Hamba yang berhasil |
Posted: 28 Nov 2013 03:20 PM PST Posted on Jumat, 29 November, 2013 by saatteduh Baca: Yesaya 52:13 – 53:12 Permasalahan yang dihadapi oleh orang Israel ialah mereka berdosa pada Tuhan dan ada di pembuangan sebagai konsekuensinya. Namun, Tuhan menyelamatkan mereka dan memproklamasikan diri-Nya di hadapan bangsa-bangsa, terutama bangsa penjajah. Inilah kabar baik bagi bangsa ini, juga bagi bangsa-bangsa lain. Bagaimana cara Tuhan menyelamatkan mereka? Ia mengirimkan hamba-Nya dengan cara yang tidak diharapkan (53:1). Hamba ini muda ('taruk' 53:12). Hamba ini akhirnya berhasil, disanjung dan dimuliakan (52:13). Rupanya tidak cakap, kurang dari yang diharapkan (52:14; 53:2b). Ia dihina dan dihindari orang dan penuh kesengsaraan (53:3) Namun ia akan membuat para bangsa dan pemimpinnya tercengang (52:15). Sang Hamba mengemban tugas penebusan, dengan menanggung penyakit, memikul kesengsaraan dan pemberontakan kita (53:4, 6). Ia dihukum karena pemberontakan, kejahatan dan dosa kita supaya kita selamat dan sembuh (53:5, 12). Tanpa membela diri, Dia menjadi kurban dan mati bagi kita (53:7, 8b-9, 12). Kematian-Nya adalah kehendak Tuhan agar kita diselamatkan (53:10). Rencana Tuhan terhadap sang Hamba ini ialah agar dia berhasil (52:13). Oleh karena itu melalui kematian-Nya, Tuhan memberikan kehidupan, kebenaran, dan hikmat kepada banyak orang (53:11). Sang Hamba pasti berhasil (53:12). Mesias ini ialah Yesus. Dialah hamba yang menderita, karena dosa, pemberontakan, kejahatan semua manusia, termasuk Israel. Dia yang suci, benar, tidak berdosa, dibuat berdosa karena kita, supaya kita bisa dibenarkan di hadapan Allah (2Kor. 5:21). Dia telah menanggung dosa kita di kayu salib supaya kita yang percaya dan mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran (1Ptr. 2:24). Dialah sang Hamba yang sejati. Percayalah kepada-Nya. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Hati-hati dengan Para Pembisik! Posted: 28 Nov 2013 03:18 PM PST Posted on Jumat, 29 November, 2013 by saatteduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: 2 Samuel 10 Para pemimpin selalu dikelilingi oleh para pembisik. Para pembisik ini bisa mengemukakan hal-hal yang baik atau hal-hal yang membangun, tetapi bisa pula mengemukakan hal-hal yang bisa menghancurkan diri sang pemimpin. Oleh karena itu, setiap pemimpin perlu bersikap kritis dan berhati-hati terhadap para pembisik. Walaupun para pembisik itu umumnya adalah orang-orang yang sudah berpengalaman, bisikan mereka belum tentu benar dan membangun. Dalam sejarah Indonesia pascareformasi, telah terbukti bahwa bisikan yang menyesatkan bisa membuat seorang pemimpin mendapat informasi yang salah, sehingga dia membuat keputusan yang salah dan yang berakibat fatal. Hanun, raja bani Amon yang baru saja naik takhta menggantikan ayahnya, tidak bersikap kritis terhadap bisikan para pemuka suku. Akibatnya, dia membuat keputusan yang salah, yaitu menghina para utusan Raja Daud dengan cara mencukur setengah dari janggut mereka dan memotong pakaian mereka pada bagian tengah sampai pantat mereka (10:4). Akibatnya, peperangan dengan tentara Daud tidak bisa dihindari. Walaupun mereka telah menyewa tentara bayaran dari suku Aram, kekuatan mereka tidak cukup untuk menahan serangan tentara Raja Daud yang dipimpin oleh Yoab dan Abisai. Seharusnya Hanun mempertimbangkan masak-masak lebih dulu sebelum menghina para utusan Raja Daud karena penghinaan itu sudah pasti mengundang pembalasan. Bila Hanun berpikir panjang sebelum mengikuti nasihat para pembisiknya, permusuhan dengan Raja Daud tak perlu terjadi dan kekalahan yang memalukan dalam peperangan bisa dihindari. [P] 2 Samuel 10:14 Filed under: Renungan Harian |
Posted: 27 Nov 2013 03:15 PM PST Posted on Kamis, 28 November, 2013 by saatteduh Baca: Yesaya 52:1-12 Pernahkah kita mengalami satu kejadian tertentu yang berakibat banyak? Seperti pepatah mengatakan, sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui. Sekali lagi umat Israel diminta "terjagalah." Yesaya ingin membukakan mata hati mereka yang ada di pembuangan, bahwa Tuhan pasti memenuhi janji-Nya, yaitu menyelamatkan mereka. Bukan hanya menyelamatkan mereka, melalui mereka Tuhan menyelamatkan seluruh isi dunia. Bagaimana caranya? Umat Israel harus bangun untuk bersiap menerima keselamatan dari Tuhan. Mereka akan dikuduskan dan siap untuk dibebaskan (1-2). Mereka akan ditebus Tuhan tanpa pembayaran (3). Walaupun mereka telah dibuang ke negara asing, menjadi budak, dan Allah Israel dihujat, tetapi umat Israel akan mengenal Tuhan yang memanggil mereka (4-6). Tuhan sendiri siap untuk membawa mereka keluar dari tanah pembuangan dan kembali ke tanah perjanjian (11-12). Mereka tidak perlu takut karena Tuhan sendiri yang membimbing dan melindungi keluarnya mereka. Umat Tuhan juga dipersiapkan untuk mengemban tanggungjawab menjadi pembawa berita baik bagi semua bangsa. Mereka akan diberkati (7) dan mereka akan didukung oleh banyak orang yang kemungkinan besar orang-orang yang tidak mengenal Allah Israel (8). Mereka telah melihat betapa kuat dan perkasa Tuhan yang telah kembali bertakhta di Sion (10), telah mengembalikan reruntuhan Yerusalem, memberikan penghiburan, dan menebus mereka (8b-9). Di dalam Kristus Tuhan telah memanggil kita, orang berdosa, dari kehidupan yang tidak mengenal Tuhan kepada kehidupan baru. Saat kita masih berdosa, Tuhan telah mati di salib untuk kita (Rm. 5:8). Dia telah menebus kita dan memanggil kita untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Paulus di Roma 10:15 (Yes. 52:7) menegaskan betapa penting tugas kita sebagai pembawa kabar berita keselamatan bagi dunia, yaitu sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8). Apakah kita sudah setia membagikan kabar baik bagi semua bangsa? - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment