Tuhan mengingatkan kepada orang Yehuda bahwa menyembah berhala bukan saja merupakan sebuah kebodohan, tetapi juga membuat orang mengalami ketakuan yang tidak berdasar terhadap dewa yang sebenarnya tidak ada. Perbedaan berhala dengan Allah sangat jelas:
Pertama, berhala merupakan buatan tangan manusia, sedangkan Allah adalah Pencipta manusia, bahkan Pencipta alam semesta ini.
Kedua, berhala merupakan benda mati yang tidak memiliki kehidupan, sedangkan Allah itu hidup dan merupakan sumber kehidupan. Di tengah ketakutan terhadap serangan bangsa Babilonia yang kedatangannya sudah semakin mendekat, umat Tuhan justru semakin giat menyembah berhala. Mereka hidup seperti bangsa-bangsa lain, bahkan mereka meminta petunjuk kepada berhala yang mereka sembah tersebut. Firman Tuhan mengingatkan bangsa Yehuda bahwa berharap kepada berhala merupakan kesia-siaan. Berhala tidak mungkin dapat memberikan petunjuk (10:8). Berhala tidak dapat menjadi sandaran pengharapan. Pengalaman umat Tuhan pada masa Nabi Yeremia itu merupakan cermin bagi orang percaya pada saat ini. Berhala masih merupakan ancaman bagi kerohanian orang percaya, walaupun yang dimaksud dengan berhala pada masa kini mungkin bukan lagi berbentuk patung, tetapi segala sesuatu yang bukan Allah yang menjadi tumpuan rasa aman dan pengharapan kita. Saat kita menghadapi pergumulan dalam kehidupan kita, marilah kita berharap kepada Allah saja karena Allah yang kita sembah dalam Kristus adalah Allah yang hidup yang mau berelasi dengan orang percaya dan yang menjadi sumber berkat dalam kehidupan kita. [LH]
Yeremia 10:16
"Tidaklah begitu Dia yang menjadi bagian Yakub, sebab Dialah yang membentuk segala-galanya dan Israel adalah suku milik-Nya, nama-Nya ialah TUHAN semesta alam
0 comments:
Post a Comment