Yoyakim membakar tulisan firman Allah yang ditulis Yeremia. Hanya tiga orang saja yang berusaha melarang raja untuk tidak membakar gulungan kitab itu. Kondisi ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada sensitivitas terhadap dosa di antara kaum Yehuda. Tindakan Yoyakim menunjukan bahwa dirinya menentang Allah dan tidak peduli terhadap teguran Tuhan, bahkan Yoyakim berniat untuk menangkap Yeremia dan Barukh, tetapi Allah menyembunyikan mereka. Apakah dengan membakar gulungan kitab, Yoyakim dapat membatalkan firman Allah atau menghancurkan firman Allah? Sama sekali tidak! Manusia dapat memusnahkan gulungan kitab, tetapi tidak dapat memusnahkan firman Allah. Allah memerintahkan Yeremia untuk menuliskan kembali firman-Nya itu dalam gulungan kitab yang lain. Dalam gulungan kitab yang baru, Allah menyampaikan bahwa kebanggaan takhta kerajaan Yoyakim akan dimusnahkan Tuhan dengan cara: tidak ada keturunan Yoyakim yang akan duduk di atas tahta Daud. Yoyakim bukanlah orang yang pertama dan terakhir melakukan pemusnahan firman Allah. Ada begitu banyak usaha untuk memusnahkan Alkitab dan kekristenan di sepanjang sejarah gereja. Akan tetapi, kelangsungan firman Allah ditopang oleh Allah sendiri seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 24:35 "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu" 1 Petrus 1:25 "tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya". Sampai saat ini, Alkitab terus diterjemahkan dalam berbagai bahasa suku agar firman Allah bukan hanya bisa dibaca oleh orang-orang di kota, tetapi juga oleh orang-orang di daerah pedalaman. Jikalau bukan Tuhan yang menopang, tidak mungkin hal itu dapat berlangsung terusmenerus. Terpujilah nama Tuhan! [LH]
Yesaya 40:8
Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya
Menjaga diri dari pencobaan
Posted: 02 Aug 2014 08:15 PM PDT
Posted on Minggu, 3 Agustus, 2014 by Saat Teduh
Baca: Mazmur 141
Hidup menjaga diri tidak meniru kefasikan yang ada di sekeliling kita, sungguh tidak mudah. Apalagi, kalau orang fasik hidupnya seperti lebih makmur, sukses, dan tidak ada masalah. Rasanya sulit untuk menolak tawaran mereka mengikut dunia ini dan mengatakan kepada mereka bahwa hidup kita lebih baik daripada mereka.
Itulah pergumulan pemazmur dalam mazmur ini. Apalagi kalau ia merasa sepertinya ibadahnya datar. Tidak ada sensasi spektakuler merasakan hadirat Tuhan. Maka doanya, "Biarlah doaku…seperti persembahan ukupan," "tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang." (2) Di mana kekuatan untuk melawan godaan musuh, kalau tidak rasa dekat dengan Tuhan?
Sebenarnya pergumulan pemazmur lebih merupakan pergumulan hati. Bagaimana supaya daya tarik hidup dalam dosa tidak sampai memikat hatinya (4). Maka, ia lebih senang bila Tuhan menempatkan orang-orang benar untuk memonitor dirinya, menasihati, mengingatkan, bahkan menegur saat kecenderungan dosa mulai menyerangnya (5). Ia berupaya mengelak hal-hal yang sepertinya baik dan aman-aman saja yang diberikan oleh mereka yang tidak mengenal Tuhan. Ia juga berharap, mereka yang jahat cepat kena batunya (6-7), supaya mereka tahu siapa sesungguhnya yang benar.
Di tengah pencobaan itu, pemazmur hanya bisa meminta Allah, supaya menguatkan hatinya bahwa Tuhan akan melindunginya, dan membinasakan semua pelaku kefasikan.
Kondisi hidup kita mungkin tidak beda jauh dari pemazmur. Kunci kemenangan kita bukan pada upaya kita kuat dan tidak ikut-ikutan dunia ini, melainkan pada mengarahkan iman kita kepada Kristus yang sudah menang melawan dosa. Dia sanggup memberikan kita kemenangan yang serupa, dan Dia sendiri bisa menjadi teladan saat godaan menerpa kita.
- Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org -
Tawaran yang menyejukkan
Markus 10:46~52 <…Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"..>
Apakah kita pernah membayangkan dancoba merasakan bagaimana kondisi sebagai orabg buta..?
Alkitab mencatat kisah seorang buta yang bernama Bartimeus, ia tidak mampu melihat keindahan dunia ini sejak ia dilahirkan. Ia hanya mampu melihat dengan indra lain, yaitu dengan membayangkan melalui imajinasinya.
Hal yang menarik adalah perjumpaanya dengan Yesus. Sekalipun harus dengan susah payah, akhirnya ia mendapatkan kesempatan itu. Bartimeus tentu sangat lega tatkala Yesus mengajukan pertanyaan: "Apa yg kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Sungguh kata-kata ini sangat menyejukkan hati bagi seseorg seperti dirinya. Bartimeus merasa bahwa di tengah penderitaannya, ternyata ada Tuhan Yesus yang memedulikannya.
Di sekitar kita banyak orang yang "buta", orang yang mengalami penderitaan dan membutuhkan pertolongan. Saat kita berjumpa dengan orang-orang itu, apakah kita juga bertindak seperti Tuhan Yesus dengan mengucapkan sebuah kalimat yang menyejukkan hati? "Apa yang bisa saya bantu?"
Apakah kita juga memiliki kepedulian kepada orang-orang di sekitar kita? Kepedulian kita meskipun diungkapkan dengan cara sederhana, kiranya dapat menyejukkan hati mereka.
Sekecap perkataan kepedulian kita
bisa menjadi pelipur bagi jiwa yang terluka.
Yesaya 40:8
Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya
Menjaga diri dari pencobaan
Posted: 02 Aug 2014 08:15 PM PDT
Posted on Minggu, 3 Agustus, 2014 by Saat Teduh
Baca: Mazmur 141
Hidup menjaga diri tidak meniru kefasikan yang ada di sekeliling kita, sungguh tidak mudah. Apalagi, kalau orang fasik hidupnya seperti lebih makmur, sukses, dan tidak ada masalah. Rasanya sulit untuk menolak tawaran mereka mengikut dunia ini dan mengatakan kepada mereka bahwa hidup kita lebih baik daripada mereka.
Itulah pergumulan pemazmur dalam mazmur ini. Apalagi kalau ia merasa sepertinya ibadahnya datar. Tidak ada sensasi spektakuler merasakan hadirat Tuhan. Maka doanya, "Biarlah doaku…seperti persembahan ukupan," "tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang." (2) Di mana kekuatan untuk melawan godaan musuh, kalau tidak rasa dekat dengan Tuhan?
Sebenarnya pergumulan pemazmur lebih merupakan pergumulan hati. Bagaimana supaya daya tarik hidup dalam dosa tidak sampai memikat hatinya (4). Maka, ia lebih senang bila Tuhan menempatkan orang-orang benar untuk memonitor dirinya, menasihati, mengingatkan, bahkan menegur saat kecenderungan dosa mulai menyerangnya (5). Ia berupaya mengelak hal-hal yang sepertinya baik dan aman-aman saja yang diberikan oleh mereka yang tidak mengenal Tuhan. Ia juga berharap, mereka yang jahat cepat kena batunya (6-7), supaya mereka tahu siapa sesungguhnya yang benar.
Di tengah pencobaan itu, pemazmur hanya bisa meminta Allah, supaya menguatkan hatinya bahwa Tuhan akan melindunginya, dan membinasakan semua pelaku kefasikan.
Kondisi hidup kita mungkin tidak beda jauh dari pemazmur. Kunci kemenangan kita bukan pada upaya kita kuat dan tidak ikut-ikutan dunia ini, melainkan pada mengarahkan iman kita kepada Kristus yang sudah menang melawan dosa. Dia sanggup memberikan kita kemenangan yang serupa, dan Dia sendiri bisa menjadi teladan saat godaan menerpa kita.
- Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org -
Tawaran yang menyejukkan
Markus 10:46~52 <…Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"..>
Apakah kita pernah membayangkan dancoba merasakan bagaimana kondisi sebagai orabg buta..?
Alkitab mencatat kisah seorang buta yang bernama Bartimeus, ia tidak mampu melihat keindahan dunia ini sejak ia dilahirkan. Ia hanya mampu melihat dengan indra lain, yaitu dengan membayangkan melalui imajinasinya.
Hal yang menarik adalah perjumpaanya dengan Yesus. Sekalipun harus dengan susah payah, akhirnya ia mendapatkan kesempatan itu. Bartimeus tentu sangat lega tatkala Yesus mengajukan pertanyaan: "Apa yg kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Sungguh kata-kata ini sangat menyejukkan hati bagi seseorg seperti dirinya. Bartimeus merasa bahwa di tengah penderitaannya, ternyata ada Tuhan Yesus yang memedulikannya.
Di sekitar kita banyak orang yang "buta", orang yang mengalami penderitaan dan membutuhkan pertolongan. Saat kita berjumpa dengan orang-orang itu, apakah kita juga bertindak seperti Tuhan Yesus dengan mengucapkan sebuah kalimat yang menyejukkan hati? "Apa yang bisa saya bantu?"
Apakah kita juga memiliki kepedulian kepada orang-orang di sekitar kita? Kepedulian kita meskipun diungkapkan dengan cara sederhana, kiranya dapat menyejukkan hati mereka.
Sekecap perkataan kepedulian kita
bisa menjadi pelipur bagi jiwa yang terluka.
0 comments:
Post a Comment