TETAP BERSUKACITA |
Posted: 28 Feb 2014 09:00 AM PST
Baca: Filipi 4:1-9 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah. (Filipi 4:4)
Umurnya kira-kira sepuluh tahun. Wajahnya tampak lelah. Namun, ia tersenyum ketika kami berjumpa. Yang membuat saya sangat terkesan, ia gadis cilik yang tidak biasa: ia tidak memiliki kaki sama sekali. Badannya hanya sampai sebatas paha, dan ia mesti "berjalan" dengan tangannya. Tidak mudah, dan amat melelahkan tentunya. Toh ia tetap tersenyum. Melihat kondisinya itu, saya terharu dan sekaligus tersadar betapa banyak hal yang patut disyukuri dalam hidup ini.
Kita sering sulit mengalami sukacita karena menganggapnya sebagai perasaan yang ditentukan oleh keadaan. Namun, ketika kita belajar mengenali bahwa sukacita adalah karya Roh Kudus, kita akan menyadari bahwa sukacita itu tidak ditentukan oleh situasi atau kondisi di sekitar kita. Senantiasa bersukacita itu ternyata bukan sesuatu yang mustahil!—AAS SUKACITA SEJATI TIDAK DITENTUKAN OLEH KEADAAN,
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Respons: |
Posted: 27 Feb 2014 09:00 AM PST
Baca: Yohanes 10:7-18 Akulah pintu; siapa saja yang masuk melalui Aku, ia akan diselamatkan dan ia akan masuk dan keluar serta menemukan padang rumput. (Yohanes 10:9) Bacaan Alkitab Setahun: George Adam Smith, seorang guru Alkitab, suatu kali berkunjung ke Israel dan bercakap-cakap dengan seorang gembala. George ingin tahu apa yang dilakukan para gembala Israel terhadap domba-domba yang mereka gembalakan. Menjelang malam, ia melihat gembala menggiring domba ke sebuah gua kecil. "Apakah aman? Bukankah tidak ada pintu penutupnya?" tanya George. "Sayalah pintunya," kata gembala itu. Dalam budaya di Timur Tengah, gembala akan berbaring di depan lubang gua sehingga tidak ada serigala atau binatang buas yang dapat masuk tanpa melalui tubuhnya. Gembala yang baik menyerahkan nyawa bagi dombanya. Ia sendiri yang menjadi pintu agar dombanya aman dan terlindung dari serangan binatang buas. Yesus adalah guru, penginjil, dan pembuat mukjizat, namun Dia memperkenalkan diri-Nya sebagai Gembala yang baik. Dia tidak saja memberikan nyawa-Nya, tetapi Dia juga yang menjaga dan memelihara hidup kita. Apabila Yesus sendiri yang menjadi perlindungan kita, apa yang perlu kita takutkan? Apabila si jahat hendak menyentuh kita, para domba-Nya, apakah ia sanggup melewati Sang Gembala? Rasa aman sejati bukan terdapat di dalam deposito, properti, atau harta yang kita miliki. Itu semua tidak dapat memberikan keamanan yang sesungguhnya. Kiranya kita tenang di dalam naungan-Nya. Badai hidup boleh menerjang, masalah dan tantangan dapat menerpa, namun kita tetap tinggal tenang dalam lindungan-Nya. Ingat, Gembala kita adalah Pintu. Kita aman bersama-Nya.—HS YESUS ADALAH PINTU YANG SEJATI, Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment