Dosa Serakah |
Posted: 16 Jul 2014 04:39 PM PDT Posted on Kamis, 17 Juli, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 18 Allah menyuruh Yeremia untuk pergi ke tukang periuk. Melalui gambaran tentang tukang periuk, Allah menjelaskan bahwa Dia berdaulat atas semua bangsa. Sebagaimana penjunan akan menghancurkan bejana yang rusak, demikianlah Tuhan memperlihatkan kedaulatan-Nya untuk mencabut dan merobohkan bangsa yang jahat. Firman Tuhan mengatakan, "… Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!" (18:6). Pernyataan ini berarti bahwa bangsa Israel berada di dalam kendali Allah, sehingga bangsa Israel sebenarnya tidak dapat berpikir dengan seenaknya bahwa hidup mereka dikendalikan oleh diri mereka sendiri seperti yang mereka kira (18:12). Mengapa tukang periuk menghancurkan bejana tersebut? Bejana tersebut dihancurkan karena bejana itu tidak sesuai dengan standar yang diharapkan oleh tukang periuk. Seorang tukang periuk memiliki harapan seperti apa nantinya bentuk bejana itu, sehingga bejana itu bisa dibanggakan. Melalui gambaran ini, Allah menyatakan bahwa Dia berdaulat atas kehidupan umat-Nya. Dalam kedaulatan-Nya, terdapat standar yang diharapkan Allah atas ciptaan-Nya. Allah berhak memberikan standar dan Israel harus hidup sesuai dengan standar tersebut. Kesadaran bahwa Allah berdaulat atas kehidupan kita seharusnya membuat kita dengan sukacita mempercayakan segala sesuatu dalam hidup kita kepada-Nya. Kita perlu meyakini bahwa dalam kedaulatan Tuhan terdapat kebaikan Tuhan. Oleh karena itu, jika kita tunduk pada kedaulatan Allah, sepantasnya kita hidup sesuai dengan standar Tuhan, bukan standar diri kita sendiri.[LH] Yeremia 18:6 Filed under: Renungan Harian |
Posted: 15 Jul 2014 04:44 PM PDT Posted on Rabu, 16 Juli, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 17 Nabi Yeremia memaparkan dosa-dosa yang dilakukan oleh umat Tuhan, yaitu penyembahan berhala (17:1-4); ketidakpercayaan terhadap penyertaan Allah, lebih percaya kepada manusia atau kepada bangsa lain (17:5-10); keserakahan (17:11); meninggalkan Tuhan (17:12-13); dan menolak nabi Tuhan (17:14-18). Pada zaman ini, dosa keserakahan sangat kuat menguasai manusia. Keserakahan umumnya tidak disebabkan karena seseorang mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi karena ia tidak pernah bisa merasa cukup dengan apa yang dia miliki. Keserakahan akhirnya mendorong seseorang untuk berani mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak halal. Nabi Yeremia menuliskan masalah di atas untuk menjelaskan bahwa kekayaan tidak ada artinya bila waktu penghakiman tiba, apalagi bagi mereka yang memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak halal. Keserakahan mendatangkan hukuman Tuhan. Orang yang serakah adalah orang yang beriman pada materi, bukan pada Tuhan. Keserakahan menunjukan bahwa sumber kebahagiaan hidup seseorang bukanlah Tuhan, melainkan materi. Dia mengira bahwa banyaknya materi akan membuat hidupnya terasa bahagia, aman, dan tenang, padahal kebahagiaan, keamanan, dan ketenangan yang dimilikinya adalah palsu. Kenyataannya, orang yang serakah akan hidup dalam kekuatiran karena dia takut kehilangan apa yang dimilikinya. Tuhan tidak menghendaki kekayaan yang kita peroleh dengan cara yang tidak halal (melalui korupsi, tipuan, atau dengan melakukan ketidakadilan). Semua yang diperoleh dengan cara tidak halal bukanlah berkat Tuhan dan tidak memberikan damai sejahtera. [LH] Yeremia 17:11 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment