Pelayanan Nabi Yeremia sebagai nabi Allah menjadi semakin berat. Orang-orang dari tanah kelahirannya—Anatot—tidak suka terhadap berita dari Allah yang disampaikan oleh Nabi Yeremia(11:21). Mereka bukan hanya tidak suka terhadap berita yang disampaikan oleh Nabi Yeremia, tetapi mereka juga berencana untuk membunuh Nabi Yeremia. Penghuni Anatot bukanlah orang biasa karena Anatot merupakan suatu daerah yang dikhususkan bagi orang Lewi (Yosua 21:13-18). Orang Lewi memiliki hak istimewa untuk bertugas di bait Allah, sehingga diharapkan bahwa mereka lebih rohani dibandingkan suku-suku yang lain. Di tengah keadaan yang mengancam hidupnya, Nabi Yeremia berseru kepada Tuhan memohon keadilan Tuhan. Nabi Yeremia menyerahkan masalahnya kepada Tuhan dan menantikan Tuhan melakukan pembalasan karena Nabi Yeremia sadar bahwa dia tidak memiliki hak untuk melakukan pembalasan (11:20). Allah mempedulikan kesulitan Nabi Yeremia. Allah menyatakan keadilan- Nya dan memberikan hukuman kepada orang-orang Anatot yang berusaha melawan Allah dengan mengancam nabi-Nya. Hukuman yang akan diterima oleh penduduk Anatot berupa kematian generasi muda dan anak-anak oleh pedang dan kelaparan. Nabi Yeremia merasa terhibur karena Tuhan akan membalaskan kejahatan yang dilakukan orang-orang yang menghalangi pekerjaannya dengan cara dan dalam waktu Tuhan. Saat ini pun, orang percaya akan dihibur oleh keadilan Allah, yaitu bahwa orang-orang jahat akanmendapat pembalasan dari Allah. [LH]
Baca: 2 Samuel 20: 1-26
Seperti dalam nyanyian ziarahnya pada Mazmur 133, Daud mengharapkan terwujudnya persatuan dan kesatuan antar umat Allah. Jika saudara-saudara yang berbeda-beda tersebut dapat hidup rukun bersama, itu adalah hal yang etis (baik) dan estetis (indah). Persatuan dan kesatuan dapat menciptakan kekuatan suatu negara. Perpecahan berbahaya bagi keutuhan sebuah negara.
Setelah kesatuan bangsa Israel hampir porak poranda oleh pemberontakan Absalom, ternyata kesatuan yang diharapkan pulih itu dirongrong oleh Seba bin Bikri. Seba mengadakan pemufakatan buruk untuk menjatuhkan kerajaan Daud. Ia menghasut para pemimpin suku Israel utara untuk memusuhi Daud, sehingga ada perselisihan antara wilayah utara dan selatan. Kasus Seba ini seperti mengulang kasus Absalom, yang juga menggunakan pengaruhnya untuk memecah bangsa itu. Di mata Daud, bahkan kasus Seba ini lebih berbahaya (6). Apalagi, ketika utusan Daud, Amasa, tidak segera menunaikan tugas menumpas pemberontakan itu. Daud merasa perlu untuk menyingkirkan para penghasut tersebut karena dapat menghancurkan dan meruntuhkan negara. Yoab diutus oleh Daud untuk menyingkirkan penghasut yang menciptakan perpecahan dan membahayakan keutuhan negaranya. Tindakan pertama Yoab ialah menyingkirkan Amasa yang tidak bertanggung jawab, sehingga membuat Seba berhasil memobilisasi para pemberontak menjadi kekuatan yang berbahaya. Syukurnya, Yoab berhasil menyingkirkan Seba dan orang-orang yang membantunya. Perpecahan atau perang saudara pun berhasil dicegah.
Perpecahan adalah hal yang sangat membahayakan. Jika di dalam gereja Tuhan terdapat perpecahan, ini tentu akan membuat peristiwa yang menyakitkan bagi kedua kubu yang bertikai. Terlebih dari itu, gereja tidak dapat menjadi terang dunia dan bahkan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Jauh lebih baik dan indah jika kita menciptakan persatuan kasih di dalam gereja, dan menjauhkan sifat dan sikap saling iri dan benci yang akan menciptakan perpecahan.
- Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org
Yeremia 11:22b-23"Aku akan menghukum mereka: pemuda-pemuda mereka akan mati oleh pedang, anak-anak mereka yang laki-laki dan perempuan akan habis mati kelaparan; tidak ada yang tinggal hidup di antara mereka, sebab Aku akan mendatangkan malapetaka kepada orang-orang Anatot pada tahun hukuman mereka"
Baca: 2 Samuel 20: 1-26
Seperti dalam nyanyian ziarahnya pada Mazmur 133, Daud mengharapkan terwujudnya persatuan dan kesatuan antar umat Allah. Jika saudara-saudara yang berbeda-beda tersebut dapat hidup rukun bersama, itu adalah hal yang etis (baik) dan estetis (indah). Persatuan dan kesatuan dapat menciptakan kekuatan suatu negara. Perpecahan berbahaya bagi keutuhan sebuah negara.
Setelah kesatuan bangsa Israel hampir porak poranda oleh pemberontakan Absalom, ternyata kesatuan yang diharapkan pulih itu dirongrong oleh Seba bin Bikri. Seba mengadakan pemufakatan buruk untuk menjatuhkan kerajaan Daud. Ia menghasut para pemimpin suku Israel utara untuk memusuhi Daud, sehingga ada perselisihan antara wilayah utara dan selatan. Kasus Seba ini seperti mengulang kasus Absalom, yang juga menggunakan pengaruhnya untuk memecah bangsa itu. Di mata Daud, bahkan kasus Seba ini lebih berbahaya (6). Apalagi, ketika utusan Daud, Amasa, tidak segera menunaikan tugas menumpas pemberontakan itu. Daud merasa perlu untuk menyingkirkan para penghasut tersebut karena dapat menghancurkan dan meruntuhkan negara. Yoab diutus oleh Daud untuk menyingkirkan penghasut yang menciptakan perpecahan dan membahayakan keutuhan negaranya. Tindakan pertama Yoab ialah menyingkirkan Amasa yang tidak bertanggung jawab, sehingga membuat Seba berhasil memobilisasi para pemberontak menjadi kekuatan yang berbahaya. Syukurnya, Yoab berhasil menyingkirkan Seba dan orang-orang yang membantunya. Perpecahan atau perang saudara pun berhasil dicegah.
Perpecahan adalah hal yang sangat membahayakan. Jika di dalam gereja Tuhan terdapat perpecahan, ini tentu akan membuat peristiwa yang menyakitkan bagi kedua kubu yang bertikai. Terlebih dari itu, gereja tidak dapat menjadi terang dunia dan bahkan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Jauh lebih baik dan indah jika kita menciptakan persatuan kasih di dalam gereja, dan menjauhkan sifat dan sikap saling iri dan benci yang akan menciptakan perpecahan.
- Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org
0 comments:
Post a Comment