SUKACITA BAGI DUNIA (1) |
Posted: 24 Dec 2013 10:00 AM PST Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Desember 2013 - Baca: Lukas 2:8-20 "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." Lukas 2:11 Natal telah tiba! Hari ini seluruh umat Kristiani di seluruh penjuru bumi diliputi sukacita, karena kita kembali beroleh kesempatan merayakan natal. Semarak lagu-lagu natal sudah kita dengar di berbagai tempat sejak minggu-minggu kemarin, baik itu di pusat-pusat perbelanjaan, hotel dan sebagainya. Terlebih lagi gereja-gereja tak kalah antusias merias diri, mulai dari pernak-pernik hingga berbagai atraksi yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari guna menyambut momen yang sangat berbahagia ini, seperti latihan drama, paduan suara, gerak dan lagu, bahkan ada pula yang menggelar bazar atau pasar murah bagi jemaat. Seringkali waktu dan pikiran kita tersita hanya untuk menghias gereja dan mendisain acara natal semeriah mungkin, tapi kita lupa makna dari natal itu sendiri. Biasanya suasana malam hari adalah sunyi senyap dan gelap gulita karena banyak orang sudah terlelap di balik selimutnya. Namun ada pemandangan yang berbeda di padang belantara, tempat di mana para gembala menjaga kawanan ternaknya pada suatu malam. Suatu tempat yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh manusia, di mana biasanya hanya terdengar suara kambing domba mengembik, berubah menjadi gegap gempita. "Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: 'Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:'" (Lukas 2:9-10). Apakah yang sedang terjadi? Terang dari sorga meliputi tempat itu seiring datangnya malaikat Tuhan membawa kabar sukacita bahwa telah lahir Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus di kota Daud. Uniknya orang yang pertama kali menerima kabar sukacita dari sorga ini bukanlah orang-orang yang ternama, berpangkat atau rohaniawan, tetapi orang-orang yang mungkin dipandang sebelah mata oleh dunia. Mereka adalah para gembala domba, sekelompok orang yang berstatus sosial rendah, kaum yang sama sekali tidak masuk perhitungan. Hal ini menunjukkan bahwa kedatangan Sang Juruselamat ke dunia bukan hanya untuk orang-orang atau golongan tertentu saja, melainkan juga untuk segala kaum bangsa tanpa memandang kulit dan juga status sosial. (Bersambung) |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Air Hidup To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment