Ketika Tuhan Mengajarkan untuk Bersyukur |
Ketika Tuhan Mengajarkan untuk Bersyukur Posted: 29 Dec 2013 08:32 PM PST Banyak orang yang merasa tidak mampu untuk mengucap syukur. Mereka merasa masih banyak hal yang belum bisa mereka capai dan juga mereka merasa selalu hidup dalam kekurangan. Tidak heran jika meraka juga kerap berkeluh kesah akan kehidupannya. Tuhan telah mengajarkan banyak hal tentang pentingnya mengucap syukur dalam sebuah kehidupan. Saya pernah membaca koran dan juga artikel tentang bagaimana anak-anak kecil dipaksa untuk bekerja oleh oang tuanya. Anak-anak itu harus mau mengemis saat panas atau pun hujan. Bahkan di India, ada juga anak-anak yang sengaja dilukai/dibikin cacat tubuh oleh orang tuanya agar mereka mendapat belas kasihan dari banyak orang. Banyak orang yang kelaparan dan juga anak-anak yang mati karena kurangnya asupan gizi. Masihkah kita tidak bersyukur dengan apa yang telah ada pada diri kita saat ini? Masihkah kita mengeluhkan tentang pekerjaan? Masihkah kita mengeluhkan karena makanan? Masihkah kita mengeluh ketika harus belajar setiap hari? Jangan pernah hidup hanya dengan memandang kekurangan pada diri sendiri, namun cobalah untuk bisa melihat kekurangan orang lain. Kita harus bisa melihat kehidupan orang-orang yang kekurangan agar kita bisa bersyukur. Hidup itu indah jika kita tahu bagaimana cara untuk mengucap syukur. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Mazmur 42:6 Ketika Tuhan Mengajarkan untuk Bersyukur is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 28 Dec 2013 06:27 PM PST Segerombolan orang mulai menaiki bus, namun ada seorang kakek yang hampir saja terlambat dan ketinggalan bus tersebut. Karena menaiki bus dengan tergesa, maka salah satu sepatu kakek itu terjatuh sehingga ia membiarkan salah satu sepatunya tertinggal di jalanan. Tidak lama kemudian sang kakek melepas sepatunya lalu melemparkannya ke luar jendela. Beberapa orang memandang dengan wajah keheranan ke arah kakek itu. “Mengapa kakek membuang sepatu yang satunya?” “Satu sepatu yang hanya melekat itu tidak akan berguna. Aku harus melepaskan yang lainnya dan membuangnya sehingga bisa berguna bagi orang yang menemukannya.” Mungkin kita merupakan salah satu orang yang sangat sulit untuk “melepaskan” sesuatu. Kita sulit untuk melepaskan pengampunan karena seseorang yang telah menyakiti kita. Kita mungkin juga sangat sulit untuk bisa melepaskan berkat bagi orang lain. Ketika kita tidak bisa melepaskan pengampunan, maka sesungguhnya itu merupakan hal yang tidak berguna bagi kehidupan kita. Dendam dan kekecewaan hanya akan menjadi batu sandungan terhadap hubungan kita dengan sesama, terlebih lagi dengan Tuhan. Demikian juga ketika kita tidak bisa melepaskan berkat bagi sesama. Karena apa yang kita lepaskan di bumi akan terlepas juga di surga. Saat kita melepaskan pengampunan, maka Tuhan juga akan melepaskan pengampunan-Nya untuk kita. Dan saat kita melepaskan berkat untuk orang lain, maka Tuhan juga akan melepaskan berkat-Nya kepada kita. Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu. Yesaya 44:3 Sepasang Sepatu is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 27 Dec 2013 05:59 PM PST Ada seorang gadis kecil yang bernama Maria. Dia berasal dari keluarga yang diberkati Tuhan dan hidupnya pun tanpa beban. Namun setelah dokter melakukan pemerikaan terhadap tubuhnya, Maria dan kedua orang tuanya sangat terpukul ketika mendapati sel kanker itu telah menggerogoti tubuhnya. Orang tua Maria sangat putus asa, dan Maria pun sempat protes kepada Tuhan akan keadaan yang telah menimpa dirinya saat ini. Maria pun kembali ke kamarnya dan merenungan tentang maksud Tuhan di dalam hidupnya. Dia pun mulai berkata kepada kedua orang tuanya : “Aku adalah milik Tuhan, demikian juga tubuh yang saat ini Tuhan ijinkan mengalami kelemahan. Aku tidak akan pernah takut dengan penyakit, dan aku juga tidak takut jika nantinya kakiku harus diamputasi dan rambutku botak karena kemoterapi. Yang aku tahu adalah Tuhan Yesus akan selalu ada bersamaku dan Dia tidak akan pernah meninggalkanku, apapun keadaan yang akan menimpaku nantinya.” Maria dengan satu kaki dan kepala botak berani bersaksi akan kemurahan Tuhan dalam hidupnya dan dia pun membreikan motivasi bagi anak-anak penderita kanker dan juga anak-anak cacat. Maria saat ini merasa lebih berguna dan merasa dipakai oleh Tuhan secara luar biasa dibandingkan dengan hidupnya yang dulu. Tuhan selalu mempunyai maksud baik terhadap kehidupan kita. Kita tidak berhak untuk mengatur apa saja yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Yang bsa kita lakukan adalah bersyukur dan melakukan yang terbaik selama kita hidup. Kita ini adalah milik Tuhan dan Tuhan yang berkuasa penuh atas kehidupan kita. Mungkin dokter boleh mengatakan bahwa kita akan mati, namun Tuhan yang akan memberikan kita umur panjang. Mungkin rekan kerja kita mengatakan bahwa kita akan bangkrut, namun Tuhan yang berkuasa untuk memberkati. Mungkin orang lain mengatakan bahwa kita tidak berguna, namun Tuhan akan memakai kita sebagai alat-Nya yang luar biasa. Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku. Mazmur 138:7 Hidupku adalah Milik Tuhan is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment