dalam perjalanan cintaku sekaligus bersaksi bahwa Tuhan Yesus selalu menyertaiku, Dia tak pernah meninggalkanku di tengah masalah dan niat orang jahat terhadap aku. Banyak hal yang terjadi dalam perjalananku mencari pasangan yang terbaik. Sebelum kumengenal seorang pria yang Tuhan perkenankan saat ini menjalin tali kasih denganku beberapa kali pernah kumenjalin hubungan dengan beberapa pria lainnya. Bahkan beberapa kali kucoba menjalin kasih dengan pria yang tak mengenal Kristus. Setahun lebih kujalin hubungan dengan lelaki yang saat itu pertama membuatku nyaman dengan status pacaran, rasa sayang membuat kami tetap kuat untuk bertahan, karena kami percaya, semua masalah ada jalan keluarnya. Namun yang membuatku merasa sedih tatkala mengingat Ibu dari mantan pacarku saat itu seringkali menghujat keyakinanku sebagai pengikut Kristus. Satu waktu saat kuberniat menelfon mantan pacarku itu, malah ibunyalah yang mengangkat teleponku, dan saat itupula ia berkata kalau saya harus menjauhi anaknya, sebab kami tidak seiman, tak puas menghujat keyakinanku, iapun memakiku bahkan sampai ke hal santapanku, dengan mengeluarkan kata "Kamu itu makan daging babi! Sedangkan anakku tidak. Kamu haram untuk keluargaku, keluargaku itu kebanyakan Ustad, jadi jangan coba dekati anakku terus, kecuali kamu mau ikut agama anakku". Hanya menangis yang bisa kulakukan saat itu sembari berkata dalam hati, Tuhan mengapa ibu itu tega mengeluarkan kata seperti itu. Tak berlangsung lama, satu waktu, dengan alasan yang membingungkan, dia mencurigaiku dengan sahabatnya sendiri, tak menerima itu, kuterus mengelak, lalu hubungan kami sering diwarnai pertengkaran. Kupercaya Tuhan Yesus menyertaiku, Ia tak mau kusalah dengan keinginan yang mempertahankan hubungan kami, dan akhirnya Tuhan mengarahkan pikiranku untuk mengerti bahwa hubungan ini memang tak semestinya apalagi adanya perbedaan besar yang terbentang di depan kami, keyakinan yang berbeda. Tak lepas dari itu, aku tak jerah juga, masih saja kumenjalani hubungan bersama lelaki yang berbeda keyakinan denganku. Sebagai seorang perempuan pantaslah kami tertarik pada rupa yang menawan. Dan, itulah kebodohanku, melihat hanya dari rupa yang menawan. Kembaliku mengenal pria yang tak seiman, dalam hitungan minggu hubungan kami, dia mengajak untuk sekedar jalan-jalan ke kosnya, sesampainya kami di sana, ia meminta hal-hal yang aneh dariku, ia mengharapkan yang lebih dengan adanya status pacaran kami, yaitu menemani hasrat birahinya untuk memenuhi kepuasan seksnya. Lagi dan lagi Tuhan masih menjagaku, memberiku kekuatan untuk melawan godaan iblis yang telah menggunakan kata rayuan gombal yang keluar dari mulutnya, dan tindakan-tindakannya pada saat itu. Tak itu saja Tuhan mengirim seorang teman yang datang menghampiri kami di kamar kostnya. Tekad untuk mencari pacar terbaik juga masih terus berlanjut… hehehe…Bukan hanya menemukan pria yang kurang ajar saja, tapi pria yang over…over…over..protective pun kudapat. Huh… memang susah… !! Waktu berjalan, dan Tuhan membuatku mengubah pola pikirku, kubertekad bahwa tidak akan lagi menjalin hubungan asmara bersama pria yang tidak mengenal Yesus sebagai Juru Selamatnya. Selalu kumeminta kepada Tuhan, agar Tuhan memberikan seorang pacar yang pekah rasa, perhatian, lembut dalam tindakan serta tutur katanya, dan mempunyai pekerjaan tentunya. Dan Tuhanpun mempertemukanku dengan pria lain lagi, tapi kali ini pria itu seiman denganku, empat tahun lebih kumenjalin hubungan asmara bersamanya. Sempat kuberpikir mungkin inilah pria yang kan Tuhan jadikan sebagai jodohku. Beberapa tahun hubungan kami, kumulai mengenalkannya ke keluarga besarku. Namun satu waktu, hal yang sebenarnya kutak ingin itu terjadi, kami berpisah. Di tahun keempat hubungan kami, dia mulai berubah menjadi sosok yang cuek, dingin, seolah tak perduli dan kasar. Entah karena sudah cukup lamanya hubungan kami ini atau apalah. Dan tahun itu menjadi tahun yang kami isi dengan pertengkaran-pertengkaran setiap hari yang tidak ada habisnya, jenuh terasa oleh kami berdua. Tidak sedikit kata perpisahan selalu keluar dari mulut kami masing-masing. Satu waktu pertengkaran besar terjadi dan ia mulai mengusirku dari tempat tinggal yang saat itu dia sewakan untukku. Dia membuang pakaianku keluar dari kamarku dan mengeluarkan kata-kata kasar untukku, tak itu saja setiap barang yang kumiliki dibantingnya, bahkan beberapa bingkai foto yang terpampang di kamarku dihancurkannya termasuk foto adik, ponakan dan kedua orang tuakupun disobeknya. Hari-hari terasa sangat menyakitkan karena dipenuhi akar kepahitan emosi, pikirku juga mengapa dia begitu berubah, masa-masa ini masih masa pacaran kami, tak terbayang jika kelak kami berkeluarga bagaimana nasibku nanti. Malam menjelang kuberdoa "Tuhan, jikalau memang Engkau berkehendak aku bersamanya terus, pulihkan hubungan kami seperti dulu yang penuh dengan kasih sayang dan perhatian, tapi jika tidak, hamba percaya Tuhan, Engkau telah mempersiapkan yang terbaik yang akan Engkau berikan pada saat waktunya tiba nanti." Kekecewaan terus membuat mataku mengeluarkan air mata, tak hanya kecewa akan tetapi malu dengan teman-teman dan orang-orang menggap hubungan kami baik-baik saja, dan tentunya keluarga, karena kutelah memperkenalkannya dengan keluarga besarku. Benar-benar kecewa, harapan dan impian untuk bersatu hancur, dan kalimat mengusir serta menghambur barang milikku sudah menjadi kebiasaannya di akhir-akhir hubungan kami. Tapi tak sedikitpun dendam yang kurasa atas perilakunya, aku juga percaya Tuhan tak hanya memperkenalkan kita dengan orang baik, terkadang Tuhan memperkenankan kita mengenal orang yang membuat hati kita hancur untuk lebih mendekatkan kita dengan-Nya, dan belajar dari pengalaman bersama orang yang membuat perasaan kita sakit. Tak ingin membuatku larut dalam kesedihanku Tuhan memperkenalkanku dengan seorang lelaki yang saat itu tak sengaja kukenal dari salah satu akun jejaringan sosialku, kemudian kami akrab satu dengan yang lain. Seorang pria yang cukup humoris menurutku, karena dia cukup membuatku tersenyum dalam tangisku, membuatku merasa terhibur, peka rasa, perhatian, dan begitu menyayangiku, meski dia sadar kalau saat itu aku masih berstatus pacar orang lain. Hampir mengenai kriteria permohonanku sama Tuhan pikirku, tapi saat itu kudilema dengan keadaanku, aku masih berstatus pacaran dengan mantan kekasihku yang mulai berubah itu. Kembali kuberdoa dan meminta hanya kepada Tuhanku, sebab saat itu kumulai merasa tenang dan senang dengan sosok lelaki yang baru saja hadir dalam hidupku itu. Kumemohon pada Tuhan untuk membantuku menentukan pilihanku, dan semoga pilihanku bukan menjadi penyesalanku di kemudian hari. Setelah memikirkan semuanya, kumengambil keputusan dengan keyakinan bahwa ini yang Tuhan mau untuk saya. Diam dan tetap di dalam sebuah masalah hanya akan membuat hidupku hancur. Dan akhirnya kumemilih pria yang baru kukenal itu. Hubungan kami masih berjalan sampai hari ini. Kuyakin Tuhan pasti memberikan yang terbaik dalam hidupku. Sebab tidak pernah kuragukan penyertaan-Nya sepanjang perjalan pencarian cintaku, Ia senantiasa melindungiku dari niat jahat orang. Saat ini kuhanya minta biarlah kisah yang saat ini kurangkai bersama pacarku ini bisa berjalan lancar, dan rencana kami ketahap jenjang pernikahan bisa terwujud. Namun, segenap harapku itu kuserahkan kedalam tangan-Nya, biarlah Tuhan Yesus saja yang mengatur perjodohanku, entah itu cepat atau lambat. Kusangat yakin yang terbaiklah yang akan kuperoleh dari-Nya. Amin. "Percayalah TUHAN YESUS itu teramat baik, segala hal yang buruk senantiasa Ia jauhkan dari anak-anak-Nya, disetiap kesedihankupun senantiasa DIA memberikan orang-orang yang selalu membuat kita tetap tersenyum." Love You Jesus Kapan Jodohku Datang? is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 15 Mar 2014 05:13 AM PDT Beberapa hari ini, saya mendapat keluhan dari seorang teman di mana dia merasakan sakit pada kepalanya. Rasa sakit itu sangat hebat sehingga membuat dia tidak bisa beraktifitas seperti biasanya. Dia memiliki pola hidup yang salah. Waktu istirahat yang kurang dan tuntutan pekerjaan yang banyak, membuat kesehatan tubuhnya menurun. Namun sakit kepala yang ia rasakan membuat dia menyerah begitu saja. Saya yakin bahwa tidak ada seorang pun di antara kita kita yang ingin mengalami sakit penyakit. Perhatikan pola dan gaya hidup kita semua. Tuhan sudah memberikan kita kesehatan secara gratis dan kita wajib untuk menjaganya. Tidak ada sesuatu hal yang menimpa kita tanpa seijin Tuhan, termasuk tentang penyakit. Jika penyakit itu sedang menyerang tubuh kita, itu adalah sebuah teguran dari Tuhan agar kita bisa lebih baik dalam menjaga kesehatan. Percayalah bahwa Tuhan sanggup memberikan sebuah kesembuhan. Tangan Tuhan akan menjamah bagian tubuh kita yang sakit dan bilur-bilur-Nya akan mengangkat segala macam penyakit. Katakanlah dengan iman : AKU SEMBUH! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu Mazmur 103:3 Sangat Kesakitan is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment