Selalu terbuka bagi orang yang bertobat |
Selalu terbuka bagi orang yang bertobat Posted: 05 Dec 2013 04:53 PM PST Posted on Jumat, 6 Desember, 2013 by Saat Teduh baca: Yesaya 57:14-21 Di pasal 56, Yesaya menjelaskan bahwa Allah berkenan terhadap orang-orang yang melakukan kebenaran, walaupun orang itu semula tidak termasuk dalam bilangan umat-Nya (Yes. 56:1-8). Namun ternyata umat sendiri telah berlaku jahat (Yes. 56:9-57:13). Bahkan para pemimpin juga berbuat jahat. - diambil dari renungan harian http://www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian ![]() |
Posted: 05 Dec 2013 04:46 PM PST Posted on Jumat, 6 Desember, 2013 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: 2 Samuel 20 Seorang yang emosional seperti Raja Daud condong untuk bersikap apriori, artinya dia sudah memiliki anggapan atau pendapat sebelum mengerti keadaan yang sebenarnya. Misalnya, sikap apriori membuat ia sudah menganggap Mefiboset bersalah (berkhianat), padahal sebenarnya tidak demikian (Bandingkan 16:1-4 dengan 19:25-30). Sikap apriori juga membuat Raja Daud cepat merasa kesal terhadap anak-anak Zeruya (Yoab dan Abisai) karena ia beranggapan bahwa sikap mereka terlalu keras (3:39). Rasa kesal tersebut membuat Raja Daud tidak bisa menghargai loyalitas (kesetiaan) mereka dalam mendukung dirinya. Dia berencana untuk mengganti Yoab—yang memegang posisi sebagai panglima perang Israel—dengan Amasa (19:13), padahal Amasa telah berkhianat dengan mendukung pemberontakan Absalom. Tidak mengherankan bahwa rencana tersebut membuat Yoab amat kesal terhadap Amasa. Akibatnya, dengan cara yang licik, Yoab membunuh Amasa (20:7-10). Tindakan Yoab ini semakin menambah kekesalan Raja Daud terhadap Yoab dan Abisai. Sikap apriori yang terlihat dalam kehidupan Raja Daud adalah sikap yang umum terlihat dalam diri para pemimpin sepanjang masa. Saat merekrut seseorang untuk menempati posisi tertentu, seringkali pertimbangan utama bukanlah kompetensi, melainkan perasaan suka atau tidak suka. Oleh karena itu, tidak jarang kita menemukan orang-orang yang berpotensi besar dalam sebuah perusahaan atau sebuah organisasi, namun jabatannya sulit sekali untuk meningkat. Sebaliknya, orang baru yang belum jelas kinerjanya bisa saja langsung menempati posisi penting. [P]
2 Samuel 19:13 "Dan kepada Amasa haruslah kamu katakan: Bukankah engkau darah dagingku? Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau tidak tetap menjadi panglimaku menggantikan Yoab." Filed under: Renungan Harian ![]() |
Posted: 04 Dec 2013 02:48 PM PST Posted on Kamis, 5 Desember, 2013 by Saat Teduh Baca: Yesaya 57:6-15 Yesaya masih melanjutkan karakteristik dari umat Tuhan yang berpura-pura, yang pada akhirnya membawa bangsa ini ke dalam penghukuman. Dosa ini datang dari kehidupan umat yang merasa aman karena berpikir bahwa mereka berada dalam status quo (situasi yang tidak dapat dirubah lagi). Namun Tuhan tidak suka atas apa yang mereka lakukan, yaitu yang mereka anggap benar, bukan berdasarkan kebenaran Tuhan. Umat memiliki 'batu-batu licin dari sungai' yang merupakan sesembahan orang kafir kepada dewa-dewa mereka (6). Namun bukan hanya memiliki, umat juga menyembah dan membawa persembahan bagi dewa-dewa tersebut. Tentu Allah begitu jijik atas menduanya hati mereka. Di Perjanjian Lama, penyembahan berhala yang dilakukan umat Tuhan kerap dilukiskan sebagai perselingkuhan atau perzinaan. Itulah gambaran yang kita temui dalam ayat 7-8 karena sebagai umat Allah, mereka justru beribadah kepada dewa bangsa asing, yaitu Molokh (9). Apakah perzinaan ini menimbulkan rasa bersalah di dalam diri umat? Ternyata tidak. Mereka malah merasa kuat (10). Bahkan dalam keterikatan dengan Molokh, umat tidak takut lagi kepada Tuhan (11). Mereka tidak sadar bahwa iman dan ibadah mereka kepada Molokh sesungguhnya merupakan sesuatu yang semu dan sia-sia belaka (13). Oleh karena itu, Allah akan membawa umat ke dalam penghakiman (12). Pada hari itu akan nyata bahwa segala kesalehan mereka adalah semu. Dewa yang mereka sembah pun akan terbukti tidak memiliki kuasa apa-apa karena tidak dapat menolong mereka (13). Namun orang-orang yang berlindung kepada Tuhan akan menerima berkat yang sejati dan menikmati persekutuan dengan Allah. Iman kepada Allah memang akan membuat orang merasa aman, sementara percaya kepada berhala akan membuat hidup orang berakhir dalam kesia-siaan. Mari periksa kembali diri kita, adakah iman kita kepada Allah adalah iman yang sungguh-sungguh murni? Jangan beri celah pada keraguan sehingga kita mencari sesuatu yang bukan Allah -apa pun itu- untuk menjadi sandaran kita. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian ![]() |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment