Sentuhan Tangan Bapa |
Posted: 20 Jul 2014 12:59 AM PDT Seorang anak kecil sedang menangis di bawah pohon dan membiarkan sepedanya berada di sungai. Sebelumnya anak itu bermain sepeda di dekat sungai dan ayahpun sudah memberi peringatan bahwa nanti akan terjatuh ke dalam sungai. Anak ini tak menggubris dan tetap saja mengayuh sepeda hingga akhirnya terjatuh ke dalam sungai. Anak kecil itu tak berani pulang untuk menemui ayahnya. Dia memilih untuk duduk di bawah pohon sambil menangis hingga sore hari. Sang ayah mulai cemas dan mencari anaknya. Dilihatnya anak itu sedang menangis di bawah pohon. Ayahnya mendekat dan mulai membelai kepala anaknya. Diusapnya juga air mata yang menetes di pipi. “Mari pulang bersama dengan ayah, besok ayah belikan sepeda yang baru.” Anak itupun mulai tersenyum dan merasa lebih tenang. Rasa takutpun mulai hilang dan dia mengetahui bahwa ayahnya sangat baik. Seperti itu sosok Bapa bagi kehidupan kita. Bapa yang selalu memberi nasihat agar kita tidak terjerumus ke dalam dosa. Namun karena kebebalan hati kita, kita pun tidak pernah mau mendengarkan apa yang Bapa katakan. Saat dosa itu membelenggu, kita pun menjadi tak sanggup untuk bertemu dengan Bapa karena kita sudah amat kotor. Namun tahukah kita bahwa Bapa tidak pernah melepaskan mata-Nya dari kita? Bapa selalu mengawasi dan menjaga kita. Saat kita tak berdaya, maka Bapa akan membawa kita “pulang”. Bapa akan membersihkan kita dari lumpur dosa dan menjadikan kehidupan kita berharga. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Lukas 15:7 Sentuhan Tangan Bapa is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 19 Jul 2014 12:07 AM PDT Setiap dari kita pastilah mengetahui bagaimana karakteristik tentang sebuah batu. Batu bersifat keras dan akan sangat sulit untuk dipecahkan. Dibutuhkan tenaga yang besar untuk membuatnya hancur. Dan ketika kita melemparkan batu tersebut ke arah orang lain, maka akan dapat melukai. Begitu juga dengan orang-orang yang memiliki hati seperti batu. Hati itu akan membuat perasaannya semakin keras sehingga tidak mengijinkan kasih itu masuk di dalamnya. Orang-orang yang memiliki hati seperti ini akan cenderung lebih mudah untuk melukai perasaan orang lain. Jangan pernah biarkan batu-batu itu memenuhi hati kita. Jangan biarkan kehidupan kita berjalan dengan penuh keburukan yang membuat orang lain tidak nyaman dengan keberadaan kita. Janganlah kita menjadi batu sandungan bagi kehidupan orang lain, melainkan jadikan kehidupan kita sebagai berkat bagi orang lain. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Roma 14:19 Berhati Batu is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment