Kebencian Tanpa Sebab - 2 |
Posted: 04 Dec 2013 05:37 AM PST Oleh: Charles H SpurgeonKebencian Tanpa Sebab Bacalah terlebih dulu bagian1 Semua kelas manusia telah membenci Dia. Kebanyakan orang telah menjumpai Dia dengan sejumlah penentangan. Tetapi kemudian penentangan ini kerap menjadi sebuah penentangan kelas dan dan ada kelas- kelas lain yang memandang mereka dengan hormat. Pemimpin hebat, yang dikagumi oleh orang miskin, harus berharap untuk dipandang hina oleh orang kaya. Dan dia yang berjerih lelah untuk kerajaan Allah yang mulia, menjumpai penghinaan oleh banyak orang. Tetapi di sini seorang Manusia telah berjalan diantara orang banyak, dia yang mengasihi mereka, yang telah berbicara kepada orang yang miskin dan orang yang kaya seolah mereka (memang mereka, miskin dan kaya, sama) pada satu level dalam pandangan-Nya yang terberkati dan lagi pula semua kelompok masyarakat telah berkonspirasi membenci Dia! Imam-imam melecehkan Dia karena Dia telah menghancurkan dogma-dogma mereka. Para bangsawan berniat untuk membunuh Dia karena Dia telah berbicara sebagai seorang raja. Orang-orang miskin, untuk sejumlah alasan yang hanya mereka saja mengetahuinya, walaupun mereka telah mengagumi kepersuasifan-Nya dalam berbicara dan kerap mau jatuh bersujud menyembah dihadapan Dia,karena perbuatan-perbuatan ajaib yang telah Dia lakukan --bahkan orang-orang miskin ini dipimpin oleh orang-orang yang semestinya telah memberikan tuntunan bagi mereka untuk menjadi lebih baik—telah berkonspirasi untuk membunuh Yesus dan untuk menuntaskan kesalahan mereka dengan memakukan Dia pada salib! Kemudian mereka menggeleng-gelengkan kepala mereka, menawarkan Dia, jika Dia dapat membangun sebuah Bait dalam tiga hari, untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri dan turun dari Salib (Matius 27:40-42; bandingkan dengan Yohanes 2:19 ). Kristus adalah Sosok yang dibenci, Yang difitnah dan dicemooh—Dia "dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan" (Yesaya 53:3). Sekarang kita akan mencoba, pertama, untuk menjustifikasi perkataan-perkataan sang Juru selamat, bahwa Dia telah dibenci tanpa sebuah sebab. Dan memikirkan dosa manusia—bahwa orang-orang telah membenci Dia tanpa sebuah alasan. Pada bagian tiga, memberikan sebuah atau dua pelajaran bagi para pengikut Kristus dimana mereka dapat belajar baik dari fakta bahwa Juru selamat mereka telah dibenci tanpa sebuah alasan. I. Pertama, mari kita MELAKUKAN JUSTIFIKASI APA YANG SANG JURU SELAMAT TELAH KATAKAN—"Mereka membenci Aku tanpa alasan" (Yohanes 15:25) dan kita memperhatikan, bahwa terlepas dari pertimbangan keberdosaan manusia dan kekudusan Kristus, secara pasti tidak ada sebab apapun yang ditemukan mengapa dunia harus membenci Dia! Pertama mari kita timbang Kristus dalam Pribadi-Nya. Adakah apapun juga dalan Pribadi Kristus sebagai seorang Manusia, ketika Dia hidup dalam dunia ini, yang memiliki sebuah kecenderungan alamiah untuk membuat setiap orang membenci Dia? Mari kita perhatikan bahwa ada sebuah ketiadaan pada hampir setiap hal yang membangkitkan gairah kebencian antara manusia dengan manusia! Pada tempat pertama, tidak ada kedudukan atau pangkat besar dalam Kristus untuk menggairahkan atau menimbulkan iri hati. Ini adalah sebuah fakta yang dikenal baik bahwa biarlah seorang manusia menjadi selalu sedemikian baik, jika dia sepenuhnya ditinggikan diatas rekan sesama mahluk oleh kekayaan-kekayaannya, atau oleh jabatannya—walau banyak yang menghormati dia—namun banyak orang akan berbicara melawan dia. Bukan terutama sekali karena apa yang Dia miliki, terkait kedudukan sosial dan jabatannya. Kristus tidak memiliki apapun terkait hal-hal yang lahiriah terkait kedudukan dalam masyarakat. Dia tidak memiliki kereta kuda, tidak memiki pakaian lengan panjang, tidak ada peninggian melampaui rekan-rekan sejawatnya, Kala dia berjalan keluar, tidak ada petugas khusus mendahului-Nya yang mendeklarasikan kedatangan-Nya, tidak ada seremonial untuk memberikan penghormatan bagi Dia. Faktanya, orang akan berpikir bahwa tampilan Kristus akan secara alamiah telah memberikan kesan iba! Bukannya dia telah ditinggikan melebihi orang-orang, memang benar, dalam beberapa hal, Dia terlihat rendah daripada orang-orang lain, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya" (Matius 8:20). Untuk iri hati,secara alamiah dibangkitkan oleh kedudukan atau pangkat dan hal semacam ini, tidak dapat beroperasi dalam kasus Yesus. Tidak ada apapun dalam pakaian kebesarannya untuk menarik perhatian. Itu adalah pakaian kebesaran orang-orang desa Galilea –"Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja" (Yohanes 19:23). Atau juga tidak ada apapun dalam kedudukan-Nya. Dia mungkin merupakan anak laki-laki dari sebuah keluarga kerajaan kuno tetapi keningratannya kelihatannya musnah dan Dia hanya dikenal sebagai Anak Tukang Kayu (Matius 13:55; juga bacalah Markus 6:3). Mereka telah membenci Dia, sehingga, dalam pengertian ini. "tanpa alasan." Banyak orang terlihat memiliki kegairahan untuk iri hati dalam diri mereka melawan mereka yang menjalankan kuasa atau pemerintahan atas mereka. Fakta kuat dari seorang manusia yang memiliki otoritas atas diriku, menghasut hasrat-hasrat jahatku dan saya mulai memandang si pemimpin dengan kecurigaan karena dia diperlengkapi dengan otoritas. Beberapa orang secara alami jatuh dalam alur dan mematuhi hanya karena pengusa itu memang ada karena dibentuk. Para penguasa dan kekuasaan-kekuasaan ditegakan dan mereka menundukan diri mereka karena Tuhan.
Tetapi banyak, khususnya dalam era republikdewasa ini, kelihatan menjadi sebuah kecenderungan alami untuk menentang otoritas, semata karena itu adalah otoritas! Tetapi jika para pemegang otoritas dan pemerintah-pemerintah diganti setiap bulan, Saya yakin bahwa di sejumlah Negara, di Thailand, misalnya, akan ada revolusi-revolusi sejauh satu pemerintahan itu berada dibawah yang lainnya! Faktanya, mereka membenci semua pemerintahan disana dan berkeinginan tanpa hukum, bahwah setiap orang dapat melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Tetapi hal ini tidak beroperasi dalam diri Kristus—Dia bukan seorang raja. Dia tidak mempengaruhi orang banyak. Itu benar bahwa Dia adalah Tuan atas angin topan dan laut (Markus 4:35-41; Matius 8:23-27; Lukas 8:22-25). Itu benar bahwa Dia dapat memerintahkan setan –setan (Matius 4:1-11; bandingkan dengan Markus 1:32, Markus 5:1-20) dan, jika Dia mau , orang-orang dapat menjadi pelayan-pelayannya yang patuh. Tetapi Dia tidak mengambil kekuasaan atas mereka. Yesus tidak mengerahkan bala tentara, Dia tidak membuat perundang-undangan, Dia tidak menjadikan diri-Nya orang yang hebat di negeri itu! Orang-orang telah melakukan apa saja yang mereka mau, karena semua otoritas yang telah Dia jalankan atas mereka. Faktanya, alih-alih memberlakukan hukum-hukum atas mereka yang adalah keras, Dia terlihat telah melonggarkan rigiditas sistem mereka! Karena ketika seorang wanita pezinah, yang, semestinya telah dihukum mati, telah dibawa kehadapan Dia, Yesus telah berkata,"Akupun tidak menghukum engkau" (Yohanes 8:11). Dan Dia telah melegakan, hingga ke derajat tertentu, rigiditas ketetapan Sabat yang telah, dalam sejumlah hal, terlampau membebani, Yesus berkata, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari sabat" (Markus 2:23-27). Sudah pasti, kemudian, mereka membenci Dia "tanpa sebuah sebab." Bersambung ke Bagian 3Hatred Without Cause | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora ![]() |
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment