SUMBANGSIH WILLIAM COWPER |
Posted: 28 Dec 2013 09:00 AM PST
Baca: 1 Korintus 12:12-31 Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota kita yang kurang layak diperlihatkan, kita berikan perhatian khusus. (1 Korintus 12:23) Bacaan Alkitab Setahun: Apa yang dapat dilakukan oleh seorang penderita gangguan kejiwaan? William Cowper menjawabnya dengan menulis puisi dan syair nyanyian rohani, banyak di antaranya yang menyentuh hati dan masih dinyanyikan hingga hari ini. Padahal ia jatuh ke dalam lembah depresi sejak usia 21 tahun, dan sudah berkali-kali ia berusaha untuk bunuh diri. Ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa, dan di sanalah ia membaca Alkitab dan bertobat. Di tengah penderitaan ini, ia menulis tidak kurang dari 68 syair lagu rohani sepanjang hidupnya. Selama itu ia mendapatkan dorongan semangat dari John Newton, pendetanya, yang terus mengajaknya bersumbangsih melayani Tuhan. Tindakan John Newton tersebut adalah contoh nyata prinsip saling menolong selaku tubuh Kristus. Dalam ilustrasi mengenai tubuh, seluruh anggota memiliki fungsi dan tempatnya masing-masing menurut kehendak Allah (ay. 18). Setiap bagian saling membutuhkan (ay. 22). Bahkan, anggota yang tampak paling lemah justru yang paling dibutuhkan (ay. 22). Yang tampaknya tidak elok, perlu diperhatikan secara khusus dan dihormati. Setiap anggota harus saling memperhatikan dan, dengan demikian, perpecahan dapat dihindarkan (ay. 25). Memperhatikan, mengajak, memberi tempat, dan menghormati mereka yang tampaknya lemah, yang kurang terampil dan tidak pandai, adalah perwujudan karakter kristiani yang mulia. Itulah tindakan nyata dari kasih. Alangkah indah dan eratnya persekutuan kristiani bila setiap orang percaya melakukan tindakan kasih seperti ini.—HEM KRISTUS DIMULIAKAN KETIKA KITA SALING MEMPERHATIKAN Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 27 Dec 2013 09:00 AM PST
Baca: Lukas 8:1-3 Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan harta milik mereka. (Lukas 8:3) Bacaan Alkitab Setahun: Seorang teman yang berpendidikan tinggi berujar bahwa ia tidak ingin mengejar kekayaan atau menjadi orang kaya. Pasalnya, tidak sedikit orang yang justru terjerat oleh kekayaan. Menurutnya, banyak orang yang hatinya mulai serong ketika menjadi kaya. Tidak lagi berpijak kuat pada prinsip, namun mulai goyah dan mudah kompromi dengan dosa. Rombongan pelayanan Yesus terdiri dari bermacam latar belakang profesi dan kehidupan. Di antaranya adalah para perempuan (ay. 2). Para perempuan ini ikut menyertai Yesus memberitakan injil di desa dan kota (ay. 1). Mereka bukan hanya penonton dari pelayanan Yesus, melainkan ikut melayani dengan kekayaan mereka (ay. 3). Perikop ini mengingatkan saya pada pendapat teman saya tadi. Saya menyadari bahwa kekayaan memang bisa menjadi jerat. Karena ketakutan seperti itu, saya maklum jika beberapa orang menghindari kekayaan seperti teman saya. Sebaliknya, ada pula yang mengejar kekayaan dengan segenap daya. Bagaimana sepatutnya kita bersikap? Kekayaan adalah anugerah. Dengan rendah hati kita mengakui bahwa Tuhanlah yang memberi kita kekuatan untuk meraih kekayaan (bandingkan Ul. 8:17-18). Menjadi kaya, dengan demikian, adalah kesempatan dan tanggung jawab yang besar untuk melayani. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan melayani dengan kekayaannya. Jelaslah, kekayaan itu bukanlah jerat, bukan pula kesempatan untuk berbuat semaunya. Sebaliknya, kekayaan adalah kehormatan untuk memberikan sumbangsih bagi pelayanan Tuhan semesta alam.—MRT KEKAYAAN BUKANLAH JERAT, MELAINKAN SARANA Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment