Bersaksi tentang Yesus |
Posted: 26 Dec 2013 03:29 PM PST Posted on Jumat, 27 Desember, 2013 by Saat Teduh Baca: Yohanes 1:29-34 Kadang ada orang bercerita tentang kehebatan sesuatu dan begitu membanggakannya di hadapan orang lain. Padahal belum tentu cerita itu berdasarkan pengalaman langsung, melainkan karena membaca atau mendengar dari sumber-sumber lain. Gereget cerita itu tentu berbeda jika kehebatan dari sesuatu itu dialami secara langsung. Di nas sebelumnya Yohanes menegaskan kepada orang Yahudi bahwa Yesuslah bintang utama dari karya keselamatan Allah, bukan dirinya. Di sini penegasan itu makin ditonjolkan oleh pernyataan bahwa Yesus adalah "Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (29). Yohanes mengakui bahwa pengetahuannya tentang diri Yesus tidak terlalu banyak (31, 33), tetapi ada dua hal penting dari apa yang ia sampaikan tentang Yesus yang perlu kita perhatikan. Pertama, Sang Bapa telah mengutus Yohanes untuk membaptis dengan air. Sang Bapa juga telah berfirman kepadanya tentang Yesus (33), sebagaimana yang telah diantisipasi di ayat 6-8. Kedua, dan inilah poin terpenting dari nas ini, Yohanes telah melihat langsung bagaimana firman Sang Bapa kepadanya tentang Yesus itu telah digenapi, secara khusus tentang bagaimana Roh Kudus turun dan tinggal di atas Yesus (32-33). Peristiwa yang telah dilihat secara langsung itulah yang mendasari kesaksian Yohanes, bahwa Yesus adalah "Anak Allah!" (34). Kesaksian ini tak hanya didasarkan dari apa yang didengar atau dibaca secara tidak langsung, tetapi dari apa yang ia alami dari terlaksananya rencana keselamatan Allah. Nas ini kembali memberikan kepada kita teladan dari Yohanes Pembaptis. Sebagai murid-murid Kristus, kita pun dipanggil untuk bersaksi (bdk. Yoh. 15:27). Namun isi kesaksian itu mestinya bukanlah sekadar konten traktat penginjilan yang kita hafal begitu saja, tetapi belum kita alami. Kita semestinya bersaksi tentang bagaimana karya keselamatan Allah itu terlaksana di dalam diri Yesus, Anak-Nya, karena karya keselamatan itu pun sedang terlaksana di dalam diri kita, sebagai orang-orang yang diri dan kehidupannya telah dibaptis dengan Roh Kudus oleh Sang Anak Allah. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 26 Dec 2013 03:26 PM PST Posted on Jumat, 27 Desember, 2013 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 2:41-52 Saat merenungkan bacaan Alkitab hari ini, bayangkan perasaan Yusuf dan Maria. Mereka telah membesarkan Tuhan Yesus selama dua belas tahun. Setiap hari mereka melihat Tuhan Yesus bertambah besar, baik kekuatan fisik-Nya, pengertian-Nya, maupun hikmat-Nya. Sebagai orang tua yang mengasihi Tuhan Yesus, bisa kita bayangkan betapa paniknya mereka saat sadar bahwa Tuhan Yesus tidak ikut dalam rombongan yang berjalan meninggalkan Yerusalem dan betapa kalutnya pikiran mereka saat mencari-cari Tuhan Yesus selama tiga hari. Kepanikan itu berubah menjadi keterkejutan saat mereka menemukan Tuhan Yesus bersoal jawab dengan para alim ulama di Bait Allah (2:46-47). Keterkejutan itu berubah lagi menjadi kebingungan saat mereka mendengar alasan Tuhan Yesus tidak ikut pulang bersama dengan rombongan orang tuanya (2:48-49). Jawaban Tuhan Yesus itu menunjukkan bahwa walaupun Dia dibesarkan oleh Yusuf dan Maria, Dia adalah Raja yang kekal yang memiliki kehendak bebas, tidak tergantung dari kedua orang tuanya (1:33). Yusuf dan Maria harus selalu merendah dan menundukkan diri di bawah kehendak Tuhan Yesus, Sang Raja yang berdaulat. Setelah hari Natal berakhir, kita akan menjalani kehidupan rutin. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu menyadari bahwa Tuhan Allah berdaulat penuh atas hidup kita. Sama seperti apa yang dialami oleh Yusuf dan Maria, kita harus selalu merendah dan menundukkan diri di bawah kehendak-Nya, padahal secara alamiah kita cenderung untuk melakukan kemauan kita sendiri. Kita harus menyadari bahwa seorang Kristen yang dewasa secara rohani akan secara sadar dan sengaja menundukkan kemauannya di bawah kehendak Allah. Dengan anugerah Allah, marilah kita senantiasa belajar merendahkan dan menundukkan diri kita. [ECW] 1 Petrus 5:6 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment