Kristus Menerima Ketidakadilan |
Kristus Menerima Ketidakadilan Posted: 28 Jun 2014 05:40 PM PDT Posted on Minggu, 29 Juni, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Markus 15 Apa yang terjadi terhadap Tuhan Yesus merupakan ketidakadilan yang luar biasa. Tuhan Yesus—Hakim yang Agung itu—membiarkan diri-Nya dihakimi oleh hakim-hakim yang sama sekali tidak adil. Tuhan Yesus—yang sama sekali tidak melakukan dosa—dituduh dengan tuduhan palsu, diperlakukan secara kasar (diludahi, dipukul, dihina) dan dijatuhi hukuman terberat pada masa itu yang biasanya dijatuhkan kepada para penjahat besar, yaitu hukuman salib. Hal yang paling menarik dari sikap Tuhan Yesus dalam menghadapi perlakuan yang tidak semestinya itu adalah bahwa Dia sama sekali tidak membela diri. Dia membiarkan saja orang banyak berlaku tidak semestinya terhadap Dia. Pada saat itu—dan bahkan sampai Dia disalibkan di kayu salib—Tuhan Yesus menempatkan diri dalam posisi manusia berdosa yang sudah sepantasnya menerima hukuman Allah (bandingkan dengan Yesaya 53:7). Untuk kita—manusia berdosa—Tuhan Yesus rela untuk tidak diperlakukan secara semestinya, padahal sebenarnya Dia adalah Allah yang harus dipuji dan dimuliakan. Dia rela untuk turun dari status paling tinggi ke status paling rendah untuk mengangkat derajat manusia berdosa, Sikap Tuhan Yesus dalam menghadapi ketidakadilan itu merupakan teladan bagi kita (Filipi 2:5-8). Bila kita hendak melayani orang lain, kita harus rela untuk merendahkan diri dan juga rela untuk direndahkan. Kita harus rela untuk diperlakukan tidak semestinya. Kita harus rela melepaskan apa yang menjadi hak kita. Yang menjadi sumber harga diri kita seharusnya bukanlah sikap orang lain terhadap diri kita, melainkan penghargaan Allah terhadap diri kita. [P] Yesaya 53:7 Filed under: Renungan Harian |
Posted: 28 Jun 2014 05:37 PM PDT Posted on Minggu, 29 Juni, 2014 by Saat Teduh Baca: Mazmur 136 Mazmur 136 mengajak kita menaikkan syukur karena karya-Nya dalam hidup umat-Nya. Sepertinya mazmur ini dilantunkan dalam suatu ibadah dengan bersahut-sahutan. Satu baris pernyataan perbuatan Allah yang diucapkan oleh imam atau pemimpin pujian, disambut dengan satu baris yang diucapkan umat sebagai respons "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur ini mulai dengan karya Allah dalam penciptaan (5-9). Kapan terakhir kali kita mengagumi karya Allah yang menjadikan alam semesta ini begitu asri dan harmonis? Kalau yang kita lihat kerusakan di sana sini, itu disebabkan ulah manusia. Polusi di kota-kota besar, membuat sulit kita melihat keindahan dan keasrian alam ini. Namun Kejadian pasal 1 mengingatkan kita bahwa Allah masih berkarya sampai saat ini dalam memperbarui ciptaan-Nya, dan satu kali kelak semua akan diperbarui total. Dari karya penciptaan, pemazmur meneruskan mensyukuri kasih setia Allah dengan menceritakan karya-Nya dalam sejarah permulaan Israel. Mulai dari karya penebusan dari perbudakan Mesir (10-15), diteruskan dengan perjalanan di padang gurun (16-20), sampai akhirnya mereka masuk ke tanah perjanjian (21-24). Mazmur Syukur ini ditutup dengan pernyataan perbuatan-Nya atas segala makhluk (25), untuk mengingatkan kita bahwa Dia Allah bukan hanya eksklusif untuk Israel, melainkan melalui Israel untuk semua makhluk. Bisakah kita bersyukur karena karya Allah dalam sejarah hidup kita? Dia adalah Allah pencipta kita yang dalam kasih setia-Nya telah menebus kita dari perbudakan dosa. Dia sedang menuntun kita dalam perjalanan mengarungi padang gurun dunia ini. Suatu hari kelak kita akan menikmati tanah perjanjian yang kekal, peristirahatan dari semua pergumulan hidup. Bila kita belum atau jarang bersyukur, marilah sekarang mulai dan jangan berhenti bersyukur. - Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Keunikan Pelayanan Tuhan Yesus Posted: 27 Jun 2014 04:18 PM PDT Posted on Sabtu, 28 Juni, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Markus 14 Pelayanan Tuhan Yesus yang diuraikan dalam Kitab-kitab Injil ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus itu unik. Dia berbeda kualitas—dalam segala hal—dengan tokoh-tokoh lain di bumi ini. Perbedaan kualitas ini bukan hanya disebabkan karena sesungguhnya Dia adalah Allah sejati, tetapi juga karena kualitas kemanusiaan-Nya tanpa cacat. Dia adalah teladan bagi kita! Bacaan hari ini menunjukkan beberapa keunikan dari pelayanan Tuhan Yesus. Pertama, pelayanan Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan orang. Tuhan Yesus mempedulikan orang-orang yang diabaikan atau diremehkan oleh para pemimpin agama. Mengapa perempuan dalam 14:3 itu rela memecahkan botol minyak narwastu yang mahal harganya untuk mengurapi kepala Tuhan Yesus? Karena masyarakat pada waktu itu meremehkan wanita, tetapi Tuhan Yesus menghargai wanita. Kedua, Tuhan Yesus rela menanggung risiko dalam pelayanan-Nya, bahkan Dia secara sadar menghadapi penderitaan sampai di kayu salib. Oleh karena itu, Dia sadar bahwa tidak lama lagi Dia akan mati dan dikuburkan (bandingkan dengan 14:8). Dia sadar betul bahwa salah seorang murid-Nya (Yudas) akan berkhianat (14:18) dan salah seorang murid yang lain (Petrus) akan menyangkal Dia (14:30). Sekalipun demikian, Dia membiarkan pengkhianatan dan penyangkalan itu terjadi karena Dia taat terhadap kehendak Allah. Ketiga, Tuhan Yesus mengandalkan kekuatan doa. Ketika Dia akan berhadapan dengan maut di kayu salib, Dia tidak mau melarikan diri melainkan Dia berdoa di Taman Getsemani. Dia meyakini kuasa doa. Banyak orang mengakui kuasa doa, tetapi tidak banyak orang bersungguh-sungguh mengandalkan doa saat menghadapi masalah berat. [P] Markus 14:38 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment