JIMAT PEDE |
Posted: 30 Mar 2014 10:00 AM PDT
Baca: 1 Samuel 4:1b-22 Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita. (1 Samuel 4:3) Bacaan Alkitab Setahun: Ada begitu banyak hal yang membuat orang pede (percaya diri) dalam mengarungi kehidupan. Percaya tidak percaya, para anggota legislatif dan pejabat tinggi banyak yang membawa jimat. Dapat berupa keris, tombak, atau kertas berisi tulisan yang dianggap berkekuatan gaib. Orang kaya dan berjiwa petualang lain lagi. Mereka jadi pede ketika mengendarai motor gede. Apalagi ketika sedang berkonvoi, lampu lalu lintas tak mereka hiraukan lagi. Seolah-olah merekalah penguasa jalan. Orang Israel pada awalnya menjadi tidak pede, kehilangan kepercayaan diri, ketika mengalami kekalahan yang besar. Mereka berintropeksi mencari penyebab kekalahan itu. Sayang nya, mereka mengambil kesimpulan keliru: bahwa mereka kalah gara-gara tidak membawa Tabut Perjanjian. Mereka menganggap Tabut Perjanjian sebagai "jimat" kemenangan. Esoknya kepercayaan diri mereka bangkit lagi. Hasilnya? Mereka kalah lagi, dan Tabut Perjanjian dirampas pula! Mereka keliru karena mengandalkan Tabut Perjanjian, bukan mengandalkan penyertaan Tuhan. Nah, apakah yang menjadikan kita percaya diri dalam menjalani hidup ini? Apakah kita mengandalkan "jimat" tertentu? Mari kita renungkan: Benarkah motor, keris, benda pusaka, atau benda keramat lain itu sungguh-sungguh menguntungkan kita? Iblis telah mengecoh kita jika kita memercayai hal itu. Hanya dengan mengandalkan penyertaan dan perlindungan Tuhan, kita memiliki kepercayaan diri yang sejati.—RMA RASA PERCAYA DIRI YANG SEJATI BUKAN BERASAL DARI JIMAT, Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 29 Mar 2014 10:00 AM PDT
Baca: Amsal 30:24-28 Pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu. (Amsal 30:26) Bacaan Alkitab Setahun: Pada 1763, Pendeta Augustus M. Toplady, pengkhotbah Inggris, terjebak badai dalam perjalanan. Ia beruntung menemukan celah di gunung batu untuk berlindung sampai badai berakhir. Selama berteduh, ia merenungkan bahwa Allah juga seperti gunung batu itu dan celah tempat ia berteduh itu serupa dengan luka di lambung Kristus yang darah-Nya mengalir untuk membersihkan dosanya. Ia pun menuliskan inspirasi itu pada sebuah kartu dan kemudian menggubahnya menjadi lagu yang sangat terkenal, Rock of Ages, Cleft for Me (Batu Karang yang Teguh). Dalam kitab Mazmur, kita sering menemukan penggambaran Allah sebagai gunung atau bukit batu untuk menunjukkan kekuatan-Nya. Celah atau rongga pada gunung batu dapat dijadikan tempat persembunyian dan perlindungan. Menariknya, bukan hanya manusia yang menyadari itu. Beragam jenis hewan juga memanfaatkan gunung atau bukit batu untuk keselamatan mereka. Contohnya pelanduk, sejenis kambing bertubuh kecil. Mereka dianggap hewan lemah dan menjadi target empuk berbagai hewan pemangsa. Namun, pelanduk menyadarinya sehingga mereka membuat rumah di bukit batu demi keselamatan. Jika kita peka, banyak peristiwa yang dapat memperjelas pemahaman kita akan Allah. Berbagai kejadian sehari-hari dapat menjadi petualangan mengasyikkan yang semakin membangun iman, asalkan kita dapat melihat kaitannya dengan Allah. Bahkan kita pun dapat belajar dari makhluk yang lain. Pelanduk mengingatkan kita agar menyadari kelemahan kita sehingga kita selalu bergantung kepada Allah, Gunung Batu keselamatan kita.—HT MENYADARI KELEMAHAN SAJA TIDAKLAH CUKUP, Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment