Dengan Satu Kaki |
Posted: 01 Mar 2014 10:42 PM PST Apa yang Anda pikirkan ketika melihat seseorang yang hanya memiliki satu kaki saja? Apakah Anda akan merasakan kasihan dan menduga bahwa hidupnya akan biasa-biasa saja dan tidak bisa maju? Kemarin saya baru saja menyaksikan sekelompok pemuda yang sedang menari (breakdance) dan salah satu dari mereka hanya memiliki satu kaki. Sebut saja namanya John dan dia memegang sebuah kamera. Dalam hati saya, seseorang yang memiliki kekurangan secara fisik ternyata masih memiliki kemampuan yang luar biasa sebagai fotografer. Saat sekelompok pemuda itu menari, setelah selesai memotret, John mulai mendekati arena menari. Dia menaruh tongkat penyangganya lalu mulai berjalan dengan cara melompat-lompat menuju ke tengah arena. Semua mata tertuju pada John. Dia mulai menari dengan memutar-mutar tubuhnya dan terlihat sangat mahir dalam hal menari. Semua orang menangis melihat tarian John di mana seseorang yang memiliki kekurangan fisik ternyata masih mampu menampilkan yang terbaik dari kekurangannya tersebut. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menampilkan yang terbaik dalam kehidupan kita dengan didukung fisik yang sempurna? Jangan pernah mempunyai cita-cita untuk menjadi pribadi yang biasa-biasa saja. Cobalah untuk bisa mengembangkan diri dan membuat kehidupan kita menjadi lebih maju dan lebih berharga. Kita harus menjadi pribadi yang luar biasa di dalam Tuhan Yesus. Aku, Akulah yang mengatakannya dan yang memanggil dia juga, Akulah yang mendatangkan dia, dan segala usahanya akan berhasil. Yesaya 48:15 Dengan Satu Kaki is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 28 Feb 2014 09:49 PM PST Ada seorang yang memutuskan untuk meninggalkan orang tuanya. Dia memutuskan untuk hidup sendiri dan tidak mau lagi hidup bersama dengan keluarganya. Pada awalnya memang terasa sangat menyenangkan namun pada akhirnya hidupnya menjadi terkatung-katung karena tidak ada sandaran hidup. Demikian juga ketika kita memutuskan untuk meninggalkan Tuhan. Kita lebih memilih untuk mengejar kenikmatan duniawi dan itu terasa sangat memuaskan, namun pada akhirnya kita menjadi orang-orang mengalami kematian secara rohani. Hidup kita sudah tak lai mengandalkan Tuhan melainkan mengandalkan kekuatan diri sendiri. Kita harus menyadari bahwa hidup tanpa Yesus adalah kesia-siaan. Ketika kita mengalami kematian secara rohani, maka berkat-berkat yang sebelumnya mengai]lir dalam kehidupan kita pun akan terhenti juga. Bukan Tuhan yang menutup berkat-Nya untuk kita, melainkan kita sendiri yang memilih untuk menutupnya. Mendekatlah kepada Tuhan, bacalah firman-Nya dan sembahlah Dia setiap waktu maka Tuhan akan memperbaharui roh dan kehidupan kita setiap waktu. Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia. Yesaya 1:4 Kematian Rohani is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment