UJIAN WAKTU: Belajar Untuk Sabar (1) |
UJIAN WAKTU: Belajar Untuk Sabar (1) Posted: 16 Mar 2014 11:00 AM PDT Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Maret 2014 Baca: Mazmur 75:1-11 "Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." Mazmur 75:7-8 Sebagian orang Kristen mungkin akhir-akhir ini hatinya mulai berubah, tidak lagi bersungguh-sungguh dalam Tuhan. Semangat melayani Tuhan berangsur-angsur surut dan akhirnya padam sama sekali, tidak punya antusias terhadap perkara-perkara rohani. Apa penyebabnya? Selidik punya selidik, beberapa kecewa dan marah kepada Tuhan karena doanya belum beroleh jawaban. Mereka tidak sabar menunggu waktu Tuhan! Setiap orang pasti berharap bahwa doa-doanya dijawab Tuhan dalam waktu sekejap, secepat kilat atau dalam waktu semalam. Kita memaksa Tuhan untuk mengikuti kehendak kita. Padahal kita tentu sudah sering membaca ayat firman Tuhan ini: "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9). Ada doa yang segera dijawab oleh Tuhan, ada yang butuh waktu lebih lama, bahkan ada pula yang harus mengalami penundaan jawaban, karena Tuhan memiliki waktu tersendiri untuk menjawab doa kita. Waktu Tuhan bukanlah waktu kita, agendaNya bukanlah agenda kita, tapi "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11). Karena itu sesulit apa pun keadaan kita biarlah kita tetap menjaga sikap hati dengan benar. Ada beberapa alasan mengapa kita harus menunggu waktu Tuhan. Tuhan ingin supaya kita belajar sabar. "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32). Kata sabar bisa diartikan tidak cepat marah. Saat dalam masalah seringkali kita mudah marah, emosi dan hilang kesabaran. Yang Tuhan kehendaki, selama doa kita belum beroleh jawaban, kita tetap bersabar menanti-nantikan waktu Tuhan. Daud butuh waktu 13 tahun sebelum menjadi raja Israel, walaupun ia punya kesempatan lebih cepat dengan jalan membunuh raja Saul; namun ia tidak menggunakan 'kesempatan' tersebut karena ia tahu itu bukanlah kehendak Tuhan. Daud bersabar menunggu waktu Tuhan sampai Ia bertindak dan mengangkatnya. |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Air Hidup To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment