Bijak sebagai orang pilihan |
Posted: 08 Jun 2014 04:41 PM PDT Posted on Senin, 9 Juni, 2014 by Saat Teduh Baca: 2 Samuel 2:1-7 Walau Daud tahu bahwa ia akan menjadi raja dan meskipun waktu itu kelihatannya tepat karena Saul sudah tiada, Daud tetap menanyakan kepada Tuhan, ke mana ia harus pergi (1). Pada saat itu Daud masih berada di Ziklag, wilayah Filistin.Daud tidak ingin bergerak mendahului Allah, meski janji Allah untuk menjadikan Daud sebagai raja kelihatannya hampir tergenapi. Karena itu ia butuh petunjuk Allah. Inilah kunci sukses Daud: ia bukan meminta berkat Allah atas rencananya, tetapi menyesuaikan diri dengan rencana-Nya. Hebron adalah tempat yang dipilih Allah (2). Di situlah Daud diurapi untuk yang kedua kalinya (4; bdk. 1Sam. 16:13). Ini memperlihatkan penerimaan penduduk wilayah itu terhadap Daud sebagai orang yang diurapi. Namun sebagai raja, Daud bukan hanya menghadapi orang-orang yang bersikap semacam itu. Ia juga harus bijak menghadapi orang-orang yang mungkin saja bersikap berbeda. Orang-orang Yabesh-Gilead salah satunya. Mereka sangat setia kepada Saul (4b, bdk. 1Sam. 11:1-13; 31:11-13). Maka Daud menyatakan penghargaan kepada Saul dengan berterima kasih atas penguburan Saul yang mereka telah lakukan (5-7). Dalam hal ini, kita melihat kebesaran hati Daud sebagai raja. Loyalitas mereka terhadap Saul bukan menjadi ganjalan bagi Daud karena ia lebih mengutamakan kedamaian dan kesatuan. Oleh karena itu, ia mengambil inisiatif untuk menghubungi mereka (5). Lalu secara tidak langsung, Daud mengingatkan mereka bahwa saat itu dialah orang yang diurapi Allah (7), dan dia menawarkan persahabatan dengan mereka (6-7). Meski sadar bahwa dirinya adalah orang pilihan Tuhan, Daud tidak diam-diam saja atau sebaliknya memaksa orang untuk menerima dia sebagai raja. Ia bersikap secara simpatik dan bijak dalam upaya memperoleh dukungan dari suku-suku lain yang belum memahami bahwa dialah raja pengganti Saul, yang telah diurapi Tuhan. Menyadari diri sebagai orang pilihan Tuhan memang seharusnya tidak membuat kita menjadi tinggi hati atau merasa benar sendiri. Sebaliknya, kita justru harus semakin bijak. Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 08 Jun 2014 04:38 PM PDT Posted on Senin, 9 Juni, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 25-26 Dalam dunia yang menganut filosofi bahwa kita tidak dapat "mempercayai" sesuatu yang tidak bisa diraba, dilihat, didengar, dikecap, dan dibaui oleh panca indera, mustahil bagi manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa untuk mempercayai Allah jika bukan karena pekerjaan dan anugerah Allah. Mazmur 25 menceritakan realita pengalaman pemazmur yang indah tentang iman kepercayaan dan kebergantungan totalnya kepada Tuhan. Hal-hal pahit yang dialami Daud dalam kehidupan—seperti dikejar-kejar musuh, pemberontakan anaknya (Absalom), kejatuhan dalam dosa perzinahan, dukacita atas anak yang meninggal, dan sebagainya—membuat kita semakin melihat dan menyadari kebobrokan manusia berdosa di hadapan Allah. Saat menghadapi kesulitan hidup yang kita alami, ada banyak hal yang dapat mengikis iman percaya kita. Namun, seperti Daud, biarlah kita belajar untuk mengenal dan memahami jalan Tuhan dengan hati terbuka. Sekalipun Daud mempunyai relasi yang baik dengan Tuhan semenjak masa mudanya, Daud tetap terbuka terhadap pimpinan dan ajaran Allah. Daud sadar bahwa ia masih belum mengikuti dan memahami jalan Tuhan dengan sempurna (25:4-5, 8-9, 12, 14). Kita bersyukur bahwa Allah itu penuh kasih setia terhadap perjanjian-Nya (25:10). Ia tidak meninggalkan kita sekalipun kita telah jatuh ke dalam dosa. Sebaliknya, Ia senantiasa "menunjukkan jalan kepada orang yang sesat" (25:8). Oleh karena itu, dalam setiap situasi kehidupan, marilah kita "mengangkat jiwa" kita kepada Allah serta membuka hati untuk Allah berkarya dan menunjukkan jalan-Nya bagi kita. Iman berarti tetap mempercayai dan menantikan Allah. [J] 1 Petrus 1:8 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment