Minggu, 15 Juni 2014
5 Hal yang Membuat Orang Tidak Bisa Jadi Besar
Petrus Agung
Mat 14: 12-21 – peristiwa 5 roti 2 ikan bisa memberi makan ribuan orang, bahkan sisa 12 bakul. Dari sesuatu yang kecil diubah menjadi begitu besar.
Tuhan merencanakan yang terbaik buat kita semua, tapi ada hal-hal yang menghambat seseorang untuk bisa jadi besar.
1. Tidak mau repot
Hari sudah mulai gelap, tidak ada makanan, murid-murid minta supaya Tuhan suruh orang banyak pulang. Jika orang banyak pulang, maka persoalan selesai. Murid-murid tidak mau repot. Yesus sebaliknya mau direpotkan dengan memberi makan banyak orang.
Jika kita tidak mau repot, tidak mau kerja keras, hanya ingin rileks, hanya urusi kepentingan sendiri, maka kita tidak akan bisa memberikan yang terbaik, dan tidak pernah bisa jadi besar. Karena semakin banyak tanggung-jawab akan merepotkan, dan memerlukan kerja lebih keras, doa lebih banyak, dll.
Contoh:
Ilustrasi: beda antara fine-dining dengan makan di warung.
-
Fine-dining – disambut pelayan, ada ucapan terima kasih, dll. Warung – langsung duduk.
-
Fine-dining – menu-menu terbaik ditawarkan dan jelaskan, bahkan sejarah dan cara pembuatan dijelaskan. Warung – kita pilih sendiri.
Ilustrasi
Perusahaan kontraktor besar di suatu negara. Setiap kali ada staf yang pensiun, diberi pesangon dalam jumlah besar. Suatu kali ada 3 orang yang ingin pensiun. 3 orang ini diminta masing-masing membuat rumah contoh yang terbaik, dengan budget sangat besar.
Arsitek pertama membangun sebuah villa yang mewah.
Arsitek kedua membangun kantor beberapa lantai.
Arsitek ketiga tidak mau repot, maka dia membangun rumah sederhana dengan cepat dan bahan-bahan yang murah. Karena ia ingin segera pensiun dan beristirahat.
Proyek pertama dan kedua perlu kita panjang, tapi proyek ketiga sangat cepat. Saat semua proyek selesai, diadakan pesta untuk melepas 3 arsitek ini. Mereka diberi bonus istimewa, yaitu bisa menentukan uang pensiun mereka sendiri, yaitu proyek terakhir. Ternyata bonus mereka berupa proyek terakhir yang mereka kerjakan.
Kerjakan segala sesuatu hingga tuntas, dan dengan penuh tanggung jawab.
Kesaksian
Teman hamba Tuhan p Agung membangun rumah di samping rumah p Agung. P Agung dimintai bantuan mengawasi pembangunan. Ternyata sekian tahun kemudian rumah itu diberikan pada p Agung. Jika saat itu p Agung lakukan dengan asal-asalan, kualitas rumah yang didapat hari ini juga asal-asalan.
Lot tidak mau dibawa malaikat ke puncak gunung, dia tidak mau repot. Lot memilih tinggal di Zoar yang artinya insignificant (tidak penting), destiny-nya terpotong habis, dan kisah tentang Lot berakhir.
2. Tidak mau berfikir atau tidak mau menggumulkan.
Murid-murid hanya melihat pada yang dimiliki dan merasa itu sedikit. Tuhan beri kita banyak potensi, tapi kita sering kurang menghargai potensi itu.
Sekecil apapun Tuhan berikan sesuatu pada kita, potensi multiplikasinya tetap luar biasa.
Ilustrasi
Seseorang pandai yang miskin menemukan koin bekas yang sudah tidak bisa digunakan untuk berdagang. Pilihannya: buang saja karena tidak berguna, digunakan untuk kerik-an, atau ditanggapi serius sebagai berkat Tuhan. Orang ini mem-foto koin tadi, lalu ditunjukkan kepada penjual barang antik. Ternyata itu koin langka. Saat bertemu seorang kolektor kaya, ternyata harganya sangat mahal, dan si penemu koin hari itu tiba-tiba kaya.
Kesaksian
P Agung bertemu 2 orang teman, mereka mau buat suatu proyek yang butuh modal besar hingga milyar-an. P Agung dapat dari Tuhan bahwa sebenarnya mereka bisa memulai cukup dengan ratusan juta. Akhirnya mereka mulai dengan dana yang ada, lalu berhasil, sekarang keuntungannya milyaran. Jika mereka menunggu modal, maka kairos-nya akan lewat.
Lihat apa yang sudah Tuhan letakkan di tangan kita. Jika itu kita gumulkan, minta hikmat Tuhan, maka akan menjadi sesuatu yang besar.
3. Tidak mau mengatur/ manage
Di injil lain, Tuhan awali dengan memerintahkan orang banyak untuk duduk berkelompok. Mereka harus duduk hingga tidak berebut. Mereka harus berkelompok sehingga tidak ada yang tidak kebagian, dan semua makan hingga kenyang.
Bagian Tuhan melakukan multiplikasi, bagian kita mengatur agar berkat itu bisa masuk dengan baik
Ilustrasi dari seminar Keith Johnson: beda orang yang hidupnya sudah stabil dengan orang yang masih di bawah. Jika punya uang 10 ribu, kebanyakan dihabiskan untuk makan, bahkan berhutang. Orang yang stabil hanya menggunakan 7 ribu, sisanya ditabung.
Kita harus menata hidup kita dengan baik, sehingga berkat Tuhan yang akan datang tidak tercecer.
Jika kita merindukan berkat besar dari Tuhan, kita harus siapkan wadahnya, dan siap untuk me-manage berkat tersebut. Banyak orang tidak siap menerima berkat besar Tuhan dalam hidup kita.
Contoh:
-
Sebelum mujizat penggandaan minyak seorang janda, Elia terlebih dulu memerintahkannya mengumpulkan banyak wadah.
-
Manusia diciptakan Tuhan di hari terakhir. Segala hal diciptakan dan diatur lebih dulu, baru kemudian manusia diciptakan, sehingga bisa hidup.
-
Survey membuktikan bahwa orang-orang yang menang lotre ujungnya lebih miskin dari sebelum menang, karena tidak siap me-manage uang itu.
Jika kita tidak mempersiapkan diri, maka yang terjadi adalah saling menunggu: manusia menunggu berkat Tuhan, Tuhan menunggu kita menyiapkan wadah untuk menampung berkat yang akan datang.
Banyak orang menimba air, tapi tidak punya kolam penampungan. Maka ia hanya dapat 1 timba.
4. Tidak mau menghitung
Perikop cerita ini menyebutkan banyak angka: 5000 pria, 5 roti, 2 ikan, 12 bakul, 200 dinar, dst.
Kehidupan kita semua ada hitungannya. Orang yang bisa menghitung dengan tepat akan menang dengan luar biasa.
Ilustrasi
Kejuaraan tinju tahun 1974: M Ali lawan George Foreman, di Zaire. Ronde 1-6 Ali nyaris tidak berkutik dan dihajar oleh lawannya, Ali tidak bisa membalas memukul, tapi membalas dengan perkataan yang merendahkan/ mengejek. Lama-lama Foreman emosi, lupa taktik, menyerang membabi-buta, dan akhirnya kekuatan pukulannya menurun. Di ronde 7 tenaga Foreman sudah habis. Di ronde 8, dengan 2 pukulan Ali merobohkan Foreman. Selain menghadapi Ali yang tahan pukul, Foreman juga menghadapi mulut Ali, dan emosinya sendiri.
Jika ingin menjadi besar, kita harus menghitung segala sesuatu dalam hidup kita.
5. Tidak mau keluar biaya, maunya gratis.
Di Injil Yohanes dikatakan bahwa kas mereka tidak cukup untuk membeli semua roti.
Kesaksian:
P Agung diundang ke kota kecil di luar pulau oleh persatuan beberapa gereja. Saat mengundang, mereka bertanya berapa tarif khotbah p Agung, tiket hotel, tiket transport, dll. Ternyata gereja-gereja itu urunan hingga terkumpul 15 juta. Padahal jika semua kebutuhan p Agung dibebankan kepada mereka, biayanya 50 juta.
Panitia memperkirakan yang hadir 300-an. Kapasitas gedung 1000 orang. P Agung meminta mereka gunakan uang hasil urunan untuk mengangkut orang-orang yang tinggalnya jauh, sehingga yang datang bisa mencapai 1500 orang.
Tim p Agung bayar semua sendiri: tiket, makan, dll. Bahkan memberi bantuan dana untuk transport jiwa-jiwa dan kekurangan sewa gedung.
Di luar dugaan orang-orang hadir tepat waktu, dengan penuh kehausan akan Tuhan. Roh Tuhan bekerja dengan dahsyat.
Sehabis acara Tuhan bertanya kepada p Agung : apakah pantas p Agung mengambil dana hasil urunan gereja-gereja kecil tersebut, padahal firman yang disampaikan juga dari Tuhan.
Banyak orang ingin jadi besar, tapi tidak mau korban, maka tidak akan pernah bisa.
Pengumuman
Sebelum pilpres ada seminar 2 hari: 3-4 juli, akan dibagikan minyak narwastu. P Agung akan ajarkan spiritual mapping, social mapping, political mapping, hitungan psikologis.
Portal Bahtera: http://web.keluargarhema.com/
Korespondensi:
antoniusfw@facebook.com (FB);
antonius_fw@yahoo.com (YM);
antoniusfw1@gmail.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 24D0C381
WhatsApp , WeChat, Line, Viber, Telegram – 085 727 868 064
0 comments:
Post a Comment