Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 16
Babel sebagai alat penghukuman Tuhan digambarkan seperti penangkap ikan dan sebagai pemburu (16:16). Hukuman terhadap bangsa Yehuda itu seperti jala yang disebarkan dan tidak ada seorang pun yang dapat lolos dari tangkapan jala itu. Penghukuman Tuhan juga digambarkan sebagai pemburu yang ditempatkan di berbagai penjuru, bahkan sampai di celah-celah bukit, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menyembunyikan diri. Gambaran di atas merupakan jawaban terhadap umat Allah yang berpikir bahwa Allah mungkin tidak mengetahui dosa yang mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi. Mereka bertanya, "… Apakah kesalahan kami dan apakah dosa yang telah kami lakukan terhadap TUHAN, Allah kami?" (16:10). Pertanyaan tersebut menunjuk kepada dua kemungkinan, yaitu mereka tidak menyadari dosa yang mereka perbuat atau mereka mengira bahwa TUHAN tidak mengetahui dosa yang mereka lakukan. Mereka tidak menyadari bahwa tidak ada dosa yang dapat disembunyikan dari hadapan Tuhan. Tuhan mengamati tingkah langkah mereka dan tidak ada yang dapat disembunyikan dari Tuhan (16:17). Jelaslah bahwa hukuman yang diberikan Allah kepada Yehuda setimpal dengan dosa yang mereka perbuat, yang semuanya diketahui oleh Allah. Apakah anda saat ini masih mempertahankan kebiasaan kehidupan yang berdosa dan Anda berharap bahwa Tuhan tidak memperhatikan dosa tersebut? Sesungguhnya, Allah mengetahui segala sesuatu. Kesadaran bahwa Allah mengetahui segala sesuatu merupakan langkah awal yang akan membawa kita kepada pertobatan. [LH]
Ibrani 4:13
"Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."
Anugerah & penyertaan pada pemimpin
Ucapan Daud di sini merupakan nubuat bagi pelayanannya di kemudian hari, melalui keturunannya. Bukan berisikan jasa-jasa Daud sehingga berhak mendapatkan kehormatan raja dan kelanggengan takhta, melainkan semata karena anugerah Allah.
Daud mulai dengan menyebut diri sebagai "…orang yang diangkat tinggi", "…diurapi Allah Yakub", dan "…pemazmur yang disenangi Israel" (1). Tak ada kesombongan dalam kesadaran anugerah itu. Berita nubuat yang dia ucapkan pun disampaikan karena Allah yang berbicara (2-3), sedangkan dirinya hanya sebagai media. Isi berita itu merupakan esensi perjanjian Allah kepada Daud (5; 2Sam. 7). Dimulai dengan kriteria seorang raja yang berkenan kepada Tuhan (3b) dan efeknya bagi umat yang dilayani (4). Indah sekali karena gambaran yang dipakai begitu alami, kesegaran pagi oleh mentari dan kesegaran hari oleh hujan. Semua melambangkan kehidupan yang segar dan berpengharapan! Itulah hasil pelayanan raja-gembala Israel yang diberkati Tuhan dan yang akan dinikmati umat Tuhan.
Semua itu merupakan perkenan Tuhan atas dirinya dan keluarganya untuk tetap ada di takhta Israel sehingga pelayanan kepada umat Tuhan terjaga terus menerus! Sedangkan para musuh akan dimusnahkan seperti orang membongkar habis semak duri dan alang-alang tajam yang menutupi ladang agar dapat ditanami kembali (6-7).
Kenyataan kelak, keturunan Daud tidak semua setia pada panggilan sebagai raja-gembala Israel, tetapi Tuhan tetap setia meneguhkan mereka pada takhta Israel. Bahkan kelak dari keturunan Daud akan muncul Sang Mesias yang pemerintahan-Nya melampaui Israel kepada semua bangsa.
Walau penuh kelemahan dan kegagalan, Daud dapat menengok ke belakang, bahwa Tuhan telah memakai dirinya melayani umat-Nya. Daud juga berani menatap ke depan, berkat Tuhan akan dicurahkan melalui keturunannya. Kita belajar menengok ke belakang melihat kesetiaan dan anugerah-Nya. Mari kita menatap ke depan, dengan penyertaan Tuhan, kita berkomitmen memberikan yang terbaik!
- Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org -
Hukuman Bagi Pengikut Nabi Palsu
Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 15
Bagi Nabi Yeremia, menjadi nabi merupakan suatu tugas yang berat yang membuat dia menyesali hari kelahirannya. Kehidupannya dirasakan sebagai masalah bagi orang lain, yaitu saudara sebangsanya. Sang nabi merasa bahwa tidak ada seorang pun yang ramah terhadap dirinya. Semua orang mengutuki dirinya bukan karena kehidupannya bobrok, tetapi karena kebenaran firman Allah yang disampaikannya (15:10). Di tengah keadaan seperti ini, Nabi Yeremia berharap bahwa Tuhan memperhatikan dia dan segera menolongnya. Nabi Yeremia bertanya kepada Tuhan, mengapa penderitaan yang dialaminya seperti tidak ada habisnya. Mungkin kita bisa terperanjat saat membaca tentang kekecewaan Nabi Yeremia terhadap Tuhan. Nabi Yeremia merasa bahwa Tuhan tidak memenuhi apa yang dia harapkan (15:18, seperti sungai yang curang, tidak dapat dipercayai). Perhatikan bahwa Nabi Musa juga pernah mengalami putus asa karena beban berat yang harus dia pikul (Bilangan 11:10-15), demikian pula dengan Yosua (Yosua 7:6-11) dan Nabi Elia yang ingin mati (1 Raja-raja 19). Ternyata bahwa seorang hamba Tuhan adalah manusia biasa yang masih bisa berkeluh kesah, merasa kecil hati, dan merasa ketakutan. Allah mengetahui beratnya tekanan yang dialami oleh Nabi Yeremia dalam menjalankan tugasnya. Walaupun Nabi Yeremia telah mengucapkan hal yang tidak berharga (15:18), Allah dengan penuh kasih menyerukan kepada Nabi Yeremia untuk "kembali" atau "bertobat". Bila Nabi Yeremia kembali kepada Allah dan percaya kepada janji-Nya, Allah akan menyertai Nabi Yeremia dan menguatkan dia (15:19-21). Demikian pula, Tuhan akan selalu menyertai dan menguatkan orang percaya dalam menjalani tantangan kehidupan yang berat untuk menjadi alat di tangan-Nya guna menyatakan kemuliaan-Nya. [LH]
Yeremia 1:8
"Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
0 comments:
Post a Comment