Bukan kehendak Allah |
Posted: 29 Jun 2014 05:37 PM PDT Posted on Senin, 30 Juni, 2014 by Saat Teduh Baca: 2 Samuel 15:1-12 Menjelang pemilihan kepala daerah atau presiden, biasanya para calon akan tebar pesona. Mereka akan melakukan segala cara untuk mengambil hati rakyat, baik dengan kampanye program, memberikan bantuan, kunjungan ke pasar rakyat, dan lain-lain. Tidak jauh berbeda dengan Absalom, yang berhasrat mengudeta raja Daud, yang adalah ayahnya sendiri. Setiap hari ia mencoba menarik hati rakyat dengan kereta perang dan pengawalnya, di tepi jalan menuju Yerusalem (1, bdk. 1Raj. 1:5). Ia mengundang simpati rakyat dengan menyampaikan salam (5) dan mendengar keluhan mereka (2-3). Namun di balik itu, ia mengkritik pemerintahan ayahnya (2-3) serta menjanjikan pemerintahan yang lebih baik dibandingkan pemerintahan Daud (4). Setelah empat tahun berusaha menjatuhkan nama Daud dan membangun nama baiknya sendiri, Absalom siap merealisasikan ambisi di tempat kelahirannya, yaitu di tempat Daud dilantik menjadi raja (2Sam. 3:2-3, 5:3). Namun ia musti mencari cara untuk pergi ke sana tanpa menimbulkan kecurigaan Daud. Dengan alasan untuk menggenapi nazar kepada Tuhan, Daud mengizinkan Absalom pergi ke Hebron (7-9). Absalom pun pergi dengan membawa dua ratus orang yang tidak tahu apa-apa (11). Namun sebelumnya, ia telah mengirimkan pesan rahasia ke suku-suku Israel agar mendukung dia (10). Selain itu ada Ahitofel, penasihat Daud (12), yang mendukung Absalom mungkin karena tidak tahu bahwa Absalom bukanlah orang pilihan Tuhan (bdk. 1Taw. 2:9-10). Tindakan Absalom untuk menurunkan orang yang diurapi Allah dari takhtanya bertentangan dengan kehendak Allah dan karena itu akan gagal. Bahkan akan membuat dia dihukum Allah. Pemberontakan Absalom melawan orang yang diurapi Allah sama dengan reaksi orang Yahudi kepada Yesus, Sang Mesias. Mereka tidak menginginkan Kristus menjadi Raja mereka. Namun suatu saat Dia akan datang kembali dan menegakkan pemerintahan tanpa bisa ditawar-tawar lagi. Penolakan terhadap Kristus akan bermakna maut! - Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Respons Terhadap Kebangkitan Kristus Posted: 29 Jun 2014 04:29 PM PDT Posted on Senin, 30 Juni, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Markus 16 Doktrin tentang kebangkitan Kristus (bersama dengan doktrin tentang kematian Kristus) merupakan doktrin terpenting dalam kepercayaan Kristen. Sekalipun demikian, tidak mudah mempercayai doktrin tersebut. Bagi murid-murid Tuhan Yesus pun, tidak mudah mempercayai bahwa Tuhan Yesus benar-benar telah bangkit sebelum mereka melihat sendiri Kristus yang bangkit, padahal masalah kebangkitan ini telah disebutkan secara samar-samar dalam Perjanjian Lama dan kemudian diberitakan secara terus terang oleh Tuhan Yesus (8:31; 9:9, 31; 10:34; 14:28). Bila kita memperhatikan betapa sulitnya para murid Tuhan Yesus untuk mempercayai kebangkitan Tuhan Yesus, tidak mengherankan bila orang-orang pada masa kini pun amat sulit untuk mempercayai kebangkitan Kristus. Sekalipun demikian, berita tentang kebangkitan merupakan bagian dari berita Injil yang sama sekali tidak boleh diabaikan. Tanpa kebangkitan Tuhan Yesus, kita tidak akan bisa memiliki pengharapan tentang kebangkitan diri kita sendiri pada saat kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Tanpa kebangkitan Tuhan Yesus, kita tidak memiliki pengharapan akan masa depan. Dari sisi penelitian terhadap naskah-naskah kuno—terutama naskah-naskah asli Alkitab—yang membicarakan atau menyinggung tentang kebangkitan Kristus, pembuktian terhadap berita tentang kebangkitan Kristus amat meyakinkan dan dapat dipertanggungjawabkan dari sudut pandang ilmu hukum. Dari sisi lain, benar bahwa diperlukan iman untuk mempercayai berita tentang kebangkitan Kristus. [P] 1 Korintus 15:3-4 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment