Ada sebuah dongeng tentang seorang pengeran di Timur yang mempunyai anak laki-laki yang senang berfoya-foya. Hal itu sangat memalukan keluarga kerajaan. Si ayah mengingatkannya pada kedudukannya dan menasihati supaya menjadi teladan yang baik. Anak itu menjawab, “Jalan sempit dan lurus terlalu sukar bagiku dan tidak mungkin bagiku untuk merubah cara hidupku.”
Kemudian raja mencari akal. Ia memerintahkan anaknya membawa kulit kerang yang berisi penuh minyak dan berjalan melalui jalan-jalan kota itu. Dua orang perwira mengikutinya dari belakang dengan pedang yang terhunus. Jika ada minyak yang tercecer, ia akan dibunuh seketika. Ketika anak muda itu menyelesaikan tugasnya dengan baik, ayahnya bertanya, “Apa yang kau lihat?”
“Tak ada, kecuali minyak dalam kulit kerang,” jawabnya.
Kemudian raja mencari akal. Ia memerintahkan anaknya membawa kulit kerang yang berisi penuh minyak dan berjalan melalui jalan-jalan kota itu. Dua orang perwira mengikutinya dari belakang dengan pedang yang terhunus. Jika ada minyak yang tercecer, ia akan dibunuh seketika. Ketika anak muda itu menyelesaikan tugasnya dengan baik, ayahnya bertanya, “Apa yang kau lihat?”
“Tak ada, kecuali minyak dalam kulit kerang,” jawabnya.
“Apakah pasar besar dan alun-alun tidak menarik perhatianmu?” tanya ayahnya.
“Tidak, aku hanya mengarahkan mata pada minyak. Aku tahu bahwa kalau akau tidak menjaganya terus, aku dapat kehilangan kepalaku,” kata anak itu menjelaskan.
Sesorang yang sudah masuk di dalam perlombaan iman, tidak perlu lagi memandang dunia sekelilingnya sebagai hal yang sangat menarik perhatiannya, karena matanya sudah terpaku pada mahkota surgawi.
…, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya denga mata yang tertuju pada Yesus yang memimpin kita dalam iman,… --- Ibrani 12:1,2
0 comments:
Post a Comment