Sahabat Sejati |
Posted: 24 May 2014 04:38 PM PDT Posted on Minggu, 25 Mei, 2014 by Saat Teduh Baca: Amsal 17:17 <Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.> Apa sesugguhnya arti dari sahabat? Sahabat adalah orang yang selalu ada di dekatmu. Orang yang menangis dan tertawa bersamamu. Orang yang tidak menjauhimu saat kesulitan datang dalam hidupmu… Lebih dari pada itu sahabat sejati adalah orang yang bisa melihat dan menegurmu sertaberbicara dari hati ke hati. Manusia memiliki keterbatasan waktu. Belum tentu kamu dapat menghubunginya setiap saat dalam waktu 24 jam. Ada saatnya kejenuhan dan rasa bosan menghampiri mereka ketika mendengar curahan isi hatimu. Adakalanya ia ingin menikmati waktunya sendiri tanpa diganggu oleh berbagai keluhanmu. Mereka juga bukanlah manusia tanpa problema, mereka pun butuh didengar dan tidak selalu dapat mendengarkanmu. Tetapi ada seorang sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. Dia adalah YESUS, pribadi yang sangat dekat dengan hidupmu. Dia selalu ada di setiap waktu ketika kamu membutuhkan-Nya. Dia adalah tempat kamu mencurahkan isi hatimu di saat kamu tidak mampu untuk mengungkapkan hal yang sangat menyakitkan. Dia tahu dan mengerti, bahkan mengerti bahasa tetesan air matamu. Dia adalah tempat di mana kamu mendapatkan ketenangan dan kekuatan untuk meneruskan kembali hidup ini. Terlebih lagi, Dia rela mati, bahkan mati di atas kayu salib demi menebus dosa dan pelanggaranmu..! Jangan korbankan hidupmu hanya untuk kesenangan sesaat dengan menjadi sahabat dunia! jadikanlah Yesus sebagai sahabat karib dan Juruselamat pribadimu, karena hanya Dialah jalan, kebenaran dan hidup. Filed under: Renungan Harian |
Posted: 24 May 2014 10:41 AM PDT Posted on Minggu, 25 Mei, 2014 by Saat Teduh Baca: Kejadian 1:27 <Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki2 & perempuan diciptakan-Nya mereka.> Bulan lalu kita memperingati Hari Kartini, wanita yg memperjuangkan hak2 perempuan agar sama dgn laki2. Kartini gemas krn perempuan di zamannya dianggap sebagai makhluk lemah, perempuan tak perlu berpendidikan tinggi. Kini perempuan tak lagi direndahkan dlm pendidikan & karier. Namun benarkah harkat perempuan masa kini lebih dihargai dibanding zaman Kartini? Apakah sosok perempuan yg diangkat oleh berbagai media & industri hiburan di sekitar kita menunjukkan harkat perempuan sebagai gambar Allah yg terhormat atau justru mendorong lebih banyak org memandang perempuan dgn cara yg tak pantas? Bgmn kita menyikapinya?
Menjunjung kesamaan harkat antara laki2 & perempuan, berarti saling menghormati sebagai sesama ciptaan Allah menurut gambar-Nya. Filed under: Renungan Harian |
Posted: 23 May 2014 04:22 PM PDT Posted on Sabtu, 24 Mei, 2014 by Saat Teduh Baca: 1 Samuel 21:1-22:5 Perjalanan hidup Daud sampai saat ini, sepertinya menjauh daripada prospek yang mungkin pernah terbayang olehnya, saat ia diurapi Samuel. Bukannya menanjak menuju puncak karier, sepertinya malah terjun bebas. Daud sekarang menjadi pelarian. Tiga peristiwa yang dicatat di perikop hari ini menunjukkan betapa tidak nyamannya Daud dalam pelarian itu. Pada peristiwa pertama, Daud terpaksa berbohong kepada imam Ahimelekh agar kedatangannya tidak dicurigai. Pelajaran pahit akan diterima Daud kemudian karena kebohongannya itu menjadi malapetaka buat keluarga Ahimelekh (lih. 1Sam. 22:16-17). Daud belajar agar dalam situasi apa pun, dia tidak boleh berbohong, melainkan bersandar kepada Tuhan. Peristiwa kedua sesungguhnya sangat memalukan. Hal yang ironis terjadi. Pahlawan Israel yang telah mengalahkan pendekar Filistin dan banyak pasukannya, harus lari ke wilayah Filistin demi keselamatannya. Lebih menghancurkan harga diri lagi, Daud harus berpura-pura gila demi menutupi identitasnya sebagai musuh Filistin. Peristiwa ketiga, dalam pelarian ternyata Daud tidak sendirian. Banyak orang yang mengalami hal serupa dengan yang dialami Daud, bergabung dengannya. Mereka harus lari dari kenyataan hidup yang keras, walau tidak berarti mereka bisa menghindar dari kesulitan. Hal yang sedikit menghibur hati ialah mereka menjadi satu gerombolan yang termobilisasi dengan baik. Kita percaya pada pemeliharaan Allah atas orang urapan-Nya. Pemeliharaan Allah tidak berarti pemanjaan, melainkan pendisiplinan. Apa yang Daud alami, merupakan latihan mental untuk siap kelak menjadi pemimpin yang tidak mengulangi kesalahan pemimpin lama, Saul. Mari belajar dari kisah pelarian Daud ini, untuk menjadi lebih bersandar kepada Tuhan daripada mengandalkan hikmat dan kekuatan sendiri. Ada waktunya, dunia berupaya menghancurkan anak-anak Tuhan dari iman mereka pada-Nya. Saat-saat seperti itu, kita boleh tetap percaya dan mengandalkan Tuhan. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment