Penderitaan karena dosa |
Posted: 15 Mar 2014 06:40 PM PDT Posted on Minggu, 16 Maret, 2014 by Saat Teduh Baca: Ratapan 3:1-10 Ratapan 3 yang panjang ini memuat pergumulan umat yang dipersonifikasi kepada satu orang saja. Ada penafsir yang setuju bahwa si "aku" di sini ialah Nabi Yeremia. Kitab Nabi Yeremia memang mengungkapkan bagaimana Nabi Yeremia mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah yang sedang menerima murka Allah! Bagian pertama Ratapan 3 berisikan keluhan karena tangan Tuhan yang menekan dirinya (1-20). Kita tidak menemukan urutan yang logis dalam pemaparan peratap akan apa yang Tuhan lakukan pada dirinya. Ini tidak mengherankan karena keluhan ini keluar dari hati yang tertekan. Apa yang dirasakan itulah yang diluapkan lewat puisi ratapan ini. Penderitaan peratap bagaikan sakit penyakit yang mendera tubuhnya (4, 15-16). Ia terpenjara dan tidak bisa pergi ke mana-mana (5-7, 9). Ia selalu ketakutan akan disergap musuh/binatang buas (10), rasa sakit di dalam hati (13), rasa malu karena menjadi bahan tertawaan orang lain (14, 18), dst. Singkat kata, seperti orang yang sedang demam, tidak ada yang bagian tubuh yang terasa nyaman, semua terasa sakit. Serba salah, duduk salah, berdiri salah, bahkan berbaring pun tidak nyaman! Semua hal ini membawa peratap pada keadaan terpojok, buntu, dan tidak berdaya (2, 6). Upaya memanggil Tuhan pun bagai asap yang lenyap dihembuskan angin (8). Pergumulan peratap, yang mewakili pergumulan umat yang sedang menerima hukuman Tuhan, juga merupakan pergumulan anak-anak Tuhan yang menghadapi disiplin Tuhan karena bermain-main dengan dosa. Naikkan syukur kepada Allah, karena di dalam Kristus, ada kelepasan. Penebusan-Nya memastikan disiplin Allah tidak akan membinasakan. Ia mendisiplin kita seperti ayah yang sayang kepada anak-anak-Nya. Oleh karena itu, cepatlah bertobat dan bersedia dibentuk menjadi serupa Kristus! - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 15 Mar 2014 06:38 PM PDT Posted on Minggu, 16 Maret, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 14 Saat anaknya sakit, Raja Yerobeam menyuruh istrinya untuk pergi menyamar dan mencari Nabi Ahia guna menanyakan tentang apa yang akan terjadi dengan anak mereka (14:1-3). Tindakan ini menunjukkan bahwa Raja Yerobeam masih memiliki "iman" terhadap TUHAN. Sayangnya, iman Raja Yerobeam adalah iman yang setengah hati. Hal ini terlihat dari tindakannya membuat dua buah patung anak lembu emas dan meletakkan yang satu di kota Betel dan yang satu lagi di kota Dan, sehingga dia membuat rakyat Kerajaan Israel Utara berdosa terhadap TUHAN dengan menyembah patung (12:26-30). Akibatnya, Tuhan menetapkan untuk memberikan malapetaka kepada seluruh keluarga Yerobeam (14:10-11). Raja Rehabeam juga beriman dengan setengah hati. Dari satu sisi, ia masih beribadah kepada TUHAN (14:28). Dari sisi lain, dia membiarkan rakyatnya berbuat dosa dengan mendirikan tempat-tempat pengorbanan, tugu-tugu berhala, dan tiang-tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun, bahkan mereka menyelenggarakan pelacuran bakti (14:23-24). Akibatnya, TUHAN membiarkan Sisak, Raja Mesir, mengalahkan pasukan Kerajaan Yehuda dan merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN serta barang-barang perbendaharaan rumah raja, sehingga Raja Rehabeam harus mengganti perisai-perisai emas yang telah dirampas musuh dengan perisai-perisai tembaga (14:25-27), padahal kekayaan yang diwariskan Raja Salomo merupakan sumber kebanggaan yang dikagumi oleh bangsa-bangsa lain. Raja Yerobeam dan Raja Rehabeam harus menerima hukuman karena mereka beriman dengan setengah hati! [P] 1 Raja-raja 14:9 Filed under: Renungan Harian |
Hati yang berserah kepada Tuhan Posted: 14 Mar 2014 05:47 PM PDT Posted on Sabtu, 15 Maret, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 21:1-24 Hukum-hukum kekudusan sebelumnya ditujukan kepada seluruh umat dalam bentuk aturan-aturan etis yang akan menciptakan persekutuan etis antar umat. Pada perikop ini dijelaskan bahwa para imam yang dikuduskan untuk melayani Tuhan juga diharapkan untuk hidup kudus. Tuhan menginginkan setiap pelayan Tuhan memiliki hati yang berserah kepada Tuhan. Dengan membuka diri kepada-Nya, Dia akan menguduskan kita. Kekudusan merupakan anugerah Tuhan semata. Dengan kesadaran itu, hendaknya kita terus menerus menyerahkan setiap aspek kehidupan kita untuk Tuhan kuduskan! Coba perhatikan baik-baik, aspek-aspek apa saja dalam hidup kita yang perlu diserahkan kepada Tuhan agar dikuduskan oleh-Nya? Apakah itu kata-kata kita, pikiran-pikiran kita, atau tingkah laku kita? Mintalah Tuhan menguduskannya. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment