Tak sempurna, tetapi diperkenan Tuhan |
- Tak sempurna, tetapi diperkenan Tuhan
- Kekerasan Verbal vs Kasih Karunia
- Dapatkah Orang-Mati Hidup Lagi?
Tak sempurna, tetapi diperkenan Tuhan Posted: 09 May 2014 06:31 PM PDT Posted on Sabtu, 10 Mei, 2014 by Saat Teduh Baca: 1 Samuel 12:1-25 Hidup Samuel tidak sempurna. Seperti anak-anak Imam Eli yang jahat (2:12-17, 29), anak-anak Samuel "mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan" (8:3). Berbeda dengan Eli yang ditolak Tuhan (2:30-36), Samuel tetap hidup berkenan kepada Tuhan.Ia menjaga hidupnya bersih di hadapan Tuhan dan umat, menjadi teladan (4), pendoa syafaat, dan setia mengajar umat (23-24). Perikop hari ini diawali dengan kesaksian umat atas kehidupan Samuel menjelang akhir masa pelayanannya, saat ia akan undur diri. Seumur hidupnya hingga saat itu Samuel terus hidup di bawah sorotan publik. Semua orang bisa melihat bagaimana Samuel menjalani hidup yang berintegritas. Walaupun Tuhan bisa memakai siapa saja, tetapi kehidupan Samuel yang bersih dan berintegritas memberikan keleluasaan baginya untuk menjadi pemimpin yang efektif bagi Tuhan. Kita menyaksikan bagaimana dengan singkat, gamblang, dan efektif, Samuel dapat menuturkan pengalaman hidup bangsa Israel dan menyodorkan kepada mereka kenyataan bahwa mereka telah berdosa kepada Tuhan. Tuhan pun menunjukkan kepada umat bahwa Ia berkenan kepada Samuel dengan memberikan tanda alam yang anomalis (18). Umat Israel masih memiliki kepekaan terhadap kebenaran firman Tuhan sehingga mereka mudah dinasihati oleh Samuel (19). Tuhan juga berbelaskasihan kepada umat-Nya yang penuh kelemahan. Yang penting mereka sadar dosa, bertobat, dan mau menundukkan diri sepenuhnya kepada Tuhan (24). Samuel sendiri, walau secara formal sudah menyelesaikan pelayanannya, tetap peduli dan mendoakan mereka agar hidup sungguh-sungguh berkenan kepada Tuhan (23). Seperti Samuel, kita tidak sempurna. Banyak kelemahan kita yang bisa menjatuhkan kita atau merusak kesaksian kita akan Tuhan. Akan tetapi, anugerah dan penyertaan-Nya akan memampukan kita menjalani hidup berintegritas. Sehingga kita pun dapat mengakhiri pelayanan kita dengan gemilang di hadapan Tuhan dan menjadi teladan bagi sesama. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Kekerasan Verbal vs Kasih Karunia Posted: 09 May 2014 06:29 PM PDT Posted on Sabtu, 10 Mei, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Ayub 15 Kekerasan verbal adalah penggunaan kata-kata yang tajam dan menyakitkan untuk menyerang seseorang. Hal itulah yang dilakukan oleh Elifas. Semakin lama, perkataan Elifas semakin tajam dan tanpa perasaan. Ia tak berbelaskasihan terhadap Ayub yang sedang berduka. Perhatikan perkataan Elifas kepada Ayub yang dimulai dengan kesombongan dan ejekan, lalu menyalahkan dan menganggap Ayub sebagai pembual (15:2-6). Perhatikan pertanyaan-pertanyaan sindirian Elifas yang sangat tendensius (15:7-9). Secara kasar dan tanpa perasaan, Elifas menginterogasi seorang yang sedang terguncang dan hancur akibat penderitaan (15:11-16). Ia mengingatkan nasib orang-orang jahat. Ia dan sahabat-sahabatnya tidak terkejut menyaksikan apa yang menimpa Ayub karena mereka beranggapan bahwa penyebab malapetaka adalah karena Ayub melawan Allah. Kesimpulan Elifas adalah bahwa Ayub mengalami apa yang pantas dia alami (15:21-35). Gaya komunikasi Elifas biasa dilakukan oleh mereka yang cenderung kasar dan tak berperasaan. Walaupun mungkin tidak selalu sebrutal Elifas, setidaknya gaya berkomunikasi seperti Elifas ini sangat menyudutkan. Charles Swindoll menyebut orang-orang yang melontarkan kata-kata yang tak berbelaskasihan itu sebagai orang–orang yang tidak memiliki kasih karunia. Hindari dan buang jauh-jauh kekerasan verbal karena selain menyakiti perasaan orang lain, perkataan seperti itu tidak sesuai dengan gaya hidup kristiani yang penuh kasih karunia Allah. Kembangkanlah kasih karunia secara verbal, yaitu menggunakan kata-kata berempati dan turut merasakan apa yang dirasakan orang-orang yang kurang beruntung. Jadilah sahabat doa bagi mereka. [Souw] Mazmur 34:14-15 Filed under: Renungan Harian |
Dapatkah Orang-Mati Hidup Lagi? Posted: 08 May 2014 04:26 PM PDT Posted on Jumat, 9 Mei, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Ayub 13-14 Pengakuan Iman Rasuli adalah landasan iman, sekaligus kesaksian kepada dunia, mengenai apa yang kita percayai. Salah satu pernyataan dalam pengakuan iman tersebut adalah, "Aku percaya kepada… kebangkitan tubuh dan hidup yang kekal." Ayub juga percaya tentang kebangkitan, tetapi kebangkitan masih merupakan misteri sehingga ia bertanya kepada Allah, "Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?" (14:14). Pertanyaan itu dia lontarkan karena dia ingin mendapat konfirmasi dari Allah. Pemahaman Ayub tentang kebangkitan masih samar-samar. Kebangkitan tubuh merupakan sumber pengharapan bagi masa depan orang percaya. Jika tidak ada kebangkitan orang mati, kehidupan manusia akan lemah seperti bunga yang menjadi layu. Tanpa kebangkitan, manusia akan lenyap seperti bayang-bayang (14:1-6). Singkatnya, sewaktu hidup, manusia mengalami banyak kesulitan; dan setelah mati, manusia akan hilang lenyap. itulah nasib manusia bila tidak ada kebangkitan tubuh. Jika tidak ada kebangkitan dari kematian, kehidupan manusia tidak mempunyai harapan. Ketika sebuah pohon ditebang, ia masih mempunyai harapan untuk tumbuh kembali karena ia akan bersemi kembali waktu hujan turun. Bagaimana dengan manusia? Ketika dia mati, ia tak berdaya (14:10-14). Walaupun samar-samar, Ayub menaruh harapan bahwa suatu hari kelak, ketika dia dibangkitkan, akan tiba giliran bagi dia untuk menghadap Tuhan (14:14). Kebangkitan tubuh merupakan pengharapan di masa depan yang dapat memotivasi kita untuk terus hidup dan berjuang sampai garis akhir. Inilah kunci untuk memenangkan kehidupan yang penuh dengan pergumulan. [Souw] 1 Korintus 15:13-14 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment