Tuesday, 17 December 2013

Posted by Admin GoodNews2Us | Posts under :

Apakah Orang Baik Masuk Surga, Meskipun Bukan Seorang Yang Diselamatkan oleh Yesus? - 2


Apakah Orang Baik Masuk Surga, Meskipun Bukan Seorang Yang Diselamatkan oleh Yesus? - 2

Posted: 16 Dec 2013 05:39 AM PST

Oleh : Martin Simamora

Apakah Orang Baik Masuk Surga, Meskipun  Bukan Seorang Yang Diselamatkan  oleh Yesus?

Bacalah lebih dulu bagian 1

Mengapa   pada dasarnya dalam benak orang-orang Kristen, soal  masuk surga   atau neraka adalah hal yang teramat esensial untuk dianggap omong kosong apalagi hanya sekedar teori? Secara sederhana, Alkitab mengatakan bahwa kesudahan manusia setelah kehidupannya dimuka bumi hanyalah berujung pada dua kondisi kekekalan , entah berakhir di neraka atau di surga. Orang Kristen  juga secara umum percaya bahwa kondisi kekekalan tersebut amat terkait erat dengan faktor Yesus Kristus, atau dengan kata lain Yesus Kristus adalah determinator/Penentu mutlak atas kondisi kekekalan seperti apakah yang akan dijalani seorang manusia setelah usai hidupnya di muka bumi ini.

Sejumlah ayat dalam  Perjanjian Baru menunjukan secara gamblang dan sulit  untuk dibantah bahwa Yesus Kristus adalah determinator  absolut.  Ketika saya mengatakan determinator absolut maka yang dimaksud adalah :bahwa orang Kristen tidak dapat sama sekali mengurangi, mengekang, memperlakukannya sebagai variabel,  mengurungnya dalam  lingkup waktu/tempat dan kemasakinian, memperlakukannya hanya sebagai salah satu opsi  penentu keadaan kekal kesudahan hidup setiap manusia. Tulisan ini bukan sebuah kajian mendalam apalagi sebuah eksposisi yang ketat, namun sebuah perspektif  yang hendak memunculkan sejumlah hal kritikal untuk setiap kecenderungan-kecenderungan berpikir manusia yang melawan perkataan, fakta dan tindakan Yesus Kritus terkait perihal ini. Tetapi tentu saja sudut pandang saya sebagai penulis adalah :Yesus Kristus  adalah Allah yang datang ke dalam DUNIA dengan mengambil rupa manusia, sehingga perkataannya (kebenaran yang disampaikannya) adalah ya dan amin dan kekal.


Penulis percaya dengan apa yang Alkitab  ungkapkan mengenai siapakah Yesus bahwa Dia adalah Tuhan. Konsekuensinya adalah :  perkataan Yesus Kristus  yang diucapkan 2000 tahunan lampau tidak dapat dikatakan sebagai kuno, sempit, tidak mengikuti perkembangan zaman. Sebab Yesus  sekalipun  manusia yang tunduk pada ruang dan waktu kala berada di bumi ini,  firman yang diucapkan Yesus adalah kekal atau tidak terikat oleh ruang dan waktu, sama kekalnya dengan keberadaan dia yang telah ada semenjak kekekalan (bacalah Yohanes 1:1, Yohanes 1:3,Yohanes 8:58, Yohanes 10:30, Kolose 1:17, Wahyu 1:17-18) dan tidak mengalami reduksi  ketuhanan dan kekekalannya kala dia masuk dan merendahkan dirinya seperti yang Bapa kehendaki untuk Dia lakukan. Kecuali jika orang Kristen itu menganggap Yesus sebagai pribadi yang baru ada dalam EKSISTENSI saat kelahiran di Betlehem dan tidak punya kuasa untuk menjangkau zaman di mana kita hidup kini, apalagi hingga kesudahan zaman ini.  Hal  lebih dramatis  yang dapat dilakukan oleh seorang Kristen terhadap isu atau menentang   kebenaran ini adalah : "Yesus tidak pernah katakan  itu, penulis Injil tidak akurat dalam menuliskannya", atau yang lebih ajaib lagi jika orang Kristen itu mengatakan " tidak seharusnya Yesus berkata demikian, sebuah perkataan yang intoleran dan tidak menghargai kemanusiaan yang dikenakannya sendiri."

PERKATAAN YESUS SEBAGAI PENENTU ABSOLUT ATAS UMAT MANUSIA ADALAH PERKATAAN YANG DISETUJUI OLEH BAPA



Perkataan Yesus Kristus  Yang  Menunjukan Bahwa Dia adalah Penentu Absolut  Atas Keberadaan Akhirmu



Saya akan  menyajikan  beberapa perkataan-perkataan Yesus yang menunjukan bahwa dia adalah penentu absolut  terkait keberadaan akhir anda dalam kekekalan, apakah akan berakhir di surga atau di neraka :

Matius 10:32-33

(32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

 

Ayat  ini secara  ringkas  hendak mengatakan bahwa Yesus menyatakan kalau anda mengakui dia didepan manusia  maka Bapa mengakui anda. Bila siapapun juga  menyangkal Dia, maka Bapa menyangkal orang tersebut. Tidakah Yesus sedang menyetarakan dirinya dengan Allah sendiri?

Yohanes 5:22-23


(22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak  sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.

 

Ayat ini secara ringkas hendak menyatakan bahwa Bapa telah menyerahkan penghakiman SELURUHNYA kepada Anak, dengan   tujuan  agar orang menghormati Anak.

Nah..hormat yang seperti apakah ini? Apakah sekedar hormat  lazimnya dalam pergaulan manusia? TIDAK! Hormat disini menuntut adanya percaya atau iman orang tersebut, hormat disini menuntut pengenalan akan Tuhan yang tidak main-main, sebab selanjutnya  Yesus memberikan apakah makna hormat yang  Dia kehendaki : "sama seperti mereka menghormati Bapa." Luar biasa! Yesus menghendaki agar setiap orang menghormati diri-Nya dalam konteks orang tersebut beriman kepada  Dia, dalam derajat orang yang mengenal Tuhan bagaikan anak mengenal atau akrab dengan  ayahnya, sehingga orang tersebut  sanggup memanggil Tuhan sebagai Bapa.  Tidakah perkataan Yesus ini memperlihatkan bahwa Dia sedang menyetarakan dirinya sebagai Allah?

Yohanes 5:24


(24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup

Ayat ini secara ringkas hendak menyatakan bahwa Yesus bukan saja hakim yang akan menghakimi, bukan saja  pribadi yang memang patut dihormati  sama seperti menghormati Bapa, tetapi luar biasanya sebagai hakim yang kelak akan menghakimi pun memiliki kuasa untuk mengakibatkan seseorang tidak turut dihukum kelak dalam Penghakiman Terakhir sehingga memiliki hidup kekal.  Hakim yang melampaui semua hakim manapun, hakim yang kekuasaan-Nya setara dengan kuasa Allah.
Sang Hakim ini berkata bahwa: kalau anda  MENDENGAR PERKATAAN-NYA (YESUS) DAN PERCAYA KEPADA BAPA YANG MENGUTUS DIA, maka anda MEMILIKI HIDUP YANG KEKAL, dan TIDAK TURUT DIHUKUM.

Tidak cukup sampai disini saja kemegahan kuasa sang Hakim ini, bahkan anda SUDAH PINDAH DARI ALAM MAUT KEDALAM HIDUP. Ya..semua ini berlaku  untuk SIAPAPUN ANDA, hal ini berlaku   kepada setiap manusia YANG DISELAMATKAN YESUS. Dan inilah yang menjadi jantung  untuk memahami "APAKAH ORANG BAIK DAPAT  MASUK  SURGA? Terlepas dari Yesus Kristus.

Sehingga dengan memahami  kekuatan perkataan Yesus dalam Yohanes 5:24 maka Yohanes 14 :6 dimana Yesus berkata ""Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku, "  adalah sebuah pekataan Yesus yang teramat normal dan tidak ada seorang Kristen yang boleh  berkata bahwa ini adalah perkataan yang tak sepantasnya dikatakan oleh Yesus, apalagi  mengatakan bahwa jika kekristenan masih memegang  ayat ini adalah sebuah cara pandang  yang sempit. Dengan menimbang bahwa Yesus telah mengajukan legalitas dan sumber legalitasnya melalui Yohanes 5:19 maka sikap  kita sebagai orang Kristen adalah mengamininya dan menjunjung setinggi-tingginya dalam setiap aspek kehidupan di dunia ini.

Yohanes 5:24 Sebagai Jangkar Penjelasan Mengapa Perbuatan Baik atau Kebaikan atau Orang Baik  Tidak Dapat Masuk  Surga  Tanpa Yesus Kristus

Kalau kita  memperhatikan apa yang  Yesus katakan, maka klaim Yesus yang menunjukan bahwa dia adalah Penentu Absolut atas umat manusia sesungguhnya masuk akal, amat rasional.  Hal APA yang dikatakan Yesus telah  memosisikan diri-Nya sebagai  Penentu Absolut atas umat manusia  terkait apakah seseorang itu masuk surga  atau neraka? Bagaimana  Yohanes 5:24 menjelaskan kepada kita mengenai hal  yang termat prinsipil ini, bahkan saya anggap luput dari para pengkhotbah atau pendeta  yang mengaku Kristen, sehingga  berani mengatakan bahwa  seseorang dapat masuk ke surga, tanpa perlu percaya atau  beriman kepada Yesus asalkan dia baik, menjadi teladan baik, hidup dengan kualitas baik, dapat masuk surga? 

Maka disini, saya  akan memunculkan sebuah  pertanyaan yang akan  membuat kita  pertama-tama menimbang perkataan Yesus ini secara  hati-hati.

Saya sekarang akan  mengajukan  pertanyaan yang berfungsi sebagai  timbangan-timbangan  bagi anda untuk merenungkan  sebuah  hal teramat penting tak hanya di sini-saat saya dan anda hidup di bumi ini tetapi saya dapat pastikan  konsekuensinya akan  saya dan anda nikmati setelah kita menutup mata di bumi ini. Dan diharapkan akan membantu kita memahami pemaparan ringkas atas Yohanes 5:24.


  1. Apakah manusia  memang ada pada posisi untuk dapat  menjangkau surga? 
  2. Apakah manusia  pada dasarnya diperkenan di hadapan Allah, sehingga kondisi yang kita alami  atau dosa adalah sebuah  kondisi yang tidak esensial sebuah penyimpangan yang masih dapat dikoreksi secara mandiri, tanpa bantuan Tuhan?

Pertanyaan pertama, saya dapat memastikan bahwa tidak ada satupun manusia yang pernah tahu bagaimana menjangkau surga, selain Yesus yang berasal dari surga, kala ia membangkitkan Lazarus dari kematian, Yesus mengucapkan perkataan ini : " Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku" ( Yohanes 11:42)

Pertanyaan Kedua,  kehidupan manusia  setelah Adam dan Hawa diusir dari taman Eden secara praktis dan tak terbantahkan telah terjadi sebuah perubahan yang amat dramatis atas fakta hidup manusia pertama itu. Minimal saya dapat menggambarkannya seperti ini: dahulu ADAM dan HAWA hidup di taman Tuhan yang indah  dan permai dimana Tuhan bisa  mengunjungi manusia itu   bercakap-cakap langsung tanpa  takut atau cemas.  Taman itu ada diciptakan  bagi manusia Adam dan Hawa.  Sampai sebuah peristiwa yang tak diinginkan oleh siapapun juga termasuk saya terjadi, sebuah peristiwa yang  membuat Tuhan tidak lagi berkenan  terhadap mereka untuk tetap ada di taman Tuhan yang  indah. Ini adalah sebuah peristiwa yang membuat Tuhan harus mengusir manusia itu dari taman tersebut. Faktanya semenjak Adam dan Hawa diusir akibat dosa pertamanya telah memberikan dampak hingga ke generasi kita. Tidak ada satupun manusia yang dilahirkan dalam Taman itu walau  kita dapat mengatakan bahwa  saya tidak melakukan kesalahan yang Adam dan Hawa lakukan.  Dosa yang dilakukan Adam telah membuat semua manusia sepanjang abad dunia ini harus tetap  mengalami keadaan diusir dari taman Tuhan dan hidup dan tinggal di taman dunia yang penuh bahaya, ancaman, resiko, sakit-penyakit, kematian, kelaparan, krisis , perang dan apapun bentuk penderitaan  yang dapat kita sebutkan.

Saya akan merujuk pada bagaimana  Paulus menjelaskan  fakta yang tak terbantahkan ini:


Roma 5:12-19

(12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. (14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

Baiklah, kini kita tahu bahwa : pertama, tidak ada manusia yang tahu bagaimana menjangkau surga atau secara praktisnya tidak ada yang tahu  bagaimana pastinya masuk surga! Kedua, semakin pelik lagi setelah kita mengetahui bahwa status terakhir  manusia, saat-saat terakhir manusia berada di  taman Tuhan dan kini ada di taman dunia bukan karena manusia itu hendak pergi berwisata karena bosan berada di taman Tuhan. Manusia tidak lagi berada di  taman  Eden karena diusir! TUHAN sendiri mengusir merek .  Memang dalam mengusir manusia Adam dan Hawa, Tuhan masih memberikan tanda dan tindakan kasih yang luar biasa dengan  membuatkan pakaian dari Kulit Binatang (bacalah Kejadian 3:21) dan sebuah janji  yang akan memberikan masa depan cerah bagi manusia dan diinisiasi sendiri oleh Tuhan berdasarkan kehendak-Nya sendiri (bacalah Kejadian 3:15) sekalipun telah diusir, namun hal ini tidak  mengurangi sedikitpun fakta bahwa Tuhan mengusir manusia itu akibat dosa. Pernahkan anda membayangkan diusir oleh Tuhan?


Kejadian 3:23-24

Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu.

Hal yang hendak  saya tunjukan kepada para pembaca   sekalian adalah : bahwa bukan hanya manusia Adam dan Hawa   yang diusir, dihalau TUHAN sendiri dari Taman-Nya. Bahkan seluruh generasi manusia setelah Adam hingga saya dan anda adalah manusia-manusia yang tetap diusir, dihalau dari Taman-Nya. Tak  ada pernah diketahui ada manusia yang terlahir atau ada manusia lain yang masih ada di Taman-Nya atau dapat kembali lagi masuk ke dalam Taman-Nya sehingga dapat menikmati persekutuan yang indah dan sempurna dalam taman-Nya. Tidak pernah ada manusia yang dapat memilikinya kembali!

Dengan kata lain, terkait pertanyaan  kedua terkait "Apakah manusia  pada dasarnya tidak diperkenan di hadapan Allah?,"  maka  perlu dicermati adalah KUALITAS ketakberkanan itu bukan perkara yang main-main sebab ketika saya mengatakan bahwa manusia pada dasarnya tidak diperkenan dihadapan Tuhan terkait fakta bahwa  Manusia diusir, dihalau dari taman Tuhan dan hingga kini kita tidak dapat masuk kedalam taman Tuhan itu.

Dalam  Yohanes 5:24,Yesus Kristus  pun tidak lupa untuk memaparkan fakta yang  mengerikan itu bahkan  Yesus langsung menunjukan  seberapa kelamnya fakta yang kita hidupi itu. Saya akan sajikan kembali perkataan Yesus ini :

(24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup

Perhatikan  bagian perkataan Yesus ini :

…sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup

Pada  Yohanes 5:24  ini, Yesus tidak hanya berkata BARANGSIAPA atau SIAPA SAJA mendengar  kepada Yesus dan percaya kepada Bapa yang mengutus Yesus, mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, BAHKAN terjadi sebuah perubahan dramatis atas eksistensi atau keberadaan  orang tersebut, yaitu bukan sekedar tidak turut dihukum tetapi PINDAH DARI DALAM MAUT KE DALAM HIDUP (NIV :  "…has crossed over from death to life." ;KJV:.." is passed from death unto life." ;NASB :" has passed out of death into life.")

Pesan apakah yang Yesus sampaikan disini? Secara ringkas dapat dikatakan Yesus hendak menyatakan bahwa semua manusia pada dasarnya ada dalam MAUT! Yesus sedang memperlihatkan fakta  manusia yang telah diusir Allah dari  taman Tuhan, yaitu semua manusia ada dalam  maut dan hanya  karena Yesus saja maka fakta anda ada dalam maut dapat berubah. Hanya karena Yesus saja maka fakta yang melekat pada diri  anda  saat ini, yang berhubungan dengan dampak  TUHAN mengusir Adam dan Hawa akibat dosa, menjadi dapat dipulihkan. Hanya karena Yesus saja maka anda yang tinggal DALAM MAUT DAPAT PINDAH KE HIDUP.

Dengan demikian jelas tersingkap sebagaimana Yesus sendiri katakana  bahwa pada dasarnya manusia bukan saja jahat, bukan saja tidak diperkenan dihadapan Tuhan, bukan saja sangat jauh dari Tuhan, TETAPI PADA DASARNYA SEMUA MANUSIA ADA DALAM  MAUT DAN HANYA YESUS SAJA YANG DAPAT MENGUBAH FAKTA INI MENJADI BAIK YAITU MEMINDAHKAN MANUSIA  YANG  TELAH MENJADI PERCAYA KE HIDUP!


  • Pengubahan fakta semacam ini MUSTAHIL  dilakukan manusia, mustahil dipuyakan manusia, mustahil dipulihkan dengan  PERBUATAN BAIK, KEBAIKAN DAN KETULUSAN SEKALIPUN! Mengapa mustahil oleh manusia? Sebab posisi manusia ada DALAM MAUT! Adakah manusia yang sanggup melawan MAUT? Adakah manusia yang sanggup menetralisir MAUT? Jawabnya : TIDAK dan TIDAK PERNAH ADA selain YESUS KRISTUS saja! ( Bacalah : 2 Timotius 1:10, Yesaya 25:8, Hosea 13:14, 1 Korintus 15:24-26, Ibrani 2:14, Wahyu 20:14, Wahyu 21:4, Yohanes 11:43-44, Roma 1:4, Wahyu 1:18, Yohanes 5:28-29. I Korintus 15:25-26, Kisah Para Rasul 2:27)

  • Perbuatan baik manusia tidak punya kuasa sedikitpun dan tidak punya nilai sedikitpun untuk sanggup memindahkan  manusia dari dalam maut  kepada hidup, sebab pertama-tama tidak ada manusia yang   dalam  maut sanggup menolong dirinya untuk pertama-tama keluar dulu dari dalam maut.

  • Perbuatan baik  atau kebaikan manusia tidak punya kuasa sedikitpun dan tidak punya nilai apapun yang sanggup  memindahkan manusia dari dalam maut kedalam hidup dan mengubah fakta  yang  telah diungkapkan oleh Yesus dalam Yohanes 5:24.


  • Perbuatan baik atau kebaikan manusia tidak punya kuasa sedikitpun dan tidak punya nilai apapun yang dapat memulihkan   keterusiran manusia dari taman Tuhan, sebab  selagi manusia itu berada dalam  maut maka pada dasarnya dia mati sebagaimana Yesus sendiri katakan  dalam Yohanes 5;24 bahwa anda HARUS   : MENDENGAR  YESUS DAN PERCAYA KEPADA BAPA! Ini adalah titik yang amat agung untuk sebuah perubahan dramatis, bahkan ekspresi semacam ini saya pikir  tidak sanggup untuk menggambarkan betapa tajam dan dahsyatnya perubahan  fakta  eksistensi anda, berpindah  dari DALAM MAUT kepada HIDUP.

Dalam POIN YANG AMAT MEGAH INI , perbuatan baik adalah seperti kertas dalam   tungku api, tidak dapat bertahan, tidak memiliki nilai, apalagi kuasa untuk mengakibatkan perubahan seperti yang Yesus Kristus adakan bagi BARANG SIAPA YANG  MENDENGAR YESUS DAN PERCAYA KEPADA BAPA YANG MENGUTUS DIA!


Masihkah anda yakin dan berani dan nekat untuk  mengubah fakta  ini? Apakah anda berpikir perbuatan baik dan kebaikan anda dapat menghidupkan  diri anda yang  seperti  mayat dalam pandangan Yesus sehingga perlu dibangkitkan agar hidup? Apakah mayat sanggup menghidupkan dirinya? Bukankah Lazarus yang telah mati dan busuk itu harus mendengar suara Yesus terlebih dahulu baru bangkit (Bacalah Yohanes 11: 17:-44)? Bukankah kita tidak hanya mati tetapi juga  tubuhnya sudah busuk seperti Lazarus?

Kita pertama-tama membutuhkan Yesus memanggil kita semua KELUAR ! Agar HIDUP.

***

Apakah Orang Baik Masuk Surga, Meskipun Bukan Seorang Yang Diselamatkan oleh Yesus?

Posted: 14 Dec 2013 06:54 AM PST

Oleh : Martin Simamora

Apakah Orang Baik Masuk Surga, Meskipun  Bukan Seorang Yang Diselamatkan  oleh Yesus?

Orang baik. Seperti apakah orang baik itu?  Mengapa  kata "baik" itu sendiri ketika dilekatkan pada  "orang" menjadi sedemikian bernilai tinggi atau setidak-tidaknya dalam benak kebanyakan orang dikatakan bahwa orang ini pantas untuk masuk ke surga. Sungguh teramat sulit untuk memahami bahwa orang baik harus masuk neraka.   Lagian dikatakan Tuhan itu kasih, Tuhan itu menyukai kebaikan dan membenci kejahatan sehingga bila orang baik  tersebut  sampai masuk neraka,bukankah itu mengingkari jati diri Tuhan yang kasih, Tuhan yang  membenci kejahatan.

Dunia yang diwarnai kejahatan, kebencian, perang, pertikaian dan  ada banyak daftar yang dapat kita buat mengenai semua bentuk negatif  ( kebanyakan orang  tidak akan memandang fakta ini sebagai perwujudan dosa)  telah membuat manusia semakin menyadari bahwa kebaikan, orang baik dan perbuatan baik adalah  barang yang langka, mahal dan langka.  Sebuah nilai emas mulai terbangun di dunia yang  dipenuhi kejahatan dan  hal-hal buruk dan ini melahirkan  individu-individu dan tokoh-tokoh  dalam masyarakat bahkan dalam skala dunia oleh karena kebaikan dan perbuatan baik yang dilahirkannya.  Saya tidak menentang kebaikan dan perbuatan baik, bahkan Tuhan pun  tidak menentang  perbuatan baik itu sendiri.

Tentu saja, bahkan saya, sangat mengapresiasi dan menghormati individu-individu dan elemen-elemen dalam masyarakat yang berjuang membangun nilai-nilai kebaikan sebagai upaya menciptakan dunia yang lebih baik, lebih bersahabat  dan damai. Bukankah  semua kita MERINDUKAN hukum dan peraturan ditegakan namun   berkecenderungan untuk tidak menaatinya? Bukankah kita semua  MERINDUKAN aparat penegak hukum mulai dari polisi hingga jaksa setia kepada hukum dan tegak lurus dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Benarkah?

Saya  harus mengatakan dengan jujur, tidak semua manusia merindukannya. Tidak  semua orang  ingin hukum ditegakan. Jika semua  manusia menginginkan kebaikan, menginginkan  peraturan dan hukum ditegakan maka boleh jadi tindakan kriminal adalah sesuatu  yang teramat  langka jika tidak  mungkin untuk nol sama sekali.

"Polisi menangkap oknum polisi jahat"
Kredit : vivanews

Faktanya dunia ini memang merupakan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Polisi melawan kejahatan, Siskamling mengamankan lingkungan dari kemungkinan  aksi kejahatan atau perampokan, dan demikian juga elemen-elemen lainnya.  Tetapi tunggu dulu, kejahatan   versus kebaikan ternyata tidak sesederhana itu, ini merupakan pertarungan yang amat kompleks. Lihatlah bagaimana Komisi Pemberantasan Korupsi  menangkapi   oknum polisi yang melakukan kejahatan, lihatlah  bagaimana KPK menangkap oknum jaksa yang melakukan persekongkolan untuk  membengkokan hukum, lihatlah bagaimana   KPK menangkap anggota wakil rakyat yang  menghianati kepercayaan rakyat terkait uang negara.

Hal sederhana ini hanya hendak  menunjukan  bahwa manusia  tidak pernah bisa   pada dirinya sendiri untuk melakukan kebaikan, manusia pada dasarnya tidak memiliki mata air kebaikan yang berlimpah sampai-sampai  manusia itu tidak memerlukan  norma  yang disepakati bersama untuk menata perilaku bermasyarakat, tidak perlu membangun peraturan  yang disepakati bersama  dan  tidak memerlukan hukum. Semuanya itu ada karena pada dasarnya manusia itu sendiri percaya bahwa dirinya dapat melakukan kejahatan dan kebaikan. Dan kecenderungan  manusia untuk berbuat jahat dari masa ke masa bukan berkurang  tetapi sebaliknya.

Lihatlah  perkembangan undang-undang yang  disusun untuk mengantisipasi berbagai tindak kejahatan pun mengalami perkembangan, lihatlah kini ada undang-undang  ITE yang mengantisipasi kejahatan terkait teknologi dan informasi atau internet. Kini pun telah ada pengadilan khusus untuk tindak pidana korupsi seiring semakin meningkatnya jenis kejahatan ini, dan tentu saja bidang-bidang  kejahatan lainnya seperti kejahatan keuangan.

Dengan melihat bahwa manusia   pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat bukan berbuat baik, memiliki kecenderungan untuk  mengejar kepentingan diri sendiri dengan caranya sendiri maka dapatlah dikatakan bahwa manusia baik  jika manusia-manusia itu mau  tunduk dan patuh pada nilai-nilai kebaikan yang disepakati bersama. Hukum,  apakah itu hukum tradisional (adat) hingga hukum positif  adalah kawalan bagi perilaku manusia, timbangan bagi pikiran dan nuraninya terhadap perbuatan yang diniatkan hendak dilakukan.

Semua manusia tahu bahwa melanggar (menerobos) lampu merah adalah  pelanggaran (perbuatan melawan hukum) karena memang ada  undang-undang lalu lintas tentang lampu merah. Dan hampir dapat dipastikan kecenderungan  para pengguna jalan untuk taat pada peraturan lalu-lintas amat  minimal. Secara umum manusia tertib dan tidak melanggar hukum (tidak melakukan  perbuatan melawan hukum) karena ada pak polisi yang berjaga.

Bahkan andaipun  pengguna jalan itu tertangkap  dan ditilang, demi menghindari  persidangan  maka   uang suap pun coba ditawarkan pada pak polisi. Jika pak  polisi tegas maka hukum tegak, jika pak polisi tidak tegas maka hukum pun mandul. Ini belum ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur perilaku manusia berlalu-lintas seperti menggunakan helem, tidak menggunakan sirine pada kendaraan pribadi, tidak berhenti bukan pada tempatnya dan lain-lain maka semakin bertambahlah  bentuk-bentuk perlawanan hukum manusia oleh manusia itu sendiri.

Berangkali ada yang mengatakan, ah…kamu terlalu mendramatisir, kamu terlalu mengada-ngada, itu bukan pembunuhan, itu bukan korupsi, kamu juga harus paham bahwa saya melanggar lampu merah bukan karena saya mau melanggar tetapi saya harus  mengejar waktu. Para pembaca terkasih, memang benar menerobos lampu merah bukanlah pembunuhan, jelas berbeda. Tetapi ingatlah, bahwa pelanggaran lampu merah menimbulkan sanksi, anda dapat dihentikan polisi, anda  akan ditilang, anda harus menghadiri persidangan akibat pelanggaran itu. Apakah anda dapat memrotes pak polisi tersebut dengan mengatakan: 'ah anda mengada-mengada, saya hanya menerobos lampu merah, saya tidak membunuh, saya tidak korupsi kenapa saya harus dihentikan, kenapa saya harus membayar denda dan menjalani persidangan   akibat perbuatan remeh ini?' Tentu saja  pak polisi punya otoritas sebab  dia bertindak  diatas hukum tertulis dan yang sedang berlaku, yang mengikat  pengguna jalan.

Semua manusia menjadi baik bukan pertama-tama karena dia  memang memiliki  sumber kebaikan mandiri dalam dirinya secara konstan dan tak pernah mati. Manusia bukanlah mahluk moral yang sempurna. Manusia adalah mahluk yang dipenuhi hasrat dan keinginan yang  bersumber pada "aku," yang  cenderung tidak memedulikan apakah hal itu benar atau tidak, bukan sekedar baik! Manusia memerlukan norma hukum entah itu dalam masyarakat atau bahkan norma-norma spiritualnya. Manusia memerlukan penegak hukum seperti polisi sebab semua manusia memiliki kecenderungan melawan hukum- manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan jahat pada derajat berapapun. Bahkan aparat hukum sendiri perlu  polisi atas polisi sehingga ada "provost," bahkan  institusi hukum itu sendiri tidak sanggup untuk menjaga aparatnya untuk tidak melawan hukum, untuk tidak melawan kebaikan dan membungkam kebenaran.

Sangat jarang juga dikatakan pada orang yang memperjuangkan kebenaran , memperjuangkan hukum sebagai orang baik yang diidolakan. Kebanyakan orang baik yang memenangkan hati orang kebanyakan semata melihatnya pada perbuatan baik terhadap sesama manusia, perbuatan baik melawan  rejim otoriter, perbuatan baik melawan ketidakadilan. Sangat jarang juga masyarakat mengapresiasi polisi sederhana namun setia terhadap profesinya dan tidak mau dibengkokan sebagai orang baik.  Atau berangkali, sangat jarang ada yang menominasikan pak Abraham Samad  sebagai orang yang pantas masuk surga? Saya menduga, nampaknya manusia harus punya sentimen tertentu untuk berpendapat seseorang karena kebaikannya akan masuk ke surga. Ini sebuah temuan awal saja untuk menduga bahwa manusia pada dasarnya tidak sanggup untuk menjadi hakim yang adil dan benar dan tidak dapat dibengkokan, ketika dia menjadi hakim maka subyektifitas  terlibat. Lalu apakah yang dapat dipegang pada  penilaian manusia yang selalu gagal memberikan  apresiasi pada apa yang sepatutnya diapresiasi dalam  lingkup dunia, lingkup pemikiran manusia?

Apakah ada manusia yang layak masuk surga  dan apakah ada manusia yang tidak pantas masuk neraka? Apakah manusia pada dasarnya baik ataukah pada dasarnya jahat? Apakah ada manusia berdasarkan kebaikannya berani memastikan si A masuk surga? Kalau ada manusia yang sanggup memastikan si A atau si B atau si C masuk surga  berdasarkan kebaikan pada dirinya   namun tidak dapat melihat bagian jahatnya dan mengabaikan faktor Yesus dan keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus  (sehingga orang baik tersebut sungguh baik bak malaikat) maka saya berani mengatakan itu adalah sebuah keangkuhan seorang manusia yang kadar kebaikannya  saja belumlah terukur, dan orang Kristen semacam ini, dia sendiri sudah mengabaikan dan menghina Yesus yang jadi penebusnya, jika dia benar seorang Kristen (?).

Jika  di dunia ini  saja untuk menentukan  seseorang itu apakah bersalah atau tidak, dilaksanakan oleh lembaga-lembaga hukum seperti polisi dan pengadilan, dan mengacu pada undang-undang tertulis, kesaksian dan pemeriksaan para saksi, pemeriksaan bukti-bukti  untuk menghasilkan keputusan yang benar dan adil. Masakan untuk mengetahui apakah  manusia itu masuk neraka atau surga tidak melalui pengadilan, tidak melalui pemeriksaan, tidak melalui bukti-bukti, tidak merujuk pada kitab-kitab hukum di surga, tidak merujuk pada  standard kebenaran di surga?

Pastilah  Tuhan punya mekanisme yang jauh lebih agung, lebih adil, lebih  jujur, hakimnya pastilah tidak bisa disuap, tidak bisa  salah, dan dia sendiri bukanlah  hakim yang tidak sanggup memeriksa motif sebuah tindakan, dan yang jelas hakim agung di surga  adalah hakim yang maha tahu. Dia adalah hakim yang maha tahu, dia sanggup melihat kehidupan seseorang melampaui mata manusia, melampai barang bukti, melampau  kesaksian dan pembelaan terdakwa dihadapan takhta pengadilan. Singkatnya Dia adalah hakim yang siapapun tidak akan sanggup membayangkan kesempurnaan kerja-Nya, keadilan pengadilannya, kemegahan kekudusannya ( tidak dapat disuap, tidak dapat dipengaruhi seperti di dunia).

Credit: hukum.kompasiana.com

Apakah kita masih mampu untuk dengan percaya diri mengatakan saya baik sehingga dengan demikian saya masuk surga dan dengan demikian saya tidak memerlukan pengacara di pengadilan agung itu, tidak memerlukan pendamping hukum dan sanggup membela diri tanpa bantuan hukum? Apakah anda,  memiliki fondasi teramat kokoh bahwa perbuatan anda yang "baik" itu sungguh SETANDING dengan syarat minimal untuk lolos dari vonis neraka tanpa Yesus Kristus? Dan apakah benar setiap kita tahu apa itu syarat minimal untuk lolos dari vonis neraka dan "minimal" yang bagaimanakah? Lantas adakah hal dari dunia ini yang dapat dikatakan SETANDING dengan yang ada di surga?

Semoga kita dapat menghargai kedatangan Yesus, kematian-Nya, kebangkitan-Nya,kenaikan-Nya dan yang paling mendebarkan adalah kedatangan-Nya dan penghakiman agung-Nya. Jika memang benar ada perbuatan baik yang dapat meloloskan kita dari vonis neraka maka kedatangan Yesus adalah sebuah kekonyolan yang paling menggelikan, dan jika memang kita  punya  keyakinan untuk masuk ke surga  tanpa perlu Yesus, maka semua manusia tidak  memerlukan Yesus, tidak memerlukan pengampunan, tidak perlu mengenal Tuhan, sebab jika anda baik anda  dapat masuk ke surga  tak peduli anda ateis, tak peduli apapun agamamu maka berbuat baik adalah tiketmu yang pasti. Tetapi benarkan demikian? Mari kita nantikan bersama-sama kelak saat Yesus  dihadapanmu sebagai hakim agung atas segenap mahluk!

Bersambung ke Bagian 2

***

Datangnya Raja Damai Kedalam Dunia Yang Gemar Berperang

Posted: 13 Dec 2013 01:22 AM PST

Oleh : Dr. Allen Ross

Datangnya Raja Damai Kedalam Dunia  Yang Gemar Berperang

War is normally measured by its final outcome, but many individual heroes gave up their lives for the Arab side during the 1967 Six-Day War. (Image courtesy AP)



Pengantar Editor

Kalau saya mengatakan  Dunia  Yang Gemar Berperang, tidak hendak mengatakan seolah  perang adalah sebuah  kegemaran populis layaknya sebuah hal yang menyehatkan apalagi menyejukan hati dan pikiran. Ada satu pepatah  latin  kuno yang berbunyi  'Si vis pacem, para bellum'  yang  artinya 'If you want peace, prepare for war' atau 'jika anda ingin damai, bersiaplah untuk perang', tak kecuali bagi  negara kita melalui mantan Panglima  Republik Indonesia TNI Djoko Santoso, dalam sebuah  kesempatan strategis terpaksa mengumandangkannya. Sederhananya, perang adalah instrumen  vital, strategis dan lekat dengan nilai patriotisme bela Negara.  [ si vis pacem para  bellum ini dikaitkan dengan  Flavius Vegetius Renatus, yang menulis  "De re militari" (390 B.C.E.) : "Qui desiderat pacem, bellum praeparat; nemo provocare ne offendere audet quem intelliget superiorem esse pugnaturem , dalam bahasa Inggris  berarti : "Whosoever desires peace prepares for war; no one provokes, nor dares to offend, those who they know know to be superior in battle]

Bahkan dalam perkembangannya di era  perang modern dengan instrumentasi elektronik yang memampukan persenjataan-persenjataan menjadi cerdas, perang telah dimungkinkan menjadi intrumen utama yang kadang mengabaikan diplomasi dalam politik internasional, saat diplomasi dianggap tidak manjur. Ya… perang kini telah berubah menjadi alat "diplomasi berdarah atau diplomasi non damai" atau dikenal sebagai "pre-emptive strike"  atau sebuah serangan yang terukur pada target-target spesifik dan strategis, dilakukan untuk merespon atau menetralisir ancaman  sebelum menjadi kenyataan! Untuk melumpuhkan kapabilitas sebuah negara untuk menjalankan niatnya yang dinilai membahayakan keamanan sebuah kawasan atau sekutu dari negara-negara kuat. Itulah mengapa judul yang saya munculkan berbunyi demikian. Tentu   perang bukanlah indikator minimal dalam mengukur derajat damai, sebab pertama-tama tentulah konflik adalah sebuah hal minimal yang mendahului sebuah kondisi menuju (potensi) perang.

***

Sekalipun kini peradaban manusia telah mengalami berbagai kemajuan-kemajuan, pun tak  mengurungkan  dunia kita ini  masih dipenuhi  dengan sebuah  hasrat untuk damai dan sebuah  takut akan perang. Ketika  orang-orang  mengamati berbagai konflik-konflik dan rumor-rumor perang ( seperti konflik Syria, rumor perang Korsel-Korut, atau China terhadap sejumlah negara di Asia Timur dan Asia  Tenggara terkait klaim Negara China yang menyentuh kedaulatan Vietnam dan Filipina di Laut Cina Selatan- editor Anchor), kemurungan dan  keputusasaan kerap  menggulung  mereka seperti kegelapan yang pekat. Apalagi kalau kita menengok titik-titik panas di Timur Tengah.

 
A Chinese ship launches a missile during a military exercise in the South China Sea on 29 July 2010
Both China and the US have increased naval drills in the Asian region Vietnam has said it will hold live-fire exercises in the South China Sea amid escalating tensions with China over disputed waters.
credit: ibn.tv

Damai telah dikejar selama berabad-abad untuk dimiliki. Meskipun memang telah dicapai kemajuan dalam upaya-upaya untuk mewujudkan damai antara Israel dan Syria dan  rakyat Palestina, tak seorang pun akan terkejut jika perang pecah esok.

Gerakan-gerakan damai dan negosiasi-negosiasi damai dilangsungkan di seluruh dunia. Negara-negara yang lebih kuat yakin bahwa damai harus dinegosiasikan dari sebuah posisi kekuasaan; kelompok-kelompok radikal  percaya bahwa teror akan memaksa isu ini. Tetapi kita  masih menyisakan sebuah dunia yang lebih berbahaya dan lebih menakutkan daripada sebelumnya. Dan kita tinggal terhenyak andai siapapun juga benar-benar tertarik dengan damai dan kebenaran dan keadilan bagi semua, atau cuma mengamankan kepentingan-kepentingannya sendiri?

Problemnya adalah masih pada  hadirnya kejahatan. Kejahatan membuat saudara melawan saudara, dan bangsa bangkit melawan bangsa.  Pada puncaknya, kemuraman dan keputusasaan dunia terkait dengan kegelapan rohani.

Alkitab menghibur dan mengingatkan semua kita yang telah menjadi percaya  kepada Kristus untuk tidak putus asa seolah tiada harapan. Kita memiliki pewahyuan dari Tuhan kita bahwa tidak hanya  mengumumkan kedaulatan-Nya memerintah tetapi juga memetakan perjalanan peristiwa-peristiwa dunia. Salah satu pewahyuan yang paling signifikan ditemukan dalam Yesaya 9.

Terhadap latar belakang nubuat perang dan   pembinasaan, kegelapan dan kemuraman ( bab 8), Yesaya telah  menyampaikan nubuat mengenai Mesias—raja mulia yang akan datang.

"Mesias" adalah sebuah istilah Ibrani yang berarti "dia yang diurapi," yakni, raja yang diurapi. Dalam sebuah pengertian, setiap raja yang telah diurapi di Yerusalem adalah seorang keturunan Daud akan disebut seorang "mashiah" ( diucapkan mah-she-ack), seorang messiah. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Mesiah itu. Kata Perjanjian Baru "Kristus" adalah translasi Yunani dari kata Ibrani "Mesiah." Nubuat  Mesianik ini, kemudian, menggenggam pengharapan akan damai dan kebenaran melalui  pemerintahan Yesus sang Mesiah.

Teks ini dapat dibagi menjadi dua bagian:   Terbitnya  era Mesianik ( ayat 1-6) dan   Pemerintahan Mesias yang Adil ( ayat  7-8). Meskipun keseluruhan nas ini  menyajikan informasi yang berguna untuk pesan ini, ayat-ayat yang fokus pada  natur  Mesias adalah kritikal, karena pada ayat-ayat tersebut terletak pengharapan kita  untuk damai yang kekal. Sehingga   perhatian kita yang paling utama akan diberikan pada makna-makna nama sang Anak, memperlihatkan bagaimana deskripsi-deskripsi ini pas secara sempurna dengan natur Tuhan kita  Yesus Kristus.

I.Damai Akan Datang Dengan Terbitnya Era Mesianik ( 9:1-5)

Yesaya mendeklarasikan  bahwa sangat berbeda dengan  eranya yang perang, muram, dan putus asa, ada sedang datang sebuah era ketika damai akan memerintah secara universal. Itu akan dimulai dengan datangnya sang Mesias, raja masa datang yang telah dijanjikan. Sehingga kita menyebutnya  periode Abad Mesianik. Nabi Yesaya disini memperlihatkan bagaimana abad ini digulirkan.

Perang di Syria yang masih menggila
Credit :foreignpolicy

A.Perubahan Dalam Situasi-Situasi Akan Mengakhiri Keputusaasaan ( ayat 1,2)


Nas ini mulai dengan pengumuman perubahan
: "Tetapi tidak untuk selamanya negeri itu mengalami kesesakan. Daerah yang didiami suku-suku Zebulon dan Naftali pernah dianggap rendah oleh TUHAN. Tetapi di masa yang akan datang, Ia akan memberi kehormatan kepada seluruh wilayah dari Laut Tengah ke timur sampai seberang Sungai Yordan, bahkan sampai Galilea yang didiami orang asing. "

Mengapa? Itu tempat dimana Mesiah akan pertama kali tampil—Galilea tempat orang-orang asing –bukan  Yahudi [rujukan untuk "orang asing"  dapat dijelaskan dengan mengetahui kebijakan Asyria yang membawa banyak orang dari  negeri-negeri yang berlainan. Galilea  sejak dulu selalu merupakan area kosmopolitan karena terletak di rute-rute perdagangan, tetapi berbagai perang telah  membuat Galilea dipenuhi orang-orang asing. Pada masa Yesus, Galilea   memiliki reputasi demikian diamana orang-orang Yahudi yang yang sangat saleh dan benar berperan sangat kecil dalam hal itu.], sebuah tempat  yang dipandang rendah untuk waktu   yang panjang, kurang suci dibandingkan dengan Yudea.

Penjelasan peninggian Yudea ditemukan dalam ayat2. "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." Bahasanya puitis: kegelapan menggambarkan kejahatan, kemuraman, keputusasaan dan kejahatan, dan terang menggambarkan kemakmuran, damai dan sukacita [gambaran ini  bersifat hypocastasis/ substitusi. Alkitab suka menggunakan "malam" dan "kegelapan"  untuk menggambarkan kejahatan dan pembinasaan dan keputusasaan, dan terang atau siang untuk  menggambarkan kebenaran, sukacita dan pengharapan. Itu adalah gambar alami untuk mengeksprersikan terbitnya sebuah  hari baru—sebuah permulaan baru setelah kesusahan.].

Bahasa  semacam ini digunakan di bagian lain terkait  era Mesianik—Maleakhi berkata bahwa "bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya" (4:2). Sehingga peduduk di utara yang telah menderita sedemikian  berat memiliki prospek/pengharapan akan sebuah permulaan baru yang mengagumkan.

Kita harus  memperhatikan  sambil lalu bahwa kata kerja-kata kerjanya dalam bentuk lampau—dia menuliskannya seolah itu telah terjadi. Itu adalah bahasa profetik. Nabi adalah seorang 'pelihat" atau visioner. Dia  telah menerima pewahyuan dan  telah merekam apa yang telah dia lihat. Sejauh yang telah dia perhatikan, jika itu  memang telah diperlihatkan  kepada dia dari Allah,  peristiwa itu  sama dengan atau dapat dikatakan telah terjadi. Itu telah pasti, bahkan walau itu belum  berlangsung dalam sejarah.Sehingga "terang" akan   menyinari bangsa yang berjalan dalam "kegelapan," (ayat 2).

Penggenapan awal nubuat ini terlampau jelas untuk diragukan. Matius mengutip teks ini  (Lihat Matius 4:16)dalam  rangkaian dengan permulaan  pelayanan Yesus di Galilea. Dia adalah terang sejati dunia yang menerangi setiap orang [ ini adalah sebuah metafora dimana Yesus diperbandingkan dengan sebuah terang. Gagasan menyinari setiap orang  membawa banyak konotasi; pada jantung  ungkapan, ini pastilah  gagasan tentang menginsafkan dosa, karena Perjanjian Baru menggunakan kegelapan untuk menunjukan kejahatan, dan terang untuk kebenaran].

Dia membawa masuk ke sebuah dunia yang gelap  pekat, anugerah dan kebenaran, dan sebuah janji damai yang pasti. Ketika Dia mulai melayani di  Galilea dengan pengajaran-pengajaran dan mujizat-mujizat-Nya, Dia telah mendemonstrasikan bahwa Dia memang  benar-benar  Mesias ini.

Proklamasi-Nya akan kerajaan melalui  keselamatan adalah apa yang menyudahi keputusasaan, bagi orang-orang percaya  pada Dia tidaklah terhilang dalam kemuraman dan keputusasaan, karena mereka tahu  bahwa apa yang telah Dia janjikan akan  terwujud pada kedatangan-Nya yang kedua [ Yesaya, seperti nabi-nabi lain, hanya mengatakan apa yang Mesiah akan lakukan, bukan kapan dia akan melakukannya. Mereka memang tidak mengetahui dua hal yang akan terjadi, satu hal tentang   hal mati, dan satu hal lagi  terkait memerintah. Tetapi tidak dapat ada  hal memerintah kecuali keselamatan ditegakan pertama-tama].

B. Sang  Mesiah Membawa Sukacita dan Kemakmuran (ayat 3)

Si nabi kini   beralih mengulas TUHAN secara langsung. Kata-katanya menjelaskan apa maknanya bahwa terang akan  melenyapkan kegelapan—sukacita dan  makmur. Si nabi  tidak memberi petunjuk apapun terkait  seberapa segera hal ini akan terjadi [memang benar, transisi dari  bab 8 ke bab 9 dibaca sebagai sebuah kontinuitas langsung, tetapi itu mencakup lebih dari 700 tahun. Kronologi yang pasti tidak mungkin dalam membaca nas-nas profetik. Sang "terang" muncul di Galilea sekitar 2.000 tahun, tetapi kulminasi  dari kata-kata profetik ini masih menanti.]. Tetapi kita memiliki  pewahyuan penuh mengenai Allah tahu bahwa Yesus membuat jelas bahwa dia adalah sang Mesiah,dan era damai dan keadilan masih merupakan hal di masa depan.

Suka cita digambarkan disini luar biasa. Ini adalah jenis suka cita yang  datang saat menuai/panen, atau saat  membagi barang rampasan hasil perang. Menuai adalah sebuah saat suka cita  yang terjadi secara teratur pada Israel; setelah  saat yang lama berjerih lelah di ladang-ladang,mereka akan berkumpul untuk makan dan minum dan merayakan. Alkitab kerap menggunakan analogi menuai untuk menggambarkan kedatangan TUHAN ( lihat Matius 3:12 karena panen dan menampi adalah imajiner). Itu adalah sebuah perayaan pengucapan syukur  untuk  penyelesaian panen.

Membagi barang jarahan, adalah   penggambaran lain disini, ini agak lebih pedih karena peperangan akan membawa pada kesudahan era  ini. Gambaran ini  tentang kemenangan-kemenangan setelah peperangan berakhir, membagikan  barang rampasan. Hal semacam ini  akan menjadi sebuah  perayaan  kemenangan yang paling mencemaskan/mendebarkan yang akan mengantarkan pada sebuah era damai.

C. Suka Cita Datang Melalui Penghentian Perang ( ayat 4,5)

Gambaran suka cita saat pembagian barang rampasan membawa secara langsung  kedalam penjelasan: si nabi telah melihat lebih dulu waktu ketika TUHAN akan  menghancurkan intimidasi musuh-musuh. Yesaya menarik analogi dengan saat kemenangan  Israel atas orang Midian melalui Gideon oleh kuasa TUHAN [Kiasan  pada Midian bertautan dengan nas di Hakim-Hakim. Implikasi utamanya adalah, bahwa Allah akan menyudahi penindasan; tetapi ada juga pandangan bahwa Mesiah akan datang seperti  tokoh Gideon]. Sehingga akan terjadi  lagi.
1967 and 6 days war
Tetapi kemenangan ini akan   menjadi  kemenangan yang lebih besar. Ayat 5 berkata bahwa setiap pelaku perang akan habis terbakar  [ kalimat yang digunakan  disini bersifat synecdoche; hal –hal yang disebutkan   mewakili  jenis-jenis elemen atau bagian yang lebih besar dalam perang].

Ini tidak akan ada peredaan dalam tindakan, tidak ada perjanjian damai sesaat. Perang akan berakhir. Di tempat lain, Yesaya telah berkata "mereka akan menempa  pedang-pedangnya menjadi mata bajak" (Yesaya 2:4)," yakni, persenjataan-persenjataan militer tidak akan dibutuhkan dalam sebuah damai abadi.

Bagaimana dapat hal-hal ini, mengacu pada situasi dunia yang kita kenal kini?Jawaban atas pertanyaan ini ditemukan dalam bagian kedua dari nubuat yang menggambarkan natur Mesias yang akan  mewujudkan pemerintahan damai dan adil. Jika damai semacam ini datang, seseorang   harus memiliki kemampuan untuk memproduksi dan menghasilkannya.

II Damai Akhirnya Akan Datang Dengan Pemerintahan Mesiah Yang Adil ( 9:6-7)

Yesaya kini beralih memperkenalkan Dia yang akan menransformasi kemuraman dan keputusasaan perang menjadi suka cita dan damai pada  sebuah masa  keadilan-Mesiah.

A. Tuhan Akan  Menyebabkan Kedatangan  Sang Mesiah (Yesaya 9: 6A)


Bagian pertama nubuat sangat akrab bagi orang-orang Kristen: "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya."

Yesaya sangat jitu disini, sebagaimana sekarang kita tahu. Seorang  anak akan dilahirkan kedalam keluarga Daud, dan bahwa ada sebuah kelahiran di Betlehem yang tidak perlu dipertanyakan; tetapi Mesias juga akan menjadi Anak sebagaimana telah dikemukakan, dan bahwa Yesus tidak memperoleh eksistensinya  (maksudnya  Yesus itu bukan baru ada dalam keberadaan saat di Betlehem. Dia ada sejak kekekalan) di Bethlehem  adalah jelas dari Alkitab.

Mengacu pada Kovenan Davidik (2 Samuel 7:14), istilah "anak" adalah gelar untuk raja [ bahasanya bersifat metafora, baik dalam Samuel dan dalam Mazmur 2].  Raja akan  menjadi seperti seorang  anak, seorang anak laki-laki yang diadopsi, untuk  Allah,  mewarisi kerajaan [ Tentu saja ini metafora "anak"  kala diaplikasi pada Yesus juga membawa bersamanya makna bahwa Dia turut berbagi natur Allah—kekal dan ilahi].  Sama  benarnya dengan penglihatan Daniel dimana ekspresi " Anak Manusia" digunakan ( 7:9-14). Penglihatan Daniel memperlihatkan raja mulia dalam hadirat Yang Maha Kuasa, Yang Lanjut Usianya ( maksudnya secara simbolik menunjukan Yesus telah ada sejak kekekalan, sebuah gelar  bagi sang Anak- editor Anchor), bahwa Dia akan diberikan kerajaan damai. Yesaya mengumumkan bahwa anak  yang akan dilhairkan tersebut akan  menjadi Anak sebagaimana  yang  telah dinyatakan. Ide ini kemudian  telah diklarifikasi oleh Paulus : "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya …" (Galatia 4:4).

Perjanjian Baru  membawa kesaksian bahwa Yesus ini adalah Anak yang telah datang  ke dunia. Faktanya, Yesus sendiri mulai  membuktikan  asal-usulnya di Surga, bukan di Bethlehem.

Ketika Dia hendak membangkitkan Lazarus dari kematian, dia telah berdoa dan telah memasukan kata-kata ini dalam doa-Nya : " Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku" ( Yohanes 11:42).

Dengan ini Dia  memaksudkan bahwa Dia dari  atas (surga), dan mereka dari bawah (dunia). Atau dalam berdebat dengan pemimpin-pemimpin agama, Yesus bertanya bagaimana Daud dapat  memanggil keturunannya "Tuan"-nya, secara jelas memperlihatkan bawa "Anak Daud," sang Mesiah, adalah lebih besar daripada Daud ( Markus 12:35,36, menimbang Mazmur 110).

Dan tentu saja, kepada perempuan di sumur, Yesus secara jelas telah menyingkapkan diri-Nya : dia berkata, "Ketika Mesias datang, Dia akan menyatakan semua hal kepada kita." Yesus berkata," Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau" (Yohanes 4:25,26).

Jelas. Kemudian, bahwa Yesus telah mengklaim menjadi Mesias, sang Kristus, anak  yang telah lahir kedalam  kaum Daud, Anak yang telah diberikan oleh Allah untuk menjadi Raja yang telah lama ditunggu-tunggu.

French soldiers arrive at Bangui airport in the Central African Republic, Friday, March 22, 2013. France is sending 1,000 troops to the Central African Republic under an expected U.N.-backed mission to keep growing chaos at bay, boosting the French military presence in Africa for the second time this year. (AP Photo/Elise Foucaud, ECPAD, File)
credit: epoch times

Kedatangan Pertama Yesus telah menegakan identitas-Nya; akan tetapi, kedatangan yang pertama tidak  memulai pemerintahan-Nya, karena Dia  belum menyudahi/mengakhiri semua musuh-musuh.


Nubuat yang berbunyi "lambang pemerintahan ada di atas bahunya" (Yesaya 9:5) akan   menjadi kenyataan seutuhnya pada kedatangan-Nya yang kedua—sebuah aspek nubuat-nibuat Mesianik bahwa nabi-nabi tersebut tidak melihat (lihat  1 Petrus 1:10,11). Rujukan pada bahu berangkali sebuah rujukan pada pengenaan  sebuah lencana jabatan pada pundak - lihat
Yesaya 22:22.

[penggambaran dalam Yesaya 22:22kemudian dapat menjadi  gaya bahasa metonymy atau  menggantikan  satu kata atau frasa dengan  yang lain dimana penggantinya memiliki keterhubungan  yang dekat, misal "mahkota" untuk "anggota keluarga kerajaan" atau gaya bahasa hypocatastasis -gaya bahasa yang  menyatakan  sebuah kemiripan, representasi atau perbandingan - lebih kuat daripada  simile ( majas pertautan/persamaan, membandingkan 2 hal yang secara hakiki berbeda, namun dianggap mengandung segi yang serupa, dinyatakan secara eksplisit-menggunakan "seperti"- contoh : mukanya merah seperti kepeting rebus- dan metafora. Kamu  seperti seekor binatang- ini adalah simile, kalau "kamu adalah binatang" ,ini adalah metafora. Namun ketika  hanya   dikatakan , "Binatang!" maka ini adalah hypocatastasis-: penggambaran ini –Yesaya 22:22- dapat menjadi metonymy jika dia benar-benar akan menggunakan lencana, dan  hypocatastasis jika tidak. Yang terakhir berangkali pandangan yang  lebih baik, karena pemerintahan Mesias nampaknya tidak semuanya terjebak secara literal dalam monarki dunia. Yesaya mengatakan bahwa  raja memiliki kunci  Daud di pundaknya.].

Akan  tiba sebuah waktu ketika Anak ini akan memerintah sebagai raja.

Kita dapat berkata bahwa Yesus sekarang memerintah di atas-surga, dan  hal ini secara pasti benar. Tetapi   Yesaya  menyajikan penglihatan sebuah  masa damai dan keadilan universal dalam dunia ini. Ini belum terjadi. Ibrani 1 menyatakan bahwa  peninggian ini akan lengkap ketika Bapa membawa kembali anak sulung-Nya kedalam dunia. Sehingga Yesaya tidak tahu kapan semua  hal ini akan terwujud; hanya  tahu bahwa semuanya akan terjadi karena Firman TUHAN telah mendeklarasikannya.

B. Mesias Akan  Menjadi Seorang  Raja Ajaib ( 6b)

Natur sang Mesias sekarang  digambarkan dalam  pendaftaran nama-nama takhtanya. Harus diperhatikan bahwa ini bukanlah nama-nama  dalam pengertian  bahwa kita memiliki nama-nama. Semua ini adalah deskripsi-deskripsi karakter. Nama-nama tersebut dimaksudkan untuk memberikan natur atau signifikansi  pribadi yang dinamai tersebut. Kita menggunakan kata "nama" terkadang  dalam cara ini. Kita dapat  berkata, "Dia  membuat sebuah nama  bagi dirinya sendiri," yakni, sebuah reputasi. Nama-nama dalam bagian ini  menggambarkan natur sang raja mulia.

Terlebih lagi, pada masa purba raja-raja Timur Dekat dahulu memiliki kebiasaan  mengambil nama-nama takhta ketika mereka menduduki takhta  tersebut. Mereka mengambil   gelar-gelar dan telah menambahkan dan telah menambahkan julukan-julukan bagi nama-nama mereka. Biasanya julukan-julukan  yang mereka pilih terlampau besar atau hebat  bagi manusia-manusia fana. Sebagai contoh, Kerajaan Tengah Mesir, para penguasanya mengambil lima gelar ketika dimahkotai—setiap nama menunjuk pada sejumlah dewa, negeri,  sejumlah ambisi yang ingin mereka capai bagi pemerintahan mereka. Seorang raja  yang telah dimahkotai mendengarkan imam yang berkata. "Biarlah nama-nama hebat  dewa yang baik dan gelar-gelarnya menjadikan mereka [dewa] :  merujuk pada : Banteng Perkasa, Dia Yang Mampu Merencanakan, Dipenuhi Dengan Kebenaran, Anak "dewa" yang  kepadanya kehidupan diberikan." Sehingga dalam julukan-julukan para raja akan dipuji  secara sangat megah sebagai  tempat bersemayamnya keperkasaan, hikmat, keajaiban-keajaiban, kebenaran, dan seluruh kehidupan. Semua hal ini, dipastikan, agak  ambisius.

Ada bukti akan gelar-gelar semacam ini di Israel, khususnya dalam kasus-kasus dimana Allah memberikan nama-nama pada raja-raja baru. Mazmur 2,  Mazmur pemahkotaan, mengatakan, "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini" (Mazmur 2:7). Sehingga pada hari itu, raja telah menaiki takhta,dia telah dideklarasikan menjadi Anak, yakni, Raja yang telah diurapi Allah. Demikian  juga  dalam 2 Samuel 23:1 ,kita menemukan sebuah pertambahan cepat nama-nama bagi Daud : "Daud, anak/bin Isai, orang yang telah ditinggikan oleh  Yang Maha Tinggi, orang yang telah diurapi oleh Allah Yakub, pemazmur Israel." Dan kemudian kita melihat TUHAN mengutus nabi-nabi untuk menamai kembali raja-raja, seperti menyebut  Salomo, Yedija-yang dikasihi Allah ( 2 Samuel 12:25).

Tetapi tidak  ada  yang  dapat dibandingkan dengan tipe  nama-nama yang ditemukan dalam Yesaya 9. Hanya nama-nama ini dapat dibandingkan dengan gelar-gelar kehormatan para raja Mesir. Semua itu adalah nama-nama yang  megah dan ambisius bagi takhta. Setiap nama memiliki sebuah   gelar permanen dan kemudian sebuah  elemen penjelasan yang bermacam-macam. Demikian juga dalam Yesaya : Penasehat, Allah, Bapa, dan Raja Damai adalah gelar-gelar permanen; ajaib, perkasa, kekal dan damai adalah elemen-elemen penjelasan yang dapat diganti atau   merupakan variabel.


Tetapi Yesaya sedang meneguhkan bahwa  dia yang akan datang tidak cuma akan memiliki  gelar-gelar hebat, tetapi akan dalam kenyataannya mewujud apa yang diklaim  gelar-gelar itu. Apa  yang sejak lama telah menjadi sebuah harapan, sebuah mimpi liar, atau  monarki-monarki selama berabad-abad dambakan akan secara pasti menjadi sebuah realita pada suatu hari. Dengan seorang raja seperti ini, damai dijamin.


Tidak ada harapan dalam sejumlah raja Mesir pagan yang yang telah membuat klaim-klaim  hebat; satu-satunya harapan  adalah dalam Firman TUHAN yang telah dijanjikan Immanuel- tinggal beserta  kita [ sehingga mungkin ada sebuah elemen yang bersifat polemik  disini karena orang-orang Israel tidak akan membuat  perjanjian-perjanjian dengan Mesir untuk keamanan. Sang nabi  berangkali merujuk atau mengiaskan pada gelar-gelar Mesir semata  untuk menunjukan bahwa gelar-gelar semacam itu akan menjadi benar/kenyataan dalam kasus Immanuel]

1. Penasehat Ajaib.

Kata pertama yang digunakan untuk menggambarkan  Anak biasanya telah dipisahkan dalam  alkitab-alkitab bahasa Inggris untuk membentuk dua julukan. Tetapi Yesaya sendiri menggabungkan dua terminologi menjadi satu dalam Yesaya 28:29. Sehingga berangkali, terkait dengan gelar-gelar lain, satu kata berfungsi untuk mengualifikasikan kata lainnya—dia adalah seorang  yang ajaib  dari seorang penasehat – Dia ajaib, secara khusus sebagai seorang Penasehat.

"Ajaib" adalah sebuah kata yang secara  utama menggambarkan TUHAN atau hal-hal ekstraordinari atau supernatural dalam Kitab suci; ini bermakna "ekstraordinari, melampaui, menakjubkan, ajaib." Ini tidak digunakan dalam pengertian yang remeh, sebagaimana kita kerap  gunakan  kata Bahasa Inggris "wonderful."

Sebagai contoh, dalam Kejadian 18 TUHAN telah  mengumumkan kelahiran Ishak kepada Abraham dan Sarah  yang  tua. Ketika Sarah tertawa dalam hatinya, TUHAN tahu dia telah  tertawa, berkata," adakah apapun  juga  terlampau sukar bagi TUHAN? "Sukar" adalah  bahasa kita—adakah apapun juga yang terlampau menakjubkan, ajaib, ekstraordinari, bagi TUHAN? Atau lagi , Daud, sedang merenungkan secara mendalam pada pengetahuan TUHAN, menjadi menyadari bahwa TUHAN mengetahui setiap hal tentang dirinya, pikiran-pikirannya,maksud-maksudnya, bahkan kata-kata yang dia sedang upayakan untuk tuturkan, semuanya ( Mazmur 139:1-6). Dia  kagum, " pengetahuan semacam itu terlampau ajaib bagiku!" atau  lagi, ketika Malaikat TUHAN menampakan dirinya pada Manoah (Hakim-Hakim 13), Manoah menyelidiki, "Siapakah namamu?" jawab-Nya pada Manoah, "Mengapa engkau menanyakan namaku, lihatlah  bukankah namaku   Ajaib?" (Hakim-Hakim 13:18). Kemudian ketika api  pada mezbah naik ke atas, Malaikat Tuhan  yang namanya Ajaib itu naik ke Surga.

Untuk menggambarkan raja ini dengan kata Ibrani "ajaib" adalah melekatkan  pada dirinya  yang ekstraordinari, kemampuan-kemampuan supernatural. Yesus, oleh kata-katanya yang perkasa telah memperlihatkan diri-Nya menjadi Ajaib dalam pengertian  ini. Dalam Yohanes 11:25 dia telah berkata, "Akulah kebangkitan  dan siapapun percaya padaku akan hidup, bahkan walaupun dia mati."

Kemudian, untuk mengotentikan klaim-klaim-Nya, Yesus telah membangkitkan Lazarus dari kematian. Itu adalah  tindakan dan peristiwa ekstraordinari. Itu adalah hal yang melampaui menjakjubkan. Itu adalah ajaib. Kita harus mengatakan  sama dengan Nikodemus bahwa  tidak ada manusia dapat melakukan hal-hal ini terlepas dari Allah. Yesus memiliki kata-kata hidup karena Dia memiliki kuasa atas hidup dan mati.  Seorang  Raja yang seperti apakah Dia  jadinya kelak!

Kata kedua

dalam  gelar ini adalah "Penasehat." Kata yang bermakna " dia yang memiliki rencana-rencana." Kata ini bermakna dia memiliki hikmat untuk memerintah. Yesaya 11:2 akan menjelaskan bahwa raja ini, Immanuel ini, memiliki Roh Penasehat, yakni, hikmatnya untuk  memerintah adalah pemberian Allah (bandingkan dengan hikmat Salomo). Kata 'raja' juga seperti terminologi-terminologi terkait lainnya berkaitan dengan gagasan membuat keputusan. Raja-raja membuat keputusan-keputusan; mereka memberikan nasihat.  Terkadang, raja-raja harus melibatkan diri mereka dengan para penasihat untuk membuat keputusan-keputusan yang benar. Tetapi raja ini akan menjadi seorang ajaib, secara khusus sebagai seorang penasehat.
  • Pengajaran-Pengajaran  dan penghakiman-penghakiman Yesus telah memperlihatkan bahwa Dia adalah seorang  penasehat agung. Wawasannya adalah supernatural—Dia telah  mengetahui apa yang ada dalam diri orang.
  • Dalam Yohanes 1:48-51 Dia secara benar telah menganalisa Natanael; Yesus  telah mengatakan, "Aku telah melihat engkau selahi kamu ada dibawah pohon ara sebelum Filipus memanggilmu." Terhadap hal ini, Natanael telah menjawab," Rabi, Engkau adalah Anak Allah, Engkau adalah Raja Israel." Dia telah mengenali sang Penasehat Ajaib ketika Dia  tampil.  
  • Demikian juga perempuan  di sumur dalam Yohanes 4. Perempuan tersebut berkata, "Datang dan lihat orang itu telah mengatakan segala hal yang pernah aku lakukan. Tidakah  dia ini adalah Kristus? Atau lagi, ketika orang-orang Yahudi mengutus orang-orang untuk menangkap Yesus, mereka  kembali dengan tangan kosong.
  • Alasan mereka?  "Tidak ada yang pernah bicara seperti orang ini" (Yohanes 7:26).  Kerja Tuhan kita terus berlanjut hingga hari ini, karena ketika Dia pergi   meninggalkan dunia ini (kembali ke surga), Yesus telah berjanji untuk mengirimkan Penasihat lainnya ( Yohanes 14:16), Roh Kudus, yang akan  terus memberikan nasihat melalui Firman-Nya, untuk menyadarkan, untuk mengajar, untuk menransformasi orang.


Apa yang telah membuat Yesus menjadi  seorang
penasehat ajaib? Dia telah mengetahui apa yang ada dalam diri manusia ( Yohanes 2:25). Dia  memiliki pengetahuan yang ajaib yang  telah dikatakan Daud. Dan itu masih  berlanjut. Apakah yang ada dalam tujuh surat kepada jemaat-jemaat dalam  kitab Wahyu meruapakan tema konstan-Nya? Yesus berkata," Aku tahu pekerjaan-pekerjaanmu." Itu memerlukan sangat sedikit penjelasan; itu adalah jelas segamblang-gamblangnya.

2. Allah yang Perkasa. 


Tidak hanya Mesias itu  adalah ajaib dalam nasihat, dia  telah menjadi citra Allah yang belum pernah ada seperti dia sebelumnya. Istilah "Allah" dapat digunakan   raja-raja dan hakim-hakim dalam Perjanjian Lama [ Musa dalam Keluaran 7:1 disebuat sebagai seorang allah; dalam Mazmur 82 disebuat "para allah."  Sehingga terminologi ini dapat digunakan untuk para pemimpin teokratis yang berbicara bagi Allah]

Tetapi Yesaya tidak menggunakan istilah tersebut dalam cara seperti ini, selain itu adalah satu-satunya makna disini. Pada setiap kesempatan lain, Yesaya menggunakan istilah "Tuhan" ('el) yang dia maksudkan  ketuhanan. Faktanya, Yesaya baru saja mengumumkan dalam bab 7 dan 8 bahwa raja ini akan dikenal sebagai  ' Immanu-'el ', Tuhan berserta kita." Untuk mengatakan 'seorang raja bersama dengan kita' akan memberikan efek kecil. Tetapi mengatakan bahwa seorang raja sedang  datang, yang memiliki kuasa, yang akan memperlihatkan bahwa Allah ada bersama dengan umat—itu adalah sebuah  Tanda.

Ada nas lain yang menggunaka "perkasa" dan "Allah" bersama-sama untuk menggambarkan Mesias. Mazmur 45:3,6 berkata, " Ikatkan pedangmu di pinggang, hai raja perkasa,… Takhtamu, O Tuhan, selama-lamanya [ ayat ini dikutip dalam Kitab Ibrani-Perjanjian Baru sebagai   yang telah digenapi dalam Yesus Kristus. Bahasa dalam Mazmur dapat dikenakan pada seorang raja manusia dalam cara umum, tetapi penulis Kitab Ibrani (Ibrani 1:8), mengambil banyak nas bersama-sama dalam  ulasan mendalam, telah melihat bagaimana pada puncaknya telah diterapkan secara literal pada Kristus]. Sehingga sang Raja akan dikenal sebagai yang berkuasa penuh, Allah yang perkasa.

Julukan ini, tak peduli bagaimanapun diterjemahkan, akan terlampau besar  untuk semata manusia biasa-fana. Gelar ini secara aktual membawa ideologi "divine kingship " atau "penguasa yang menjadi representasi  ilahi" masuk kedalam  Yerusalem dan  memberlakukanya pada sejumlah raja masa mendatang.

Tetapi Yesus telah mengklaim hal semacam ini bagi diri-Nya sendiri juga. Dia telah menglaim menjadi ilahi.  Menurut Yohanes 8:58, Dia  telah mengidentifikasikan diri-Nya sendiri sebagai AKU ADALAH yang agung dari Perjanjian Lama, Tuhan Allah Israel yang berdaulat. Dalam Matius 24:30 dia telah mengumumkan, "Semua kuasa telah diberikan kepadaku. " AKU ADALAH —"semua kuasa." Singkatnya, Yesus adalah Allah yang Perkasa.


Para Rasul-rasul  bersaksi pada hal ini. Yohanes mendeklarasikan Dia adalah Allah dalam daging, agen penciptaan ( Yohanes 1:1-3). Dan Paulus mengingatkan kita akan keilahian-Nya dan kuasa-Nya dalam Efesus 1:18-21. Apa yang mungkin terlihat bagia pendengar Yesaya menjadi sebuha gelar yang  terhormat, atau sebuah deskripsi tentang dia yang akan memerintah sebagai "seorang penguasa dengan kuasa untuk bertindak, mewakili Bapa ", telah menjadi  benar dan literal dalam Yesus Kristus secara historis; karena Allah yang perkasa telah datang dalam manusia.

3.Bapa  yang Kekal

Gelar ketiga dalam banyak hal adalah yang paling luar biasa/menyolok. Kata ini secara literal 'bapa yang   abadi," yakni, sosok yang secara abadi menjadi bapak. Di kawasan  orang Kanaan, dewa  tinggi disebut " bapa tahun-tahun," dan   gelar ini dalam  Ibrani terlihat mengusung makna yang sama [teks Ugaritik memiliki kata 'abu sanimi,' yang artinya 'bapa atas tahun-tahun." Ekspresi-ekspresi orang Kanaan kerap sama dengan Ibrani; hanya saja mereka menerapkannya pada pribadi-pribadi yang salah]. Gelar ini menggambarkan orang yang menghasilkan, mengarahkan, dan adalah tuan atas abad-abad.

Gelar ini  mungkin diambil atau dikenakan untuk memaknakan bahwa raja ajaib ini memiliki daya tahan atau kekekalan untuk memerintah. Tetapi penggunaan terminologi-terminologi dalam Perjanjian Lama menganjurkan pandangan lainya. Sang Mesias—sang Raja—harus dikenal sebagai "Anak," bukan Bapa, merujuk pada Kovenan atau Perjanjian Davidik. Kovenan ini mengatakan bahwa Allah akan menjadi Bapa bagi sang Raja, dan raja itu akan menjadi seorang anak bagi Dia ( 2 Samuel 7:14). Tetapi disini dalam Yesaya, Anak disebut Bapa. Poin dalam  kitab Yesaya ini adalah bahwa TUHAN  yang berdaukat yang telah selalu memahkotai raja-raja Davidik akan datang dan memerintah sebagai Mesias.

Ini kelihatannya  kebingungan pada "pribadi-pribadi"   mengemuka dalam sepasang  nubuat-nubuat lainnya. Dalam Yesaya 48:15-16, TUHAN Allah Mahakuasa sedang berbicara dan mengatakan "Aku, Akulah yang mengatakannya dan yang memanggil dia juga, Akulah yang mendatangkan dia, dan segala usahanya akan berhasil.   Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ." Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya". 

Fenomena yang sama, TUHAN  yang berdaulat mengutus Mesias dan Mesias yang diutusditemukan dalam Malaekhi 3:1-5:


(1) Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ." Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya. (2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. (3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. (4) Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah. (5) Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepada-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Sekarang semuanya ini terlihat sedikit membingungkan, tetapi pernyataan-pernyataan Yesus mengonfirmasi fakta bahwa "Anak" yang diberikan juga dikenal sebagai Bapa. Yesus berkata, "Aku bukan dari dunia ini" (Yohanes 8:23). "Aku telah datang dalam nama Bapa-Ku" (Yohanes 5:43), dan akhirnya, Aku dan Bapa satu' --Yohanes 10:30 [Pernyataan-pernyataan individual kitab suci mengenai Mesias ( dalam Perjanjian Lama) dan  yang  Yesus buat ( dalam perjanjian lama) kerap dapat memunculkan satu atau dua interpretasi. Tetapi ketika  pernyataan-pernyataan tersebut diletakan bersama, maka secara jelas menunjuk dalam arah yang sama. Dan orang-orang Yahudi telah memahaminya dengan jelas, karena mereka telah menuduh Yesus menghujat.  Salah satu dari bukti-bukti terbaik makna dari apa yang Kristus telah katakan  adalah respon ini.].  Nama-nama semacam ini milik kepunyaan Tuhan, bukan hanya ciptaan  yang ilahi semata atau mahkluk spiritual, tetapi kepunyaan sang Allah.

4. RAJA  (Pangeran)  Damai.

Gelar terakhir ini bermakna bahwa Mesias akan menjadi sosok yang menjamin  berkat-berkat bagi umat-Nya. Dia akan menjadi seorang pangeran yang membawa damai.


Kata "damai" digunakan sebagai sebuah julukan bagi TUHAN serta juga bagi Raja. Dalam Hakim-Hakim 6:24 dikarenakan salam "damai" dari Malaikat TUHAN, tempat itu disebut 'TUHAN adalah damai."  Setiap kali TUHAN mengunjungi umatnya, apakah oleh Malaikat TUHAN atau oleh Mesias yang dijanjikan,  kunjungan itu untuk mengumumkan atau menjanjikan damai bagi dunia ( Yesaya 11:6-9; Mazmur 72:3,7).


Tetapi konsep Ibrani  mengenai "damai" lebih dari sekedar lenyapnya perang. Bagi Yesaya, damai adalah sebuah kondisi yang mana didalamnya semua hal mengikuti destini mereka tanpa  gangguan. Dibagian lain,  nabi ini  akan mengatakan  singa akan berbaring dengan anak domba, dan anak-anak akan bermain dekat sarang ular tedung  (Yesaya 11:7-8). Karena itu penglihatan Yesaya akan Era Mesianik akan berkulminasi dalam  nubuat langi baru dan sebuah bumi baru—akan ada sebuah ciptaan baru sepenuhnya!

  • Ini pada  poin ini dimana kita  menemukan sedikit kesulitan dalam Perjanjian Baru. Yesus telah mengklaim menjadi Mesias, tidak diragukan; tetapi pengajaran-pengajaran-Nya tentan damai terlihat menjadi  bersifat kontradiksi. Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu … Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28). Yesus juga telah  berkata, "Damai Aku berikan kepadamu"—tidak seperti yang dunia berikan ( Yohanes 14:27; 16:33).
  • Damai yang  Yesus bawa adalah sebuah damai yang melampaui semua pengertian. Tetapi Yesus juga telah berkata , "Aku datang bukan untuk membawa damai, tetapi sebuah pedang" (Matius 10:34); "Dalam hidup  ini kamu akan mengalami kesukaran dan penganiayaan", Yohanes 16:33 :"Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
  • Jadi Yesus  menahan prospek damai yang  amat dekat seperti disampaikan Yesaya  kepada murid-murid-Nya. Yesus berkata bahwa Dia telah mengutus mereka  ke tengah-tengah serigala, bahwa saudara akan bangkit melawan saudara, dan orang-orang akan membenci mereka dan menyeret  mereka ke hadapan  para penguasa ( bandingkan dengan Lukas 21:12-19).

Kesimpulan sederhana dan  terlihat  jelas adalah, bahwa Yesus membawa damai dengan Allah melalui penebusan oleh kematian dan kebangkitan-Nya, dan pada akhirnya akan membawa damai  total melalui pemerintahan-Nya yang  ditinggikan atas seluruh bumi. Yesus telah berkata bahwa kerajaan itu telah ada didalam kita, dan bahwa kerajaan itu juga akan datang dengan   cahaya-cahaya kilat di langit ( Matius 24:27; Lukas 17:20-25). Sehingga kita masih menantikan penggenapan penglihatan Yesaya  tentang damai dalam dunia yang didera kesulitan.

C. Mesias  Akan Memerintah Dalam Keadilan (7)

Nabi Yesaya mendeklarasikan damai dan keadilan akan  menjadi karakteristik pemerintahan Mesias. Hal semacam ini belum terjadi sekarang, tetapi pasti  akan datang. Itu sebabnya orang-orang Kristen berdoa, " Datanglah  kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di  bumi seperti di surga" (Matius 6:10). Pemerintahan Mesias kemudian  menjadi keadaan yang kekal- 1 Korintus 15:23-25 :


(23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. (24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. (25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

Semua ini akan diselesaikan  oleh "semangat TUHAN" [Kata Ibrani untuk  "semangat" menggambarkan sebuah kekuatan hasrat untuk  mempertahankan sebuah  institusi atau kepemilikan  yang  diancam. Ketika kata itu menggambarkan sebuah  hasrat yang bersemangat untuk hal yang salah, atau dengan  motivasi yang salah, kata itu dalam bahasa Ibrani  bermakna " kecemburuan, iri." Tetapi ketika motifnya benar, maknanya adalah semangat.].

Pada satu sisi "semangat" disini mengindikasikan kebencian ilahi terhadap kehormatan yang  begitu lama diselewengkan; dan pada sisi lain,  kata  Ibrani tersebut bermakna  bahwa  Kasihnya menyala-nyala untuk menggenapi janji-janji-Nya bagi umat-Nya sendiri.

Kesimpulan

Gagasan sentral nubuat Yesaya adalah sebagai berikut : Damai  utuh dan kekal datang  dengan pemerintahan Mesias ilahi yang adil. Nabi Yesaya percaya akan terjadi di masa depan kelak  bahwa kemuraman  pada prospek perang akan digantikan oleh sukacita damai. Damai tersebut hanya dapat dituntaskan melalui seorang Raja yang adalah seorang Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Bapa  yang Kekal, dan Raja Damai. Keadilan dan damai adalah mustahil tanpa Dia; tidak ada yang mustahil bagi Dia.

Kata-kata nabi Yesaya memberikan pengharapan bagi generasinya. Allah tidak meninggalkan umat-Nya pada invasi dan  malapetaka, tetapi telah menjanjikan bahwa  meskipun  hidup dalam kemungkinan perang  pada hari-hari mendatang, ada sebuah masa depan gemilang didepan. Dan pada malam kelahiran Yesus, bangsa Israel juga mengalami   tekanan konflik dunia dan  itu membawa keputusasaan.

Kedalam dunia Yesus telah datang, secara jelas mengklaim menjadi Mesias Israel, Raja Ajaib ini. Tetapi kedatangan pertamanya adalah untuk meletakan dasar kemuliaan yang akan datang nantinya,  yakni, kematian-Nya di salib akan memperdamaikan orang-orang kepada  Allah, membawa mereka kedalam  tempat kekal bersama dengan Allah melalui pengampunan dosa-dosa. Dan demikian sekarang sebagaimana kita lihat kedepan  pada kedatangan-Nya kembali, kata-kata Yesaya memberikan pengharapan bagi kita juga. Perang-perang dan konflik-konflik memenuhi dunia; keputusasaan dan depresi menyertai takut akan  bahaya dan agresi. Tetapi  Firman Tuhan jelas: ada datang sebuah  saat damai yang utuh dan abadi dengan datangannya sang Mesias. Ada harapan. Kita yang mengenal TUHAN  dengan iman tidak perlu putus asa seperti mereka yang tanpa pengharapan.

Tetapi apa kemudian yang harus kita lakukan selagi kita menantikan Raja ini?

Pertama, adalah tugas kita untuk meneruskan pelayanan Yesaya yang telah dia lakukan, untuk mengumumkan kepada dunia bahwa satu-satunya harapan adalah Yesus sang Mesias. Kepedulian utama kita adalah bahwa orang-orang menemukan damai kekal dengan Allah. Kita adalah duta-duta bagi Raja ini, memanggil orang-orang lain  untuk diperdamaikan dengan Allah. Dan  apakah yang menyertai  selama  masa ini? Kehidupan kita pasti dimurnikan dari dosa sehingga kita dapat menghadirkan bagi orang-orang lain, pengharapan dan keadilan. Upaya-upaya  kita harus  dilakukan tanpa lelah untuk mendeklarasikan pada dunia bahwa pengharapan damai terletak pada Yesus Kristus dan tidak ada siapapun yang  lain.  Dan pengedepanan  untuk memperkenalkan  damai dan keadilan harus konsisten dengan  pemberitaan diri kita, dalam keluarga-keluarga kita, komunitas-komunitas kita dan dunia kita.

Tetapi yang kedua, nas ini juga menginstruksikan kita mengenai sumber daya-sumber daya yang tersedia bagi kita bahkan sekarang dari Raja kita. Kita tahu bahwa:

  • Yesus adalah Penasehat Ajaib, sehingga kita dapat memperoleh instruksi dan panduan bagi kehidupan-kehidupan kita dari Dia dalam Firman-Nya.  
  • Dia adalah Allah yang perkasa, karena semua kuasa telah diberikan kepada Dia, sehingga kita dapat mempercayai Dia untuk menuntaskan hal hebat dalam dan melalui kita.  
  • Dia adalah Bapa  yang kekal, sehingga kita dapat menjadi tenang dalam stabilitas, mengetahui  apa yang dibawa oleh Tuhan kita yang berdaulat.
  • Dan, Dia adalah  Raja Damai kita, sehingga kita dapat  tinggal dalam Dia, tahu bahwa dikarenakan oleh Yesus Kristus semuanya baik antara kita dan Allah. Keyakinan diri yang lebih besar, dan pelayanan yang lebih hebat.

Referensi   


  • Bourke, Joseph. "The Wonderful Counselor." CBQ 22 (1960):123-143.

  • Brodie, Louis. "The Children and the Prince: The Structure, Nature, and Date of Isaiah 6-12." Bib. Theol. Bull. 9 (1979):27-31.

  • Carlson, R. A. "The Anti-Assyrian Character of the Oracle in Isaiah 9:1-6." VT 24 (1974):130-135.

  • Crook, Margaret B. "Did Amos and Micah Know Isaiah 9:2-7 and 11:1-9?" JBL 73 (1954):144-151.

  • Driver, G. R. "Isaiah ix 5-6." VT 2 (1952):356-357.

  • Rignell, Lars G. "A Study of Isaiah 9:2-7." T Luth Q 7 (1955):31-35.

  • Snaith, Norman H. "The Interpretation of El Gibbor in Isaiah ix. 5 (EVV v. 6)." The Expository Times 52 (1940-41):36-37.

  • Treves, Marco. "Little Prince Pele-Joez." VT 17 1967):464-77.

  • Wolf, Carl Umhau. "Luther on the Christmas Prophecy, Isaiah 9." T Luth Q 5 (1953):388-90.

The Glorious Messiah and the Messianic Age Isaiah 9:1-7|diterjemahkan dan diedit oleh: Martin Simamora

Share this Post :

0 comments:

Post a Comment

“AKULAH KEBANGKITAN DAN HIDUP” 1 Korintus 6:12 1 Korintus 8:3 2014 ABRAHAM ABRAHAM: Membangun Mezbah Abram absalom Agama Tidak Menyelamatkan Agnes Monica AGU ROHANI KRISTEN AJARKU BERDIAM Alkitab Allah allah anak allah bapa Allah Peduli Allah Taala Allah Yang Setia Amsal 11:27 Anak Domba ANAK SEKOLAH MINGGU Anniversary Are We Prepared asmirandah Asmirandah Zantman Atas Dosa Awesome God ayub bagi tuhan bangsa isreal Bapa Selidiki Hatiku Baptisan Batasan Belajar berbuat baik Berdoa Berdoalah ‪BERHASIL‬ BERHENTI MEMBATASI IMAN ANDA berita baik Berita Injil Berkabung Berkat dan Undian Berlari Padamu berserta lirik lagu berusahalah mendapatkannya Betapa Hatiku Boy Sopranos carilah perdamaian Christmas Song Cinta-Ku Cintamu Damai BersamaMu Dampak Kekosongan dan yang terpenting DARI TERBIT MATAHARI Darlene Zschech daud Di Setiap Nafasku dikasihi yesus doa harian kristian Doa Mengubah Segala Sesuatu doaku doktrin Domba Domba Allah dosa Dosa Percabulan Dosa Serakah efesus 6:1-3 embun faith firman Firman‬ Tuhan gerija tuhan Get Our Hands Dirty GMB GNF good friday GoodNews Fellowship GoodNews Fellowship Matang goodnews green height GoodNews2us Green Height Grezia hakim segala bangsa hamba rokok Hanya Yesus Juruselamat Harapan Bangsa Harapan Bangsa Lyric Hargai harta Hidup How great is our GOD Hubungan hubungan keluarga ia dikenal oleh Allah Iman iman petrus agung Indah oh Indah Injil Iraq Isa Almasih Jaclyn Victor Jadikan Aku Indah jalan yang lurus janda JANGAN BERKOMPROMI Jangan Pernah Bersedih Jangan sombong jason jauhilah yang jahat Jeffry Tjandra Jesus JIKALAU BUKAN TUHAN SIA-SIALAH USAHA KITA Jodoh Impian John 3:16 jujur jumaat agung Kagumi KARENA TAK PERCAYA Kasih Allah Kasih SetiaM Kasih Tuhan Kasih Yesus Kasihilah sesama manusia Kasihilah Tuhan Allahmu Kau Saja Kaulah Harapan kayu salib kebenaran Kegagalan kehidupan keilahian Yesus Kejadian 2:18 Keluaran 14: 16 KEMARAHAN Kemenangan KESAKSIAN Keselamatan KETIKA DOSA DIBERESKAN Khotbah Khotbah Pastor Kingdom of God Kisah Dua Lelaki kisah lucu kristian Kisah Penjual Minuman Kisah Teladan Kisah Tiga Pokok ‎Kitab‬ Suci Krismas kristen kristian Kristus kuasa doa kumenyembah kutetap setia Kutukan Setan Lagu Hari Natal lagu rohani Lagu Rohani Kristen Lagu Rohani Terbaru Lagu Rohani Terbaru 2014 - PertolonganMu - Citra lagu Yesus Lahir LAPAR DAN HAUS AKAN TUHAN LAZARUS Lebih Dalam Lirik Lagu Rohani Kristen LYDIA KANDOU Marah Menimbulkan Celaka Markus 16 masalah berat matius Matius 22:37-40 mazmur 1:1 - 1:3 mazmur 23 Mazmur 34:15 Membangun Mezbah MENANGGAPI MUSIBAH Mengejar Hadirmu - GMB Mengembangkan Talenta MENGENAL YESUS Menggigil Kedinginan Menjadi Bijak Menjadi‬ orang ‎menurut‬ prinsip ‪Tuhan‬ Merawat Hubungan Mike Mohede Miliki miskin mujizat tuhan mujizat tuhan kasih tuhan Mujuzat Itu Nyata Nabi Musa NAFSU Nama Yesus Natal Nikita oleh Isa Almasih orang yang diberkati orang yang mengasihi Allah Oxygen True Worshippers Youth Palestin dan Israel Pastor Jeffrey Rahmat Pastor Luke Pdt. Gilbert Lumoindong Pencuri Kue Penganiayaan Kristian perintah Perkahwinan perkara doa Perkongsian Perkongsian Kebaktian Pertolongan petrus agung pilihan yang salah Puji Puji dan Sembah Putus Hubungan roh kudus Roma 15:13 Roma 5:1-5 SAAT ANDA MERAGUKAN KASIHNYA SAATNYA PEREMPUAN BERPERAN salah fokus Sampai Sesuatu Terjadi Santa Claus Sarah Sarai Sari Simorangkir Sdri Maria Selamat hari Krismas Selamat hari natal Sembah semua bangsa Semua Orang Pasti Menangis sentuh hatiku September 25 2015 September 7 SERI UTUSAN TUHAN Seru Nama Yesus sidney mohede Sikap Rendah Hati Single Forever Stefano Sanjaya stop worrying Sudah Selesai Sukacita Surga syukur Taurat Musa Telinga Ibu Tepat pada Waktu terima kasih kepada Yesus Penyelamat saya Terlalu Besar Teruskan Berdoa The Power of Your Love Tiba Saatnya Tinggal Dalam Firman Titus 2:7 True Worshippers True Worshippers Youth tuhan Tuhan Dengar Doaku Tuhan menjadi Manusia Tuhan Pasti Sanggup Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat Tuhan Yesus Turun dan Naik untuk orang lain UTUSAN TUHAN Vania Larissa Vanissa Larissa Wahyu YANG ADA DI ALKITAB Yang Lumpuh disembuhkan yang terutama Yeremia 17:5 Yesaya 1:18 Yesaya 27:3 Yesus Yesus JuruselamatKu YESUS KEKUATANKU YESUS KRISTUS Yesus Tuhan Yohanes