MEMILIKI SEORANG “NATAN” |
Posted: 16 Mar 2014 10:00 AM PDT
Baca: 2 Samuel 12:1-14 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." (2 Samuel 12:13) Bacaan Alkitab Setahun: Ketika pasukannya sibuk berperang, Daud justru berjalan-jalan di atas istananya. Hal itu rupanya menjadi awal dari rentetan dosa yang menjerumuskannya. Ia melihat Batsyeba, istri Uria, sedang mandi. Peristiwa ini menyeretnya ke dalam perzinahan. Tidak berhenti di situ, Daud mengatur rencana untuk membunuh Uria di medan perang agar dapat menikahi Batsyeba. Alkitab tidak mencatat bahwa Daud langsung menyesali dosanya. Baru kemudian Tuhan mengutus nabi-Nya, Natan. Dia memberi hikmat kepada Natan untuk menegur Daud melalui cerita tentang orang kaya yang merampas hak orang miskin demi kepentingan pribadinya. Daud pun bereaksi dan berkata bahwa orang kaya itu harus dihukum. Namun, betapa terkejutnya ia ketika Natan mengatakan, "Engkaulah orang itu!" Nabi itu membeberkan perbuatan Daud yang menyakiti hati Tuhan dan hukuman yang akan menimpanya. Daud pun tersadar, "Aku sudah berdosa kepada Tuhan" (ay. 13). Seorang teman saya berkata, "Kamu tidak dapat mencium bau mulutmu sendiri. Yang dapat menciumnya orang lain. Hanya orang terdekatmu yang akan peduli dan bersedia mengatakannya kepadamu, agar kamu dapat menjaga kesehatan mulutmu." Kita pun memerlukan "Natan-Natan" yang bersedia dipakai Tuhan untuk mengingatkan ketika kita menyimpang dari kehendak-Nya. Melalui mereka, Tuhan menolong kita untuk kembali kepada-Nya. Mintalah Tuhan memberi kita seorang "Natan", yang berani menegur kesalahan kita dan mengarahkan kita kembali kepada-Nya.—DW BERSYUKURLAH JIKA SESEORANG BERSEDIA DIPAKAI TUHAN UNTUK MENEGUR Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 15 Mar 2014 10:00 AM PDT
Baca: 2 Timotius 3:10-17 Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16) Bacaan Alkitab Setahun: Benjamin Franklin, seorang negarawan Amerika Serikat, pernah menulis: "Bila saja Anda memberi saya 26 serdadu, saya akan menaklukkan dunia." Ketika ditanyai apakah yang dimaksudkan dengan "26 serdardu" itu, ia menjawab, "Huruf A sampai Z!" Begitu kuatnya keyakinan seorang Benjamin Franklin akan potensi rangkaian huruf sehingga ia berani berkata seperti itu. Keyakinan Benjamin Franklin memang tidak salah. Kekuatan kalimat—yang tersusun dari rangkaian 26 huruf—memang luar biasa. Ada jutaan judul buku telah ditulis dengan pengaruh yang tidak kalah hebat dengan pesan secara lisan. Salah satu hasil "rangkaian kata" yang sangat berpengaruh adalah Alkitab. Tentang Alkitab, tentu saja perlu dicatat, kekuatannya bukan karena rangkaian ke-26 huruf tersebut. Seperti dikatakan Paulus, tulisan dalam Alkitab "diilhamkan oleh Allah". Dengan kata lain, dihembuskan oleh Roh Allah, dihidupkan oleh napas-Nya. Ketika membaca Alkitab, kita bukan sekadar membaca tulisan manusia, tetapi menerima pesan Allah melalui mereka. Terbukti, Alkitab mengubah hidup banyak orang selaras dengan kebenarannya. Pesan utama Alkitab yang berfokus pada penebusan Yesus Kristus telah menggugah banyak orang untuk beriman, bertobat, dilahirkan kembali, dan hidup dalam visi ilahi. Bagaimana Kitab Suci mengubah kehidupan kita sejauh ini? Ini kesempatan yang baik untuk merenungkan dan mensyukurinya. Kita dapat juga bersaksi kepada orang lain, agar mereka juga boleh mengalami kuasa kebenaran firman Tuhan.—IDO PENGURAPAN ROH KUDUS MEMBUAT RANGKAIAN HURUF DALAM ALKITAB Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment