Sebuah Pensil |
Posted: 22 Dec 2013 04:00 PM PST Dua orang profesor sedang berlomba untuk mencari sebuah penemuan. Seorang astronot meminta mereka untuk membuatkan alat tulis agar bisa digunakan saat menjelajah ruang angkasa. Profesor yang pertama telah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mencari tinta berkualitas namun tetap gagal juga. Sedangkan profesor yang kedua hanya menggunakan sebuah pensil karena karbon tidak terpengaruh dengan ruang hampa udara sehingga tetap bisa digunakan untuk menulis. Terkadang kita telah membuang banyak waktu untuk menunggu sebuah kehidupan yang berkualitas. Kita pun kerap berdoa kepada Tuhan dengan susah payah agar Tuhan memberikan kepada kita talenta yang luar biasa. Kehidupan yang berkualitas akan kita dapatkan ketika kita tidak “menunggu” untuk mendapatkan hasil yang sempurna, melainkan ketika kita mulai bertindak dan mengerjakan segala hal yang kita temui. Begitu juga dengan pelayanan. Kita tidak harus berdoa meminta kesempurnaan jika kita tidak mulai mengambil dan mengerjakan pelayanan itu sendiri. Mulailah dari hal kecil, karena jika kamu setia maka kualitas hidup itu akan berkilau dengan sendirinya. Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi. Amsal 12:11 Sebuah Pensil is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment