SALAH |
Posted: 21 Jun 2014 10:00 AM PDT
Baca: Yohanes 8:1-11 Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan mulai sekarang, jangan berbuat dosa lagi.(Yohanes 8:11b) Bacaan Alkitab Setahun: Ada pengalaman yang sangat berkesan ketika saya kuliah. Seorang kakak angkatan mengajak saya bergabung dalam pelayanan dengan menjadi pengurus organisasi. Saya ragu karena merasa tidak mampu. Ia menjelaskan, inilah kesempatan untuk belajar tanpa harus takut salah. Ada kakak-kakak pembimbing dan kalau pun kita berbuat salah, orang akan mengampuni. Suatu kesempatan yang langka dan berharga. Kalimatnya itu meyakinkan saya untuk bergabung. Pengalaman itu memberikan gambaran sekilas tentang intisari Injil Yesus Kristus. Kita memang bersalah dan berdosa, tetapi Allah mengampuni kita melalui karya Yesus. Bukan hanya nanti dalam kekekalan, tapi sejak saat ini. Dalam hidup sekarang ini. Berita ini begitu kuat dan indah digambarkan dalam kisah pengampunan pada perempuan yang berzinah. Perempuan ini tertangkap berzinah. Suatu tindakan yang jelas salah. Orang pun membawanya ke hadapan Yesus agar ia dihukum. Perempuan itu tampak sadar akan kesalahannya sehingga ia tidak protes. Tetapi, sungguh mengagetkan, Yesus justru mengampuninya dan mengajak orang memeriksa diri. Bisa dibayangkan betapa lega perasaan sang perempuan. Pasti ia termotivasi hidup secara berbeda sesudahnya. Kita masing-masing pasti juga pernah (sering?) berbuat salah. Dalam Yesus, kita diajak untuk saling mengampuni. Untuk tidak mengejar pembalasan dan penghukuman. Juga untuk mengampuni diri sendiri dan hidup dalam pertobatan. Itulah penghayatan akan Injil Yesus Kristus.—ALS TUHAN SUDAH MENGAMPUNI KITA, Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 20 Jun 2014 10:00 AM PDT
Baca: Ester 7:1-10 Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.(Ester 7:10) Bacaan Alkitab Setahun: Cerita "Burung Gagak yang Jahat" dalam buku Herodion Pitrakarya Gunawan berkisah tentang gagak yang bertubuh besar, gagah, dan angkuh. Ia marah pada burung kutilang karena tidak takut padanya. Suatu hari datang pemburu ke hutan. Gagak menghasutnya untuk memanah si kutilang dengan menawarkan bulunya sebagai anak panah. Namun, si pemburu berulang-ulang gagal memanah kutilang hingga bulu si gagak habis. Karena kesal tidak mendapatkan hasil buruan, sebagai gantinya pemburu menangkap gagak, yang kini tidak dapat terbang karena bulunya sudah habis. Haman, pembesar Kerajaan Persia, juga angkuh. Ketika Mordekhai, pegawai di gerbang istana, tidak bersedia menyembahnya, ia marah. Ia pun menggunakan jabatan dan kedudukan politiknya untuk membunuh Mordekhai beserta seluruh orang Yahudi di kerajaan itu. Namun, tipu muslihatnya itu disingkapkan oleh Ester sehingga Raja Ahasyweros murka (ay. 17). Raja semakin murka ketika Haman melanggar kesusilaan istana dengan berlutut dan memohon pada Ester yang tengah berbaring. Raja akhirnya memerintahkan agar Haman disulakan (ay. 79). Ironisnya, Haman disulakan pada tiang yang ia sediakan untuk menyulakan Mordekhai (ay. 10). Ia akhirnya jatuh karena keangkuhannya sendiri. Keangkuhan dapat menjerat kita dalam kebencian dan kepicikan. Kiranya kasih Tuhan memampukan kita untuk rendah hati dalam menjalankan peran atau jabatan yang kita miliki. Kiranya kita tidak terjerat oleh prestasi atau kelebihan yang kita raih.—RA BERPEGANG TEGUH PADA FIRMAN TUHAN DAPAT MENGHINDARKAN KITA Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment