Q&A : Apakah Alkitab mengatakan bahwa manusia pada dasarnya baik atau pada dasarnya jahat? |
Q&A : Apakah Alkitab mengatakan bahwa manusia pada dasarnya baik atau pada dasarnya jahat? Posted: 30 Nov 2013 05:22 AM PST Oleh : Doug LedbetterApakah Alkitab mengatakan bahwa manusia pada dasarnya baik atau pada dasarnya jahat? Kita semua adalah orang-orang berdosa. Kita semua secara total (namun belum secara gamblang atau blak-blakan terlihat) sangat jahat atau rusak secara moral. Dosa pertama Adam dan Hawa telah mempengaruhi semua manusia masa mendatang. Akibat dosa ini adalah: bahwa setiap orang lahir dengan sebuah natur berdosa dan rusak. Akibat ini dikenal sebagai dosa asal. Roma 5:12-19 (12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. (14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. (15) Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. (16) Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. (17) Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. (18) Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. (19) Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Mazmur 51:5 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Roma 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, 1Yohanes 1:8-10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Roma 3:10-12 seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Roma 7:14 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Roma 7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Kita hanya dibuat hidup secara rohani oleh pekerjaan Allah. Sampai Allah memilih dan mengubah kita, kita secara rohani mati Efesus 2:1-10 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Roma 8:1-11 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Dapatkah kita memilih Allah sebelum dia memilih kita? Tidak dapat! Yohanes 6:63-65 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Berdasarkan pada "Human Depravity" (hal. 147) dalam Essential Truths of the Christian Faith oleh R.C. Sproul. | diterjemahkan oleh : Martin Simamora | ||
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -5 Posted: 30 Nov 2013 01:22 AM PST Oleh :Prof. John Gruzelier
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya Natur Efek-Efek yang Tak Dikehendaki Dipertimbangkan Kembali Ketika spektrum penuh aplikasi-aplikasi hipnosis ditinjau kembali dengan mencakup bidang-bidang eksperimental, klinik dan entertainment , adalah jelas bahwa ada sebuah akumulasi yang bertumbuh pada bukti reaksi-reaksi yang tak dikehendaki pada hipnosis memang terjadi dan sangat memiliki kesamaan.Walaupun efek-efek yang paling tidak dikehendaki adalah minor dan berlangsung tidak lama,hampir semua efek-efek yang paling tidak dikehendaki adalah minor dan tidak berlangsung lama, beberapa diantaranya memberikan akibat serius yang perlu diperhatikan. Ini terutama kasus dimana para partisipan memiliki kerawanan-kerawanan yang bersifat psikopatologi dan neurofisiologi, dan dimana praktek-praktek hipnosis tidak memungkinkan penyaringan yang memadai pada kerawanan-kerawanan,maupun sebuah respon yang memadai oleh praktisi jikalau reaksi-reaksi tak dikehendaki terjadi. Tinjauan juga telah menyingkapkan bahwa jumlah riset pada topik ini sangat kecil, yang mana, mengingat keseriusan reaksi-reaksi yang tidak sering terjadi ini, komunitas sains memiliki sebuah tanggungjawab untuk mengatasinya. Harus dicamkan dalam benak secara kokoh bahwa hampir semua subyek telah melaporkan efek-efek positif hipnosis. Tidak akan ada bidang-bidang : hipnosis klinik atau hipnosis untuk entertainmen jika ini tidak terjadi. Dalam konteks eksperimental, 2 studi telah medokumenstasikan ini, menunjukan bahwa 62% dan 56,6% partisipan telah melaporkan pengalaman menyenangkan dua hari kemudian (Hilgard,1974; Page dan Handley,1993). Dalam studi kedua, dinilai telah merilekskan dan menyegarkan telah direkam sebagai efek-efek setelah hipnosis pada 31,9% subyek-subyek, meningkat menjadi 86,2% ketika induksi hipnotik dimasukan (Page dan Handley, 1993). Pada mahasiswa-mahasiswa, hipnosis telah memberikan nilai-nilai kesenangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan serangkaian aktivitas-aktivitas kampus lainnya ( Coe dan Ryken, 1979). Crawford dkk (1982), saat mewawancarai 22 mahasiswa yang telah berpartisipasi dalam hipnosis panggung, hanya menemukan satu yang diukur sebagai sepenuhnya negatif. Hampir semua orang yang telah melaporkan konsekuensi-konsekuensi yang tak dikehendaki dalam studi-studi eksperimental telah menilai pengalaman tersebut sebagai sepenuhnya menjadi positif. Walau demikian, reaksi-reaksi tidak dikehendaki memang terjadi dan hanya dengan mengeksaminasi natur reaksi-rekasi tersebut dan penyebab-penyebab hal itu terjadi dapat diterapkan langkah-langkah pengamanan yang semestinya untuk mengeleminasi atau semaksimal mungkin mengurangi kemungkinan-kemungkinannya. Bahkan dalam latar laboratorium yang tidak membahayakan, dimana induksi-induksi hipnotik pada umumnya terdiri atas skala-skala Stanford dan Harvard, yang memasukan langkah-langkah pengamanan untuk meminimalisasi reaksi-reaksi buruk, reaksi-reaksi yang tak diinginkan telah dilaporkan hingga satu setengah dari subyek-subyek. Ini adalah sebuah insiden yang tinggi dan layak akan pertimbangan yang lebih lagi dibandingkan dengan yang telah diberikan dalam waktu-waktu belakangan ini. Dalam latar laboratorium, efek-efek lanjutan negatif mungkin dapat dipandang sebagai tidak lebih daripada sebuah gangguan remeh pada hamptr semua partisipan, dan mungkin menjadi konsekuensi praktis yang kecil, hanya berperan sebagai sebuah penggentar dalam berpartisipasi dalam sebuah ekperimen hipnosis laboratorium kembali. Reaksi-reaksi yang tak dikehendaki dalam laboratorium telah terjadi dalam waktu-waktu yang berbeda dan tidak ada dasar-dasar untuk mempercayai bahwa hal-hal tersebut mengakibatkan kondisi-kondisi buruk lanjutan yang terus berlangsung, walaupun kejadian-kejadian langka adalah mungkin terjadi. Akan tetapi, sebagaimana dalam sebuah sebuah konteks ekperimental, sebuah sakit kepala mungkin hanya sebuah ketaknyamanan sepintas lalu, dalam sebuah konteks kesehatan, sebuah sakit kepala yang dipicu oleh hipnosis mungkin cukup untuk menyingkirkan praktek hipnosis diri sendiri di rumah, katakanlah untuk tujuan meningkatkan sistem imun oleh seorang siswa sebelum ujian atau seorang pasien dengan gangguan virus ( Gruzelier, Clow, Evans, Lazar, dan Walker, 1997; Fox, Henderson, Barton, Champion, Rollins, Catalan, McCormack dan Gruzelier, 1999). Pemikiran yang lebih serius adalah kejadian-kejadian tragis patologi yang muncul dari tujuan-tujuan yang lebih tidak berguna seperti sebagai hiburan. Serangkaian isu-isu berikut ini, paling penting diantaranya adalah pertanyaan bagaimana mencegah efek-efek tak dikehendaki dan apa yang hendak diberitahukan oleh efek-efek tak dikehendaki itu mengenai natur hypnosis. Andaikan kita memiliki sebuah pemahaman yang lebih baik akan proses-proses yang terlibat maka kita akan menjadi lebih baik diperlengkapi untuk mengeliminasinya.
Natur efek-efek buruk dan mungkin bersifat psikologis dan fisiologis. Dalam laboratorium, reaksi-reaksi bersifat psikologis mencakup perubahan-perubahan karakter dalam kesadaran seperti perasaan mengantuk dan perasaan linglung, dan pengalaman-pengalaman kognitif seperti amnesia, bingung, distorsi skema tubuh , dan abreaksi (-sebuah reaksi autonomic, tidak disadari dimana seseorang sedang merespon pada sebuah stimulus yang mengingatkannya pada sebuah situasi yang telah dialami sebelumnya, apa ini? Baca ini) pada peristiwa-peristiwa hidup tak menyenangkan yang memorinya dibangkitkan oleh konten dan prosedur-prosedur induksi hipnotik. Reaksi-reaksi bersifat psikologis terdiri dari tanda-tanda somatic (apa ini? Baca ini )dan autonomic (apa ini? Baca ini )seperti sakit kepala, mual, jantung berdebar-debar dan kekakuan. Ada satu orang yang melaporkan sebuah konsekuensi serius, sebuah kejang. Disamping insiden istimewa ini, hipnosis klinik dan hipnosis untuk entertainmen telah bertanggungjawab atas kondisi-kondisi yang lebih berat, termasuk sakit kepala kronis dan depresi, reaksi-reaksi kecemasan yang parah, kejang dan keadaan nyaris kehilangan kesadaran, bangkitnya memori-memori trauma lama, berulangnya peristiwa-peristiwa disosiatif yang bersifat spontan, dan memicu penyakit-penyakit psikiatrik atau menghasilkan dekompensasi (gagal untuk menghasilkan mekanisme-mekanisme penanggulangan yang efektif merespon stress, berakibat gangguan personalitas), dengan penyakit mulai dari reaksi-reaksi kecemasan hingga psikosis. Corak-corak psikodinamik yang berulang terjadi meliputi mimpi-mimpi regresif melalui asosiasi dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya; motivasi yang berkonflik; seperti dalam sebuah hasrat kuat untuk mengalami hipnosis namun antipati terhadap figur-figur otoritas yang direpresentasikan oleh penghinotis (Page dan Handley. 1990); dan asosiasi-asosiasi antar sebuah peristiwa masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan dan sebuah ciri utama induksi yang dihasilkan terutama dalam efek-efek berpotensi jika peristiwa terdahalu merupakan peristiwa traumatis, dan sebuah reaksi buruk umumnya muncul melalui instruksi-instruksi regresi usia ( Hilgard dkk, 1961; Kleinhauz, Dreyfuxx, Beran, Goldberg dan Azikri,1979; Crawford dkk, 1982; Page dan Handley, 1993; Barber, 1995).Faktanya, regresi usia telah digambarkan sebagai 'secara potensi merupakan fenomena hipnosis paling beresiko' dikarenakan ' meregresikan seorang subyek ke sebuah pengalaman traumatik' (Weitzenhoffer,1957). Karena alasan ini, ketika merujuk pada regresi usia, skala Standford of Hypnotic Susceptibility membawa partisipan kembali ke 'sebuah hari yang baik,' bukan hari yang lain, dan ke sebuah situasi spesifik yang aman 'duduk didalam kelas menulis dan menggambar pada kertas-kertas, bukan situasi lainnya. Akan tetapi, bahkan ini bukan langkah-langkah pengamanan mencegah sejumlah partisipan mengalami pengalaman-pengalaman tak menyenangkan di masa sebelumnya. Ini telah diungkapkan oleh pengalaman pertamaku dengan hipnosis ( Gruzelier, Brow, Perry, Rhonder dan Thomas. 1984; Gruezelier dan Brow, 1985) ketika saya melakukan penyaringan subyek-subyek untuk hipnotic susceptibility dan 2 partisipan harus dikeluarkan karena mengalami abreaksi (ekspresi dan konsekuensi lepasnya emosi sebelumnya yang dipendam, terjadi melalui mengenang pengalaman yang menyebabkannya—khususnya melalui hypnosis ) yang sangat menekan jiwa dalam merespon regresi usia. Walaupun reaksi-reaksi ini segera ditanggulangi, dari titik ini saya telah memutuskan , saya tidak dapat memasukan item regresi usia dalam studi-studi ekperimentalku. Terkenang terkait dengan kejadian-kejadian kehidupan sebelumnya tidak harus kognitif, tetapi dapat meluas hingga peristiwa-peristiwa bersifat somatis dan psikologis atau kombinasi keduanya. Dapat dibayangkan, selagi asosiasi-asosiasi berakumulasi, pontesi untuk terjadinya abreaksi dapat meningkat. Ini telah diperlihatkan dengan analisa tajam Hilgard dkk (1961) yang mengungkapkan inter alia atau antara lain pengalaman-pengalaman negatif di masa kanak-kanak dengan operasi-operasi yang melibatkan reduksi kesadaran dengan anastesi kimia ( lihat juga Orne,1965; Page dan Handley.1993). Kedua pengalaman telah melibatkan hitungan mundur dan perubahan-perubahan dalam kewaspadaan/keawasan (araousal- apa ini? Baca ini ) dan kesadaran. Perubahan dalam kewaspadaan dapat melibatkan rileksasi atau sebuah pengubahan /modifikasi kesadaran yang lebih kompleks, atau mungkin hanya ada ekspetasi bahwa sebuah pengubahan kesadaran akan berlangsung. Asosiasi-asosiasi antara kecemasan atau reaksi-reaksi takut dan pergeseran-pergeseran dalam ritme otak dan pergeseran-pergeseran asosiasi-asosiasi dalam reorganisasinya yang bersifat topografi dapat menjelaskan laporan-laporan terjadinya dan pemulihan kejang dan kehilangankesadaran/pingsan ( Hilgard dkk,1961; Kleinhauz dan Beran, 1981). Perubahan-perubahan dalam hal kewaspadaan (arousal) berangkali menjadi sekunder terhadap instruksi-instruksi hipnosis serta juga primer. Pengaruh-pengaruh sekunder diindikasikan karena sejumlah perubahan-perubahan dalam kewaspadaan/keawasan dialami oleh mereka dengan susceptibility rendah serta juga yang tinggi ( William dan Gruzeilier,2000). Adalah laporan Hilgard dkk (1961) yang sangat mempengaruhi perkembangan-perkembangan selanjutnya yang pertama-tama telah menarik perhatian terhadap fakta bahwa dalam latar eksperimental, efek-efek buruk tidak hanya terjadi pada siswa-siswa dengan susceptibility tinggi ( memiliki kerentanan yang tinggi untuk mudah dipengaruhi-sehingga mudah untuk dihipnosis). Sepuluh dari 17 mahasiswa-mahasiswa yang telah terpengaruhi mengalami level-level susceptibility dari medium hingga rendah. Keragaman faktor-faktor kontekstual mungkin menjadi sama pentingnya pada yang rendah seperti pada mereka dengan susceptibility tinggi. Para mahasiswa dengan susceptibility rendah dapat mengalami kecemasan terkait ekspektasi-ekspektasi terkait dengan kemungkinan konsekuensi hipnosis, atau, bergantung pada lingkungan-lingkungan, yang mungkin mengalami alterasi atau sesuatu yang mengubah kewaspadaan melalui rileksasi. Pengaruh-pengaruh lainnya mungkin terjadi terutama mengacu bahwa beberapa perubahan dalam neurofisiologi (terkait funsi syarat pusat dan peripheral—apa ini? Baca ini )telah melakukan pembedaan susceptibility tinggi dari yang rendah (Gruzelier, 1998; Williams dan Gruzelier,2000). Walau demikian,walaupun sebuah level susceptibility rendah tidak mencegah terjadinya reaksi-reaksi buruk ( Hilgard dkk,1961; Crawford dkk,1982), ada sebuah rentang bukti reaksi-reaksi lebih valensi atau daya tarik atau nilai emosi yang positif dan negatif telah diasosiasikan dengan kemampuan yang tinggi untuk masuk kedalam keadaan hipnosis, sesuai dengan sebuah pengaruh utama. Sebagai contoh, reaksi-reaksi yang tak dikehendaki telah lebih sering diasosiasikan dengan item-item atau perihal-perihal kognitif pada skala-skala susceptibility ( Coe dan Ryken, 1979), dengan skala-skala yang memiliki muatan lebih tinggi pada item-item kognitif yang memerlukan level-level susceptibility yang lebih tinggi dibandingkan dengan item-item ideomotor ( Hilgard, 1974; Crawford dkk, 1982), dan didominasi keterlibatan personal pada hipnosis klinik dan panggung. Alterasi-alterasi atau hal yang menyebabkan perubahan dalam proses kognisi (tindakan mental atau proses mendapatkan pengetahuan dan pengertian melalui pikiran, pengalaman dan indera/akal sehat) dengan hipnosis pada saat ini ditunjang dengan bukti neurofisiologi dari elektrofisiologis (apa ini? Baca ini ), neurofisiologis ( apa ini? Baca ini) dan studi-studi pencitraan otak- brain imagining- apa ini? Baca ini ( Crawford dan Gruzelier, 1992; Gruzelier dan Warren, 1993; Gruzelier, 1996b, 1998; Kaiser, Barker, Haenschel, Baldeweg dan Gruzelier,1997; Szechtman, Woody, Bowers dan Nahmias, 1998; Rainville, Hofbauer dan Paus, 1999; Halligan, Athwal, Oakley dan Farckowitz, 2000). Kecukupan dehipnosis dan kecukupan penyingkiran sugesti-sugesti memiliki keterkaitan dengan efek-efek buruk. Walaupun tak diragukan lagi inilah kasusnya, prosedur-prosedur dehipnosis konvensional tidak menghalangi reaksi-reaksi buruk. Respon-respon pada instruksi-instruksi selama hipnosis dan pembangkitan kenangan atas pengalaman-pengalaman yang dipicu oleh asosiasi-asosiasi dalam hipnosis dapat mengalami penundaan selama beberapa hari setelah hipnosis, apakah mereka (instruksi-instruksi) telah merespon dalam hipnosi atau disingkirkan pada kesudahannya atau tidak. Berangkali yang paling serius dan sering dilaporkan terkait dampak lanjutan yang tak diinginkan adalah psikosis ( Heyer, 1931; Levine, 1942; Wolberg,1945, 1964; Brenman dan Gill, 1947; Mayer, 1952; Rosen, 1953, 1960; Rosen dan Ericksen, 1954; Raginsky, 1956; King, 1957; Weitzenhoffer, 1957; Ellis, 1958; Meares, 1960; Tom,1960; Lomas,1961; Rosen dan Bartemeier,1961; Auerback,1962; Abrams, 1963; Levitt dan Herschman, 1963; Kleinhauz dan Beran, 1981, 1984; Kleinhauz dkk, 1984; Judd dkk, 1985). Hipnosis klinik dan hipnosis untuk hiburan telah memicu psikosis dalam kondisi-kondisi yang sangat tertekan ( saat diatas panggung) atau dalam keadaan tidak tertekan, dimana hipnosis telah diselenggarakan untuk aplikasi-aplikasi yang tidak berhubungan dengan faktor-faktor psikodinamik seperti dalam obstetri (kebidanan), dermatologi dan pain relief atau pengendalian rasa sakit- [apa ini? Baca ini]. Dekompensasi ( gagal untuk memunculkan mekanisme-mekanisme penanggulangan psikologis yang efektif untuk merespon stres, berakibat gangguan kepribadian) telah diakibatkan dalam aplikasi-aplikasi pada pasien psikotik, tetapi hipnosis telah memicu episode-episode pertama psikosis, memasukan pasien-pasien tanpa sejarah pernah memiliki/mengalami abnormalitas-abnormalitas kepribadian atau genetik. Isu-isu ini memiliki implikasi-implikasi bagi natur hipnosis dan pengamanan-pengamanan. Sebab bukti ini pada umumnya telah diabaikan dalam literatur kontemporer, hal ini akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam sejumlah detail. Natur Hipnosis dan Skizoferenia : kesamaan-kesamaan dan kontras-kontras Sebagaimana telah diindikasikan diatas, pengetahuan mengenai bahaya-bahaya memicukan skizoferenia dengan hipnosis dapat dikatakan umum terjadi pada 1950-an dan 1960-an. Apa yang dapat menjadi informasi yang benar-benar baru bagi pembaca, menimbang langkanya keterkaitan skizoferenia dan hipnosis dalam psikiatri kontemporer, adalah bahwa sebelum adanya perhatian-perhatian abad pertengahan, telah ada minat sains yang intensif dalam aplikasi-aplikasi hipnosis pada skizoferenia, dan bahkan lebih mengejutkan lagi dalam keserupaan-keserupaan keduanya.
Faktanya, telah dilupakan bahwa tidak ada orang selain Ivan Pavlov (1941) yang melangkah begitu jauh dalam menimbang skizoferenia menjadi sebuah kondisi kronik hipnosis. Terlepas dari Pavlov, psikoanalis-psikoanalis juga telah menyimpulkan bahwa ada keserupaan-keserupaan skizoferenia dan hipnosis ( King, 1957; Bowers, 1961). Mengacu pada kontribusi-kontribusi Ivan Pavlov ( siapa dia? Baca ini) pada psikologi yang luar biasa dan terus bertahan dan pemahamannya pada hubungan-hubungan perilaku otak, sudut pandangnya bernilai untuk dipertimbangkan. Dalam pemaparan berikut ini, konsep-konsep yang masih menggaung kuat hingga masa kini ditulis dengan huruf miring. Pandangan-pandangan Pavlov telah didasarkan pada pengalaman ekstensif dengan hipnosis eksperimentaldan neurosis eksperimental dengan anjing-anjing ( terkait ini, baca ini dalam ) pada saat bersamaan penemuan-penemuan pentingnya berpengaruh tentang prinsip-prinsip asosiasi-asosiasi yang dikondisikan, dan aplikasi-aplikasinya untuk psikiatri. Dalam Conditional Reflexes ( 1928,1941), Pavlov pertama-tama mendeskripsikan kemampuan disugesti melalui eksperimen-eksperimen dengan anjing sebagai 'pada basisnya sebuah kesiapan sel-sel kortikal (apa ini? Baca ini)untuk melewati masuk dalam proses inhibitation' (1928:378; penekanan telah ditambahkan). Emosionalitas dalam histeria dan skizoferenia telah dipandang sebagai melibatkan sebuah melemahnya intgritas dan kontrol kortikal atas pusat-pusat sub kortikal, terkait control memunculkan 'sebuah aliran dalam refleks-refleks terkondisikan dalam jumlah besar yang sangat rumit (agresif, pasif-defensif, dan fungsi-fungsi lainnya pusat-pusat subkortikal) dengan melemahnya kontrol kortikal' (1928:378).
Bagi siswa-siswa skizoferenia, hal ini memiliki sebuah gema kuat dengan kekinian terkait skizoferenia. Pada basis pencitraan otak, bukti abnormalitas-abnormalitas focal ( apa ini? Baca ini ) dalam bentuk hypo- dan hyper metabolisme, teori-teori kotemporer popular telah mempostulasikan melalui hypo-frontality (apa ini? Baca ini ), sebuah kehilangan kendali menurun, kendali top-down yang mengakibatkan aktivasi berlebihan struktur-struktur limbik kortikal – apa ini? Baca ini-(Weinberger,1995). Oakley ( 1999) telah menyajikan sebuah model yang menyatukan histeria konversi dan hipnosis sekitar pengaruh-pengaruh sistem-sistem otak frontal pada bagian Cingulate dalam anatomi otak. Pavlov meneruskan:
Dalam Conditioned Reflexes, Vol 2 (1941), Pavlov melakukan ekstrapolasi lebih lanjut dengan rujukan rujukan pada hipnosis dan menarik analogi-analogi antara perilaku yang diinduksi dalam eksperimental anjing-anjingnya dan perilaku psikotik termasuk sterotipe, negatifisme, echolalia –kata yang diulang-ulang (apa ini? Baca ini), echopraxia- imitasi perilaku orang lain, misal anda menggaruk kepala –apapun juga- maka itu akan ditiru penderita (apa ini? Baca ini),catalepsym catatonia ( apa ini? Baca ini ), kekanak-kanakan hebephrenic (apa ini? Baca ini)- sebuah bentuk skizoferenia yang ditandai dengan disintergrasi serius kepribadian termasuk bicara tidak beraturan, perangai kekanak-kanakan, dan perilaku anah, biasanya terlihat jelas selama pubertas, kategori dianostik paling umum dalam rumah sakit jiwa,serta juga kegairahan tak terduga dan agresif:
Disini ada keserupaan-keserupaan dengan model-model kontemporer inhibitation kortikal yang top-down pada hipnosis dan terkait dengan kemampuan untuk dihipnotis (apa ini? Baca ini) [Gruzelier, 1990, 1998; Woody dan Bowers, 1994; Woody dan Sadler, 1998; Kallio, Revonsuo, Hamalainen, Markela dan Gruzelier, 2000a). 'Mempelajari gejala-gejala skizoferenik yang telah disebutkan diatas, saya bergerak ke kesimpulan bahwa semua gejala tersebut adalah pengekspresian sebuah keadaan hipnotik kronis';..siapapun hampir tidak dapat meragukan bahwa skizoferenia dalam variasi-variasi dan fase-fase tertentu sesungguhnya menunjuk hipnosis yang kronis' (Pavlov, 1941:42). Terpisah sama sekali dengan Pavlov dan pemikiran Barat yang cenderung menjadi bertolak belakang terhadap Pavlov (sebagaimana digambarkan dibawah), King (1957) telah menyediakan sebuah kisah bersifat deskriptif memaralelkan antara hipnosis dan skizoferenia. Ini juga kontemporer dalam konsep-konsepnya dan hanya interpretasi yang bersifat psikoanalisa tidak melewati batas-batas teori psikodinamik (apa ini?baca ini) pada eranya. King memulai dengan mengutip bukti pada impairment in proverb interpretation [apa ini? Baca ini- gangguan terkait fungsi-fungsi eksekutif yang mencakup sepektrum fungsi-fungsi kognitif seperti pemantauan, pengendalian, perencanaan, inisiasi perilaku, fleksibilitas , inhabitation dalam hipnosis yang telah diinterpretasikan sebagai sebuah hilangnya kemampuan atau kecakapan untuk bersikap kritis /critical faculty (apa ini? Baca ini). Hal ini telah didokumenkan dengan baik pada waktu itu dan karena terjadi dalam sebuah jumlah yang lumayan besar pada pasien-pasien skizoferenik ( Payne,1960). Mengadopsi terminologi Bleuer ( lihat Bleuer, 1969), King mencatat bahwa empat gejala fundamental—gangguan-gangguan asosiasi dan pengalaman (manifestasi) emosi-emosi, autisme dan ambivalensi—kesemuanya hadir dalam hipnosis, sebagaimana telah terjadi pada gejala-gejala halusinasi dan delusi. Gangguan-gangguan sensasi dan persepsi lainnya seperti distorsi-distorsi citra tubuh juga terjadi pada keduanya, seperti halnya pikiran yang diblok. Paralel ini telah meluas hingga ke gejala yang lebih bersifat tidak langsung/hanya menyinggung saja, ' kualitas tatapan mata,' selanjutnya telah didokumenkan secara psikofisiologi -apa ini? Baca ini- (Myslobodsky dkk, 1983), menemukan sebuah hal yang berkorespondensi atau memiliki kesamaan dalam hipnosis dimana berkedip pada dasarnya telah dielminasi ( Kallio, Rovonsuo dan Lang,2000b). Susceptibility Hipnotik dan psikosis Sejaman dengan publikasi tesis Pavlov, ada sebuah pandangan Barat yang menentang bahwa pasien-pasien psikotik tidak dapat disugesti atau dihipnotis. Ini membawa pada sebuah kajian pada apa yang ternyata menjadi jejak palsu (bukan yang pertama atau terakhir dalam riset skizoferenia)—yaitu, bahwa kemampuan disugesti/suggestibility dan susceptibility (kerentanan untuk dengan mudah dipengaruhi) hipnotik dapat membuktikan kebenaran diagnostik dan membedakan antara psikosis (tidak dapat dihipnotis) dan neurosis (dapat dihipnotis). Ini pada akhirnya tidak terbukti. Lavoie dan Sabourin (1980) telah mengategorikan 23 studi yang telah mereka tinjau menjadi: (a) studi-studi yang melibatkan suggestibility (kemampuan untuk disugesti-seberapa banyak seseorang menerima dan bertindak atas sugesti yang diterima) dalam keadaan sadar ("waking" bukan trance—editor Anchor) dengan tes-tes 'keseimbangan tubuh'- body sway ( apa ini? Baca ini ) (b) studi-studi awal susceptibility hipnotik menggunakan Skala Davis and Husband Hypnotic (Davis dan Husband, 1931), dan (c) studi-studi selanjutnya ( total mencapai 723 pasien) menggunakan instrumen -instrumen yang telah distandardisasi seperti Standford Scales. Ketika data dari setiap tiga kategori dipertimbangkan sebagai sebuah keseluruhan, konklusinya adalah sama—skor rata-rata grup-grup pasien ( psikosis) lebih rendah daripada grup-grup control tetapi distribusi-distribusi telah mengalami tumpang tindih pada derajat tertentu sehingga melakukan diskriminasi tidak mungkin. Lebih lanjut, grup-grup pasien telah diharmonikan untuk usia, para pasien memiliki level-level susceptibility yang lebih tinggi daripada pasien-pasien grup control ( Gordon, 1973). Sejumlah faktor-faktor bersifat metodologi merumitkan konklusi-konklusi siapapun yang mempelajari bidang ini, seperti bidang-bidang lainnya, riset skizoferenia, terletak pada diversitas kondisi klinis. Skizoferenia adalah heterogen dalam perilaku dan proses penyakit. Sejumlah upaya telah dibuat untuk menangkap perihal ini, menggantikan yang orisinal- subkategori-subkategori Kraepelinian yang telah bertahun-tahun dengan subdivisi-subdivisi seperti akut-kronik, proses-reaktif, premorbid baik-buruk, prognosis baik-buruk, Tipe I dan II, positif versus negatif. Ciri-ciri khas yang menyertai pasien-pasien yang lebih suggestible ( terkadang sedemikian tingginya suggestible) dengan sejumlah konsistensi, tetapi dengan sejumlah pengecualian, dalam studi-studi yang telah ditinjau oleh Lavoie dan Sabourin (1980) termasuk akut ketimbang kronik, yang merupakan pembedaan/kekhususan paling dapat direplika, paranoid dan tidak dapat dibedakan ketimbang katatonik- sebuah keadan tidak responsif terhadap stimulus pada seseorang yang terlihat dalam keadaan sadar ( apa ini? Baca ini), dan perempuan ketimbang pria, pasien rawat jalan ketimbang pasien inap. Ini adalah sebuah konstelasi yang longgar pada cirri-ciri khas yang kerap menyertai sebuah sindrom positif lebih daripada negatif (Gruzelier,1999). Tidaklah mengejutkan, negatifisme (- apa ini? Baca ini . Perilaku pasien yang berlawanan dari apa yang diharapkan atau dimintakan tanpa alasan yang nyata, misal pasien menutup mata padahal diminta untuk membuka kedua matanya, makin keras ditutup. Setiap permintaan memprovokasi perlawanan lebih lanjut), kecurigaan paranoid, menarik diri dan tidak dapat bekerjasama-sangat kokoh melawan hipnosis. Sebagaimana Lavoie dan Sabourin ( 1980) telah menyimpulkan, 'Data baru-baru ini kelihatannya akan mendukung hipotesis kemampuan dihipnotis normal dalam sejumlah contoh-contoh pasien skizoferenik, telah memberikan variable-variabel yang relevan (usia, kekronisan, tipe kerelaan dan jenis kelamin) telah dikontrol secara tepat' (1980:391). Perawatan medis psikosis dengan hypnosis Merujuk sejarah, ada sisi lain dari koin. Beberapa praktisi yang teramat ahli yang telah berpengalaman baik dalam aplikasi-aplikasi pengobatan/therapeutic hipnoanalysis ( apa ini? Baca ini ) dan natur skizofernia telah melaporkan efek-efek berguna dalam perawatan medis psikosis. Hal-hal ini berkaitan untuk menegakan hubungan harmonis, menyingkirkan gejala-gejala, mengubah sikap-sikap dan rehabilitasi di tempat kerja ( Bowers,1961; Abrams,1963; Erickson,1964,1977; Guze,1967; Wolberg,1964; Lavoie dan Sabourin,1980). Seperti Guze (1967) telah meneorikan, kemampuan untuk memanipulasi halusinasi-halusinasi dan delusi-delusi dengan hipnosis memberikan sebuah sarana reorganisasi saling mempengaruhi antara realitas bagian dalam dan bagian luar, sebuah gangguan yang mendefinisikan karakteristik-karakteristik psikosis. Meskipun demikian ini jelas bukan sebuah pendekatan yang harus dilakukan secara enteng, dan merupakan pendekatan yang memerlukan keawasan yang besar. Berangkali upaya yang paling besar pada perawatan psikosi telah dilaporkan oleh Bowers (1961), yang telah mengobservasi 5-12 tahun peringanan dalam 30 kasus kronik yang berjalan, sulit ditangani pada bentuk-bentuk perawatan medis lainnya dan pada mereka hipnosis telah digunakan sebagai upaya akhir; tidak ada pencapaian berarti. Cenderung ini mengingatkan pada Pavlov, dia berkomentar:
Setelah menggambarkan satu kasus tersebut, dia melanjutkan: 'Pasien-pasien ini terlihat harus belajar trik-trik menginduksi sebuah keadaan auto hipnosis dengan tujuan untuk menarik dari sebuah perubahan-perubahan terutama yang tak menyenangkan pada realitas luar' (1961:43). Secara historis sekitar waktu yang sama, peneorian serupa mengenai menarik diri atau pengunduran sebagai sebuah mekanisme protektif telah dikembangkan dalam psikiatri eksperimental (Wing dan Brown, 1970), dan secara teori masih harus digantikan. Sebuah kasus pertama episode Skizoferenia setelah hipnosis panggung Di Inggris pada 1998, sebuah kasus unik telah diajukan ke Pengadilan Tinggi dimana seorang pasien (CG) yang telah menjadi penderita skizoferenia untuk pertama kalinya dalam satu minggu setelah hipnosis panggung, telah menjadi kasus gagal melawan si penghipnotis; sebuah kasus yang menjadi tonggak penting yang menghasilkan keputusan ke arah yang lain. CG seorang Prancis berusia 25 tahun telah digambarkan sebagai seorang yang tenang dan mudah bersosialisasi dan dalam hubungan yang stabil pada saat insiden terjadi 1995. Dia telah menghadiri sebuah pertunjukan hipnosis panggung dimana dia telah dihipnotis selama 2 jam 15 menit oleh seorang performer panggung dan televisi. Setelah pertunjukan dia mengalami sebuah sakit kepala, memorinya telah menjadi samar dan kedua matanya terlihat sayu. Dia tidak dapat tidur sampai pukul 04.00. Pada keesokan harinya di tempat kerja dia telah dinilai sebagai mengalami sebuah perubahan kepribadian, tertawa dengan keras dan dan tidak pantas dan telah memperlihatkan agresi irasional. Dia telah bereaksi pada pemberitahuan ketidakefektifan kerja dengan bercanda, kesemuanya ini bukan karakternya. Ketika pergi ke pub di hari berikutnya dan akhir pekan keesokannya, dia telah memperlihatkan suasana hati yang berubah-ubah dan melibatkan dirinya dalam percakapan-percakapan orang lain secara tidak pantas. Pada waktu-waktu lain dia ketakutan, agresif dan marah. Pada hari yang ketiga dia telah melihat seorang yang sedang berolahraga lari dan terdorong untuk menirunya. Lima malam berikutnua ketika tiba bagi anaknya untuk belajar Karate, dia meminta pacarnya untuk membantu. Pacarnya mendaptkan dia sedang berdiri dengan pakaian karate, menatap dan memandangnya. Dia terlihat ketakutan, secara terus-menerus meminta jaminan dan diatas selembar kertas dia telah menuliskan hal-hal yang salah, dia tidak terkendali, tetapi tahu bahwa pacarnya akan membantu dia. Pada hari berikutnya dia telah hancur dengar air mata berlinang di tempat kerja. Si penghipnotis telah dihubungi dan menolak bertanggungjawab, dan pada sebuah kontak kedua telah mengatakan bahwa dia telah dinasehati oleh seorang pengacara untuk tidak terlibat dan bahwa kondisi semacam itu tidak ada kaitan dengan hypnosis. Dia telah merekomendasikan seorang psikoterapis yang telah menasehati CG untuk menunggu lebih lama. Dia telah melihat sebuah GP yang telah merekam kewaspadaan berlebihan dan kehilangan konsentrasi. Perilakunya berlanjut memburuk dan dia telah mengatakan bahwa dia telah merasa bahwa dia akan mati, berpikir bahwa dia dapat menghentikan mobil-mobil dengan matanya, dan merasa bahwa dia sedang menaiki sebuah tangga menuju surga dan pada saat mencapai puncak dia akan mati. Pada hari kedelapan, dia telah menjumpai psikiatris dan pada hari berikutnya telah dirawat di rumah sakit dimana dia telah dirawat selama satu bulan. Pada perawatan rumah sakit , dia telah mengakui ide-ide referensi dan halusinasi-halusinasi yang melibatkan mendengar suara-suara. Gejala-gejala yang muncul padanya memenuhi sebuah diagnosa dari sebuah episode penderita skizoferenia akut yang terjadi setelah hipnosis ( Allen,1995). Walaupun dia telah memberikan respon pada perawatan medis dengan neuropletik ( sebuah pengobatan psikiatrik untuk mengangani psikotik termasuk delusi, halusinasi dan kekacauan pikiran- apa ini? Baca ini) , dia masih menyimpan kesulitan residual, dan kembali bekerja dengan terus melanjutkan perawatan dengan dosis rendah. Tujuh bulan kemudian dia kembali jatuh pada kondisi skizoferenia awal setelah melihat penghipnotis yang sama di televisi, saat diaman dia membutuhkan dosis-dosis signifikan neuropletik. Dia tidak kembali bekerja dan telah menjadi berlebihan dua bulan kemudian. Delapan bulan kemudian, psikoterapisnya telah menasehati untuk menghentikan pengobatan sebab dia terlihat sehat, tetapi dalam waktu satu bulan dia telah mengalami kekacauan pikiran, dengan pemikiran-pemikiran yang berlomba, ketidakmampuan untuk tidur dan kurangnya wawasan. Dengan kejadian ini dia membutuhkan sebuah perawatan medis neuropletik dosis rendah untuk mencegah pengulangan skizoferenia akut. Penulis telah bertindak sebagai saksi ahli untuk kepentingan pasien. Walaupun ditentang tajam pada proses ruang pengadilan, sebuah kasus dimana terdakwa telah mengklaim telah menghabiskan £ 1juta , merupakan nilai sains yang kecil, ini adalah kepentingan ilmu pengetahuan untuk pengetahuan yang dihasilkan pada perkembangan skizoferenia, selain dari bahaya-bahaya hipnosis, dan untuk sikap-sikap terhadap relasi antara psikosis dan hipnosis. Bersambung ke bagian 6 UNWANTED EFFECTS OF HYPNOSIS: A REVIEW OF THE EVIDENCE AND ITS IMPLICATIONS,Contemporary Hypnosis (2000) Vol. 17, No. 4, 2000, pp. 163–193 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora |
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment