Komentar di Kunci untuk bersyukur oleh ully |
- Komentar di Kunci untuk bersyukur oleh ully
- Komentar di Kepahitan perang saudara oleh Yahya Lanlu
- Komentar di Mendengar untuk berkata-kata oleh Gigih
Komentar di Kunci untuk bersyukur oleh ully Posted: 27 Nov 2013 02:44 AM PST Posted on Rabu, 27 November, 2013 by saatteduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: 2 Samuel 7-8 Tidak semua orang bisa hidup dengan rasa syukur atas berkat Tuhan yang telah dia terima. Tidak jarang kita jumpai orang yang sering mengomel karena merasa tidak puas dengan apa yang terjadi atau apa yang dia terima. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita bisa membaca tentang sikap Raja Daud yang bersyukur kepada Tuhan bukan hanya atas segala sesuatu yang telah dia terima, tetapi juga atas apa yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya (2 Samuel 7:18-19). Sikap hidup Raja Daud yang diwarnai oleh rasa syukur ini juga terlihat jelas dalam berbagai mazmur yang dia gubah. Bila kita memperhatikan kehidupan Raja Daud, jelas bahwa kehidupannya juga diwarnai oleh berbagai macam penderitaan, khususnya saat dia dikejar-kejar untuk dibunuh oleh Raja Saul. Sekalipun demikian, Raja Daud merasa puas terhadap apa yang telah Allah berikan kepadanya. Penderitaan tidak membuat Raja Daud menggerutu kepada Allah, malahan penderitaan menjadi sarana yang membuat Raja Daud hidup dengan bergantung kepada Allah. Apakah kehidupan Anda juga diwarnai oleh rasa syukur? Bila Anda sering mengomel dan Anda ingin mengubah kebiasaan Anda, ada beberapa pedoman yang bisa menolong Anda: Pertama, sadarilah bahwa Allah sebagai Sang Pencipta tidak memiliki kewajiban apa pun terhadap manusia yang merupakan makhluk ciptaan Allah. Kedua, sadarilah bahwa segala kebaikan yang diberikan Allah kepada kita merupakan anugerah Allah, bukan upah atas jasa yang kita berikan kepada-Nya.[P] 2 Samuel 7:18b-19 Filed under: Renungan Harian |
Komentar di Kepahitan perang saudara oleh Yahya Lanlu Posted: 26 Nov 2013 09:42 PM PST Posted on Sabtu, 23 November, 2013 by saatteduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: 2 Samuel 2 Peperangan antara pasukan Raja Daud yang dipimpin oleh Yoab dan pasukan Raja Isyboset yang dipimpin oleh Abner merupakan peperangan yang menyedihkan. Raja Daud memerintah suku Yehuda saja, sedangkan Isyboset memerintah suku-suku Israel yang lain. Peperangan itu menewaskan 19 orang anak buah Daud (termasuk Asael, adik Yoab) dan 360 orang suku Benyamin (anak buah Abner). Peperangan tersebut merupakan sebuah perang saudara yang menyedihkan. Hal ini disadari oleh Abner dan Yoab yang merupakan para pemimpin pasukan (2:26-27). Pada zaman Raja Saul memerintah, Daud menghargai Raja Saul sebagai seorang yang diurapi Tuhan untuk menduduki jabatan sebagai raja, sehingga sama sekali tidak terpikir bagi Daud untuk berperang melawan Raja Saul. Akan tetapi, berbeda dengan saat Isyboset memerintah sebagai raja Israel. Isyboset tidak diurapi oleh Tuhan, melainkan dia diangkat oleh Abner, panglima Raja Saul, untuk menjadi raja Israel (2:8-9), padahal saat itu orang-orang Yehuda telah memberi dukungan kepada Daud untuk menjadi raja atas suku Yehuda (2:4) dan dukungan dari suku Yehuda itu sesuai dengan pengurapan yang telah diterima oleh Daud melalui Nabi Samuel (1 Samuel 16:12-13). Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Raja Daud nampak ikut merestui terjadinya peperangan antara pasukannya dengan pasukan Isyboset. Perang saudara yang terjadi antara suku Yehuda dengan suku-suku Israel yang lain—apa pun alasannya—hanya menghasilkan kepahitan. Peringatan Abner kepada Yoab (2:26) mengingatkan kita agar sedapat mungkin menghindari konflik dengan sahabat dan keluarga. [P] 2 Samuel 2:26 Filed under: Renungan Harian |
Komentar di Mendengar untuk berkata-kata oleh Gigih Posted: 24 Nov 2013 07:37 PM PST Posted on Senin, 25 November, 2013 by saatteduh Baca: Yesaya 50:4-11 Kita sering mendengar ungkapan seperti ini: Tuhan menciptakan kita dengan dua telinga, dua mata, tetapi satu mulut. Maka, lebih baik banyak mendengar dan melihat, sedikit berbicara. Setuju? Atau, ungkapan "No Action, Talk Only" (bicara saja, tak ada tindakan). Nubuat ketiga Sang Hamba ini ialah mengenai bagaimana Allah mempersiapkan Sang Hamba agar dapat menjalankan tugas Mesianik-Nya. Ia belajar "mendengar seperti seorang murid" (4b). Yaitu mendengar pengajaran sang Guru. Juga mendengarkan yang didengar sang Guru, termasuk di keluh kesah umat yang menderita oleh belenggu dosa. Tujuan mendengar ialah agar dapat berkata-kata yang benar, yang menghibur dan membangun semangat mereka yang membutuhkannya (4a). Berlatih mendengar merupakan sebuah proses. "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku" (5). Mendengar bisa menjadi pekerjaan yang sulit: membosankan karena pengajaran yang diulang-ulang, membuat stres karena mendengar keluh kesah akan beban kehidupan yang berat, serta mendengar untuk menaati tugas yang diberikan. Mendengar membutuhkan ketaatan dan komitmen penuh murid kepada sang Guru (5). Setelah mendengar harus siap melakukan setiap perintah Tuhan, siap berkata-kata kebenaran yang bisa ditolak dan berisiko dibungkam (6). Jadilah murid Kristus dengan meneladani-Nya sebagai Sang Hamba. Dengarkan firman Tuhan dan taati, apa pun risiko yang harus kita tanggung. Kristus menyertai dan memberi kita kekuatan. Dunia tidak dapat memfitnah apalagi menghancurkan kita saat kita melakukan tugas kemuridan kita. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Komentar untuk Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment