IMAN ADALAH ANUGERAH ALLAH (1) |
- IMAN ADALAH ANUGERAH ALLAH (1)
- Persidangan Pastor Kong Hee Reses, Akan Digelar Kembali Januari 2014
- Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -4
- DASAR KEKRISTENAN / INJIL
- Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -3
- Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -2
IMAN ADALAH ANUGERAH ALLAH (1) Posted: 25 Nov 2013 04:30 AM PST Oleh : Pdt. Budi Asali, M.DivIMAN ADALAH ANUGERAH ALLAH (1) Iman merupakan pemberian / anugerah Allah Ada banyak ayat yang menunjukkan bahwa 'iman' (bukan 'kemampuan untuk beriman'!) memang merupakan pemberian / anugerah Allah kepada kita. Mari kita melihat ayat-ayat tersebut. 1. Ef 2:8-9 - "(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri". Catatan: kata 'itu' (Yunani: TOUTO) sebetulnya hanya muncul dalam ay 8; yang dalam ay 9 sebetulnya tidak ada. Tetapi ada banyak pro dan kontra tentang apakah kata 'itu' menunjuk pada 'keselamatan', atau kepada 'iman'.
Catatan: dalam terjemahan LAI kata 'ini' yang dibicarakan oleh Adam Clarke diterjemahkan 'itu'.
Ef 2:8 - "Sebab karena kasih karunia (KHARIS - feminine) kamu diselamatkan oleh iman (PISTIS - feminine) - ; itu (TOUTO - netral)bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,".
Kesimpulan / pandangan saya tentang Ef 2:8: sekalipun masih memungkinkan untuk menggunakan Ef 2:8 sebagai dasar untuk mengatakan bahwa iman adalah anugerah / pemberian Allah, tetapi mengingat perdebatan yang begitu hebat dalam persoalan itu, dan juga kuatnya argumentasi dari pihak lawan, maka saya berpendapat lebih baik kita tidak menggunakan ayat ini dalam menekankan bahwa iman adalah anugerah / pemberian Allah. Ada ayat-ayat lain yang jauh lebih kuat untuk menekankan hal itu, dan tanpa ada kemungkinan untuk diperdebatkan dalam artinya. 2. Fil 1:29 - "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.". Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris di bawah ini.
Pertama-tama: karena adanya kata-kata 'demi kepentingan Kristus' atau 'demi Kristus' dalam Kitab Suci - Kitab Suci bahasa Inggris, maka saya merasa perlu menjelaskan arti istilah itu di sini.
Catatan: kata-kata bagian akhir (yang saya garis-bawahi) rasanya tak masuk akal. Kalau 'penderitaan', memang bisa merupakan konsekuensi dari menjadi Kristennya seseorang. Tetapi bagaimana mungkin 'percaya kepada Kristus' merupakan konsekuensi dari menjadi Kristennya seseorang? Sekarang kita melihat bahwa ayat ini mengatakan bahwa baik percaya kepada Kristus (iman) maupun penderitaan bagi Dia, merupakan karunia / pemberian dari Allah kepada kita (orang-orang percaya). Saya tak membahas tentang penderitaan pada saat ini. Jadi saya hanya menekankan bahwa ayat ini menyatakan bahwa iman adalah pemberian Allah.
Kedua: sekarang mari kita perhatikan kata 'dikaruniakan'. Apa artinya?
Catatan: kata Yunani EKHARISTHE berasal dari kata kerja cari,zomai (KHARIZOMAI) yang salah satu artinya adalah 'to give freely' (= memberi dengan cuma-cuma) - Bible Works 7.
Jadi, ayat ini secara sangat jelas dan tak terhindarkan menunjukkan bahwa 'iman' (kepercayaan kepada Kristus) merupakan karunia / pemberian cuma-cuma dari Allah. Perhatikan bahwa Fil 1:29 ini tidak mengatakan bahwa yang dikaruniakan adalah 'kemampuan untuk beriman', tetapi 'iman' itu sendiri! Kalau memang demikian, apakah kita, dengan menggunakan kehendak bebas kita, yang memilih untuk percaya atau tidak percaya kepada Kristus? Apakah ajaran ini, yang merupakan ajaran Arminian, sesuai dengan Fil 1:29 ini? Kalau kita percaya karena kita menghendaki untuk percaya, apakah iman itu bisa disebut sebagai pemberian Allah? Kalau yang dikaruniakan hanyalah 'kemampuan untuk beriman' maka memang orang yang dikaruniai itu bisa saja tetap tidak mau beriman. Tetapi kalau yang dikaruniakan itu adalah 'iman' itu sendiri, bagaimana mungkin orang yang dikaruniai itu bisa tidak beriman? Dan ini secara pasti dan jelas mengarah pada doktrin Irresistible Grace (= Kasih karunia yang tidak bisa ditolak)!
Catatan: kata-kata Calvin yang saya beri garis bawah ganda jelas merupakan serangannya terhadap ajaran Arminian / Semi Pelagianisme.
Yoh 1:12-13- "(12) Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya; (13) orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.". 3. Kis 11:18 - "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: 'Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.'". Perhatikan bagian yang saya beri garis bawah ganda. KJV/RSV/NIV/Lit: 'repentance unto life' (= pertobatan kepada / menuju hidup). Kata 'repentance' (= pertobatan) di sini pasti tidak menunjuk pada pertobatan dari dosa, karena:
Catatan: kelihatannya Calvin mencampur-adukkan iman / pertobatan dengan kelahiran baru, mungkin karena iman tidak mungkin terjadi kalau tak ada kelahiran baru. Tetapi yang jelas ia mengatakan bahwa Allahlah yang melakukan hal itu.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Kis 11:18): "To 'grant' this is something more than what Grotius makes it, to be willing to grant pardon upon repentance. The case of Cornelius was so manifestly one of grace reigning in every stage of his religious history, that we can hardly doubt that this very thing was meant to be conveyed here; and this is just the grace that reigns in every real conversion." (= 'Mengaruniakan' ini adalah sesuatu yang lebih dari pada apa yang Grotius buat dengannya, mau untuk mengaruniakan pengampunan atas pertobatan. Kasus Kornelius adalah kasus yang dengan begitu jelas tentang kasih karunia yang bertakhta dalam setiap tahap dari sejarah agamawinya, sehingga kita tidak bisa meragukan bahwa hal inilah yang dimaksudkan untuk disampaikan di sini; dan inilah persisnya kasih karunia yang bertakhta dalam setiap pertobatan yang sejati.). Catatan: pandangan Grotius, yang saya beri garis bawah ganda, jelas merupakan pandangan tolol yang dipaksakan. Kis 11:18 itu mengatakan bahwa 'Allah mengaruniakan pertobatan', tetapi Grotius mengartikan 'Allah mau mengaruniakan pengampunan kalau orangnya bertobat', yang tentu saja merupakan dua hal yang sangat berbeda! 4. Ibr 12:2 - "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.". Kata-kata yang saya garis-bawahi itu salah terjemahan.
Sesuatu yang perlu diperhatikan adalah bahwa kata Yunani yang diterjemahkan 'author' (= pencipta) oleh KJV/NIV/NASB adalah ARKHEGON, yang mengandung kata Yunani ARKHE, yang biasanya diterjemahkan 'beginning' (= permulaan / pemulai), tetapi juga bisa diartikan sebagai 'source' (= sumber), atau 'origin' (= asal usul / asal mula).
Catatan: saya hanya menekankan bagian yang saya garis-bawahi. Bagian tengah dari kutipan kata-kata Barnes ini bagi saya sangat tidak masuk akal, dan bertentangan dengan bagian yang saya garis-bawahi. Itu juga secara tepat dibantah oleh kata-kata Abraham Kuyper di bawah ini.
Dari dua ayat di atas jelaslah bahwa kalau kita sudah di surga, dan sudah melihat semuanya, maka tidak ada lagi iman!
5. 2Kor 4:13 - "Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: 'Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata', maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.".
Catatan: kata 'metonymy' berarti 'use of the name of one thing for that of another assossiated with or suggested by it' (= penggunaan nama / sebutan dari satu hal untuk untuk hal yang lain yang berhubungan dengannya atau dikesankan ditunjukkan secara tak langsung olehnya) - 'Webster's New World Dictionary'.
Hodge lalu memberi beberapa contoh: a. Roh Kudus disebut 'Roh ke-anak-an'.
KJV: 'the Spirit of adoption' (= Roh adopsi). RSV: 'the spirit of sonship' (= roh ke-anak-an). NIV: 'the Spirit of sonship' (= Roh ke-anak-an). NASB: 'a spirit of adoption' (= suatu roh adopsi). Kata Yunani yang diterjemahkan 'adoption' / 'sonship' adalah HUIOTHESIAS, yang berarti 'pengadopsian sebagai anak' (Bible Works 7). b. Roh Kudus disebut 'Roh hikmat'.
c. Roh Kudus disebut 'Roh kasih karunia'.
d. Roh Kudus disebut 'Roh kemuliaan'.
Untuk ayat yang terakhir ini saya merasa tidak tepat penggunaannya, karena saya beranggapan bahwa 'Roh Kemuliaan' bukan berarti 'Roh yang memberi kemuliaan' tetapi 'Roh yang mulia'. Bandingkan dengan istilah 'The Lord of glory' bagi Yesus dalam 1Kor 2:8, yang jelas berarti 'Tuhan yang mulia'. Jadi, kalau Roh Kudus disebut 'Roh iman', itu menunjukkan bahwa Ia adalah pemberi / penyebab dari iman itu. 6. Yoh 1:12-13 - "(12) Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya; (13) orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.".
Saya tidak mengerti mengapa Matthew Henry mengatakan 'Perjanjian Baru'. Menurut saya, bahkan dalam jaman Perjanjian Lama, kelahiran baru juga datang dari Allah!
7. Mat 16:15-17 - "(15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: 'Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?' (16) Maka jawab Simon Petrus: 'Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!' (17) Kata Yesus kepadanya: 'Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga.".
Perhatikan bahwa Petrus baru memberikan suatu pengakuan iman yang benar tentang Kristus dalam Mat 16:16, tetapi Yesus lalu mengatakan bahwa hal itu bukan dinyatakan oleh 'manusia' (KJV/Lit: 'daging dan darah') kepadanya, tetapi oleh Bapa yang di surga!
Yak 1:17 - "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.".
Kata-kata bagian akhir "dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya", dalam NASB diterjemahkan dengan lebih tepat yaitu:'and anyone to whom the Son wills to reveal Him.' (= dan siapapun kepada siapa Anak menghendaki untuk menyatakan Dia).
-BERSAMBUNG- | ||||||
Persidangan Pastor Kong Hee Reses, Akan Digelar Kembali Januari 2014 Posted: 25 Nov 2013 01:02 AM PST Oleh : Martin Simamora
Persidangan Pastor Kong Hee Reses, Akan Digelar Kembali Januari 2014 Persidangan Pastor Kong Hee yang telah didakwa menggunakan dana gereja sejumlah $41 untuk karir sang isteri, saat ini tengah memasuki masa reses dan baru akan digelar kembali pada Januari 2014. Pastor Kong Hee- City Harvest telah didakwa dengan konspirasi untuk melakukan tindak kejahatan pelanggaran kepercayaan, bersama dengan lima anggota staf lainnya, termasuk Pastor Tan Ye Peng, anggota-anggota Chew Eng Han dan Lam Leng Hung, dan mereka yang bertanggung jawab pada pembukuan : Serina Wee Gek Yin dan Sharon Tan ShaoYuen, semuanya akan menghadapi 10-20 tahun penjara jika terbukti. Para jaksa telah, sebagaimana dilansir Christian Post, menuding bahwa para terdakwa telah menyalurkan uang "yang telah dialokasikan untuk dana pembangunan gereja menjadi bond-bond fiktif (sham bond) perusahaan yang berafiliasi dengan gereja "dan kemudian "telah memalsukan laporan keuangan gereja untuk membuat terlihat bahwa bond-bond tersebut telah ditebus." Jaksa juga telah mengklaim bahwa Kong dan rekan –rekan terdakwa lainya telah menggunakan $19 juta untuk secara langsung mendanai karir isteri Kong Hee, dan $20 juta lainya untuk menutupi jejak-jejak penyimpangan mereka. Isteri Kong, Ho Yeow Sun tidak menghadapi dakwaan-dakwaan, walau dia telah tampil untuk mendukung suaminya dalam persidangan. Kong menyatakan bahwa karir bernyanyi Ho dapat menjadi sebuah alat untuk menyebarkan Injil, walau jaksa telah menyingkirkan klaim-klaimnya ini, menyatakan bahwa penampilan-penampilan Ho di sebuah nightclub dalam video music Wyclef Jean "China Wine" dan "Mr Bill," dimana dia berperan sebagai seorang isteri Asia yang berbusana seronok atau memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya secara terbuka, melantunkan lagu tentang membunuh suaminya, menarik mereka ' yang tidak pernah mau memilih untuk mendatangi gereja dan mendengarkan seorang pengkhotbah." Martin Simamora|CP | ||||||
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -4 Posted: 23 Nov 2013 06:35 AM PST Oleh : Prof. John GruzelierCatatan Editor: Pada semua aspek, editor tidak menyetujui Hypnosis. Artikel ini bernilai sebagai referensi akademis dan kritis terhadap bahaya-bahayanya, sehingga selain bernilai informatif diharapkan dapat mengedukasi pembaca. |
Credit: www.americaremembers.com |
Setelah pertunjukan, dia merasa gelisah, bingung dan, dengan 'sesuatu hilang dalam kepalanya,' pergi keluar dan mencuri sebuah senjata. Ini bukan karakternya dan dia tidak memiliki sejarah perilaku anti sosial sebelumnya. Dalam tahun yang sama, Kleinhauz, Dreyfuss, Beran dan Azikri (1984) telah melaporkan sebuah kasus hipnosis panggung yang secara tak langsung memperlihatkan sebuah keadaan tertekan secara psikologis seorang partisipan, termasuk kecemasan, depresi dan dekompensasi psikotik episodik. Subyek telah mengalami pengalaman-pengalaman traumatik sebelumnya.
"ilustrasi"-nydaily |
Dia telah mengatakan pada si penghipnotis ditengah-tengah pertunjukan bahwa dia harus pergi ke toilet. Dia telah menginstruksikannya untuk melakukan ini ( maksudnya ke toilet) dalam cara tercepat yang dia bisa, dimana pada poin ini, dalam perjalanan menuju toilet, dia melompat dari panggung, mematahkan sebuah kakinya.
Pertunjukan hipnosis telah dihentikan begitu saja secara mendadak oleh kata-kata penghipnotis dengan berkata bahwa ketika dia berkata 'selamat malam' para partisipan akan merasakan 10.000 volt arus listrik mengalir di kursi yang mereka duduki. Pada titik ini, para penonton menggambarkannya sebagai 'terpental dari kursinya.'
"Human Plank" |
Di Jerman , seorang peserta sukses memenangkan tuntutan atas luka-luka yang dialaminya dari seorang penghipnotis panggung ketika sebuah pertunjukan rutin yaitu Human Plank, dia jatuh dengan wajahnya yang 'sekeras sebuah papan'dan menderita cidera fisik ( Peter, Personal communication, 2000).
Bersambung ke Bagian 5: Natur Efek-Efek Yang Tidak Dikehendaki Dipertimbangkan Kembali
UNWANTED EFFECTS OF HYPNOSIS: A REVIEW OF THE EVIDENCE AND ITS IMPLICATIONS,Contemporary Hypnosis (2000) Vol. 17, No. 4, 2000, pp. 163–193 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin SimamoraPosted: 23 Nov 2013 01:11 AM PST
Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
DASAR KEKRISTENAN / INJIL
Hal-hal yang akan dibahas dalam bagian ini adalah:
- Dosa.
- Hukuman bagi manusia berdosa.
- Penebusan oleh Yesus Kristus, melalui kematian dan kebangkitanNya.
- Iman / percaya dan pertobatan.
- Gunanya perbuatan baik / ketaatan, dan apa hubungan perbuatan baik / ketaatan dengan iman.
I Dosa.
1)Pentingnya kesadaran akan dosa.
Saya ingin menyadarkan saudara bahwa saudara bukan putih, ataupun abu-abu, ataupun putih dengan bintik-bintik hitam, tetapi hitam legam! Kesadaran akan dosa seperti itu adalah sesuatu yang sangat penting, karena kalau kita tidak menyadari bahwa kita adalah orang yang berdosa seperti itu, maka kita tidak akan merasa butuh seorang Juruselamat. Orang yang merasa dirinya baik adalah orang yang paling jauh dari keselamatan / paling tidak bisa diselamatkan.
Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
- Ro 10:1-3 - "(1) Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. (2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. (3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah".
- Luk 16:15 - "Lalu Ia berkata kepada mereka: 'Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah".
- Luk 18:9-14 - "(9) Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: (10) 'Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. (11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. (13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (14) Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.'".
Perhatikan beberapa kutipan di bawah ini:
- Thomas Carlyle: "The deadliest sins were the consciousness of no sin" (= Dosa-dosa yang paling mematikan adalah kesadaran terhadap tidak adanya dosa) - 'The Encyclopedia of Religious Quotations', hal 605.
- Martin Luther: "The recognition of sin is the beginning of salvation" (= Pengenalan akan dosa adalah permulaan dari keselamatan) - 'The Encyclopedia of Religious Quotations', hal 607.
- Charles Haddon Spurgeon: "Nothing is more deadly than self-righteousness, or more hopeful than contrition" (= Tidak ada apapun yang lebih mematikan dari pada perasaan bahwa diri sendiri itu benar, atau yang lebih memberikan pengharapan dari pada perasaan berdosa) - 'Morning and Evening', September 29, morning.
- Anonymous: "There is more hope for a self-convicted sinner than there is for a self-conceited saint" (= Ada lebih banyak harapan untuk orang berdosa yang sadar akan dosanya sendiri dari pada harapan yang ada bagi 'seorang kudus' yang menipu dirinya sendiri) - 'The Encyclopedia of Religious Quotation', hal 345.
Alkitab jelas mengatakan tak ada orang yang baik. Ro 3:12 - "Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak".
Tetapi celakanya, ada banyak orang yang merasa dirinya baik. Ini adalah 'orang kudus' yang menipu dirinya sendiri. Contohnya adalah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pada jaman Yesus.
Kesadaran akan dosa sendiri itu begitu penting, dan karena itu kalau dalam pelajaran ini saudara sepertinya 'ditelanjangi' dosa-dosanya, maka:
a) Jangan menjadi marah.
- Yak 1:19-22 - "(19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. (21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. (22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri".
Konteks dari Yak 1:19 itu adalah dalam urusan mendengar Firman Tuhan. Jadi ayat itu memperingatkan kita supaya tidak cepat marah pada saat mendengar Firman Tuhan.
- Barnes' Notes (tentang Yak 1:19): "The particular point here is, however, not that we should be slow to wrath as a general habit of mind, which is indeed most true, but in reference particularly to the reception of the truth" (= Tetapi hal yang khusus / terutama di sini adalah, bukan bahwa kita harus lambat untuk marah sebagai suatu kebiasaan umum dari pikiran kita, yang memang merupakan sesuatu yang benar, tetapi berkenaan secara khusus dengan penerimaan kebenaran).
- Barnes' Notes (tentang Yak 1:19): "We should lay aside all anger and wrath, and should come to the investigation of truth with a calm mind, and an imperturbed spirit. A state of wrath or anger is always unfavorable to the investigation of truth. Such an investigation demands a calm spirit, and he whose mind is excited and enraged is not in a condition to see the value of truth, or to weigh the evidence for it" (= Kita harus mengesampingkan semua kemarahan dan kemurkaan, dan harus datang pada penyelidikan kebenaran dengan pikiran yang tenang, dan suatu roh yang tenang / tak terganggu. Suatu keadaan murka atau marah selalu tidak baik / tidak menguntungkan bagi penyelidikan kebenaran. Penyelidikan seperti itu menuntut suatu roh yang tenang, dan ia yang pikirannya dikacaukan / diprovokasi atau dijadikan marah tidaklah dalam suatu keadaan untuk melihat nilai dari kebenaran, atau untuk menimbang bukti dari kebenaran itu).
- Calvin (tentang Yak 1:19): "as long as wrath bears rule there is no place for the righteousness of God" (= selama kemarahan memerintah di sana tidak ada tempat untuk kebenaran Allah).
Pada waktu mendengar Firman Tuhan seseorang bisa marah karena bermacam-macam alasan:
1. Waktu pergi ke gereja, hatinya sudah sumpek.
Ini bisa terjadi karena banyak hal. Mungkin karena di rumah bertengkar dengan istri, atau mungkin karena di jalan dipotong oleh becak / bemo, atau karena bermacam-macam hal lain yang terjadi sebelum orang itu datang ke gereja. Karena itu penting sekali kita datang ke gereja agak pagi, sekitar 15 menit sebelum kebaktian mulai, supaya bisa ada waktu untuk menenangkan diri dari kemarahan tersebut.
2. Khotbah itu menegur kehidupan saudara.
Misalnya saudara sering korupsi dan pengkhotbahnya membicarakan hukum 'jangan mencuri'. Atau saudara sering berzinah, dan pengkhotbah berbicara tentang hukum 'jangan berzinah' dan sebagainya. Saudara harus belajar untuk mau dengan senang hati mendengar teguran dari Firman Tuhan yang menyatakan dosa-dosa saudara.
Perhatikan beberapa ayat dari Amsal ini:
a. Amsal 10:17 - "Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat".
b. Amsal 12:1 - "Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu".
c. Amsal 15:5 - "Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak".
d. Amsal 15:10 - "Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati".
e. Amsal 15:32 - "Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi".
Dan juga, saudara harus ingat bahwa kalau pengkhotbah memberitakan suatu teguran yang didasarkan Firman Tuhan, maka sebetulnya teguran itu datang dari Tuhan, dan bukan dari pengkhotbah itu sendiri. Jadi, kalau saudara marah, saudara marah kepada Tuhan, dan bukan kepada pengkhotbah itu saja.
3. Khotbah itu menyerang kepercayaan / doktrin / aliran saudara.
Pada waktu saudara mendengar suatu ajaran yang bertentangan / berbeda dengan apa yang selama ini saudara percayai, jangan cepat-cepat menerima ataupun menolak / marah. Yang harus dilakukan adalah mendengar apa argumentasi / dasar Kitab Suci dari ajaran itu, lalu membandingkannya dengan argumentasi / dasar Kitab Suci dari apa yang selama itu saudara percayai. Kalau ajaran baru itu mempunyai argumentasi / dasar Kitab Suci yang lebih baik / kuat, maka saudara tidak boleh marah, atau bersikap acuh tak acuh, tetapi saudara harus menyesuaikan kepercayaan saudara dengan ajaran tersebut.
4. Saudara merasa pengkhotbah itu cuma bisa berkhotbah tetapi dia sendiri tidak melakukan khotbahnya. Dalam kasus seperti ini, ingat bahwa:
a. Seorang pengkhotbah harus mengkhotbahkan bukan hanya hal-hal yang bisa dia lakukan, tetapi juga hal-hal yang belum bisa ia lakukan. Kalau pengkhotbah hanya boleh mengkhotbahkan apa yang bisa ia lakukan dari Firman Tuhan, maka hanya sedikit yang bisa ia khotbahkan. Hukum terutama dalam Mat 22:37 tak bisa dikhotbahkan oleh siapapun, karena tak ada orang yang bisa melakukan hukum itu dengan sempurna! Seorang pengkhotbah harus mengkhotbahkan seluruh Firman Tuhan, dan tidak ada pengkhotbah yang bisa melakukan semua yang ia khotbahkan, kalau ia betul-betul mengkhotbahkan seluruh Firman Tuhan.
- Alexander Whyte: "Only once did God choose a completely sinless preacher" (= Hanya satu kali Allah memilih seorang pengkhotbah yang sama sekali tidak berdosa) - 'The Encyclopedia of Religious Quotations', hal 94.
b. Itu urusan pengkhotbah itu sendiri dengan Tuhan.
Ro 14:12 - "Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah".
c. Saudara tetap wajib mendengar dan berusaha mentaati ajarannya yang benar itu.
- Mat 23:1-3 - "(1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-muridNya, kataNya: (2) 'Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya".
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah 'menduduki kursi Musa'. Artinya 'telah menjadi pengajar Firman Tuhan'. Dalam Mat 23:3b Yesus mengatakan bahwa mereka hanya 'mengajarkannya tetapi tidak melakukannya'. Tetapi dalam Mat 23:3a, Yesus tidak menyuruh murid-muridNya supaya tidak mendengar / mentaati mereka, tetapi sebaliknya, tetap menyuruh mereka mentaati ajaran itu (selama ajaran itu benar).
Ilustrasi: kalau saudara bersama-sama teman-teman sekerja saudara sedang bicara dengan keras, bergurau, sehingga menimbulkan kegaduhan dalam tempat kerja saudara, lalu boss saudara merasa terganggu, dan ia lalu menyuruh seorang pegawai lain untuk menyuruh saudara tenang, maka saudara harus menuruti perintah itu, tak peduli pegawai yang disuruh boss itu sendiri membuat keributan! Kalau ia sendiri ribut, itu urusan dia dengan boss, tetapi urusan saudara adalah mentaati boss saudara!
Ada saat dimana seseorang bukan hanya boleh marah, tetapi harus marah, pada saat mendengar suatu khotbah, yaitu pada saat pengkhotbah memberikan ajaran sesat. Tetapi perlu diingat bahwa kalau khotbah / ajaran itu sesat, maka sebetulnya itu bukanlah Firman Tuhan. Sabar pada waktu mendengar ajaran sesat, bukanlah sabar, tetapi bodoh / blo'on.
- 2Kor 11:4 - "Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima".
- Wah 2:1-2 - "(1) 'Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kananNya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. (2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta".
Perhatikan bahwa dalam 2Kor 11:4 'kesabaran' seseorang pada waktu mendengar ajaran sesat justru dikecam, dan dalam Wah 2:2 'ketidak-sabaran' seseorang (atau 'kemarahan' seseorang) terhadap nabi-nabi palsu justru dipuji.
b) Jangan berhenti mengikuti pelajaran ini dengan alasan saudara merasa tidak damai, tidak sukacita dsb. Teguran dosa memang bisa membuat kita sedih, sumpek, gelisah dan sebagainya. Tetapi itu tetap tidak boleh membuat kita berhenti mendengar.
Bdk. 2Kor 7:8-10 - "(8) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu - kendatipun untuk seketika saja lamanya - (9), namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikitpun tidak dirugikan oleh karena kami. (10) Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian".
Bandingkan Yudas Iskariot, yang berdukacita lalu bunuh diri, dengan Petrus, yang berdukacita (setelah menyangkal Yesus 3x) tetapi lalu bertobat.
Sebaliknya bersyukurlah atas kesadaran terhadap dosa itu, dan bertekunlah dalam belajar Firman Tuhan, karena dengan makin menyadari dosa, saudara akan lebih mudah untuk percaya kepada Yesus dan diselamatkan.
Sekarang bagaimana dengan orang-orang yang sudah sungguh-sungguh Kristen?
Apakah kesadaran akan dosa juga perlu bagi mereka? Jelas ya! Bagi saudara yang adalah orang yang sudah betul-betul percaya kepada Kristus, kesadaran akan dosa itu tetap merupakan sesuatu yang sangat penting, karena:
- Kesadaran terhadap dosa itu bisa memberikan kerendahan hati kepada saudara, dan menyebabkan saudara tidak sembarangan dalam menghakimi orang yang berbuat salah.
- Kesadaran terhadap dosa itu memungkinkan saudara menyesali dosa itu, minta ampun atasnya, bertobat darinya, dan lebih berjuang dalam pengudusan.
Banyak orang menentukan sesuatu itu dosa atau tidak, dengan menggunakan standard yang salah.
Contoh standard yang salah adalah:
a) Apakah yang ia lakukan itu merugikan / menyakiti orang lain atau menyenangkan orang lain.
Tindakan / kata-kata yang merugikan / menyakiti orang lain ia anggap sebagai berdosa, sedangkan tindakan / kata-kata yang tidak merugikan / menyakiti orang lain ia anggap tidak berdosa. Sebaliknya, kalau tindakan / kata-katanya menyenangkan orang lain, maka ia menganggapnya sebagai suatu kebaikan.
b) Pandangan umum / manusia.
Ini jelas salah, karena seluruh dunia adalah orang berdosa sehingga sering terjadi bahwa suatu dosa dianggap benar oleh masyarakat, dan sebaliknya, sesuatu yang benar justru dicela / dikecam.
Illustrasi: Dalam kalangan orang gila, yang waras itu yang dianggap gila! Dalam gereja yang sudah meninggalkan Alkitab, orang kristen yang Injili / Alkitabiah dianggap sebagai orang extrim, fanatik, dsb.Penerapan: Jangan melakukan sesuatu hanya karena semua orang menyetujuinya atau juga melakukannya, dan jangan menolak melakukan sesuatu hanya karena banyak orang menentang hal itu. Bisa saja, semua orang banyak itu salah semua! Kebenaran bukan demokrasi! Suara terbanyak belum tentu merupakan sesuatu yang benar! Pada jaman Yesus, hanya sedikit orang yang setuju dengan Dia, tetapi Dia yang benar!
c) Suara hati / hati nurani.
Mengapa? Karena:
1. Perlu diingat bahwa karena manusianya berdosa, maka suara hatinyapun ikut dikotori oleh dosa.
- Tit 1:15 - "Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis".
2. Suara hati akan padam kalau tidak dituruti.
3. Suara hati sangat dipengaruhi pandangan sekitar / umum.
Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang suka mencaci maki / mengeluarkan kata-kata kotor, tidak akan ditegur oleh hati nuraninya pada waktu ia mengeluarkan makian / kata-kata kotor. Seseorang yang melakukan dosa yang sudah umum dilakukan orang di sekitarnya, seperti berdusta atau ngaret (terlambat), mungkin sekali suara hatinya tidak akan menegur dia.
Penerapan: Karena itu, janganlah saudara berani melakukan sesuatu hal, hanya karena perasaan / hati saudara tetap merasa enak! Sebaliknya, janganlah saudara tidak melakukan sesuatu hal, hanya karena hati / perasaan saudara merasa tidak enak.
Standard yang benar untuk menentukan apakah sesuatu itu dosa atau tidak adalah Kitab Suci / Firman Tuhan!
Ini terlihat dari:
Jadi ayat ini mengatakan bahwa salah satu fungsi Firman Tuhan adalah untuk menunjukkan kesalahan / dosa-dosa kita. Jadi Firman Tuhan itu seperti cermin bagi kita yang bisa kita pakai untuk melihat kejelekan-kejelekan kita sendiri.
c) Ro 3:20b - "oleh hukum Taurat orang mengenal dosa".
Jadi, kalau saudara mau melakukan sesuatu, maka jangan pedulikan orang lain menjadi senang atau tidak karena tindakan kita, dan juga jangan pedulikan pandangan umum ataupun hati nurani saudara, tetapi pikirkan lebih dulu bagaimana pandangan / ajaran Kitab Suci tentang hal itu. Kalau Kitab Suci menyetujuinya, maka lakukanlah; sebaliknya kalau Kitab Suci mengecamnya / menganggapnya sebagai dosa, maka janganlah melakukannya.
a) Dosa bisa dilakukan melalui perbuatan, perkataan, ataupun hati / pikiran / motivasi yang salah.
b) Dosa bisa dilakukan secara aktif atau secara pasif.
2. Secara pasif, dimana kita tidak melakukan apa yang Allah perintahkan.
Bandingkan juga dengan'kambing-kambing' dalam Mat 25:31-46 yang dihukum karena tidak melakukan apa yang baik.
Contoh:
- Tidak pergi ke gereja pada hari Minggu (kecuali karena sakit).
- Tidak mau belajar Firman Tuhan / berdoa / memuji Tuhan / melayani Tuhan.
- Tidak mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran, perasaan (Mat 22:37). Saya kira setiap orang senantiasa berbuat dosa karena tidak mentaati hukum ini!
- Tidak mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Mat 22:39).
- Tidak menolong mereka yang membutuhkan pertolongan / layak ditolong, padahal kita bisa melakukannya (Amsal 3:27 Mat 25:42-45).
c) Dosa bisa dilakukan dengan sengaja / disadari atau dengan tidak sengaja / tidak disadari.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
- Kel 21:12-14- "(12) 'Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati. (13) Tetapi jika pembunuhan itu tidak disengaja, melainkan tangannya ditentukan Allah melakukan itu, maka Aku akan menunjukkan bagimu suatu tempat, ke mana ia dapat lari. (14) Tetapi apabila seseorang berlaku angkara terhadap sesamanya, hingga ia membunuhnya dengan tipu daya, maka engkau harus mengambil orang itu dari mezbahKu, supaya ia mati dibunuh".
- Bil 35:9-25 - "(9) TUHAN berfirman kepada Musa: (10) 'Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah Kanaan, (11) maka haruslah kamu memilih beberapa kota yang menjadi kota-kota perlindungan bagimu, supaya orang pembunuh yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. (12) Kota-kota itu akan menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut balas, supaya pembunuh jangan mati, sebelum ia dihadapkan kepada rapat umat untuk diadili. (13) Dan kota-kota yang kamu tentukan itu haruslah enam buah kota perlindungan bagimu. (14) Tiga kota harus kamu tentukan di seberang sungai Yordan sini dan tiga kota harus kamu tentukan di tanah Kanaan; semuanya kota-kota perlindungan. (15) Keenam kota itu haruslah menjadi tempat perlindungan bagi orang Israel dan bagi orang asing dan pendatang di tengah-tengahmu, supaya setiap orang yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. (16) Tetapi jika ia membunuh orang itu dengan benda besi, sehingga orang itu mati, maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. (17) Dan jika ia membunuh orang itu dengan batu di tangan yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, sehingga orang itu mati, maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. (18) Atau jika ia membunuh orang itu dengan benda kayu di tangan yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, sehingga orang itu mati, maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. (19) Penuntut darahlah yang harus membunuh pembunuh itu; pada waktu bertemu dengan dia ia harus membunuh dia. (20) Juga jika ia menumbuk orang itu karena benci atau melempar dia dengan sengaja, sehingga orang itu mati, (21) atau jika ia memukul dia dengan tangannya karena perasaan permusuhan, sehingga orang itu mati, maka pastilah si pemukul itu dibunuh; ia seorang pembunuh; penuntut darah harus membunuh pembunuh itu, pada waktu bertemu dengan dia. (22) Tetapi jika ia sekonyong-konyong menumbuk orang itu dengan tidak ada perasaan permusuhan, atau dengan tidak sengaja melemparkan sesuatu benda kepadanya, (23) atau dengan kurang ingat menjatuhkan kepada orang itu sesuatu batu yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, sehingga orang itu mati, sedangkan dia tidak merasa bermusuh dengan orang itu dan juga tidak mengikhtiarkan celakanya, (24) maka haruslah rapat umat mengadili antara orang yang membunuh itu dan penuntut darah, menurut hukum-hukum ini, (25) dan haruslah rapat umat membebaskan pembunuh dari tangan penuntut darah, dan haruslah rapat umat mengembalikan dia ke kota perlindungan, ke tempat ia telah melarikan diri; di situlah ia harus tinggal sampai matinya imam besar yang telah diurapi dengan minyak yang kudus".
- Ul 19:4-6,11-12- "(4) Inilah ketentuan mengenai pembunuh yang melarikan diri ke sana dan boleh tinggal hidup: apabila ia membunuh sesamanya manusia dengan tidak sengaja dan dengan tidak membenci dia sebelumnya, (5) misalnya apabila seseorang pergi ke hutan dengan temannya untuk membelah kayu, ketika tangannya mengayunkan kapak untuk menebang pohon kayu, mata kapak terlucut dari gagangnya, lalu mengenai temannya sehingga mati, maka ia boleh melarikan diri ke salah satu kota itu dan tinggal hidup. (6) Maksudnya supaya jangan penuntut tebusan darah sementara hatinya panas dapat mengejar pembunuh itu, karena jauhnya perjalanan, menangkapnya dan membunuhnya, padahal pembunuh itu tidak patut mendapat hukuman mati, karena ia tidak membenci dia sebelumnya. ... (11) Tetapi apabila seseorang membenci sesamanya manusia, dan dengan bersembunyi menantikan dia, lalu bangun menyerang dan memukul dia, sehingga mati, kemudian melarikan diri ke salah satu kota itu, (12) maka haruslah para tua-tua kotanya menyuruh mengambil dia dari sana dan menyerahkan dia kepada penuntut tebusan darah, supaya ia mati dibunuh".
- Luk 12:47-48- "(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.'".
2. Kesengajaan memperberat dosa, sehingga biarpun suatu dosa relatif kecil (seperti ngaret / terlambat, iri hati, berdusta, dsb), tetapi kalau terus menerus dilakukan dengan sengaja, ini diperhitungkan cukup berat!
d) Semua tindakan yang bertentangan dengan Firman Tuhan, baik secara eksplisit maupun secara implicit, adalah dosa.
Sebagai contoh
, perzinahan secara explisit bertentangan dengan hukum 'jangan berzinah' (Kel 20:14). Pembunuhan secara explisit bertentangan dengan hukum 'jangan membunuh' (Kel 20:13). Tetapi bagaimana dengan tindakan merokok? Tidak ada ayat Kitab Suci yang secara explicit bertentangan dengan tindakan ini. Tetapi ini tidak berarti bahwa orang Kristen boleh merokok. Ada hukum kasih dalam Mat 22:39 yang memerintahkan kita untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Tindakan merokok jelas merusak diri sendiri, maupun orang-orang lain di sekitar si perokok itu, dan karena itu merupakan tindakan yang tidak mengasihi, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang-orang lain. Jadi, sekalipun tindakan merokok tidak bertentangan secara explicit dengan ayat manapun dalam Kitab Suci, tetapi tindakan itu bertentangan secara implicit dengan ayat Kitab Suci. Jadi itu tetap merupakan dosa.4) Hukum Taurat (10 Hukum Tuhan) terdapat dalam Kel 20:3-17 dan Ul 5:7-21, dan merupakan bagian Firman Tuhan yang mempunyai fungsi khusus dalam menunjukkan dosa-dosa kita.
- Ro 3:20- "Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa".
- 1Tim 1:8-11 - "(8) Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, (9) yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, (10) bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat (11) yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku".
Dalam pelajaran-pelajaran yang akan datang, sambil mempelajari arti dari 10 Hukum Tuhan itu, marilah kita membandingkannya dengan hidup kita sendiri supaya kita bisa mengetahui / menyadari dosa-dosa kita.
-o0o-
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -3
Posted: 22 Nov 2013 06:32 AM PST
Oleh : Prof. John Gruzelier
Catatan Editor: Pada semua aspek, editor tidak menyetujui Hypnosis. Artikel ini bernilai sebagai referensi akademis dan kritis terhadap bahaya-bahayanya, sehingga selain bernilai informatif diharapkan dapat mengedukasi pembaca.
Ini adalah artikel pertama dari rangkaian utama topik ini yang terdiri 3 artikel yang telah dipilih untuk memberikan wawasan yang memadai. Dua artikel lainnya yang kelak akan disajikan merupakan penjelasan:
JOHN F. KIHLSTROM Department of Psychology, University of California, Berkeley, dan Tim Bayne - University of Oxford
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya
Induksi-Induksi Kognitif Versus Ideomotor
[Catatan : ideomotor sederhananya adalah efek dalam sebuah fenomena psikologi dimana dalam fenomena ini sebuah subyek membuat gerakan-gerakan yang dilakukan secara tak disadarinya; sebagai contoh, tubuh memproduksi air mata dalam merespon pada emosi-emosi yang sangat kuat, tanpa orang tersebut secara sadar memutuskan untuk menangis-editor Anchor]
Hal yang belakangan tersebut telah diasosiasikan dengan level-level susceptibility yang lebih rendah. Akan tetapi, telah ada ekspetasi-ekspetasi pada generalisasi-generalisasi ini, sebagaimana telah nyata/ terbukti dari studi-studi kasus Hilgard dkk (1961). Terkait dengan mekanisme, studi-studi telah mengonfirmasikan bahwa efek-efek buruk kognitif dapat dihasilkan dari memori-memori dan penggagasan-penggagasan personal yang telah dipicu oleh sugesti-sugesti spesifik.
Dalam kesimpulan, proporsi-proporsi pada pengalaman-pengalaman para partisipan atas efek-efek yang tak dikehendaki , memperlihatkan didominasi ideomotor yang secara ketat berulang—7,7% ( Hilgard dkk, 1961) versus 5% ( Helen J Crawford Phd dkk, 1982), dimana telah terlihat proporsi-proporsi pengalaman adalah item-item atau perihal-perihal yang didominasi Kognitif—31% ( Hilgard,1974) versus 29% ( Crawford dkk, 1982). Susceptibility hipnotik yang tinggi juga telah diasosiasikan dengan mengalami reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki, tetapi pada susceptibility yang rendah tidak menghalangi reaksi-reaksi buruk, secara khusus respon-respon autonomic seperti sakit kepala dan mual.
Tidak ada peningkatan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas klinik oleh kedua grup, dengan insomnia yang lebih kecil dalam grup hipnosis dan satu rujukan psikiatrik dari grup eksperimental. Karena alasan-alasan yang tak dapat dijelaskan, 'sebuah perbaikan dalam neurotik, psikotik dan profil-profil masalah perilaku' pada MMPI telah terjadi pada kedua grup. Dengan kata lain, sebagai sebuah hasil hipnosis, atau sekedar menghadiri sebuah kuliah hipnosis, personalitas telah berubah. Bagaimana ciri khas personalitas dapat diubah dengan menghadiri sebuah kuliah adalah kabur/tidak jelas dan menuntut pertanyaan akan validitas item-item laporan atas diri mereka oleh mereka sendiri.
Coe dan Ryken (1979) telah menyurvei siswa-siswa perguruan tinggi AS tentang efek-efek positif dan negatif yang mengikuti setelah hipnosis dengan sebuah kuesioner laporan diri sendiri oleh Department of Health, Education and Walfare, diantaranya "pada prosedur-prosedur berbahaya yang memiliki kapasitas untuk menciptakan stres atau bahaya pada tubuh.' Hipnosis ( diselenggarakan baik dengan SHSS: A dan SHSS:C) telah dibandingkan dengan 4 situasi lainnya—sebuah ekperimen belajar verbal, menghadiri sebuah kelas, mengikuti sebuah ujian, kehidupan perguruan tinggi secara umum selama dua hari terakhir.
Hanya dibawah setengah dari subyek-subyek yang telah melaporkan efek-efek negatif hipnosis ( 34/70) dan pada saat yang bersamaan, hipnosis telah menerima penilaian yang lebih tinggi pada kesenangan daripada situasi-situasi lainya. Tidak ada data kuantitatif yang telah disediakan mengenai tiga macam berbeda efek-efek negatif dan positif pada subyek grup-grup berbeda. Akan tetapi, berdasarkan konklusi-konklusi mereka pada sebuah kategorisasi umum terkait apakah benar atau tidak efek-efek lanjutan telah lebih atau kurang sering atau sama secara statistik ( dengan hipnosis telah dibandingkan dengan kondisi-kondisi lainnya), mereka telah menyimpulkan bahwa 'hipnosis bukan lagi hal yang menyebabkan masalah dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas yang diperbandingkan' ( 1979;673). Membandingkan dengan kehidupan kampus, menghadiri kelas dan sebuah ujian, hipnosis dan eksperimen belajar verbal memiliki keserupaan, cenderung membuat mahasiswa-mahasiswa cemas, ketakutan, tidak bahagia dan tertekan, dimana hipnosis lebih dari sekedar eksperimen kognitif yang telah diasiosiasikan dengan kepala pusing, leher yang tegang/sakit, lemas, pusing-pusing, keletihan yang sangat hingga membuat kantuk dan sebuah hasrat untuk tidur sesaat, walaupun di hampir semua kasus, tidak ada yang melebih hipnotis dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Susceptiblity atau kerentanan pada SHSS:C telah dikatakan menjadi secara positif berkolerasi dengan kategori kognitif 'mimpi-mimpi dan pikiran-pikiran tak lazim,' dengan dengan efek lanjutan positif.
Disamping limitasi atau pembatasan pada natur buram pada analisa kuantitatif, sayangnya tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengharmonikan grup-grup pada susceptibility /kerentanan maupun para peneliti itu telah membuat laporan demografi atau data susceptibility untuk mengindikasikan apakah grup-grup tersebut dapat diperbandingkan dengan cara apapun. Data terkait level-level susceptibility (kerentanan- dalam hal mudah dipengaruhi sesuatu) yang telah dicapai akan sangat membantu untuk validasi yang telah diberikan dimana para partisipan yang telah dihipnotis oleh 15 mahasiwa psikologi program sarjana tanpa memiliki pengalaman sebelumnya menyelenggarakan hipnosis.
Ketika skala-skala klasik Stanford dan Havard dikembangkan oleh para peneliti, mereka telah menyadari kemungkinan reaksi-reaksi negatif pada hypnosis dan telah mengambil langkah-langkah spesifik untuk meminimalisasi reaksi-reaksi negatif dalam prosedur-prosedur yang telah diadopsi dalam konstruksi skala ( Hilgard, 1965). Rekaman-tape asli Harvard Group Scale mencakup sebuah kata pembuka yang panjang lebar yang bertujuan untuk membuat jelas atau jernih atau melenyapkan hal-hal membingungkan pada hipnosis, melemahkan prasangka-prasangka negatif, melenyapkan kecemasan-kecemasan dan membangun sebuah kerja kemitraan yang positif dengan subyek. Semua sugesti pada skala-skala ini selama hipnosis secara seksama telah disingkirkan sebagai bagian standardisasi prosedur, bahkan jika subyek terlihat tidak merespon, dan gagal untuk merespon, dilakukan kembali dalam sebuah cara yang positif.
Sejumlah studi-studi formal yang telah dipublikasikan, mengeksaminasi lebih lanjut strategi-strategi yang mana untuk memperkecil efek-efek lanjutan yang negatif. Hanya dua studi telah menyampaikan dua perihal ini. Dalam sebuah studi skala kecil Crawford dkk (1982) telah memasukan sebuah kuliah untuk menjernihkan dan sebuah sesi tanya dan jawab sebelum induksi hipnosis, dan setelah hypnosis, mereka diperkenalkan dengan sebuah latihan peregangan dalam sebuah upaya untuk mengurangi penurunan semangat yang seperti apapun. Sebelum ini, Crawford dkk telah meminta semua subyek untuk mengisi kuesioner-kuesioner dan siapa saja yang mengakui telah menerima psikoterapi dan konseling telah dikeluarkan sejak awal. Walaupun tidak ada keunggulan statistik ditemukan, ada sebuah pandangan bahwa lebih sedikit partisipan menjalani intervensi (sebuah upaya intervensi untuk memodifikasi dampak) mengalami keletihan berat yang membuat kantuk dan membutuhkan tidur sejenak—0/5 berbanding dengan 5/9 pada grup kontrol.
Sebagai sebuah hal yang dikesampingkan, efek-efek buruk mungkin menjadi tidak dapat direpresentasikan dalam studi-studi Crawford sehubungan karyanya selalu dikarakteristikan oleh sebuah pendekatan menyeluruh secara ekstrim untuk penaksiran susceptibility ( kerentanan untuk dipengaruhi secara mudah), mulai dengan sebuah grup penyaringan dengan menggunakan Skala Harvard dengan sebuah undangan pada sebuah penyaringan yang telah diubah sehingga pas untuk setiap kebutuhan individu pada skala Standford C. Kerap hal ini mereduksi jumlah subyek-subyek dan itu tidak masuk akal untuk mengasumsikan bahwa satu alasan bahwa subyek tidak dilanjutkan ke penyaringan ke-2 mungkin karena akibat kondisi lanjutan yang negatif.
Page dan Handley ( 1993) menggambarkan, untuk meminimalisasi reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki dengan memasukan sebuah kuliah yang menjelaskan atau menjernihkan dari kebingungan dan dengan mengatakan grup eksperimental tidak ada treatment khusus dilakukan, yang memiliki implikasi bahwa tidak ada efek-efek jangka panjang yang telah diharapkan bakal terjadi. Mereka juga telah menyingkirkan dari Harvard Goup Scale referensi apapun pada efek-efek setelah hipnosis—sebagai contoh, 'kamu tidak akan mengalami sakit kepala atau efek-efek lainnya.' Hal penting, mereka telah mengikut sertakan subyek-subyek berusia dewasa, mereka telah menggunakan tugas acak, dan mereka telah mendapatkan sebuah sampel yang besar. Subyek-subyek dengan rentang usia antara 17 dan 60 tahun, dengan rata-rata 22,5 tahun, telah secara acak ditempatkan pada 2 grup yang telah diberikan HGSHS:A - Harvard Group Scale of Hypnotic Susceptibility: Form A. Satu grup yang merupakan sebuah grup eksperimental yang memiliki strategi-strategi yang bertujuan untuk menyingkirkan akibat-akibat lanjutan yang buruk ( dimana n sama dengan 340) . Mereka juga telah melaporkan sebuah "kelas grup perbandingan ad hoc' yang telah diberikan sebuah filem dan kuliah yang tidak terkait dengan hpnosis ( partisipan atau n sama dengan 59).
Terkait dengan insiden efek-efek, dengan mengabaikan grup mana, 44,1 % telah mengalami sejumlah reaksi-reaksi yang tak dikehendaki selama atau sesudah hipnosis. Dalam efek-efek setelah hipnosis ,mereka telah membedakan efek-efek jangka pendek ( yakni, dari 5 menit hingga mencapai satu jam setelah hipnosis) dari efek-efek jangka panjang ( yakni, dari satu jam hingga mencapai dua hari kemudian, yang merupakan akhir periode observasi mereka).
Sejumlah 21,4% partisipan telah melaporkan efek-efek jangka pendek dan lebih lanjut, 16,7% telah melaporkan baik efek-efek jangka pendek dan jangka panjang, menghasilkan sebuah total gabungan 38,1%. Natur dari dampak lanjutan mencakup rentang yang telah dilaporkan oleh orang-orang lain, walaupun para peneliti telah mengabaikan dari analisa-analisa mereka : kebingungan, keletihan berat yang mendatangkan kantuk, dan gampang marah dengan dasar bahwa hal-hal ini non spesifik-tidak khusus. Memperhatikan bahwa kekhususan adalah sebuah isu sekunder, adalah patut untuk diperhatikan bahwa kebingungan telah dinilai sebanyak 35 partisipan dan keletihan berat yang mendatangkan kantuk pada 105 peserta.
Sebagaimana pada riset terdahulu, masalah-masalah psikologis sebelumnya dan sebuah pengalaman tidak menyenangkan dengan anestasi telah diasosiasikan dengan efek-efek negatif setelah hipnosis tetapi di sini hal-hal ini tidak disajikan dalam angka-angka yang memadai untuk menjadi prediktif. Mendukung Coe dan Ryken ( 1979) dan Crawford dkk ( 1982), reaksi-reaksi yang tak dikehendaki telah secara positif diasosiasikan dengan level-level susceptibility/kerentanan untuk dipengaruhi dengan mudah.
Strategi-strategi Page dan Handley telah sukses dalam mengurangi reaksi-reaksi yang tak dikehendaki sebagai efek-efek setelah hipnosis, tetapi mereka tidak mengurangi reaksi-reaksi yang tak dikehendaki yang terjadi bersamaan dengan hipnosis.
Ketika periode evaluasi mencakup hipnosis dan dan diluaskan dari permulaan induksi sampai dengan dua hari setelah hipnosis, tidak ada perbedaan-perbedaan yang telah dilaporkan pada efek-efek buruk—45,6 persen pada subyek-subyek dalam grup kontrol dan 43,5% subyek-subyek grup eksperimental.
Tetapi ketika kriteria-kriteria lebih ketat digunakan, ada sebuah tren atau kecenderungan ( dimana p sama dengan 0.10) untuk grup eksperimental yang melaporkan konsekuensi-konsekuensi buruk yang lebih sedikit—35.2% dibandingkan dengan 41,2 % dari grup kontrol ( ini adalah grup yang terdiri dari partisipan yang tidak menerima treatment eksperimental, ketika eksperimen dijalankan, orang-orang ini dipilih secara acak untuk ada dalam grup ini. Mereka juga sangat menyerupai para partisipan dalam grup eksperimental, atau individu yang menerima treatment, baca di
sini).Strategi-strategi mereka telah sukses untuk efek-efek jangka panjang setelah hipnosis—19,7% untuk grup kontrol versus 13,8% untuk grup eksperimental ( p sama dengan 0.04), tetapi tidak ada perbedaan dalam efek-efek jangka pendek setelah hipnosis. Alhasil, strategi-strategi Page dan Handley tidak memiliki efek bagi periode hipnosis itu sendiri dan hingga satu jam setelah hipnosis , tetapi memiliki manfaat bagi efek-efek lebih panjang setelah hipnosis hingga berakhirnya dua hari periode observasi.
Akhirnya, walau bukan sebuah studi formal, Orne ( 1965) telah menawarkan sebuah komentar atas dampak lanjutan yang tak dikehendaki dan anjuran-anjuran untuk pengamanan-pengamanan dalam konteks eksperimental. Dia merekomendasikan bahwa fokus dalam investigasi-investigasi eksperimental semestinya menjadi sebagai non personal sebagai dapat dipraktikan, merujuk pada potensi asosiasi potensial antara peristiwa masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan seperti regresi usia dan induksi mimpi seharusnya diperlakukan sebagai netral dalam cara yang mungkin. Akan tetapi, ini lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan, karena pada hal yang paling mendasar impersonalitas hipnosis tidak dapat dijamin. Perhatian Orne pada umumnya ditarik dari penggunaan-penggunaan hipnosis klinik, dimana sebuah perhatian utama terkait reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki pada saat membangkitkan ingatan atau emosi masa lampau atas trauma yang dapat diasosiasikan dengan penampakan gejala-gejala psikomatik baik itu selama dan sesudah hipnosis.
Dalam memandang secara mendasar natur personal hipnosis klinik, telah ada sebuah perhatian yang lebih besar terkait dengan reaksi-reaksi yang tak diharapkan dan tidak benar dalam hipnosis klinik dari dalam latar laboratorium dan keseriusan efek-efek yang telah dilaporkan kerap lebih besar. Ini hal yang tidak terduga, memperhatikan bahwa kontras dengan skala waktu yang berlainan dan secara relatif natur hipnosis eksperimental yang tidak berbahaya, hipnoterapi biasanya secara khusus telah digunakan disepanjang perjalanan sesi-sesi,dan untuk dapat menghasilkan perubahan-perubahan yang bertahan, kerap pada pasien-pasien dengan psikopatologi (apa ini? baca ini) dan dengan maksud mengatasi perilaku psikopatologi secara langsung, dalam sebuah upaya untuk melenyapkan gejala-gejala.
Meskipun demikian, sebagaimana telah ditemukan dalam hipnosis eksperimental, efek-efek buruk telah dihasilkan hanya pada prosedur induksinya saja ( West dan Deckert, 1965). Bukti telah secara khusus dilaporkan dalam bentuk laporan-laporan atau survei-survei kasus dari para praktisi.
Laporan Kasus-KasusAda sebuah literatur klinik yang ekstensif, memberikan peringatan terhadap tindakan yang membawa pada sebuah kondisi tiba-tiba yang menyebabkan reaksi-reaksi kecemasan serius dan gangguan-gangguan psikomatik dalam diri pasien dengan piskopatologi yang diketahui atau diduga(Rosen, 1953; Weitzenhoffer, 1957; Gill dan Brenman, 1959; Meares.1960; Orne 1965).
Selama workshop hipnosis klinik, dia telah dihipnotis dan dengan itu dibawa untuk mengingat kembali sebuah tangga imajiner dengan tanpa reaksi-reaksi buruk pada saat itu. Tetapi esoknya dia telah mengalami perubahan kepribadian. Dia telah menjadi sangat gelisah/cemas dan perasaan tak bahagia yang ekstrim. Sebagaimana yang telah dia ungkapkan :'karena sesuatu yang buruk yang salah dengan pikirannya' (1995:22). Dalam diskusi dengan Barber, perawat itu juga telah menyatakan :'Semenjak itu, saya telah menjadi seperti terjebak dibagian dasar langkah-langkah itu! Saya ada di sini, tetapi saya juga di sana!' (1995:22). Dengan alasan bahwa dia telah mengekspresikan sebuah pengalaman disosiatif, Barber telah menghipnotis ulang dia dan memanggilnya setahap demi setahap dalam scenario menuruni tangga. Dalam perjalanan skenario ini, si perawat telah menjadi 'sepenuhnya telah terserap dalam sebuah kebisingan yang sangat kuat, sangat menakutkan, pemulihan psikkologis melalui ekspresi emosi terbuka dan emosi-emosi yang kuat atau khatarsis ( misal: menangis adalah sebuah pelepasan katarsis) pada pengalaman abreaction ( ekspresi dan konsekuensi lepasnya emosi sebelumnya yang dipendam, terjadi melalui mengenang pengalaman yang menyebabkannya—khususnya melalui hipnosis).
Khatarsis ini terkait dengan tindak kekerasan aktual dalam masa kanak-kanak oleh ibunya. Seperti yang diungkapkan Barber, ' Saya mulai memahami wanita ini sebagai menderita sebuah disosiatif kompleks yang telah menyelubunginya hingga insiden buruk dalam hipnosis sehari sebelumnya' (1995:22).Kasus ini mengungkapkan potensi sebuah abreaction traumatik yang tertunda dikarenakan kebangkitan memori-memori tindak kekerasan di masa kanak-kanak.
Akan tetapi, dominasi secara historis adalah psikopatologi-psikopatologi (studi kekacauan mental) dan psikosis (sebuah kekacauan mental/jiwa dimana pikiran dan emosi sedemikian timpang dimana kontak tidak ada dengan realita eksternal), skizoferenia ( sebuah kekacauan mental jangka panjang dari sebuah tipe yang melibatkan sebuah kerusakan relasi antara pikiran, emosi, dan perilaku, menyebabkan persepsi yang salah, tindakan-tindakan dan perasaan-perasaan yang tidak pantas/tepat, menarik diri dari realita dan hubungan-hubungan personal masuk kedalam fantasi dan delusi,dan sebuah makna fragmentasi jiwa) secara khusus.
Sebuah Kasus episode pertama skizoferenia yang tidak dilaporkan disertai personalitas yang berubah melalui hipnoterapi
Ada juga bukti dari seorang pasien yang secara sukses menjalani hipnoterapi dengan tujuan untuk alterasi kepribadian, yang segera setelah itu telah berkembang menjadi skizoferenia akut. Ini tidak didokumenkan dalam sebuah jurnal sains sebelumnya dan telah disajikan oleh seorang anggota dari seksi untuk Hypnosis and Psychosomatic Medicine of the Royal Society of Medicine, Inggris.
Seorang pria yang tidak menikah di awal usia 30-an dengan sikap yang tertutup, introvert dan kepribadian yang pemalu/antisosial (retiring personality) tinggal di rumah, didominasi oleh ibunya, Pada akhirnya, berupaya mencari semacam kebebasan dan kehidupan sosial di luar rumah, dia telah menjalani sebuah upaya hipnosis. Ini termasuk instruksi-instruksi untuk meningkatkan kepercayaan diri dan ketegasan. Setelah untuk sesaat kepribadiannya telah berubah/teralterasi dan dia telah menjadi ramah dan mudah bersosial.
Kesadaran akan bahaya-bahaya hipnoterapi telah memunculkan sejumlah survei yang, walau survey-survei itu tidak dapat menyediakan bukti sebaran secara statistik yang dapat diandalkan, namun informatif mengenai natur dan pada derajat tertentu adalah insiden relatif efek-efek buruk.
Auerback (1962) telah melaporkan bahwa 120/414 psikiatri California yang membalas melalui surat telah mengakui keberadaan reaksi-reaksi buruk. Ada 210 insiden yang dilaporkan, hanya lebih dari setengah ( 119) terkait tercetusnya/munculnya episode psikotik dengan hipnosis. Proporsi tinggi pada hipnosis tak diragukan akan merefleksikan kebijakan-kebijakan rujukan dimana dalam kebijakan itu para pasien dengan efek lanjut buruk psikiatrik yang berat akan dirujukan pada para psikiatris untuk mendapatkan saran. Tak ada yang tidak ada, bukti jelas untuk potensi hipnosis memicu psikosis telah tersedia. Mengutip:
The commonest complication reported was psychosis, precipitated in 119 cases by the use of hypnosis. In 3 cases a hypnotic demonstration, using a subject picked at random from the audience, terminated in a psychotic break; a fourth resulted in a severe anxiety reaction. Hypnotic treatment for obesity, smoking, or the relief of pain triggered paranoid schizophrenic breaks in some instances. (1962: 919)
Komplikasi yang paling umum telah dilaporkan adalah psikosis, telah dicetuskan dalam 119 kasus dengan menggunakan hipnosis. Dalam 3 kasus, sebuah demonstrasi hipnotik, menggunaka sebuah subyek yang dipilih acak dari pemirsa, terhenti dalam sebuah kemunculan psikotik; sebuah kasus ke-4 telah mengakibatkan sebuah reaksi kecemasan yang parah . Perawatan hipnotik untuk kegemukan/obesitas, merokok, atau menghilangkan rasa sakit telah memicu kejadian-kejadian paranoid skizoferenik (apa ini?baca ini) dalam beberapa kasus. (1962:919)
Kembali, sebagai tambahan untuk pasien-pasien yang pada mereka ada dekompensasi dari sebuah piskosis yang telah terbentuk setelah hipnosis,laporan-laporan mencakup para pasien yang telah masuk kedalam episode pertama mereka setelah hipnosis.
Dalam tahun yang sama Levitt dan Hersman ( 1963) telah meninjau kembali sebuah kuesioner dari anggota-anggota American Society of Clinical Hypnosis dan Society for Clinical and Experimental, yang mana 301 responden telah melaporkan ' reaksi tak lazim, tak diharapkan, berangkali mencemaskan terhadap hipnosis baik selama keadaan hipnosis itu sendiri atau segera setelah hipnosis' (1963:59). Hal paling kerap dilaporkan adalah kecemasan, panik dan depresi ( 9,63%), diikuti oleh menangis dan histeria (2,99%) dan ahirnya psikosis (1,66%)-telah ditemukan dalam5 kasus.
Lebih baru-baru ini, Judd, Burrows dan Dennerstein (1986) telah menyurvei 1086 anggota Australian Society of Hypnosis. Dalam 202 respon yang telah diterima, 88 melaporkan reaksi-reaksi negatif yang telah direkam. Ini patut diperhatikan bahwa kejadian-kejadian psikosis yang dicetuskan atau lebih buruk lagi diadakan, 15% dari efek-efek buruk tersebut. Panik dan kecemasan (60%) merupakan hal paling umum, diikuti dengan kesukaran-kesukaran dalam mengakhiri hipnosis (28%) dan "kebergantungan berlebihan" (28%).
Kembali, survey-survei jenis ini paling baik dapat dianggap sebagai sebuah sumber informasi terkait jenis-jenis komplikasi yang dapat terjadi ketimbang sebagai yang menyediakan data kuantitatif yang andal. Faktanya, Orne (1965) telah menganjurkan bahwa insiden-insiden yang telah dilaporkan mungkin terlalu rendah, menimbang bahwa 43% responden-responden berkualitas yang terbaik telah melaporkan efek-efek buruk dibandingkan dengan 23% responden yang kurang berkualitas. Yang belakangan ini 'mungkin melakukan tindak lanjut-tindak lanjut/follow up yang kurang memadai dan mungkin gagal untuk mengenali efek-efek lanjutan yang buruk karena kebutuhan-kebutuhan personal mereka.'
Bersambung ke Bagian 3 : Hipnosis Panggung
UNWANTED EFFECTS OF HYPNOSIS: A REVIEW OF THE EVIDENCE AND ITS IMPLICATIONS,Contemporary Hypnosis (2000) Vol. 17, No. 4, 2000, pp. 163–193 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -2
Posted: 19 Nov 2013 07:43 PM PST
Oleh : Prof. John Gruzelier
Catatan Editor: Pada semua aspek, editor tidak menyetujui Hypnosis. Artikel ini bernilai sebagai referensi akademis dan kritis terhadap bahaya-bahayanya, sehingga selain bernilai informatif diharapkan dapat mengedukasi pembaca.
Bacalah lebih dulu bagian 1
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya
Credit : Medical University of South California Library |
Dengan penjelasan-penjelasan atau peringatan-peringatan yang harus dicamkan dalam benak, literatur efek-efek buruk dalam hipnosis berlatar: eksperimental, klinik dan panggung akan ditinjau secara ringkas. Walaupun ini pada dasarnya adalah tinjauan ringkas, beberapa contoh akan diungkapkan dalam detail/ secara rinci agar dapat memperoleh wawasan-wawasan mengenai proses-proses yang terlibat. Tidak relevan dengan pertanyaan apakah hipnosis dapat menyebabkan efek-efek buruk, merupakan isu-isu yang dikesampingkan seperti berkenaan apakah efek-efek itu spesifik terjadi pada hipnosis, atau lebih keras terjadi pada hipnosis, atau lebih sering terjadi pada hipnosis. Isu-isu ini telah mengalihkan pertimbangan pada pertanyaan-pertanyaan serius seperti mengapa efek-efek buruk itu terjadi dan bagaimana hal-hal itu dapat diminimalisasi? Proses adalah yang paling dibaikan dari semua aspek dalam literatur.
Relasi antara hipnosis dan psikosis, diabaikan dalam literatur ilmu pengetahuan kontemporer, selanjutnya akan dipertimbangkan dalam detail tertentu. Ini juga dapat memberikan wawasan-wawasan mengenai proses. Sebuah kasus episode tragis skizoferenia pertama belum lama ini dan secara unik telah didokumentasikan, terdiagnosa mengalami skizoferenia satu minggu setelah hipnosis panggung, akan diulas panjang beserta dengan implikasi-implikasi bagi riset pada langkah-langkah pengamanan.
Sebuah kutipan dari buku Hypnosis Complications: Prevention anda Risk Management ( MacHovec, 1986) berperan sebagai sebuah orientasi.
There is a substantial body of published clinical and experimental research documenting mild to severe, unexpected side effects coincident with the use of hypnosis in persons with no prior history of similar medical or mental symptoms. Clinical case histories, empirical studies of observed hypnotic behaviours and post-hypnotic interviews, subject self-reports, and practitioner questionnaires comprise a growing database. It is international in scope and is multidisciplinary, involving medicine, psychiatry, psychology, and dentistry and encompasses the history of hypnosis in its entirety, from Mesmer and Braid to current professional journals. (MacHovec, 1986)
Ada sebuah bagian utama riset klinikal dan eksperimental yang telah dipublikasikan mendokumenkan efek-efek samping ringan hingga berat yang terjadi bertepatan dengan penggunaan hipnosis pada person-person yang sebelumnya tidak memilik sejarah gejala-gejala medikal atau mental/jiwa serupa. Sejarah-sejarah kasus klinis, studi-studi emprik pengamatan perilaku-perilaku hipnotik dan wawancara-wawancara pasca hipnotik, laporan-laporan yang dibuat sendiri oleh para subyek, dan kuesioner-kuesioner praktisi membentuk sebuah database yang bertumbuh. Ini adalah dalam cakupan internasional dan multidisiplin, melibatkan ilmu kedokteran, psikiatri, psikologi, dan kedokteran gigi dan meliputi sejarah hipnosis dalam keseluruhan, mulai dari Mesmer dan Braid hingga jurnal-jurnal profesional masa kini. (MacHovec, 1986)
Survei-survei laboratorium dan laporan-laporan kasus
Mulai dengan yang paling tidak berbahaya dan ragam peristiwa yang terjadi pada waktu-waktu yang berbeda (episodik) ata aplikasi-aplikasi hipnotik, satu yang tidak melibatkan perlakuan – hipnosis ekperimental dalam laboratorium, apa yang literatur katakan bagi kita?
Ada segelintir investigasi-investigasi eksperimental untuk didekati ( Hilgard, Hilgard dan Newman, 1961; Faw, Sellers dan Wilcox, 1968; Hilgard, 1974; Coe dan Ryken, 1979; Crawford, Hilgard dan Macdonald, 1982; Page dan Handley, 1990, 1993).
Higlard dkk (1961), menggunakan mahasiswa, merupakan yang pertama secara formal menyurvei efek-efek pasca hipnosis. Hipnosis melibatkan Standford Hypnotic Susceptiblity Scale, Form A ( Weitzenhoffer dan Hilgard, 1959), dan perawatan telah dilakukan untuk menyingkirkan semua sugesti-sugesti post hypnotic- (periode setelah hipnosis)- sebelum dehypnosis (mengeluarkan dari kondisi hipnotik). Tindak lanjut wawancara-wawancara diberikan kepada 17 dari 200 (85%) kasus yang telah melaporkan konsekuensi-konsekuensi buruk. Efek-efek umum adalah kepala pusing dan mimpi-mimpi regresif yang bertalian dengan pengalaman hipnotik.
Tanggapan-tanggapan pada instruksi-instruksi hipnotis terkadang mengalami penundaan sampai setelah hipnosis. Sebuah reaksi buruk anak-anak terhadap anastesi atau pembiusan kimia kerap diasosiasikan dengan efek-efek buruk hipnosis kemudian. Reaksi-reaksi buruk khusus pada anastesi kimia anak-anak yang dikutip dalam konteks ini mencakup masih berupaya untuk bergerak, jumlah anastetik berlebihan, dan sakit kepala dan mual setelah anastesi/pembiusan. Meskipun perbedaan-perbedaan individual dalam keresponsifan-keresponsifan hipnotik, dan merujuk pada sedikitnya subyek-subyek yang mungkin memiliki pengalaman sejenis yang terjadi pada anak-anak, patut diperhatikan seksama bahwa insiden dari peristiwa-peristiwa ini telah mencapai sebuah level tinggi statistik yang signifikan (p lebih kecil dari 0,001).
Dalam satu kasus yang dilaporkan secara rinci, dalam sebuah operasi pada seorang anak berusia 6 tahun, partisipan mendengar hitungan mundur anastetik yang mencapai hingga hitungan 50, dan dia telah diberikan tiga kali dosis biasa ether. Orne (1965) mendukung asosiasi antara reaksi-reaksi buruk/merugikan terhadap hipnosis dan pengalaman-pengalaman buruk anak-anak dengan anastesi kimia pada sejumlah partisipan.
Untuk lebih memberikan kejelasan pada proses-proses psikologis yang mungkin terlibat, Hilgard dkk telah menyediakan laporan-laporan kasus lainnya.
Pada salah satu dari laporan-laporan tersebut, subyek mengalami sebuah sakit kepala yang berat setelah hipnosis, merasa kacau selama 3 jam dan mengalami kehilangan daya ingat (amnesia) selama hampir satu hari, sebuah amnesia telah dimasukan kedalam namanya, sebuah item/perihal yang telah berhasil dia lalui dalam proses induksi. Perlu diperhatikan bahwa dia telah melaporkan hanya 2 sakit kepala terdahulu dalam hidupnya, satu diantaranya sakit kepala yang dialami setelah sebuah upaya hipnosis yang terdahulu. Mengingat kembali sesuatu dengan jelasnya serta dengan emosi-emosi sama di masa lampau dirasakan kembali dari sebuah pengalaman hypnosis telah dilaporkan oleh sejumlah mahasiswa. Bagi satu mahasiswa halusinasi nyamuk dari sebuah skala induksi telah kembali diingat secara jelas dalam cara dan emosi yang sama di masa lampau, sebagai terdengar nama nyamuk itu disebut, seperti yang telah terjadi di permulaan dehynopsis ( keluar dari kondisi hipnotis).
Seorang mahasiswa mengalami serang histeria satu minggu atau lebih setelahnya, yang mencakup bagian-bagian tubuhnya (wanita) menjadi mati rasa atau teranestasi; gejala-gejala khas ini menjadi bagian dalam induksi. Mahasiswa lainnya mengalami sebuah sensasi fisikal yang sebenarnya, menyusut segera setelah hipnosis. Patut diperhatikan telah menjadi pertanyaan hypnotist ( penghipnotis) selama masa regresi apakah peserta menjadi lebih kecil. Mahasiswa lain telah berteriak setelah kedua matanya menutup pada inisiasi atau permulaan induksi, membangkitkan kembali sebuah postur tubuh yang dia asosiasikan dengan keadaan disudutkan dan dipukuli oleh ibunya sebagai seorang anak.
Isu-isu ini telah dieksaminasi ulang dalam sebuah studi kedua ( Hilgard, 1974) yang berisikan dua induksi yang melibatkan sebuah muatan kognitif yang lebih tinggi dan hal-hal personal. Satu induksi diselenggarakan dalam sebuah grup ( Harvard Group Scale Hypnotic Susceptibility Scale, Form C, Weitzenhoffer dan Hilgard, 1962).
- "Saya tidur setelah hipnosis dan tertidur lagi pada siang hari itu dalam kelas meskipun tidur nyenyak dan cukup malam sebelumnya—Saya jarang merasa ngantuk selama siang hari' (1974:280). 'Saya mengalami sakit kepala selama satu setengah jam, kemudian tidur 3 jam, dan bangun tanpa sakit kepala' (1974:291).
- 'Saya mengalami sakit kepala selama hipnosis dan berlangsung hingga 2 jam sampai saya mengambil waktu tidur sejenak dan itu melenyapkan sakit kepala' (1974:291).
- Partisipan yang lain melaporkan bahwa, 'jantungnya berdebar dan dia telah mengalami kecemasan yang intensif' (1974:286).
- Komentar-komentar lainnya mencakup: 'Saya merasa semacam keanehan selagi saya berjalan menuju kelas saya berikutnya…. seperti ketika saya baru saja bangun dari tidur di pagi hari. Hal-hal telah menjadi kabur/tak jelas; saya agaknya telah berada dalam sebuah kelinglungan, tidak cepat memahami/tanggap terhadap segala hal disekitarku' (1974:288).
- 'Saya lemah dan terhuyung-huyung dalam bergerak selama sekitar 8 menit';… tidak yakin dengan itu atau siap untuk berpikir'; '…merasa sangat letih dan seperti mau tertidur pulas selama 19 menit' (1974:288).
- dia telah "dibingungkan, cemas… berjalan mondar-mandir dalam kelinglungan' dan ' merasa mual' dan dia ' telah berusaha untuk mengingat hal-hal tetapi tidak dapat mengingat.' Kebingungan 'berlangsung selama malam hari' dan dia 'telah mengalami banyak mimpi yang sangat nyata/tajam' terkait dengan " hal-hal memalukan atas kesalahan-kesalahan' (1974:289-90).
- Mahasiswa lain 'secara tiba-tiba mengalami kekosongan pikiran-blank out' di mesin ketiknya ' yang mana ini tidak pernah dia alami sebelumnya' (1974:290).
- Partisipan lainya merasa 'pusing dan mual ringan selama 3,5 jam' ( 1974:294).
- Perubahan citra tubuh telah nyata terjadi seperti ditemukan dalam investigasi sebelumnya ( Hilgard dkk 1961), satu mahasiswa menggambarkan ' merasakan sebagian dirinya—kedua tangannya berada 20 kaki terpisah jauh dari tubuhnya' dan 'keletihan hebat yang membuat kantuk berlangsung selama satu jam atau lebih' (1974:286).
Studi-studi kasus Page dan Handley ( 1990) telah menyediakan wawasan-wawasan yang lebih lanjut dan mendukung kerja yang dipioniri Hilgard. Mereka melaporkan dua insiden efek-efek buruk pada mahasiswa-mahasiswa, satu merupakan kogitif dan transitory dan satunya lagi merupakan neurofisiologi dan hal paling serius yang telah dilaporkan dalam sebuah konteks laboratorium.
Pada yang pertama, seorang mahasiswa yang merupakan seorang dengan nilai tinggi pada "susceptible" (kemampuan dipengaruhi secara mudah) berdasarkan Standford Form C, termasuk untuk perihal post hypnotic amnesia, telah gagal untuk mengingat antara satu dan dua pada beberapa jam kemudian dan nomor-nomor telepon dua sobat karibnya yang nomor-nomornya sangat diingat baik olehnya. Deskripsinya adalah :
bahwa dia '.. merasa aneh, seperti pikiranku menjadi kosong.' Dalam perihal mimpi, dia telah mengalami mimpi-mimpi mengerikan, sugestif konflik atas sebuah keengganan untuk melepaskan control ( Shevrin, 1972).
Dia juga mengalami pengalaman-pengalaman tak menyenangkan saat kanak-kanak di usia 6 tahun dan 9 dengan anastesi kimia dimana dia telah terlibat dalam sebuah hitung mundur, membenci baunya dan mengalami mual setelahnya. Page dan Handley ( 1990:252) telah menghipotesakan bahwa :
Kesamaan-kesamaan penghitungan, kehilangan kontrol, perasaan-perasan ketakberdayaan, mencium aroma yang tak menyenangkan dalam zat Amonia, dan bahkan mungkin regresi usia ( pada usia 7 dan 10 dalam SHSS;C), mungkin semuanya telah berkontribusi pada menghasilkan efek bersifat amnesia.
Pada kasus kedua
, seorang anak perempuan berusia 18 tahan yang memiliki sebuah keluarga dan sejarah pribadi epilepsi, tetapi telah dan bebas dari serangan kejang-kejang selama 7 tahun, telah mengalami sebuah serangan yang terlihat sebagai serangan epileptik selama Standford Form A sedang dijalankan. Dia telah melewati/lulus pada 10 perihal/item pertama. Kemudian dipertengahan menuju item atau perihal post hypnotic suggestion/amnesia, selama menjalani perihal/item ini; 'Setelah anda membuka mata anda,anda akan merasa baik. Anda tidak akan mengalami sakit kepala atau efek-efek lainnya setelahnya…'(1990:253), sebuah serangan kejang-kejang pada lain kesempatan telah berlangsung selama 45 detik. Ini meliputi:her eyes opening and rolling upward, her head drawing back and to one side, and muscular rigidity in her arms and torso. As she regained consciousness, she was trembling and perspiring: within seconds she was able to answer questions and seemed somewhat embarrassed by the event. She reported a faint, 'drained-of-energy' feeling (saying she just felt like sleeping), along with abdominal cramps and a slight feeling of nausea. She was given a cool cloth, which she placed on her forehead. Within a few minutes, she insisted she had recovered but was unable to stand unassisted owing to lack of strength. She attributed this partly to the fact that she h ad eaten only a banana and a candy bar all day (the time was about 3.00pm). (Page and Handley, 1990: 253)kedua matanya terbuka dan mendelik kearah atas, kepalanya menarik kebelakang dan ke satu sisi, dan kekakuan otot pada lengan-lengannya dan pada torso/badan. Kala dia telah mendapatkan kembali kesadarannya, dia gemetaran dan berpeluh: dalam hitungan detik dia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan telah terlihat agak malu oleh peristiwa tersebut. Dia telah melaporkan sebuah kelemahan yang sangat, merasa ' energi yang telah terkuras' (mengatakan bahwa dia seperti merasa tidur), bersamaan dengan keram perut dan sebuah perasaan mual yang ringan. Dia telah diberikan sebuah kain dingin, yang dia letakan diatas keningnya. Dalam beberapa menit, dia bersikeras bahwa dia telah pulih namun tidak dapat untuk berdiri tanpa dibantu karena kurangnya kekuatan. Dia telah dikaitkan sebagian dengan fakta bahwa dia hanya makan sebuah pisang dan sebuah gula-gula sepanjang hari itu ( jam waktu itu sekitar pukul 03:00). (Page dan Handleym 1990:253)
Sebuah EEG klinik telah merekam sekitar dua jam kemudian telah normal, sebagaimana telah ditemukan pada umumnya dalam epilepsi yang terjadi secara interval. Kejang-kejang tersebut, meskipun seperti epilepsi, telah menjadi bagian penting yang umum dengan sebuah kecocokan histeris. Page dan Handley telah menghipotesakan sebagai sebuah mekanisme yang mungkin " sebuah kebangkitan keseluruhan dari sebuah keadaan jiwa terdahulu ketika sebuah fase dari keadaan itu berulang -redintegration [serangan] kejang-kejangnya (namun tanpa basis organic) sehubungan dengan keserupaan-keserupaan antara serangan kejangnya terdahulu yang tak menyenangkan dan sejumlah perihal/item dari SHSS;A- Stanford Hypnotic Susceptibility Scale: Forms A' (1990:254)
Bersambung ke Bagian 3 : Kognitif Versus Induksi-Induksi Ideomotor
UNWANTED EFFECTS OF HYPNOSIS: A REVIEW OF THE EVIDENCE AND ITS IMPLICATIONS,Contemporary Hypnosis (2000) Vol. 17, No. 4, 2000, pp. 163–193 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment