MELEBIHI MATA ELANG |
Posted: 05 Jul 2014 10:00 AM PDT
Baca: 1 Samuel 16:1-13 Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati. (1 Samuel 16:7) Bacaan Alkitab Setahun: Elang termasuk binatang dengan daya penglihatan terkuat; daya lihatnya diperkirakan mencapai 4 sampai 8 kali kemampuan rata-rata mata manusia. Elang mampu melihat kelinci dari jarak 3,2 kilometer. Saat elang meluncur turun untuk menyergap mangsanya, otot-otot matanya terus mengatur bentuk lengkungan biji matanya agar tetap tajam dan terfokus pada sasaran. Luar biasa. Bagaimanapun luar biasanya mata elang, jauh lebih luar biasa lagi "mata" Allah. Dia melihat dari tempat kediaman-Nya, tidak hanya sampai di permukaan, tetapi sampai jauh di kedalaman hati manusia. Itulah sebabnya Allah tahu apa yang ada di hati Samuel ketika melihat perawakan Eliab, dan Allah tidak menyetujuinya. Mengapa Allah menolak pilihan itu? Bukankah secara penampilan jasmani Eliab begitu menjanjikan? Apalagi ia adalah anak sulung. Tidak dijelaskan secara detail apa yang tersimpan di hati Eliab, dan Allah melihatnya. Dan, dengan cara yang sama, Allah melihat isi hati Daud, si bungsu, yang secara jasmani sama sekali tidak istimewa dibandingkan saudara-saudaranya yang lain. Oleh sebab itu, Allah menjatuhkan pilihan kepada seorang yang tidak dipandang istimewa pada waktu itu, yaitu si bungsu Daud. Allah memiliki pandangan dan pemahaman sampai ke dalam hati manusia. Selubung apa pun tak dapat mengalanginya. Seluruh isi hati kita terbuka di hadapan-Nya. Dengan kesadaran ini, bagaimana tanggapan Anda, baik kepada Pribadi Allah maupun dalam keseharian Anda?—NNK KETIKA MATA MANUSIA TERPESONA PADA PENAMPILAN JASMANI Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 04 Jul 2014 10:00 AM PDT
Baca: Roma 12:1-8 Karena itu, Saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itulah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1) Bacaan Alkitab Setahun: Apa artinya "menjadi serupa dengan dunia ini"? Korupsi, percabulan, tidak mau mengampuni? Jawaban semacam itu baru menunjukkan contoh, belum mengungkapkan pokok persoalannya. Paulus menekankan pentingnya motivasi dalam beribadah. Ibadah sejati berangkat dari kesadaran akan kemurahan Allah yang telah dilimpahkan dalam hidup kita (ay. 1). Kita telah menerima kemurahan Allah—diampuni, diangkat sebagai anak, diberi hidup kekal—maka kita beribadah. Ibadah menjadi sebentuk rasa syukur atas kemurahan-Nya yang tak berkesudahan. Paulus langsung menyambungnya dengan peringatan agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini (ay. 2). Ini lawan dari ibadah sejati tadi. Mungkin kita dapat menyebutnya ibadah palsu, ibadah dengan motivasi yang keliru: beribadah sebagai sarana untuk memperoleh kemurahan Allah. Fokusnya pada upaya kita untuk beribadah, seolah perbuatan baik kita adalah kunci untuk membuka gudang kemurahan Allah. Ini jalan dunia, yang berlawanan mutlak dengan jalan Allah! Ibadah palsu menurut jalan dunia melahirkan gaya hidup duniawi. Misalnya, kita sulit mengampuni orang lain karena kita beranggapan Allah baru mengampuni kita jika kita memenuhi syarat kekudusan tertentu. Sebaliknya, menyadari Allah telah mengampuni kita karena kemurahan-Nya, bukan karena kebaikan kita, memotivasi kita mengampuni sesama seperti itu juga. Dengan begitu, kita mengalami pembaruan budi, mengenal "apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (ay. 2).—ARS PEMBARUAN BUDI BERLANGSUNG DALAM IBADAH YANG SEJATI: Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment