Berfokus kepada Tuhan |
Posted: 20 Dec 2013 05:20 PM PST Posted on Sabtu, 21 Desember, 2013 by Saat Teduh Baca: Yesaya 66:1-4 Satu hal yang dibanggakan orang Israel adalah Bait Allah yang megah. Namun Tuhan mengingatkan, seperti doa Raja Salomo saat penahbisan Bait Suci (1Raj. 8:27), bahwa bait itu tak ada artinya untuk Tuhan karena segala sesuatu di alam semesta ini adalah milik-Nya. Yesaya 66:2 menggaungkan penyataan diri Tuhan pada Yesaya 57:15. Ia ingin umat-Nya mengenal betul siapa Dia sehingga dari pengenalan itu akan lahir hati yang baru, yang selaras dengan pribadi-Nya. Sebagaimana Ia adalah Allah yang "bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati," maka seyogianya orang-orang yang telah ditebus-Nya juga berbuat hal yang sama. Jika kita sungguh mengenal Allah yang kita sembah, maka apa yang menyenangkan hati-Nya akan menyenangkan hati kita; sebaliknya, apa yang mendukakan hati-Nya akan mendukakan hati kita juga. Mengikut jalan kebenaran bukanlah pilihan yang populer. Orang-orang terdekat kita pun bisa menjadi jerat untuk menjauhkan kita dari Tuhan. Pada ayat 5, Tuhan memberikan peneguhan kepada anak-anak-Nya yang "gentar kepada firman-Nya" agar tetap menjaga fokus yang tunggal kepada Dia kendati cobaan hidup datang merayu kita agar memilih kenikmatan dunia, kehormatan, dan ketenaran, ketimbang mengikut jalan Tuhan. Berhati-hatilah! Hal ini bisa terjadi baik di tengah dunia maupun di dalam gereja sekalipun. Si Jahat dengan berbagai cara akan memakai tipu dayanya agar kita berfokus pada hasil sebagai bukti penyertaan Tuhan (5). B. Chapell mengingatkan, "Kita dipanggil untuk hidup bagi Tuhan bukan cuma ketika kita harus mengorbankan segalanya, tetapi juga ketika [karya kita] tampaknya tidak mengubah apa pun." - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 20 Dec 2013 05:17 PM PST Posted on Sabtu, 21 Desember, 2013 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Efesus 5 Orang percaya harus hidup secara harmonis dalam keluarga agar kehidupan orang percaya dapat menjadi teladan, baik bagi mereka yang masih lemah imannya maupun bagi mereka yang belum percaya kepada Tuhan Yesus. Kuasa Roh Kuduslah yang bisa membuat orang percaya dapat hidup dalam kebersamaan secara harmonis, baik dalam hubungan sebagai suami dan istri (5:22-23), orang tua dan anak (6:1-4), maupun majikan dan pegawai (6:5-9). Frasa "hendaklah kamu penuh dengan Roh," (5:18) merupakan kunci bagi hubungan yang harmonis. Penuh dengan Roh berarti bahwa orang percaya harus dikuasai oleh Roh Kudus agar keharmonisan dapat terwujud. Tanpa campur tangan Roh Kudus, yang paling mungkin terjadi adalah perselisihan dan pertengkaran karena pada dasarnya roh itu penurut, tetapi daging lemah (bandingkan dengan Matius 26:41, Markus 14:38). "Penuh dengan Roh" berarti pula secara terus-menerus dikuasai oleh Roh di dalam akal, perasaan, dan kehendak kita. Ciri orang percaya yang dipenuhi dengan Roh adalah adanya sukacita (5:19), penuh pengucapan syukur (5:20), dan sikap merendahkan diri seorang akan yang lain (5:21). Dunia kita saat ini dipenuhi oleh kekerasan, ketidakadilan, perselisihan, pertengkaran, pemberontakan, dan bahkan peperangan. Sama sekali tidak ada kasih dan keharmonisan! Apakah orang percaya masih memiliki kasih dan kehidupan yang harmonis sehingga kehidupannya berbeda dengan kebiasaan dunia ini? Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita agar mengevaluasi kehidupan kita dan keluarga kita supaya kita dapat tetap menjaga agar keharmonisan tidak semakin hari semakin pudar. Biarlah kehidupan keluarga kita yang harmonis dapat menjadi teladan bagi mereka yang belum percaya, bahkan bagi sesama orang percaya juga. [MS] Efesus 5:18 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment