Malam itu Alex pergi bersama dengan ayahnya. Mereka hendak membeli sebuah mainan yang pernah dijanjikan oleh ayahnya pada Alex. Ketika hendak memasuki sebuah toko, ayah Alex melihat ada dua orang anak kecil tidak jauh dari tempatnya sedang mengantri pada kios donat. Samar-sama didengarnya percakapan dua anak itu.
“Dik, kau masih ingin makan donat itu?”
“Iya, kak.”
Anak yang lebih besar hanya terdiam sambil menghitung beberapa koin yang memang sangat tidak cukup untuk membeli satu buah donat. Ketika dua anak itu sudah tiba pada antrian pertama, tiba-tiba ayah Alex mendekat.
“Dua donat untuk anak ini,” katanya sambil menyerahkan 2 lembar uang kertas.
Terlihat anak yang paling besar menangis dan memeluk ayah Alex. “Terima kasih Om, dua buah donat ini adalah berkat terbaik yang pernah saya terima.”
Tidak lama kemudian Alex menghampiri ayahnya. “Maaf Alex, rupanya ayah harus bekerja lebih keras lagi untuk membelikanmu mainan.”
“Alex tidak lagi mengingini mainan itu, ayah. Alex sudah mempunyai yang lebih hebat, yaitu ayah.”
Apakah memberi itu hanya berlaku pada saat kita memiliki banyak harta? Apakah memberi hanya akan kita lakukan saat kita bahagia? Sesungguhnya, pemberian yang berarti adalah memberi pada saat kita sendiri sedang berada dalam masa sukar.
Disitulah kasih kita yang sesungguhnya sedang diuji. Untuk bisa menjadi berkat bagi orang lain janganlah menunggu ketika kehidupan kita sudah berkelimpahan. Namun jadilah berkat tanpa memandang kesukaran dalam hidupmu, karena pada saat kita memberi maka tangan Tuhan juga akan terbuka untuk kita.
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, AllahmuDua Buah Donat is a post from: Renungan Harian Kristen
Ulangan 28:2
0 comments:
Post a Comment