- Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus -
Charles Swindoll, seorang pendeta senior dan mantan rektor Dallas Theological Seminary mengatakan, "Bisa saja Anda memperoleh gelar doktor dan tidak pernah mendapatkan hikmat dan akal budi. Anda tidak bisa memperoleh sikap takut akan Tuhan dari pelajaran yang lebih tinggi. Di universitas terbaik pun, tak ada program tentang takut akan Tuhan. Sumber takut akan Tuhan adalah Allah dan hanya Allah."
Benar bahwa sumber hikmat dan akal budi adalah Allah. Ayub bertanya, "Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya?" (28:20). Selanjutnya, dia menjawab sendiri, "tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi" (28:28). Ayub berpendapat bahwa orang mampu menemukan perhiasan dan logam berharga dengan menggali tanah,tetapi orang itu tidak akan menemukan hikmat (28:1-4). Orang juga mampu ke luar angkasa dan mengungkap misteri di dalamnya, tetapi hikmat tidak ditemukan di sana. Pendeknya, hikmat dan akal budi tidak diperoleh dari keajaiban alam dan penemuan yang mengungkap misteri alam, tetapi hikmat datangnya dari Allah, Pencipta alam semesta. Ayub menyimpulkan bahwa mencari hikmat dengan usaha manusia adalah membuang waktu.
Karena hikmat dan akal budi bersumber dari Allah, kita perlu berpikir sesuai dengan pikiran Allah. Menggunakan hikmat berarti memandang kehidupan sebagaimana Allah melihatnya. Pandanglah pergumulan hidup sebagaimana Allah memandangnya. Berderaplah seirama dengan ritme Allah ketika kita hidup dalam keluarga dan mendidik anak, bekerja, berusaha, berpikir, dan sebagainya. Pergunakanlah akal budi dalam merespons pergumulan dan tantangan kehidupan sesuai dengan keinginan Allah. [Souw]
Amsal 9:10
"Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian."
0 comments:
Post a Comment