Hari raya perdamaian |
Posted: 07 Mar 2014 06:28 PM PST Posted on Sabtu, 8 Maret, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 16:1-34 Hari Raya Pendamaian atau dikenal dengan nama Yom Kippur, merupakan hari yang paling penting dalam kalender Israel. Hari itu harus menjadi sabat, yaitu hari perhentian penuh. Umat Israel harus berpuasa dengan tujuan merendahkan diri di hadapan Tuhan supaya mereka dapat didamaikan dengan Allah (29-31).Ini menunjukkan bahwa pendamaian bagi mereka hanya dapat dilakukan ketika mereka datang kepada Allah dengan hati yang hancur dan remuk (bdk. Mzm. 51:18-19), dan bukan hanya dengan darah kurban. Hari Raya Pendamaian memang memiliki tujuan menyucikan umat Israel sehingga mereka dapat diperdamaikan dengan Allah, Pertama-tama, Harun atau imam besar harus mempersembahkan kurban penghapus dosa dan bakaran baginya sendiri dan keluarganya sebagai pendamaian kepada Tuhan (3-6). Kemudian barulah Harun mengadakan pendamaian bagi keseluruhan bangsa Israel (23-25). Selain pendamaian bagi imam dan umat, pada hari itu seluruh perkemahan harus ditahirkan. Sebagian dari nas hari ini berbicara tentang pentahiran Kemah Suci (14-16). Harun juga harus mengadakan pendamaian bagi mezbah korban bakaran (18). Dengan demikian imam, seluruh umat, perkemahan, dan kemah suci diperdamaikan kepada Tuhan (33). Mengapa Tabut Pernjanjian dan Kemah Suci perlu ditahirkan? Ternyata tempat dan benda kudus tersebut juga menjadi tidak tahir oleh karena dosa dan pelanggaran umat-Nya. Allah yang kudus tidak dapat tinggal di tempat yang tidak tahir. Supaya Allah yang kudus dapat tetap menyertai umat-Nya dan tinggal di tempat kudus-Nya, maka Kemah Suci juga harus ditahirkan setahun sekali pada waktu Hari Raya Pendamaian. Mari kita ingat bahwa kita menyembah Allah yang kudus. Kita memang tidak diwajibkan lagi untuk melakukan pentahiran secara ritual untuk datang menyembah Allah. Namun relasi dengan Allah yang kudus berarti kita harus selalu bertobat dan meminta pengampunan atas dosa kita supaya relasi kita dengan Allah dapat berjalan dengan baik. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 07 Mar 2014 06:26 PM PST Posted on Sabtu, 8 Maret, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 7 Dalam alam pikir orang-orang pada zaman dulu, kemegahan rumah TUHAN menggambarkan kemuliaan Allah dan kemegahan istana raja menggambarkan kebesaran sang raja. Bisa pula kita katakan bahwa kemegahan rumah TUHAN dan kemegahan istana raja menunjukkan bahwa Allah memberkati Raja Salomo. Rumah TUHAN dibangun selama tujuh tahun (6:38), sedangkan istana raja dibangun selama tiga belas tahun. Hal ini tidak berarti bahwa istana raja lebih megah daripada rumah TUHAN, tetapi lamanya pembangunan istana itu disebabkan karena kompleks istana lebih luas daripada rumah TUHAN. Perlu diperhatikan bahwa Hiram, tukang tembaga dari Tirus itu (7:13) berbeda dengan Raja Hiram (5:1). Pada zaman itu (dan bahkan sampai masa kini) bukan merupakan hal yang mengherankan bila dua orang bernama sama! Perlu diperhatikan pula bahwa kemuliaan dan hikmat yang dimiliki Raja Salomo merupakan berkat Tuhan yang patut disyukuri. Sekalipun demikian, seharusnya Raja Salomo menyadari bahwa kemuliaan yang patut disyukuri itu juga harus diwaspadai. Tindakan Salomo membangun sebuah gedung yang megah bagi putri Firaun yang menjadi istrinya (7:8) merupakan tindakan yang melampaui batas dan membaha-yakan iman umat Tuhan. Dari satu sisi, kesungguhan Raja Salomo untuk membangun rumah TUHAN yang megah merupakan teladan bagi kita agar memperhatikan kepentingan pekerjaan Tuhan, bukan hanya mengumpulkan kekayaan bagi diri sendiri. Dari sisi lain, berkat Tuhan bagi kita harus kita waspadai agar tidak membuat kita bertindak melampaui batas sampai kehilangan iman. [P] 1 Tawarikh 29:11 Filed under: Renungan Harian |
Posted: 06 Mar 2014 03:38 PM PST Posted on Jumat, 7 Maret, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 15:1-33 Nas hari ini membahas ketidaktahiran dalam hal cairan yang keluar dari tubuh manusia. Dimulai dengan lelehan yang keluar dari aurat laki-laki yang bukan merupakan hal yang umum, sehingga menunjukkan ada penyakit yang dideritanya (2). Ketika hal itu terjadi, orang itu menjadi najis dan segala sesuatu yang tersentuh olehnya menjadi najis juga (5-12). Semua yang tersentuh itu harus ditahirkan, kecuali belanga tanah yang harus dihancurkan. Jika seorang lelaki tertumpah maninya, ia pun menjadi najis (16). Bukan berarti istri menjadi najis ketika air mani suaminya masuk ke dalam tubuhnya. Namun air mani yang tertumpah itu najis, jadi baik laki-laki yang mengeluarkannya maupun wanita yang tidur dengan dia dengan ada tumpahan mani menjadi najis (16-18). Secara umum orang yang mendapatkan kenajisan seperti itu, baru dapat menjadi tahir setelah tujuh hari tidak mengeluaran cairan tersebut. Ia harus mencuci pakaiannya dan membasuh tubuhnya dengan air mengalir, maka ia menjadi tahir (13, 24, 28). Pada hari ke delapan, orang tersebut harus mempersembahkan burung sebagai kurban penghapus dosa dan bakaran melalui imam untuk pendamaiannya kepada Tuhan (14-15, 29-30). Nas hari ini menunjukkan bahwa penyakit, termasuk sesuatu yang umum pun, dapat menyebabkan seseorang menjadi najis, dan orang yang najis tidak diperbolehkan datang ke hadapan Tuhan. Betapa kita perlu bersyukur bahwa di dalam Kristus kita menjadi tahir di hadapan Allah, dan dapat berjumpa dengan Allah dalam kondisi fisik seperti apa pun. Ini memperlihatkan betapa besar anugerah Allah yang telah kita terima dalam Kristus. Maka respons terbaik dari kita adalah dengan menaikkan syukur kita kepada-Nya! - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment