Ketika Aku Mempertanyakan Allah |
Ketika Aku Mempertanyakan Allah Posted: 26 Jun 2014 08:48 PM PDT Posted on Jumat, 27 Juni, 2014 by Saat Teduh - Artikel ini diambil dari situs http://www.warungsatekamu.org - Clint Dempsey menyadari kecintaannya pada sepakbola sejak masa sekolah. Luapan kegembiraan setelah mencetak gol telah mendorong Dempsey makin mendalami kecintaannya pada olahraga yang telah membawanya hingga ke berbagai tempat di dunia dan bermain dalam level tertinggi di Eropa dan Amerika Serikat. "Awalnya orangtuaku membawaku belajar sepakbola supaya aku mempelajari cara bergaul yang baik dengan orang lain," kata Dempsey. "Aku tidak pernah tahu bahwa olahraga yang kusukai dan keterampilan yang kupelajari itu kemudian berperan besar dalam hubunganku dengan Allah." Dempsey masih berusia 21 tahun ketika ia menjadi pemain profesional, dan pada tahun itu juga ia berhasil masuk dalam tim nasional Amerika Serikat serta meraih gelar Pemain Baru Terbaik di Liga Utama Sepakbola AS (MLS). Setahun kemudian ia membawa klubnya New England Revolution memenangi trofi juara MLS yang diraih dua kali berturut-turut. Selanjutnya ia bermain di Inggris untuk Fulham dan Tottenham Hotspur, membantu tim nasional menjuarai Piala Emas CONCACAF, mewakili negaranya dalam kejuaraan Piala Dunia dan beberapa kali digelari Atlet Sepakbola Terbaik di AS…. Klik di sini untuk artikel lengkap nya Filed under: Renungan Harian |
Posted: 26 Jun 2014 04:34 PM PDT Posted on Jumat, 27 Juni, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Markus 13 Cara pandang Tuhan Yesus berbeda dengan cara pandang murid-murid-Nya. Saat murid-murid Tuhan Yesus menyaksikan Bait Allah, mereka terpesona oleh kekokohan bangunan Bait Allah. Akan tetapi, Tuhan Yesus memiliki cara pandang yang berbeda. Tuhan Yesus mengetahui bahwa bangunan Bait Allah yang amat kokoh itu akan runtuh dan menjadi rata dengan tanah (13:1-2). Perbedaan cara pandang itu disebabkan karena para murid hanya bisa melihat hal-hal yang kelihatan pada saat itu dan tidak bisa melihat apa yang belum terjadi, sedangkan Tuhan Yesus memandang segala sesuatu dari sudut pandang global, baik secara tempat maupun waktu. Tuhan Yesus mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, bukan hanya mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di Palestina, tetapi juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di seluruh dunia. Cara pandang yang bersifat global ini membuat Dia melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Tuhan Yesus sering kali mengemukakan pemikiran yang tidak terduga oleh para pendengarnya. Dalam pasal ini, para murid pasti tidak menyangka bahwa pembicaraan tentang Bait Allah akan berlanjut menjadi perbincangan tentang akhir (atau kesudahan) zaman (13:4). Perlu diingat bahwa pengertian tentang akhir zaman bisa bermacam-macam. Dalam waktu dekat, kesudahan zaman adalah runtuhnya kota Yerusalem dengan Bait Allah di dalamnya seperti perbincangan dalam 13:1-2. Dalam waktu jauh, akhir zaman yang ditandai oleh penyiksaan (13:19), penyesatan (13:22) serta berbagai gejala (bencana) alam (13:24-25), dan diakhiri dengan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali (13:26) yang masih kita nantikan penggenapannya. Semoga kita semua ditemukan sedang berjaga-jaga saat Tuhan Yesus datang kembali. [P] Markus 13:23 Filed under: Renungan Harian |
Posted: 26 Jun 2014 04:33 PM PDT Posted on Jumat, 27 Juni, 2014 by Saat Teduh Baca: 2 Samuel 13:23-39 Absalom membenci saudaranya seayah, yaitu Amnon, karena telah menghancurkan hidup Tamar, saudara kandungnya. Apa lagi Daud, ayah mereka, tidak melakukan tindakan apa pun. Maka sejak hari Tamar diperkosa, Absalom bermaksud membuat Amnon membayar harga atas hancurnya kehidupan Tamar (32). Tinggal soal waktu dan kesempatan. Dengan cermat dan sabar, Absalom merancang pembalasan dendam terhadap Amnon. Setelah dua tahun berlalu, kesempatan itu datang. Seperti Amnon menipu Daud agar menyuruh Tamar datang ke kamarnya, begitulah Absalom menipu Daud agar menyuruh Amnon datang ke peternakan dombanya. Saat domba-domba Absalom kehilangan bulu wolnya (23-24), saat itulah Amnon kehilangan nyawanya (28-29). Meski semula berduka karena mendengar bahwa semua anaknya mati dibunuh Absalom, duka itu tidak surut saat tahu bahwa hanya Amnon yang mati. Absalom yang menyadari kesalahannya, kemudian kabur ke Gesur (38). Kesalahan yang dilakukan anggota keluarga Daud terhadap Daud ternyata sama seperti kesalahan yang Daud lakukan kepada Allah. Ketika Daud menyalahgunakan otoritasnya sebagai raja Israel dengan mengambil Batsyeba, Amnon menyalahgunakan posisinya sebagai putra mahkota untuk mengambil Tamar. Tindakan Daud membunuh Uria sama dengan tindakan Absalom membunuh Amnon. Daud menuai konsekuensi atas perbuatannya, walaupun ia telah mengakui dosa dan diampuni. Kebanyakan orang hafal 1 Yohanes 1:9 yang berbicara tentang bagaimana menangani dosa setelah dilakukan. Namun kita juga perlu memahami Roma 6:12-13, yang berbicara tentang bagaimana menangani dosa sebelum kita jatuh ke dalamnya. Kristus memang telah menebus kita dari dosa, tetapi setelah kita mengalami karya keselamatan-Nya tentu kita perlu menjaga kekudusan kita dengan menghindarkan diri dari perbuatan dosa, daripada meminta ampun setelah terjerat ke dalamnya, karena konsekuensi atas dosa itu akan tetap mengikuti kita. - Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment