SMS TERBATAS |
Posted: 28 Mar 2014 10:00 AM PDT
Baca: Mazmur 90 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Mazmur 90:12) Bacaan Alkitab Setahun: Provider telepon seluler saya memiliki program SMS tak terbatas. Saya dapat menggirim SMS kapan pun berkali-kali tanpa cemas kehabisan pulsa. Namun, beberapa bulan kemudian, provider itu menggantinya dengan program baru. Jumlah SMS gratis per hari dibatasi. Hasilnya, saya tidak dapat lagi mengirim SMS secara asal-asalan. Saya perlu "lebih bijaksana" dalam melakukannya. Setiap kali mau mengirim SMS, saya menimbang-nimbang apakah pesan itu memang penting untuk disampaikan. Lalu, bagaimana kita memandang masa hidup, yang sama-sama terbatas, namun jauh lebih penting dari SMS? Alkitab menulis bahwa umur manusia itu singkat, antara 60 hingga 70 tahun saja, kalaupun kuat 80 tahun. Tidak sedikit orang yang bahkan tidak mencapai usia sepanjang itu. Kita memiliki pilihan untuk mengisi kehidupan: menggunakannya dengan bijaksana atau menyia-nyiakannya. Jika kita menyadari hidup ini singkat, kita perlu menghargai waktu yang kita lewati. Banyak orang mengisi kehidupan dengan kesia-siaan dan secara sembrono. Tidak memiliki waktu untuk keluarga, mengembangkan diri, dan beribadah. Kiranya kita sungguh-sungguh menyadari keterbatasan masa hidup ini sehingga kesadaran itu memengaruhi cara pandang kita terhadap hari-hari yang kita lewati. Aktivitas apa saja yang akan kita lakukan? Apakah aktivitas yang berguna? Atau kita melewati hari begitu saja tanpa melakukan hal yang bermakna? Apa yang kita lakukan menjadi berkat bagi orang lain? Menginspirasi? Membuat diri kita bertumbuh?—HS KESADARAN AKAN KETERBATASAN MASA HIDUP Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 27 Mar 2014 10:00 AM PDT
Baca: Kejadian 27:1-40 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia. (Kejadian 27:27) Bacaan Alkitab Setahun: Seorang perempuan batal terbang ke Jogja sehingga tiket promo yang sudah dibelinya terancam hangus. Kebetulan, adiknya sendiri memerlukan tiket ke Jogja pada tanggal yang sama. Kakak beradik ini lalu sepakat untuk bertukar identitas. Si adik akan terbang dengan menggunakan tiket dan KTP si kakak. Namun, pada saat pemeriksaan menuju ruang tunggu penerbangan, petugas curiga akan identitas palsu si adik. Petugas memintanya untuk membubuhkan tanda tangan, dan kebenaran pun terungkap. Kejadian ini mengingatkan saya pada kisah Esau dan Yakub dalam mendapatkan berkat dari Ishak, ayah mereka. Atas dorongan Ribka, sang ibu, Yakub mengelabui Ishak dengan membawa olahan daging kambing, bukan hewan buruan (ay. 14), mengenakan pakaian Esau (ay. 15), dan membungkus tangan dan lehernya dengan kulit kambing (ay. 16). Ishak yang penglihatannya sudah rabun mencurigai Yakub beberapa kali (ay. 20, 21, 26), tetapi Yakub dapat berdalih dengan baik dan tampil sebagai "aktor" yang cakap. Akhirnya ia berhasil mendapat berkat dari Ishak walaupun lalu harus melarikan diri dari Esau selama bertahun-tahun. Mungkin kita juga pernah bersekongkol untuk mengelabui orang lain atau untuk mendapatkan sesuatu, seperti pendapatan tambahan, kedudukan, harga diri. Mungkin muslihat kita berhasil, dan orang tidak berhasil membongkar kebohongan kita. Namun, dapatkah kita terus mengabaikan suara nurani kita? Dapatkah kita menyembunyikan diri dari mata Allah yang mahatahu?—NK KITA MUNGKIN BISA MENGELABUI MANUSIA, Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment