Kudus, Kudus, Kudus |
Posted: 03 Jun 2014 10:27 AM PDT
Seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (Yesaya 6:3, TB) Alkitab menyatakan bahawa Allah itu kudus, tanpa cela, suci dan sempurna. Dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu, Allah menyatakan Diri-Nya sebagai TUHAN yang Kudus. Allah kudus sehinggakan Dia tidak dapat menahan dosa dan tidak mampu melihat dosa. Oleh kerana kekudusan Allah, Dia berpaling dan membelakangkan Tuhan Yesus Kristus apabila Kristus mengambil kepada diri-Nya dosa seluruh dunia di kayu salib. Itulah satu-satunya (hanya sekali) masa dalam kesatuaan Allah Triniti dimana hubungan Allah Bapa dan Allah Anak mengalami keretakkan. Kristus berseru di kayu salib, "Ya Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Markus 15:34, BM). Betapa dahsyatnya kesedihan dan kesakitan (secara fisikal dan rohani) Kristus ketika itu apabila kegelapan dosa yang ditanggung oleh-Nya telah menyebabkan Allah Bapa berpaling meninggalkan-Nya. Namun betapa indahnya ketika itu (sekarang dan selamanya) apabila Kristus mengorbankan diri-Nya yang kudus dan suci untuk mati bagi setiap dosa yang sepatutnya ditanggung oleh kita. Sekarang, Allah berfirman agar kita menjadi kudus seperti Dia (1 Petrus 1:16). Tetapi bagaimana ini boleh terjadi? Bagaimana kita yang berdosa ini boleh menjadi kudus? Apabila kita menerima dan mengaku bahawa Yesus Kristus ialah Tuhan dan Juruselamat kita, Dia akan hadir dalam kehidupan kita, menyucikan kita daripada dosa, dan tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus-Nya. Pada masa itu, kita akan mula bertumbuh menjadi seperti Dia, dan akan terus bertumbuh dalam iman sehingga kita bersama dengan Kristus suatu hari nanti dan memiliki tubuh yang baru dalam hadirat-Nya. Oh betapa indah-Nya Allah itu. Melalui Kristus apa yang kita anggap sebagai mustahil – pendosa menjadi kudus – boleh terjadi. Puji, syukur dan hormat kepada Allah Tuhan kita! Amen. THINK BIG. START SMALL. GO DEEP. |
Practice Authentic Facebooking Posted: 02 Jun 2014 09:43 PM PDT I quote this from Jesse Rice's The Church on Facebook, "Because Facebook is an environment that typically rewards the most clever or the most willing to risk self-revelation, we can sometimes exaggerate or downplay certain things about ourselves to get a response. Likewise, we can be tempted to 'overshare' ourselves with others in order to get and/or keep their attention. Obviously, most of this is good fun. We can certainly take ourselves too seriously, even in such a playful environment, and that would not help any of us. But many of our relationships are starving for a lack of authentic interaction. One quick way we can practice 'authentic Facebooking': Take a look at your profile – the picture you've posted, the information you've shared. Does the content reflect your God-given nature? Is it 'true' to who you really are? If you're funny, be funny. If you're artistic, be artistic. If you're neither, just be you. This can be applied to your interaction with others, too, whether in a wall-post, a message, or a status update. Are you being 'you' in the way you interact with your Facebook friends?" [Jesse Rice, The Church of Facebook (Colorado Spring: David C. Cook, 2009) pg. 213-214] The Question is: Are you being 'you' in the way you interact with your Facebook friends? THINK BIG. START SMALL. GO DEEP. Free Book! To read more, request for a copy of this book The Church of Facebook: How the Hyperconnected Are Redefining Community by Jesse Rice (limit to 5 requesters) by simply do these 2 things:
|
You are subscribed to email updates from Word Speaks Today To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment