Doa dan Kesaksian Hidup |
Posted: 29 Apr 2014 04:37 PM PDT Posted on Rabu, 30 April, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Kolose 4 Jemaat di Kolose dinasehatkan oleh Paulus untuk bertekun dalam doa sambil berjaga-jaga (ay.2, = berwaspada).> Jangan berdoa dalam keadaan tidak sadar secara seremonial atau mengucapkan doa yang bertele-tele. Hal ini masih terkait dalam konteks di Kol 3:23 dikatakan:"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia". Nasehat Paulus ini sangat jelas memberikan kepada kita pengertian akan hubungan kita dengan orang lain bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam interaksi dengan orang lain itu adalah melakukan segenap hati untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Hal inilah yang akan membawa dampak yang positif untuk hidup kerohanian kita ketika kita berdoa bagi saudara seiman, dan mengucapkan kata-kata yang penuh kasih (ay.6) Paulus juga ingin lebih dalam lagi menjelaskan bahwa interaksi kita dengan orang lain adalah merupakan sesuatu yang sangat berharga sehingga Paulus mengatakan di ayat 5 "….pergunakanlah waktu yang ada". Kita memandang waktu yang diberikan oleh Allah bukan hanya sekedar interaksi yang tanpa makna ataupun menggunakan waktu yang telah diberikan oleh Allah malah kita gunakan mendukakan hati Allah. Bagaimana kita dapat memperlihatkan dalam kehidupan kita sehari-hari bahwa kita adalah pengikut Kristus yang setia, sehingga pengenalan akan Tuhan tidak hanya pengenalan dogma namun juga pengamalannya dalam realitas hidup ini. "Ya Tuhan, tolonglah kami agar mampu menggunakan waktu yang ada dengan melakukan segenap hati dan menjaga hidup kami lebih berarti, amin". [HSM] Kolose 4:2 Filed under: Renungan Harian |
Posted: 29 Apr 2014 04:34 PM PDT Posted on Rabu, 30 April, 2014 by Saat Teduh Baca: 1 Samuel 4:1b – 22 Ada orang Kristen yang salah memahami penyertaan Tuhan. Misalkan: ketika seseorang ingin melewati kuburan yang dianggap angker, dia akan membawa Alkitab atau kalung salib. Seandainya dia tidak membawa Alkitab atau kalung salib, masih beranikah dia melewati kuburan angker? Hal serupa pernah dialami bangsa Israel ketika berperang melawan bangsa Filistin. Dalam pasal ini kita melihat dua kekeliruan yang dilakukan bangsa Israel dalam memahami tuntunan Allah. Pertama, kehadiran Allah melalui tabut disalahartikan dan kedua, kehilangan tabut dianggap sebagai hilangnya kehadiran Allah. Mari kita simak lebih jauh. Ayat 5-11 mengisahkan bahwa setelah mereka membawa tabut perjanjian dari Silo, mereka terpukul kalah. Mereka terpukul kalah hingga gugur tiga puluh ribu orang. Tabut Tuhan dirampas serta kedua anak Eli, yaitu Hofni dan Pinehas, tewas. Ayat 12-22 menjelaskan bahwa Allah menggenapi nubuat-Nya kepada Samuel. Setelah Eli mendengar bahwa bangsa Israel terpukul kalah, kedua anaknya meninggal, dan tabut Tuhan dirampas, maka jatuhlah ia dan meninggal. Isteri Pinehas pun mendadak melahirkan dan hampir mati karena mendengar berita duka itu. Apakah semua itu terjadi karena tabut perjanjian Tuhan dirampas sehingga Tuhan tidak hadir lagi di tengah bangsa itu? Tentu saja tidak. Ketidakhadiran Allah adalah karena hidup bangsa Israel yang tidak lagi berkenan pada Allah. Maka bila Anda ingin Allah hadir dalam hidup Anda, hiduplah dalam kekudusan dan ketaatan kepada firman-Nya. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment