Kekayaan dan Kasih |
Posted: 22 Jun 2014 08:05 PM PDT Pagi ini aku melihat senyum pada bibir keluargaku. Ayah, ibu dan juga kedua adikku. Tak hanya itu, senyum itu juga terukir pada kedua bibir paman dan bibiku. Sungguh semuanya itu membuat hatiku bahagia dan aku tahu bahwa mereka juga bahagia. Berbeda dengan pagi pada 10 tahun lalu, dimana orang tuaku masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tak pernah aku lihat senyum-senyum itu di pagi hari. Yang ada hanyalah sebuah perlombaan untuk mencari uang. Katika ada di antara mereka yang merasa gagal, maka emosi itu akan tumpah dalam keluarga. Semua karena uang. Uang membuat hidup keluarga kami tidak bahagia. Keharmonisan dalam keluarga pun tidak lagi menjadi yang utama, karena bagi mereka uang membuatnya bisa hidup bahagia. Pertengkaran kerap mewarnai hari-hari keluargaku. Semua itu berakhir ketika salah satu di antaranya menyadari bahwa ada yang salah dalam hidupnya selama ini. Uang tidak bisa membuat orang lain bahagia, akan tetapi kasihlah yang bisa membuat orang lain itu bahagia. Jangan pernah mencintai kekayaan. Jangan pernah berlomba-lomba untuk mengejar uang. Uang bisa membuat kita kehilangan kebersamaan karena kita akan ternggelam dalam kerakusan akan harta. Cintailah keluargamu. Cintailah orang-orang terdekatmu. Kasihilah mereka dengan tulus, maka kau akan melihat kebahagiaan itu terukir dari senyuman mereka. Jadilah seseorang yang sangat berarti bagi mereka dengan cara yang Tuhan kehendaki. Jangan memberi mereka kekayaan karena tak bisa menjamin kebahagiaan, namun berilah mereka kasih dari hatimu yang tulus. Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. 1 Yohanes 3:18 Kekayaan dan Kasih is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 21 Jun 2014 07:31 PM PDT Aku dulu adalah seorang yang sangat kaya. Aku memiliki segalanya, sehingga tak heran jika banyak kawan yang mendekat dan baik padaku. Aku juga bukan tipe orang yang sombong, bahkan aku selalu memberi dan melakukan apapun sesuai dengan kehendak Tuhan. Meskipun aku kaya, aku tetap memiliki hati hamba yang taat kepada Bapa. Namun, semua itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba semua bisnisku hancur dan akupun menjai bangkrut. Satu per satu kawanku mulai meninggalkanku, begitu juga dengan keluargaku. Mereka menganggap aku sebagai pembawa bencana, oleh sebab itu mereka memilih untuk pergi dariku. Aku sendirian saat itu. Aku harus menanggung penderitaan seorang diri dan tak ada satupun yang memberikan pertolongan. Saat itu yang aku tahu, hanya Tuhan saja yang mau mendekat denganku. Hanya Tuhan saja tempatku berbicara semua keluh-kesah. Aku tetap bertahan dengan imanku bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku, aku akan terus mengikut Yesus. Yesus mendengar semua doa dan melihat kesetiaan pada diriku. Hari demi hari hidupku mulai dipulihkan. Bulan demi bulan aku mulai membangun bisnisku kembali. Tahun demi tahun, aku semakin diberkati. Upah dari sebuah kesetiaan itu sangat luar biasa. Jangan pernah meninggalkan Tuhan dengan alasan apapun. Mungkin yang lain lebih memilih untuk meninggalkanmu, mungkin pekerjaan dan bisnismu tak lagi lancar, mungkin saat ini kau sedang berada pada jalan buntu dan penderitaan hebat, tapi jangan tinggalkan Tuhan. Tuhan akan mengukur seberapa setia dirimu. Saat kau bertahan dalam Yesus, maka Dia akan memulihkan hidupmu jauh lebih dari yang kau bayangkan sebelumnya. Tuhan akan memberkatimu berkali-kali lipat. Oleh sebab itu, jangan pernah meninggalkan Tuhan dengan alasan apapun. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan-Ku. Mazmur 89:34 Ketika Aku Ditinggalkan is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment